*Naruto created by Masashi Kishimoto*

Naruto: Rockin' Heaven Onime no Uchiha Hanabi-hime

Warning!

OOC, sedikit IC, OC, AU, misstypo, dsb.


A/N:

Saya hanya author gadungan yang ingin berkarya. Boleh saja kan? *Devil's eyes+play knife*. Saya harap para readers dengan setia membaca fict abal saya.

Padahal fict saya satunya belum kelar-kelar udah buat fict baru lagi, dasar author nggak becus! *disemprot baygon*. Fict ini saya buat dari adaptasi salah satu manga. Jadi, jika ada yang mau protes silahkan, tapi saya sudah memperingatkan dari awal. Kalo nggak suka nggak usah dibaca. Wokkeh?

Satu lagi, fict ini saya persembahkan untuk teman-teman saya yang senantiasa membaca fict abal saya ini ...


Please Read 'n Review

.

.

.

Chapter 1


Tempat itu adalah tempat di mana aku bertemu denganmu pertama kali.

"Sakura! Berapa banyak lagi waktu yang kau buang hanya untuk mempersiapkan itu!" teriak seorang wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah ibu Haruno Sakura — Haruno Sakuya.

"Tunggu beberapa menit lagi, bu! Ibu jangan lihat dulu, tunggu aku menunjukkannya," sahut Sakura.

Beberapa menit kemudian ...

"Bagaimana seragam sekolahku? Bukankah sangat sempurna untuk gadis menawan sepertiku?" ucap Sakura yang hanya diikuti oleh sweetdropnya ibu dan adik Sakura (Haruno Sayaka). "Ini sangat menakutkan ... bagaimana sempurnanya seragam ini ..." ucap Sakura dramatis.

"Kau memilih sekolah berdasarkan hanya dari kecantikan seragamnya? Bodoh!" ucap ibu Sakura. Sedangkan Sayaka hanya colek-colek ibunya minta makan.

"Ini bagus ibu! Coba lihat!" teriak Sakura kesal karena ibunya itu selalu bertentangan argument dengannya.

"Belum cukupkah kau tunjukkan itu selama liburan musim semi?" tanya ibunya yang berjiwa muda ini, apalagi kalau lagi marah — tentara saja mungkin akan terkalahkan.

"Bagus, Sakura. Ini untukmu," tiba-tiba suara berat muncul dari belakang tubuh ibu Sakura, yaitu Kim Jonglyu — ayah Sakura (dia merupakan keturunan dan warga Korea). "Aku dan ibumu mempersembahkan ini untukmu," lanjutnya lagi sambil menyerahkan kotak hadiah pada Sakura.

Sakura membuka kotak itu dan betapa terkejutnya dia, "ini ..." ucap Sakura terperanga tak menyangka. "Bukankah ini leather loafers?" tanya Sakura tak yakin.

"Bukankah kau selalu menginginkannya?" tanya ayah Sakura sembari menggendong Sayaka.

"Kalian sugguh memberikan ini untukku?" tanya Sakura sungguh-sungguh tak yakin.

"Kalau kau tak mau kembalikan saja itu!" ucap ibu Sakura.

"Tidak! Terima kasih ayah! Ibu!" ucap Sakura dan memeluk kedua orang tuanya itu.

"Cepat siap-siap! Sudah tak ada banyak waktu!" ucap ibu Sakura sambil mengambil Sayaka dari gendongan suaminya.

Haruno Sakura, lima belas tahun.

Dimulai dari bulan April, kami pindah ke rumah baru. Kami pindahan dari London, Inggris.

Dengan kata lain ...

Memulai hari baru bagiku.

Tahun pertamaku menjadi murid di Amawa Academy, salah satu divisi sekolah menengah atas di Jepang.

'Whoaa! Aku akan bekerja keras!' Pikir Sakura. Ia pun berjalan memasuki gerbang sekolah, dan mencari ruang kelasnya. 'kelas G, eh? Kelas G?'.

"Semua murid baru, harap memasuki ruang kelasnya masing-masing," pengumuman dari pengeras suara di setiap sudut sekolah.

'Tidak ada satu pun dari sekolahku dulu ya?' pikir Sakura sambil menatap ke seluruh penjuru koridor. 'Huh? Apakah aku salah sekolah? Kenapa semua orang menatapku begitu?'. 'Mungkin karena seragam ini aku jadi terlihat sangat menawan,' pikir Sakura ngaco sambil nyengar-nyengir gaje.

