Hybrid Akuma
GearPhantom97.
v
Disclaimer : DxD and Naruto not mine.
Warning : OCC, And many mistakes.
.
.
''Sebentar lagi, kau akan terlahir menjadi iblis terkuat didunia ini wahai anakku'' Suara bariton yang keluar, membuat segala keheningan yang ada di ruangan gelap ini terisi. Berbagai tabung dengan cairan hijau yang mengisi memenuhi hampir seluruh ruangan dan berbagai kabel yang tersambung menjadi pelengkap terpenuhinya ruangan ini.
Sosok yang tertutupi bayangan itu tengah menyentuh sebuah tabung yang dimana disitu terdapat seorang anak kecil yang seluruh tubuhnya tersambung berbagai kabel dan masker untuk bertahan hidup dalam banyaknya air yang memenuhi tabung tersebut.
Tubuh kecil dengan muka yang tenang itu kini tengah memejamkan matanya, menikmati segala sentuhan air yang selama ini selalu menjadi selimutnya. Puluhan sel-sel baru yang tersambung melalui berbagai selang yang menancap tepat pada tubuhnya itu kini tengah mengalir dengan derasnya.
Gelembung air terus tercipta tatkala proses itu sedang dilaksanakan. Membawa dampak senang bagi yang melihat proses itu telah berhasil hingga mencapai angka 90%. Dan angka itu dia dapatkan dari sebuah layar monitor yang terdapat pada samping tabung tersebut.
Sosok itu terlihat tersenyum, dan kemudian berjalan sedikit demi mengambil sebuah infus yang selangnya sudah terpasang pada tubuh anak kecil yang berada pada tabung penelitian itu. Dia terlihat menatap infus itu sejenak, lalu tanpa basa-basi lagi sosok itu menancapkan ujung tajam itu kearah pembuluh darahnya, dan tak beberapa kemudian darahnya tersedot keluar menuju tubuh anak kecil itu melalui media selang.
Dalam diam, dia terus tersenyum. Menghiraukan rasa lelah dan lemas akibat darahnya yang terus-menerus tersedot kedalam tubuh anaknya. Dia jatuh terduduk dalam kursi hitam yang selama ini telah menjadi partner selama dia berada disini. Memejamkan matanya sejenak, lalu terbuka lagi. Dia menatap kearah tubuh anaknya dengan sayu.
''Balaskan dendamku wahai anakku. Aku serahkan padamu.'' Dan pada akhirnya mata itu tertutup, meninggalkan sejuta keindahan yang ada dalam dirinya. Tangan itu terkulai lemas, namun proses berupa seperti donor darah itu tetap berlanjut hingga kepalanya menunduk lemas dan cahaya langsung meneranginya, memperlihatkan wajah tua renta dengan rambut yang sudah putih semuanya. Dan sekarang tempat ini sudah menjadi sepi dengan tidak adanya mahluk yang bergerak lagi, kecuali menunggu eksistensi mahluk yang satunya ketika bangkit.
'Tou-Sama'
.
.
100 tahun kemudian
Kota London.
''Aku tidak pernah berpikir ini akan terjadi padaku.'' Sosok pemuda dengan jubah merah yang menutupi seluruh tubuhnya itu terlihat memandangi tangannya yang berbeda dengan tangan kirinya. Yang dimana tangan kanannya berbentuk seperti tangan monster. Dia merasa sedikit risih dengan tangan kanannya, namun mengetahui bahwa tangan itu tersembunyi sebuah kekuatan yang besar dia langsung mengagumi tangan itu yang muncul saat dirinya telah selesai menjalani masa pemulihannya kala itu.
Tangan berbentuk seperti tangan naga itu kini menjadi seperti perhiasan tersendiri bagi dirinya. Tersenyum sedikit, lalu dia membuka hodie yang menutupi wajahnya dan menampilkan wajah rupawan dari sang pemilik tangan itu. Rambut dengan warna yang senada dengan matahari itu kini terbelai oleh derasnya angin yang menerpa daerahnya.
''Target tereliminasi'' Dia melihat kebelakangnya, yang dimana disitu terdapat para tubuh yang sudah tidak bernyawa sedang dimangsa oleh gagak emas miliknya. Dalam diam dia memerhatikan itu, dan sedetik kemudian dia tersenyum.
Pemuda itu menatap kebawahnya dimana para manusia berjalan normal seperti biasanya, dia sekarang ini berdiri pada puncak gedung tertinggi di kota yang bernama London ini. Dia mengobservasi sekitarnya dengan mata yang tadinya berwarna biru sekarang berubah menjadi merah dengan aksen yang sangat rumit untuk dijabarkan.