"Hey, kamu menyeringai berlebihan di sini," ucap seorang gadis dari belakang Sakura.

"Whoa! Kau mengejutkanku! Eh? Seorang gadis," ucap Sakura spontan.

"Apakah kau juga di kelas G?" tanya gadis itu.

"Ah! Iya, aku Haruno Sakura. Mohon bantuannya," ucap Sakura sambil bungkuk-bungkuk gaje.

"Aku Natsu Haruna," sahut gadis bernama Haruna itu, agak mirip dengan marga Sakura.

"Lalu, ayo kita masuk ke kelas bersama-sama! Yang mana? Oh ya, kamu dari sekolah mana?" tanya Sakura dan membuka pintu kelas tanpa memperhatikan ke depan dan terus mengobrol dengan Haruna.

Saat Sakura dan Haruna memasuki kelas, betapa terperanganya Sakura mendapati kelas G berisi murid laki-laki semua.

"Appaa! Gadis?" teriak semua siswa di dalam kelas itu.

"Apa!"

"Sungguh-sungguh gadis!" teriak dua siswa yang duduknya tak jauh dari pintu.

'SLAM!' Sakura menutup pintu itu paksa dan terpaku.

'Tbumb! Tbumb! Tbumb!' Jantung Sakura berdetak tak menentu.

"Apa ... apa sekarang? Kenapa murid di dalam kelas itu pria semua? Kita pasti salah kelas," tanya Sakura pada Haruna dengan ekspresi sungguh frustasi.

"Tidak, papan kelas itu tertulis 1-G. benar tidak?" ucap Haruna. Sakura langsung menatap papan tersebut. "Huh? Maksudmu, kamu tidak tahu?" tanya Haruna.

"Tahu apa?" tanya Sakura balik.

"Semua murid di sini laki-laki sampai akhir tahun ini," jelas Haruna yang sukses membuat Sakura sweetdrop.

"Bagaimana bisa?" protes Sakura.

"Mereka mulai menerima murid perempuan tahun ini, tapi perbandingan antara murid laki-laki dan perempuan mungkin sekitar lima banding satu," jelas Haruna. "Kenyataannya ini adalah kelas IPA, jadi laki-laki dan perempuan mungkin perbandingannya sekitar limabelas dan ... satu. Mungkin hanya kita murid perempuan," lanjut Haruno menjelaskan panjang dan lebar.

"Apa? jadi ... maksudmu, kelas ini hanya ada dua murid perempuan?" ulang Sakura.

"Yeah, mau bagaimana lagi," sahut Haruna.

"Apakah kalian berdua masuk kelas ini?" tanya seorang laki-laki berambut bokong ayam dan bermata onyx yang berjalan tanpa dosa dan sok keren abis *digebugkin Sasuke FC*. "Jadi ... gossip mengenai siswi baru itu benar," ucap laki-laki itu.

'Whoaa! Dia seprti model,' pikir Sakura. Dia agak terkejut hadirnya sosok yang tiba-tiba itu. 'Ah! Benar! Bersekolah dikelilingi oleh banyak laki-laki, siapa tahu aku dapat pacar yang tampan. Yeah! Ini keuntungan bagiku,' lanjut pikiran Sakura. "Iya, kami di kelas ini. Mohon bantuannya," ucap Sakura pada laki-laki itu.

"Hmmm ..." laki-laki itu hanya bergumam dan tersnyum tipis. "Dan, mohon bantuannya juga," ucap laki-laki itu dan mencium pucuk kepala Sakura tiba-tiba.

Sakura terdiam, otaknya mampet untuk sementara. Dan ...

"Kyaa! Apa yang kau lakukan?" teriak Sakura histeris. Sakura sampai dibuat spot jantung oleh laki-laki itu. Sakura memang lemot dan lola.

"Bagus," ucap laki-laki itu innocent dan masuk ke kelas tanpa tampang berdosa dan seperti tak terjadi apa pun barusan.

"Sasuke! Gadis-gadis itu sekarang masuk kelas kita," ucap laki-laki berambut yellow spike dari dalam kelas.

"Idiot!" runtuk Sakura pada laki-laki itu.

Pada akhirnya, mau tidak mau Sakura dan Haruna harus masuk kelas. Karena toa-toa sekolah sudah berkumandang tak kenal lelah menegur seluruh murid masuk kelas.

"Laki-laki itu nampak ... seperti 'boss'?" ucap Haruna pada Sakura.

"B ... boss?" ulang Sakura bingung. 'Siapa maksudnya? Apa laki-laki idiot tadi?' pikir Sakura.

"Anak kepala sekolah Amawa Academy ... Uchiha Sasuke," ucap Haruna. "Dia tidak pernah ragu-ragu untuk menggunakan pengaruh keluarganya.
kebanyakan dari kelas ini terdiri dari orang-orang yang tumbuh bersama," Haruna memberikan gambaran kelas itu pada Sakura agar Sakura tidak kaget. "Jika kau berharap dia pemimpin perdamaian di academy ini, kau salah. Lebih baik tidak cari masalah dengannya," lanjut Haruna sambil membolak-balik buku catatan.

"Baiklah, lalu ...? kau tahu banyak ya, bukankah begitu?" tanya Sakura ragu-ragu.

"Tentu," sahut Haruna tanpa ragu sedikit pun. "Kamu seharusnya memilih kelas model," ucap Haruna yang melihat penampilan Sakura.

"Hehehe ..." Sakura hanya tertawa gaje.

"Sekolah ini bagus menjadi bahan penelitian," lanjut Haruna.

"Penelitian?" tanya Sakura.

"Ya, cita-citaku adalah menjadi mangaka," ucap Haruna serius.

'Tuing!'

'Cita-cita macam apa itu? Ke sekolah ini hanya untuk melakukan penelitian? Anak ini aneh,' pikir Sakura.

"Hahahaha! Itu sangat aneh!" tawa ibu Sakura saat Sakura menceritakan semua pada ibunya setelah selesai mandi.

"Itu tidak lucu! Tinggal di kelas yang berantakan serta diisi oleh orang-orang aneh. Itu tidak baik untuk kejiwaanku," ucap Sakura kesal. "Teman perempuan yang lain juga sangat aneh!" lanjut Sakura merutuki nasibnya bersekolah di situ.

"Tidak masalah. Jika kamu tidak dapat menanganinya, aku bisa membantumu," ucap ibu Sakura sambil mengajak main Sayaka.

"Apa ibu bilang? Memang ibu doctor?" tanya Sakura lebay.

"Ah, tapi hari ini adalah awalnya bukan?" tanya ayah Sakura. "Apa yang terjadi setelahnya itu tergantung padamu, bukan begitu?" lanjutnya lagi sambil tersenyum.

Sakura tersentak mendengar ucapan ayahnya, "yeah" sahut Sakura.

Benar. Itu benar. Terlalu memikirkannya memang agak membuat takut.

'Lebih baik tidak cari masalah dengannya'.

Uchiha Sasuke ...

Dia tidak terlihat seperti apa yang dikatakan oleh Haruna.

"Dia terlihat sopan, walau dia memang idiot," ucap Sakura tanpa sadar.

"Katakan saja ... jika kau benci pergi ke sekolah itu," ucap ibu Sakura serius.

"Huh?" Sakura langsung melihat ke arah ibunya bingung.

"Berikan seragam itu ... aku akan kembalika ke tempatnya," ucap ibu Sakura dengan devil's eyes.

"Aku tidak akan menyerahkannya pada ibu! Ibu terlihat seperti orang gila!" teriak Sakura dan berlari ke kamarnya menyelamatkan seragamnya.

'Ah, tapi hari ini adalah awalnya bukan? Apa yang terjadi setelahnya itu tergantung padamu, bukan begitu?'

'Apa yang ayah pikirkan sehingga ia berkata seperti itu? Berkata memang enak, bertindak itu sangat sulit!' pikir Sakura sambil berjalan memasuki kelas.

"Hey! Berikan bolanya!" teriak anak laki-laki di kelas itu dan saling berkejaran. Padahal di dalam kelas sudah ada gurunya.

"Hey, kamu tahu tempat kencan yang bagus?"

"Aku pikir harganya hanya 2000 yen."

'Di sana sini hanya bercanda. Apakah aku memang tinggal di kelas ini? Ini menyebalkan,' pikir Sakura.

"Hay, Haruno! Aku dengar kau popular ya waktu di middle school?" tanya seorang laki-laki teman sekelas Sakura.

"Apa!" ucap Sakura kaget karena laki-laki itu muncul tiba-tiba. Sakura jadi ikut-ikutan buat ribut.