Seperti terdapat lambang sihir yang ada dalam retina matanya. Setelah dirasanya dia menemukan sesuatu, dia langsung tersenyum dan terjun, membelah derasnya angin akibat gesekan tubuhnya dengan udara. Dan ketika tubuh itu hampir menyentuh tanah dengan keras, dia menghilang meninggalkan puluhan bulu emas yang tertinggal disitu.
Pemuda itu muncul lagi disebuah klub malam yang dimana-dimana terdapat berbagai wanita yang menawari tubuhnya untuk dinikmati. Dia berjalan santai, menghiraukan berbagai tatapan menggoda dari para wanita yang menghuni tempat ini. Dan kemudian dia duduk disebuah kursi dekat pelayanan Bartender.
''Wine, satu gelas'' singkat namun cukup untuk dimengerti bagi Bartender yang sedang bertugas ditempatnya, Bartender yang merupakan perempuan yang mungkin satu-satunya yang memakai pakaian yang sopan tempat ini. Pemuda itu terlihat melihat semua gerakan perempuan itu hingga sebuah gelas dengan cairan yang berupa alkohol itu tepat tersaji didepan wajahnya.
''Silahkan dinikmati tuan.'' Mengambilnya lalu meminumnya dalam sekali tenggak, dan kembali meletakkan gelas kosong itu pada tempatnya tadi. Membuat Bartender perempuan itu dengan cekatan mengambil sebuah botol Wine demi mengantisipasi apakah pelangganya yang satu ini minta tambah.
''Menyedihkan bukan?'' Alih-alih mendapat perintah minta ditambah minumannya. Justru pemuda didepannya ini malah mempertanyaan sebuah pertanyaan yang sangat membingungkan baginya, namun melihat tatapan pemuda itu mengarah pada gelas yang kosong, membuat Bartender perempuan yang satu ini tambah bingung.
''Anda berbicara padaku? Atau bergumam tuan.'' Tatapan dingin dengan mata yang biru itu menatap tepat kearah Bartender, membuat perempuan itu terlihat terlonjak kaget akibat melihat ekspresi wajahnya saat ini.
''Katakan padaku, kutukan apa yang kau miliki.'' Perempuan itu terlihat membulatkan matanya ketika mendengar pertanyaan itu dari pemuda aneh didepannya ini. Dia terlihat mencoba menenangkan tubuhnya yang tadi sempat terkejut atas perkataan tadi. Lalu, dia menatap pemuda itu dengan jenaka.
''Anda sedang membuat lelucon ya tuan.'' Namun tatapan dingin itu tidak pernah berubah ketika dia menanyakan hal itu pada pemuda didepannya ini. Sungguh, benarkah ini sebuah lelucon atau tidak. Tapi melihat sendiri suasananya seperti, dia beranggapan bahwa ini bukanlah sebuah lelucon.
''Siapa kau?'' Kata sopan selayaknya menghormati pelanggan telah menghilang pada diri perempuan ini. Ketika sesuatu dalam dirinya meneriaki tanda bahaya pada pemuda yang satu ini. Dan balasannya adalah semua orang di dalam diskotik ini berhenti bergerak.
Semua tidak bergerak, dan waktu telah dihentikan. Membuat perempuan itu semakin terkaget, apalagi dirinya tidak terpengaruhi oleh berhentinya waktu secara mendadak ini. Pemuda yang dari tadi hanya menyaksikan beberapa ekspresi yang tercipta dari perempuan didepannya ini mulai mengambil sesuatu dalam kantongnya.
''Kutukanmu adalah sebuah penyakit.'' Jeda sejenak, ''Dan penyakit itu pada dasarnya harus disembuhkan bukan?'' Pemuda itu meletakkan sebuah koin emas pada meja, dan kemudian dia kembali menatap kearah perempuan itu yang sekarang ini telah mengeluarkan sebuah tombak yang berbalut warna perak.
''Jadi kutukanmu dapat membuat senjata apa saja dari ketikadaan. Sayang sekali, karirmu sebagai pembuat senjata di inggris ini harus berakhir, dan sepertinya kau harus menjadi Bartender untuk menghidupi dirimu sendiri.'' Dan tak lama kemudian, mata kanannya berubah. Menjadi retina merah dengan lambang sihir rumit yang ada didalamnya.
''Ucapkan selamat tinggal pada kutukanmu. Dan katakan helo pada pekerjaan tetapmu. Agares : Virtue!'' dan perempuan itu berhenti bergerak, tombak perak yang ada dalam genggamannya terjatuh. Mata yang tadinya berwarna coklat kehitaman itu kini telah berubah menjadi sama persis seperti mata pemuda itu. Dan tak lebih dari 6 detik, matanya kembali seperti semula dengan tombak yang menghilang entah kemana.