"Hei pak guru!" panggil laki-laki berambut yellow spike, tampan, manis dan imut-imut. "Kami punya pertanyaan untuk pak guru," ucapnya lagi.

'Apa yang akan mereka lakukan sekarang?' Sakura bertanya-tanya dalam hati.

"Baiklah, apa itu?" tanya pak guru tua berkacamata itu.

"Ini," ucap laki-laki tadi sambil menyerahkan selembar kertas pertanyaan. Yah, pertanyaan asal-asalan saja yang dia dan teman-temannya buat. "Jika pak guru tidak bisa menyelesaikannya dalam satu menit, pak guru tidak layak mengajari kami," ucapnya lagi.

"Silahkan dimulai!" ucap laki-laki berambut brown spike di samping laki-laki tadi.

Pak guru itu mengambil kertas itu dan berpikir.

"Dins! Dons! Times up!" teriak laki-laki yellow spike tadi.

"Get out! Get out!" teriak laki-laki lain berambut brown spike, dan red spike.

"Ya, keluar saja pak guru!" teriak siswa lainnya.

"Kalian!" teriak pak guru itu kesal sambil mendebrak meja guru.

"Keluar! Keluar! Keluar!" teriak seluruh siswa dalam kelas itu serempak, kayak demo gitu.

"Beraninya kalian mempermalukan guru kalian seperti ini!" bentak guru itu.

'Brakkk!' suara meja yang didorong kasar pake kaki. Semua orang menatap ke arah orang itu.

"Keluar," ucap Sasuke dingin dengan tatapan dingin menusuk.

Apa?

Bagaimana bisa begini?

Berbeda jauh dengan sifatnya yang ku dapatkan kemarin.

Seperti ada dua orang yang berbeda.

'Jika kau berharap dia pemimpin perdamaian di academy ini, kau salah. Lebih baik tidak cari masalah dengannya'.

"Sial!" ucap pak guru itu dan berlalu pergi meninggalkan kelas.

"Hahahaha! Dia sungguh-sungguh keluar!" tawa laki-laki berambut yellow spike yang menantang pak guru tadi.

"Pak guru itu bodoh! Mana bisa menyelesaikan soal yang kita buat asal-asalan dalam satu menit! Hahahaha!" tawa teman laki-laki berambut yellow spike tadi.

"Sasuke memang luar biasa!" ucap yang lainnya bangga.

"OK! Waktu bebas! Waktu bebas!" ucap anak lain senang karena tidak belajar.

Tempat ini ...

Jika terus seperti ini ...

Akan semakin mengecewakan ...

"Enjoy pulling stunts like this, don't they?" ucap Sakura fasih sekali berbahasa inggris. Ya iyalah, sebelumnya kan dia memang tinggal di Inggris.

Sasuke yang duduk di atas meja di depan Sakura mendengar ucapan Sakura dan langsung menatap ke arah Sakura.

Sasuke tersenyum, "so?" ucap Sasuke santai.

"Hay! Apa yang kau katakana?" bentak laki-laki berambut brown spike seperti ingin menghajar Sakura. "Gadis ini!" ucap laki-laki itu.

"Tunggu sebentar," lerai Sasuke. Sasuke menghampiri Sakura, "ok, aku akan memberikan sebuah pertanyaan" ucap Sasuke. "If you really wanted to study hard, why would you come to a school like this?" tanya Sasuke tak kalah fasihnya berbahasa inggris. "Didn't you carefully study and plan which school you would attend?" lanjut Sasuke.

'Akh? Aku kan tidak tahu kalau sekolah ini isinya cowok semua,' pikir Sakura.

"Jika kau tidak berhenti ikut campur urusan orang lain ... kau akan menjadi santapanku," ucap Sasuke sangat dekat dengan wajah Sakura sambil tersenyum santai.

Sakura langsung blushing. Sasuke hanya tersenyum melihat reaksi Sakura. Lalu ia pergi keluar kelas dengan wajah tanpa dosa.

"Sasuke, kau mau kemana?" tanya temannya yang berambut brown spike.

"Mau melihat bunga," ucap Sasuke ngaco.

Beberapa detik setelah Sasuke dan temannya keluar.

"DON'T MAKE STUPID JOKE LIKE THAT! YOU'RE SO ANNOYING! APA MAKSUDMU DENGAN SANTAPANMU, HAH?" teriak Sakura dari dalam kelas.

Sasuke hanya melet di luar kelas innocent.

"Tadi, 'dia akan takut' pikirku. Ternyata salah ya?" ucap laki-laki berambut yellow spike.

Sasuke dan ganknya pun pergi menuju taman.

*kebetulan author malas sekali mendeskripsikan setiap teman Sasuke yang berbicara, jadi author kasih tahu namanya saja langsung ya?*

Yang pertama adalah Akasuna no Sasori, sahabat Sasuke sejak kecil. Berambut merah, berponi dan mengenakan kaca mata bulat like Harry Potter. Wajahnya imut-imut, baby face, orang tercerdas di komplotan Sasuke selain Sasuke sendiri.

Yang kedua adalah Uzumaki Naruto, sahabat Sasuke juga. Akan tetapi kurang tahu banyak tentang Sasuke, lebih banyak Sasori yang tahu tentang Sasuke daripada bocah ini. Berambut yellow spike, bermata shapire. Wajahnya juga tampan, hitam manis, walau agak berisik, tapi keberisikkan Naruto inilah yang menghilangkan cap madesu dari komplotan Sasuke ini.

Yang ketiga adalah Inuzuka Kiba. Dia ini orang yang mandiri dan atletis sekali. Semangatnya tidak kalah membaranya dengan Naruto. Bekerja di salah satu salon di Tokyo. Kesukaannya sepak bola dan basket, tapi lebih suka sepak bola. Ia juga suka mengenakan slayer yang diikat di kepala jadi menutupi rambutnya.

Yang keempat atau yang terakhir adalah Sabaku no Gaara, dia ini bocah baik-baik dan setia kawan. Rambut red spike, mata emerald, dan bertato 'ai' di dahinya. Dia juga mengenakan kacamata, tapi kacamata Gaara berbingkai persegi, kayak Karin gitu.

Satu lagi ciri dari komplotan Sasuke ini, mereka semua menggunakan banyak anting di telinganya. Ke sekolah juga ada yang tidak menggunakan seragam, pokoknya seenaknya saja.

"Itu tadi! Bukan gayamu sekali Sasuke!" ucap Naruto di tengah-tengah perjalanan mereka. "Gadis yang tidak sopan itu harus diberi pelajaran!" ucap Naruto lagi.

"Apa yang akan kita lakukan?" tanya Sasori pada Sasuke sambil membenarkan posisi kacamatanya.

"Terserah kau saja," ucap Sasuke cuek, sifat stoicnya muncul lagi.

Naruto dan Kiba yang sangat jahil ber'iyea'ria.

Jam pulang sekolah. Sakura dengan malas menuju lokernya.

'Huh? Sepatuku ... hilang ...' ucap Sakura tak percaya, sepatunya sudah tak ada lagi di tempatnya.

"Ada apa?" tanya Haruna yang lokernya di samping Sakura.

"Sepatuku hilang," ucap Sakura.

"Rasanya aku tadi melihat mereka mengambilnya," ucap Haruna

"Urrgghhh!" Sakura mengepal tangannya kesal. 'Mereka itu orang-orang jahat!' pikir Sakura. "That bastards!" ucap Sakura kesal sambil memukul lokernya.

. "Kau itu bodoh! Seharusnya kau diam saja tadi," ucap Haruna. "Karena kau bicara seperti itu, kau dijadikan korban baru mereka," lanjut Haruna yang membuat Sakura terdiam menatap Haruna.

"Lalu ... bagaimana sekarang?" ucap Sakura putus asa dan berjalan ke samping jendela.

Tapi ...

Aku ...

Hah!

Tiba-tiba Sakura melihat komplotan Sasuke di halaman belakang. Mereka menuju gedung olahraga, tepatnya gelanggang olahraga.

"Maaf aku tinggalkan kau sebentar!" ucap Sakura dan berlari.

"Aku tidak akan menunggumu! Aku ada urusan penting!" teriak Haruna.

"Ok! Good luck!" teriak Sakura dari kejauhan.

Sakura pun berlari menuju gedung olahraga.

"Apakah kau berpikir jika kita lakukan ini dia akan menangis?" tanya Kiba sambil berjongkok di pinggir kolam bersiap-siap menyeburkan sepatu Sakura.

"Aku ingin melihatnya menangis, hihihihi ..." ucap Naruto.