''Aku telah menghapus ingatanmu tentang kutukan itu. Jalanilah kehidupanmu seperti biasa.'' Tubuh perempuan itu terdiam kaku, dia sekarang ini telah terjebak dalam berhentinya waktu karena sekarang perempuan itu tidak mempunyai lagi kutukan dari tuhan. Pemuda yang kini tengah memejamkan mata kanannya itu terlihat mulai berjalan pergi. Meninggalkan semua penghuni di tempat ini yang terdiam membeku.
Dan ketika pemuda itu menghilang, semua orang mulai bergerak lagi seperti biasa. Dan tidak merasakan keganjilan akibat pemuda aneh tadi. Bartender perempuan yang tadi sempat linglung sekarang ini sadar dan melihat kedepannya.
Kursinya telah kosong, dan memangnya sejak kapan pelanggannya tadi yang duduk disini telah pergi. Dia tidak ambil pusing, mengambil koin emas yang memang ada di meja, perempuan itu mulai meneliti apakah ini koin emas asli atau tidak. Dan tidak luput juga, disitu ada secarik kertas yang disitu tertulis dalam huruf inggris.
'Thank you'
'Naruto.'
.
.
Kembali hadir dalam gelapnya kota London. Sosok pemuda yang ternyata bernama Naruto itu sekarang ini tengah menginjakan kakinya di sebuah gedung tinggi yang dekat dengan jalur teleportasinya. Dia memandang gemerlapnya lampu di jalanan, membuatnya tampak indah untuk dilihat.
Dalam diam, Naruto mengambil sebuah peta dunia. Dan membukanya, hingga dirinya sekarang ini dapat melihat titik-titik merah yang ada di belahan dunia ini. Dan titik merah itulah para pemilik kutukan yang harus dia lenyapkan. Masih ada beberapa titik merah di peta. Dan jumlahnya tinggal.. 5 lagi.
Naruto tersenyum kecil, lalu menutup petanya kembali dan menyimpannya dalam jubah yang dikenakannya. Dia memejamkan matanya sejenak, dan kemudian Naruto marik nafasnya dan membuangnya dengan halus.
'Target selanjutnya ada Jepang. Hmm, kurasa aku harus kembali ke tempat asalku' Dalam hati dia berucap. Dan selanjutnya Naruto menghilang dan kembali muncul lagi diatas tunggangan gagak emas raksasa yang sekarang ini sedang terbang pada ketinggian yang tidak bisa dilihat oleh orang banyak.
Dan dengan pelan Naruto mulai berbaring pada punggung halus penuh bulu sang gagak, dia memerintahkan gagaknya untuk kembali ke negara asalnya. Dan dengan cepat direspon oleh sang gagak dengan mulai terbang cepat, membawa Naruto yang sekarang tertidur dalam kehalusan bulu dan belaian angin pada tubuh dan wajahnya.
.
.
7 Hari kemudian..
Kyoto.
''Aku tidak menyangka, bahwa kutukan terakhir ada pada pewaris pemimpin Yokai.'' Naruto duduk santai dalam lautan api yang menjadi pemandangannya sekarang. Beratus pohon dalam hutan di salah satu kota Kyoto ini telah terbakar akibat kekuatan yang tercipta atas Yokai didepannya ini.
''Cih!'' Naruto hanya memiringkan kepalanya tatkala sebuah panah berselimut api menuju kearahnya. Seorang Yokai yang berupa perempuan cantik ini hanya bisa mendecih lagi, akibat seluruh serangannya dapat dihindari oleh pemuda didepannya ini. Dia tidak tahu siapa pemuda itu, datang-datang juga sudah membuatnya marah dengan ucapan yang terlontar dari mulutnya.
Dan dia tidak pikir lagi untuk membabat habis pemuda itu. Namun perkiraannya salah, ketika pemuda itu dapat menandingi dirinya dalam hal kecepatan dan kekuatan. Sebagai seorang yang akan menduduki jabatan pemimpin Yokai ini, dia mengakui bahwa musuh didepannya ini sangat berbahaya.
''Santailah nona. Aku hanya ingin mengambil kutukanmu saja, tidak kurang dan tidak lebih.''
''Kutukan apanya-Tebbane!'' Rambut merah yang menjutai kebawah itu kini melayang membentuk sembilan bagian, seperti ekor pada Kyuubi. Naruto memandang tertarik pada perubahan perempuan didepannya ini, apalagi fakta telah dia dapatkan bahwa perempuan didepannya ini adalah seorang Yokai Kitsune yang akan menjadi pemimpin para Yokai yang ada.