"Berhenti di sana!" teriak Sakura layaknya polisi yang menangkap basah pelaku pengedar narkoba yang sedang bertransaksi.

"You. Guys. Are. All ... Bastards!" ucap Sakura terengah karena lelah berlari-lari dan yang diakhiri dengan teriakkan serta perempatan di mana-mana. "Anak menengah atas menyembunyikan sepatu orang lain! Tidakkah kalian malu melakukan hal bodoh seperti itu? Hay! Apakah kau mendengarkanku?" teriak Sakura pada mereka, terutama pada Sasuke.

Sasuke yang diajak bicara malah diam saja dengan wajah tanpa dosa.

Naruto menghalangi Sakura yang sudah siap-siap mau nonjokkin Sasuke.

"Menjauh!" teriak Sakura.

"Kau bisa memintanya baik-baikkan? Tidak usah berisik," ucap Gaara.

"Jika kau berjanji tidak akan ikut campur lagi, kami akan kembalikan sepatu ini padamu," ucap Kiba sambil menunjukkan sepatu Sakura yang masih bersih dan bagus itu, walau agak basah karena tadi Kiba tempelkan dengan permukaan air kolam.

Jika aku menyetujui permintaan mereka sekarang ...

Bagaimana tiga tahun ke depan? Mereka akan terus menindasku!

"Tidak akan! Bagaimanapun juga aku tidak akan membuat janji seperti itu!" sahut Sakura sarkastik. "Lepaskan aku!" teriak Sakura karena kedua lengannya kini tengah dicengkram Naruto erat. "Itu adalah hadiah orang tuaku karena aku berhasil lulus dengan nilai memuaskan!" teriak Sakura lagi.

Sasuke agak tercengan dengan ucapan Sakura.

'SLASH!' tamat sudah riwayat sepatu Sakura.

Apa?

"Aku yakin jika kau pulang tanpa alas kaki, tidak akan mengubah apa pun," ucap Sasuke. Ya, Sasuke lah pelaku pelemparan sepatu Sakura ke kolam.

Jika aku menyetujuinya sekarang ...

"Dimulai dari besok. Kau harus menjadi gadis yang baik," ucap Sasuke diakhiri dengan senyum tanpa dosa andalannya. "Hey!" panggil Sasuke yang menyadari bahwa Sakura tak memperhatikannya berbicara.

"Apa yang kau lakukan?" tanya komplotan Sasuke yang melihat Sakura perlahan melepaskan seragamnya satu persatu. Dan kini hanya mengenakan pakaian dalam dengan lengan bertali, bajunya itu seperti daster gitu loh, tapi pendek di atas lutut, terus juga pakaiannya tipis.

"Apa kau butuh jawaban?" tanya Sakura kasar. "Tentu saja aku akan mengambil sepatuku kembali!" ucap Sakura.

"Apa yang kau pikirkan? Cepat pergi!" ucap Sasuke udah keringet dingin lihat tingkah Sakura yang diluar perkiraan Sasuke.

"Tidak mau!" sahut Sakura.

"Take it off!" teriak komplotan Sasuke.

"Take it off!" teriak Kiba lalu bersiul-siul melihat Sakura yang hanya mengenakan daster pendek.

"Bagus!" teriak Naruto sambil tepuk-tepuk tangan melihat atraksi Sakura itu.

"Diam!" teriak Sasuke, semua orang di gedung itu pun terdiam, sebenarnya hanya ada Sasuke, Sakura, Naruto, Kiba, Gaara dan Sasori saja. "Hay! Aku bicara padamu! Cepat pergi!" ucap Sasuke dan menarik tangan Sakura.

"Tidak mau! Lepaskan aku!" ucap Sakura. Karena Sakura minta dilepas, ya Sasuke lepas saja.

'Tuing!'

Sakura yang berdiri di samping kolam tidak bisa menyeimbangi tubuhnya karena Sasuke tiba-tiba saja melepaskan cengkraman tangannya.

"Wahhh!" teriak Sakura yang akan menyebur ke kolam.

Apa!

'SPLASH!' kali ini lebih nyaring lagi dari suara sepatu Sakura yang tercebur.

Sunyi ... tak ada suara lagi dari kolam itu.

"Hay! Mereka tidak muncul-muncul!" ucap Naruto.

"Sa ... Sasuke!" panggil Kiba gugup.