Sungguh menarik bukan? Dan Naruto sangat ingin mengetes seberapa kuatnya penerus pemimpin Yokai ini. Dari kekuatan Naruto memahami satu hal, bahwa perempuan itu memang hebat. Menciptakan gelombang api dalam sekali kibasan tangan bukanlah seorang dengan level rendah, dan dia tidak begitu bodoh untuk mengetahui mana yang level rendah dan mana yang levelnya tinggi.
Semua pengalaman bertarungnya, membuatnya semakin akurat untuk mengukur kekuatan lawan. Dan dia perkirakan kekuatan perempuan didepannya ini hampir setara dengan klan Bael, apalagi senjutsu yang begitu kentalnya merasuki tubuh perempuan itu. Dan itu sudah cukup hebat bagi gender seorang perempuan.
''Matilah kau!'' Pukulan dari jauh tapi dengan adanya Senjutsu yang mengalir, membuat pukulan itu dapat mendorong udara sekitar hingga membentuk seperti meriam angin yang mengarah dengan kuat. Naruto yang melihat itu hanya merentangkan tangan kanannya kedepan dan ketika gelombang udara itu hampir mengenai dirinya, dia langsung saja memegang udara itu dengan tangan kanan yang sekarang ini bercahaya biru dan mengarahkannya ke atas dimana semua yang dilaluinya bebas tanpa halangan sedikitpun.
Dan semua hal yang dilakukan oleh pemuda asing didepannya itu. Membuat mau tidak mau perempuan itu membulatkan matanya terkejut. Setahunya itu adalah pukulan terkuatnya, kenapa bisa. Pemuda itu.. dan berjuta tanda tanya kini menghiasi kepalanya.
''Kau tahu nona Kushina. Kau telah salah memilih lawan sepertiku.'' Ucap Naruto sambil mengibas-ngibaskan tangan kanannya yang mengeluarkan asap hasil memegang udara dengan kekuatan Senjutsu yang kuat tadi. Perempuan yang ternyata bernama Kushina itu terkejut, dia sama sekali tidak tahu bagaimana pemuda didepannya ini tahu namanya.
''Bagaimana kau tahu namaku?''
''Tentu saja aku tahu, semua info dari semua Fraksi yang ada dalam pikiranku. Dari hal yang terkecil hingga sampai hal yang terbesar. Ya sepertimu Nona Kushina, yang akan menjadi pewaris selanjutnya pemimpin Yokai.''
''Kau! Mata-mata dalam Fraksi!'' Naruto hanya mendengus geli ketika Kushina menanyakan itu kepadanya.
''Bukan, aku bukanlah mata-mata. Aku hanyalah seorang pemuda biasa yang berusaha mencapai balas dendam.'' Naruto mempertajam pandangannya, dan hal itu membuat Kushina langsung dalam keadaan siaga penuhnya.
''Bagaimana kalau kita buat kesepakatan.'' Kushina menurunkan sedikit kuda-kuda bertarungnya. Dia menatap pemuda didepannya ini dengan alis yang mengkerut satu.
''Kesepakatan apa! Jangan pernah berpikiran macam-macam kepadaku. Aku mempunyai keluarga yang kuat dan bisa membunuhmu!'' Dan balasan yang setimpal atas perkataan Kushina pada Naruto adalah sebuah tertawaan yang nyaring dari Naruto.
''Membunuhku. Jangan melucu Nona, aku sama sekali tidak bisa terbunuh oleh siapapun. Aku adalah kutukan terbesar dari tuhan, pemegang darah abadi yang telah kotor akibat perbuatanku.'' Jeda sejenak ''Lalu kau pikir keluargamu dapat menyelamatkanmu dariku?''
''Tidak akan bisa, aku bisa saja melenyapkan keberadaan seluruh peradaban Yokai didunia ini jika aku mau.'' Kushina terkejut atas semua ucapan yang meluncur deras dari pemuda didepannya ini.
''Tapi, berkat jasa Ras sepertimu yang telah menolong ayahku. Aku tidak akan memusnahkan peradaban Rasmu. Namun lain hal dengan apa yang aku inginkan sangat sulit untuk didapatkan, dan maka dari itu aku akan melenyapkan segalanya. Bahkan jika itu menyangkut kebaikan Rasmu terhadap ayahku.''
Dan dengan pedang yang muncul dari ketiadaan itu, dan mengunci leher Kushina membuat mau tidak mau Kushina harus menelan ludahnya secara berat. Lain hal dengan Naruto, dia hanya mengangkat satu jarinya untuk dapat menciptakan benda sedemikian hebatnya, dan kekuatan ini dia dapatkan dari pemegang kekuatan terkutuk yang ada di London.
''Apa kesepakatannya'' Kushina terlihat frustasi harus berbuat apa lagi. Dan sekarang dia harus mematuhi segala kemauan dari sosok didepannya ini demi menyelamatkan seluruh Rasnya. Dan Naruto hanya bisa tersenyum menyeringai ketika mendapatkan jawaban yang dia inginkan dan dengan menurunkan satu jarinya semua pedang yang melayang itu menghilang tertiup angin.
''Cukup mudah, aku akan mengambil kutukanmu dan kau dapat kembali dengan selamat.''
''Sudah aku katakan kan! Kutukan apanya! Aku tidak tahu kutukan itu.''
''Kutukan menciptakan rantai, ada padamu kan?''
''Ba-bagaimana kau tahu mengenai kekuatan tersembunyiku!'' Kushina terkejut ketika mendengar perkataan tadi dari pemuda didepannya ini yang bernama Naruto. Dan Naruto hanya bisa memberikan sebuah senyuman kecil atas respon yang diberikan nona muda ini.
''Jadi kutukanmu belum mencapai tahap Maksimal ya? Hmm, ini sedikit membuatku sulit untuk mengambil kutukanmu. Tunggu sebentar.'' Naruto berpura-berpura layaknya sedang berpikir, padahal semua rencananya sudah tersusun matang dalam otaknya dari tadi. Berawal dari dugaannya yang benar bahwa kutukan itu belum sepenuhnya bangkit pada diri perempuan ini.
Hingga sebuah ide yang gila untuk dilakukan mengingat jika kutukan terakhir ada pada seorang Yokai yang akan menjadi pemimpin seluruh Yokai yang ada. Dan Naruto rasa, dia menemukan suatu gagasan agar perempuan didepannya ini selalu mengabdi padanya, menjadikannya sebuah pion berharga bagi kelancaran rencananya yang sangat gila.
''Bagaimana kalau kau mengabdi padaku sebagai mata-mata setiap Fraksi yang ada?''
''Tapi itu sangatlah mustahil untuk aku lakukan!''
''Mustahil? He, dengar ya Nona Kushina. Kau sebentar lagi akan menjadi pemimpin Yokai, dan dengan demikian kau bisa leluasa keluar masuk daerah Fraksi yang ada dengan mudah. Mengingat seluruh Fraksi telah berdamai, bukanlah itu hal yang tidak sulit untuk dilakukan?''
''Tapi..'' Naruto memandang sejenak wajah Kushina yang dimana disitu terlihat sebuah kekhawatiran, kelesuan, kemalesan, dan lain-lain. Mengingat Kushina masihlah calon dan akan menjadi pemimpin yang baru, tugas yang diberikannya memanglah agak sedikit sulit. Selain bertugas sebagai pemimpin Kushina juga harus melaksanakan perintah ini darinya.
Dia telah memperhitungkan ini sekitar 55 tahun yang lalu, yang dimana seluruh kemampuan miliknya telah bangkit, kemampuan dari 72 pilar iblis. Dan semua kemampuan itu menjadi satu dalam tubuhnya. Walaupun memakan waktu yang lama untuk prosesnya, namun hasilnya sangat memuaskan.
Kehancuran semua Fraksi adalah tujuan awal diciptakannya. Walaupun dirinya berasal dari Fraksi Iblis, namun Naruto sangat membenci iblis karena telah mengucilkan dirinya beserta ayahnya waktu itu. Dan kenangan itu, tidak akan pernah Naruto lupakan untuk seumur hidupnya.
''Jangan menjadi lembek, seorang pemimpin harus kuat. Lalu jika kau tidak mampu melakukan kesepakatan ini, tidak apa. Lagipula aku masih ada kesepakatan lain.''
''Kesepatan lain apa itu?'' Kushina terlihat antusias atas perkataan dari Naruto. Namun dibalik semua itu senyuman bagaikan iblis telah terpasang diwajahnya, Dan hal itu membuat Kushina sedikit takut.
''Jadilah objek pelatihanku.''
''Kurang ajar!'' Kushina hendak memukulkan tangannya kewajah sok milik pemuda didepannya ini. Sungguh ucapan itu sangatlah buruk, namun mengingat bahwa pemuda didepannya ini bukanlah pemuda biasa pada umumnya. Kushina hanya bisa menahan getaran kuat Senjutsunya pada genggaman tangannya saja. Sedangkan dengan Naruto, dia terlihat memandang Kushina dengan wajah yang terlihat angkuh.
''Bagaimana Nona? Mau pilih yang mana. Jika kau memilih pertama, bersiaplah untuk hari-harimu sangat sibuk dan lelah. Dan jika memilih kedua bersiaplah untuk koma ketika aku datang.''
''Semuanya tergantung padamu, aku oke-oke saja. Aku hanya menunggu hingga kutukanmu muncul sepenuhnya, dan aku akan langsung merampasnya.''