'SPLASH!' muncullah makhluk dari dalam air kolam, bukan ikan bukan duyung, yang muncul melainkan Sasuke dan Sakura, dengan keadaan Sakura yang digendong Sasuke a la bridal.

"Kau baik-baik saja?" tanya Naruto khawatir.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Kiba khawatir juga.

"Ouch! Uhuk! Uhuk!" Sakura sebenarnya tidak bisa berenang. Jadi tingkah lakunya tadi adalah kesalahan fatal.

"Hay, kau baik-baik saja?" tanya Sasuke. Ia memperhatikan Sakura dari jarak dekat — sangat dekat. Sasuke agak termangu melihat mata emerald Sakura, begitu indah jika dilihat dari dekat.

Sakura menatap Sasuke, dia juga sepertinya terjerat dalam pesona onyx Sasuke.

Beberapa detik kemudian ...

"Whoa! Kenapa kau terlalu dekat!" teriak Sakura sambil mendorong dada Sasuke agar sedikit memberi jarak antara mereka.

"Itu karena kau menarik tanganku makanya kita berdua jadi masuk ke kolam," ucap Sasuke sambil naik keluar dari kolam. "Hah! Seragamku jadi basah semua," sambungnya lagi.

Bohong.

'Dia berbohong,' pikir Sakura sambil mencengkram pergelangan tangannya.

Sakura memperhatikan Sasuke yang sedang menanggalkan pakaiannya satu persatu.

Bukankah dia ...

Yang menarik tanganku pertama?

Sakura terdiam menatap Sasuke, kini Sasuke hanya mengenakan celana sekolahnya saja, pakainnya sudah ia lepas. Jadi ia telanjang dada, seragamnya sedang dikeringkan oleh teman-temannya.

"Sasuke!" panggil Sakura. "Aku tidak akan menyerah!" ucap Sakura. "Aku akan membuat kelas kita menjadi menyenangkan! Aku akan buktikan itu padamu, Uchiha Sasuke!" ucap Sakura sambil tersenyum semanis mungkin dan berpose imut-imut. "Aku akan berjuang!" sambungnya lagi. Sasuke tersenyum melihat tingkah Sakura.

Amawa Academy High School.

Kelas 1-G.

Di tempat ini ...

Surga ataukah neraka?

Semuanya bergantung pada apa yang aku perbuat.

'Sepatuku akan baik-baik saja kan ketika kering nanti?' pikir Sakura sambil memegangi sepatunya tragis. 'Ibu pasti akan membunuhku,' pikirnya lagi.

.

.

.

~TBC~

.

.

.


A/N:

Bagaimana? Apa perlu dilanjutkan atau delete langsung?

Saya butuh saran anda sekalian ...

Doomo arigatoo gozaimasu ... *Membungkukkan badan dalem-dalem*.

*REVIEW PLEASE*


Next Episode:

"Ngomong-ngomong, kau menggunakan perfume apa? perfume merek 'Angel Heart', benar?" tanya Sasuke sambil mencium leher Sakura.

Sakura langsung menghindar dan mengambil jarak dari Sasuke. Wajahnya memerah.

"Kamu malaikat? Bukan sekali, hmp!" ucap Sasuke diakhiri dengan cengiran jahil.

.

"Tidak melakukan apa pun kalian pikir itu keren?" ucap Sakura seperti menantang komplotan Sasuke. "Payah!" ejek Sakura.

.

"Baiklah! Kita akan jadi peser —" ucap Kiba namun terpotong.

"Kiba!" ucap Sasuke disela Kiba berbicara dan belum menyelesaikan kalimatnya.

.

"Ada 35 label punggung kelas di sini. Jika kau dapat menyelesaikan ini sendiri sampai pulang sekolah besok. Kami akan ikut inter-class competition." Tantang Sasuke.

.

"Ini tidak buruk. Seorang gadis menjahitkan nomor punggung di kaosku. Gaara juga bilang gadis itu manis kan?" ucap Naruto.

Bagaimanakah nasib Sakura selanjutnya?

Apakah ada kisah cinta di antara komplotan Sasuke dengan Sakura?

Apakah Sakura berhasil membuat kelas 1-G menyenangkan di mata komplotan Sasuke?

Sepertinya, Sakura perlu banyak perjuangan setelah ini. Apakah kalian penasaran?

Silahkan klik biru-biru di bawah ini. Bantu saya, ya?