''Sial!'' Dan Kushina hanya bisa mengumpat demi meluapkan kekesalannya pada pemuda didepannya yang sangat tidak sopan pada seorang perempuan. Namun sekali lagi Kushina tekankan, bahwa pemuda ini bukanlah pemuda biasa.
''Baiklah, aku terima kesepatan yang pertama. Tapi jangan berbuat macam-macam hingga memecahkan perdamaian ini.'' Naruto menyipitkan matanya, sebuah senyuman yang terpasang dari tadi kini menghilang, tertelan dengan wajah yang kini terpasang datar. Dan tanpa menduga apapun, tubuh itu kini telah mencengkram erat leher putih milik sang calon pemimpin Youkai.
Kecepatan yang sangat luar biasa, tanpa adanya pergerakan dan tanpa adanya pergesekan udara sama sekali. Membuat Kushina merasakan apa itu yang namanya keterkejutan yang sangat besar, detak jantung yang berlipat ganda membuktikan bahwa dia sedang ketakutan akan sosok didepannya ini.
''Dengar nona. Aku adalah apa yang aku inginkan, kalau kau memerintahku dengan begitu, itu sama saja menginjak harga diriku.'' Naruto semakin membawa tubuh Kushina hingga jauh dari tanah. Dia terbang dengan membawa Kushina secara kasar, membuat perempuan itu memberontak kesakitan dengan wajah yang agak sedikit membiru.
''Tapi, aku masih memiliki hati nurani untuk melakukan hal keji seperti ini kepada perempuan. Sebagai ganti atas kelancanganmu memerintahku, kau harus mengabdi kepadaku selamanya!'' Dan dengan kasar Naruto menekan perut Kushina, membuat Kushina berteriak kesakitan hingga mengeluarkan ludahnya dan tanpa diduga perut Kushina kini telah terpasang segel pengikat yang dipasang oleh Naruto.
''Pergilah rubah kecil.'' Naruto melepaskan cengkraman kuatnya pada leher Kushina setelah berhasil menanamkan segel pengikatnya. Dia memandang Kushina dengan mata yang menusuk tajam, membuat Kushina yang baru terbebas dan terbatuk-batuk kini harus diam membeku atas pandangan pemuda didepannya.
''Kita akan bertemu lagi, disini bulan depan. Dan laporkan segala sesuatu yang kau dapat dari pengintaianmu. Dan satu lagi,'' Jeda sejenak ''Aku tidak menerima laporan kosongmu, atau seluruh rasmu akan aku musnahkan hingga sampai ke akarnya. Tidak dengan dirimu, karena aku ingin melihat wajah terluka dan penyesalanmu atas apa yang perbuat kepadaku.'' Dan dengan begitu terciptalah robekan dimensi dengan munculnya ekor merah yang sangat besar itu berusaha menyabetkannya kepada Naruto.
Namun semua itu harus sia-sia karena ekor itu tidak mengenai apapun. Tidak terima ketika serangannya gagal, membuat pelaku sebenarnya serangan itu muncul dengan cepat dan terlihatlah sang Great Red dengan auman naganya yang keras. Kushina yang melihat itu sangat terkejut, apalagi dengan pemuda itu yang dengan mudahnya menghindari serangan cepat milik Great Red. Sudah dipastikan, pemuda itu memiliki kekuatan yang sangat besar.
''Oh Great Red, lama tidak bertemu denganmu.'' Dan dengan santai Naruto memukul kepala sang naga merah itu, membuat sang pemegang nama Great Red terlempar agak menjauh. Kecepatan dan kekuatan yang sangat luar biasa, itulah yang ada dalam pikiran Kushina sekarang.
''NARUTO!'' Geraman penuh akan kebencian kini mulai menggema, menimbulkan gelombang angin yang berhembus kencang. Satu fakta yang Kushina dapatkan dari pertarungan ini adalah, dia sekarang tahu siapa nama pemuda kuat didepannya ini.
''Itu namaku.'' Dan jawaban dari Naruto yang terkesan cuek membuat sang naga besar itu semakin geram. Dia merasa dipermainkan oleh Naruto dan Naruto sama sekali tidak tertarik lagi untuk melawan sang Great Red. Lihatlah sudah lama tidak bertemu tapi masih saja Great Red tidak bisa melukainya, apakah perkembangan naga itu begitu buruk atau memang kala kadarnya naga itu lemah.
''Sebaiknya hentikan ini Red, ada satu perempuan disini.'' Bola merah dengan energi yang besar adalah jawaban atas apa yang Naruto katakan pada Great Red. Naruto sedikit menghela nafasnya, dan kemudian dia menengokkan kepalanya kebelakang dimana sang calon pemimpin Yokai tengah mengaktifkan pertahanannya. Namun itu belum cukup untuk menemalisir dampak dari ledakan bola energi milik sang naga merah.
Naruto membuat perisai tambahan kepada Kushina dan hal itu membuat Kushina sedikit terkejut. Dan Kushina tambah terkejut lagi ketika melihat Naruto tengah menahan bola besar itu dengan satu tangannya sebelum bola itu meledak sedemikian besarnya.
Kepulan asap melambung tinggi, menutup semua penglihatan dari Kushina. Dari perisai yang tercipta atas dirinya dan ditambah milik Naruto, membuat Kushina selamat atas ledakan tadi. Asap kian menipis tatkala ada angin yang berhembus, dan disitu Kushina melihat dengan mata kepalanya sendiri. Bahwa Naruto masih utuh dengan tatapan santai yang tertuju ke naga didepannya.
''Dengar Akayu, dalam wujud nagamu kau tidak akan bisa mengalahkanku ataupun melukaiku sedikitpun. Kembalilah ke wujud aslimu dan kita bertarung.'' Tanpa diduga-duga sang Great Red tengah tertawa akan perkataan Naruto, dan Kushina baru melihat dan mendengar sendiri bahwa Great Red ternyata bisa tertawa. Dan apa tadi kata Naruto, Akayu? Apakah itu nama asli dari Great Red?
Tak lama kemudian Great Red terbang menuju langit, dimana di atas awan terdapat sebuah sinar yang tampak seperti portal. Dia memasukinya dan tak lama kemudian ledakan energi besar telah berhasil membuat separuh hutan ini terlihat gundul akibat betapa hebat tekanan dan hembusan angin yang tercipta disana.
''Dasar merepotkan saja.'' Naruto mengambil alih atas kerusakan yang ada, demi tidak menimbulkan kerusakan yang parah dan tidak diketahui oleh beberapa Fraksi, dia membuat perlidungan didaerah ini. Cukup luas, untuk sebuah pertarungan antara dirinya dengan Great Red.
Tatapan Naruto menajam, tangan monster yang ada di tangan kanannya membuat sebuah perlindungan sihir, Dan dimana disitu sesosok perempuan tengah mencoba menusukkan pedang emasnya kepada Naruto. Namun semua itu dapat dipatahkan oleh perlindungan yang Naruto buat.
''Akayu, kau terlihat sedikit lebih cepat.'' Gadis yang ternyata bernama Akayu itu melompat mundur dan berpijak pada udara kosong. Rambut merah seperti api yang menyala itu berkibar tertiup angin kencang, raut wajah putihnya menunjukan sebuah kebencian yang teramat besar pada Naruto. Pakaian kimono berbalut armor dibagian tertentu itu mengkilap ketika terkena paparan sinar matahari.
Dan satu fakta lagi yang didapatkan oleh Kushina adalah, ternyata sang Great Red adalah seorang perempuan yang memiliki nama Akayu. Entah sudah berapa kali dia mendapatkan informasi sedekian berharga seperti ini, dan Kushina yakin informasi ini lebih berharga dibandingkan emas sekalipun.
''Naruto, kali ini aku pasti bisa mengalahkanmu!''
''Jangan terlalu banyak bicara, maju!'' Akayu menggeram sedikit sebelum dia melesat maju, namun kecepatan itu masihlah belum cukup untuk menandingi kecepatan dari Naruto, sebelum Akayu mencapai tempat dimana Naruto Berdiri, Naruto sudah terlebih dahulu menghentikan gerakan Akayu karena Naruto muncul secara cepat didepan wajahnya, dan terkejut adalah respon yang diberikan oleh Akayu.
Pedang emas itu terjatuh dan menancap di tanah. Meninggalkan tuan putrinya yang sekarang ini tengah menahan rasa sakit akibat lehernya dicekik dengan kuat oleh Naruto. Sebisa mungkin Akayu berusaha, dia mulai menendang tubuh Naruto dan mencoba memukul-mukul wajahnya. Tapi semua serangan itu sangatlah sia-sia.
Naruto mencekiknya lebih keras, membuatnya sedikit berteriak. Geram dengan keadaannya, Akayu menembakkan bola energi sihir tepat didepan wajah Naruto. Dan ledakan tak terelakan terjadi, ketika asap menghilang Akayu tidak bisa menyembunyikan raut keterkejutannya ketika energi penuh yang tadi lancarkan tidak berimbas apapun pada wajah dingin Naruto.
''Gadis bodoh. Aku hanya merasakan gatal pada wajahku, apakah ini perkembanganmu selama 40 tahun ini? Sangat mengecewakan.'' Tekanan pada lehernya kian bertambah, membuat jalur pernafasannya tersumbat. Dan Akayu hanya bisa memegang lemah tangan besar Naruto yang sedang mencekik lehernya. Matanya tertutup dan mengalirkan sedikit air mata, sungguh ini sangat sakit.
''Menangis? Apakah itu cara penyelesaianmu terhadap tubuhmu sendiri?'' Naruto sedikit menurunkan tangannya, dan membuat wajah kesakitan milik Akayu dapat terlihat jelas tepat didepan wajahnya. Dia sedikit memandang wajah gadis ini, wajah yang sangat familiar. Wajah ini mengingatkannya pada ibunya.
Naruto melepaskan cengkramannya, dia membalikkan badannya dan berjalan dalam udara menuju Kushina yang kini tengah berada pada perlindungan miliknya. Meninggalkan Akayu yang terbatuk-batuk, gadis itu memegang lehernya yang disitu dapat dilihat bahwa kulit lehernya memerah akibat tekanan kuat milik Naruto.
''Kau tidak apa-apa.'' Kushina bingung harus menjawab apa, dia hanya masih syok atas apa yang terjadi didepannya sekarang. Sang Great Red, pemegang kekuatan yang ditakuti oleh Fraksi kini hanya menjadi bahan permainan dan tidak ada gunanya didepan pemuda ini. Sesungguhnya siapa Naruto ini!
''A... Aku tidak apa-apa. Terima kasih atas perlindungan milikmu.'' Naruto melepaskan perlindungannya pada Kushina, dan dia kembali membalikkan badannya kearah perwujudan Great Red. Naruto berjalan lagi, menuju kearah Great Red. Kushina terlihat membatu, melihat bahwa seorang perempuan yang disiksa secara kasar membuat hatinya sedikit tidak terima, apalagi dirinya juga perempuan. Dia ingin sekali menghentikan laju pemuda ini.
Namun apa daya, kekuatan maupun kemampuan miliknya tidak akan mampu untuk menjatuhkan tubuh milik Naruto keatas tanah. Dia hanya bisa menatap kasihan kearah gadis yang bernama Akayu. ''Pulanglah.''
''Eh?'' Kushina bereaksi bingung atas ucapan Naruto.
''Pulanglah jika kau tidak ingin melihat penyiksaan secara langsung.'' Kushina menggigit bibir bawahnya, seharusnya dia bisa membantu untuk meringankan siksaan yang akan Naruto lakukan pada Akayu. Tapi sekali lagi, dia tidak akan mampu untuk membantah.
''Baiklah.'' Dan menurut adalah pilihan utama demi menyelamatkan nyawanya dari ancaman kedua mahluk didepannya. Dia membalikkan badannya dan disitu dia berdiri terkejut karena didepannya terdapat portal hitam yang membuka sebesar ukurannya badannya.
''Masuklah ke portal itu. Portal itu menuju arah kerumahmu berada. Sebaiknya cepat sebelum kau mati disini karena menerima tekanan kekuatan milik Great Red.'' Tanpa pikir panjang Kushina melesat cepat menuju kearah portal itu berada, namun tidak mau membiarkan seorangpun pergi ketika menyaksikan kekalahan telaknya dari Naruto. Akayu menembakkan laser besar dari tangan kirinya disela-sela dia menahan rasa sakit di lehernya dan tujuannya adalah melenyapkan gadis yang memiliki rambut merah yang sama sepertinya.
''Lawanmu adalah aku.'' Laser itu ditepis dengan mudah oleh Naruto, membuatnya melaju cepat keatas dan meledak akibat berbenturan dengan perlindungan yang melingkup daerah ini. Kushina yang melihat itu agak sedikit terkejut, namun tidak membuang waktu lagi dia segera masuk ke portal itu dan pergi kerumahnya untuk mengistirahatkan pikiran serta tubuhnya.
Pikiran terakhir dari Kushina sebelum mencapai portal itu adalah. Kenapa bisa Naruto menyelamatkannya dari laser itu. Bukankah dia bukan siapa-siapanya, ah dia baru ingat bahwa dirinya sudah memegang kontrak dengan Naruto. Bahwa sekarang dia menjadi pelayan bagi Naruto. Sungguh miris sekali.
''Dan sekarang. Bagaimana kalau sedikit pijatan untuk tubuh kecilmu itu, Akayu.''
-To be continued-
A/N : Yah, mungkin menulis sesuatu seperti ini tidak buruk juga untuk sebuah hiburan. Bagaimana kesannya guys? Maklum saja, jika masih ada beberapa kata yang salah, karena pada dasarnya kesempurnaan hanya milik sang maha kuasa :).
Saya bukan Author baru, sebenarnya saya sudah lama menetap di FanFiction, dan sayangnya pen-Name yang lama telah terkunci, dan tidak bisa terbuka. Lupa kata sandi, hehehe. Oke, bye bye everyone.
