Desclaimer : Vocaloid punya Yahama n Crypton, Bukan punyaku...
(karena banyak Author pake Desclaimer, aku jadi ikutan pake... pinginnya sih Vocaloid milikku #plakk)


He Is Me ?


Miku POV


"Miku!" teriak seseorang kepadaku. Aku menoleh ke arah suara itu, kudapati sosok seseorang berambut kuning, berpostur kecil, dan memakai pita putih besar mencolok dikepalanya yang sedang berlari ke arahku. Oh, bagus... itu Rin.

'GREB' Oh, Rin memelukku. Seperti biasa aku tak bisa menghindar darinya, Rin selalu berhasil menangkapku.

"Ri... Rin... Hosh.. Hosh... Kau terlalu cepat..." ujar Len saudara kembar Rin, yang sepertinya berusaha mengejar Rin tapi dia tertinggal.

"Nee... Len, kau yang lambat!" jawab Rin.

'SYUUT' Ya ampun! Dekapan (?) Rin, membuatku sesak! "Ukh... Rin... Sesak..." kataku lirih.
"Eh?" 'BLETAAKK' yak.. 1. pukulan keras dari Len, pemirsa.
"ADUH!" yak... 2. Jeritan Rin yang menggema dari Rin tepat di telingaku, pemirsa.

Lalu... 3...

"Lihat itu! Miku kesakitan tau!" bentak Len .
"Huh! Iya! Iya!" balas Rin. Yak... 3. Pertengkaran dari kagamine bersaudara yang sengit nan akan panjang jika tidak dihentikan, pemirsa.

"Sudahlah Len, aku tidak apa-apa, kau tak perlu berlebihan." Sambungku mencoba melerai mereka.

"Dengar itu Len! Miku sudah terbiasa dengan hal ini, jadi biasakan lah!" terbiasa? Aku malah tidak ingin membiasakannya.

"Kau keterlaluan sekali Rin! Bagaimana jika umur Miku memendek karena dirimu?"

"Memendek? Memendek bagaimana maksudmu Len?"
"Omelanmu itu! Omelanmu saja sudah memuat umurkan memendek tau!" memendek? Memang omelan bisa membuat umur memendek? Apalagi bukannya kalian berdua sama-sama mengomel? Akh... sudahlah aku tidakmau berkomentar apa-apa, daripada nanti aku yang menjadi korbannya.

"Kau tau Len! Kau itu... bla... bla... bla... bla... bla... bla... bla... bla... bla... bla... bla... bla... bla... bla bla... bla... bla... bla... bla... bla... bla..." Apa yang mereka tengkarkan sama sekali tidak nyambung. Akh... telingaku sudah tidak bisa mendengar lagi apa yang mereka katakan. Volumenya melebihi kemampuan pendengaran manusia.

"Hei, kalian mengganggunya tau."

"Lu...Luka-nee" Jawab Kagamine serempak.

"Luka." Ucapku spontan.

= Character List by Hatsune Miku-Sensei =
Yak, anak-anak. Apa kalian tau siapa orang yang disebut diatas?
Biar saya jelaskan siapa orang yang bernama Luka diatas atas.
Dia adalah Luka Megurine. Seorang primadona sekolah. Luka adalah orang yang dewasa, tegas, pintar, tegas, dermawan, tegas, baik, tegas, disiplin, tegas, dan tentu saja sangat cantik. Karena 87% laki-laki yang mendengar karakteristiknya saja belum melihat orangnya, sudah jatuh hati padanya. Padahal dulu Luka sangat polos, lugu, dan juga Childish. Sifat Luka agak berubah sejak masuk SMP, hm... atau sejak dia mulai berpacaran ya? Oh iya, Luka berpacaran dengan Gakupo, si bodoh tulen kelas kakap. Bagaimana bisa Luka yang perfect mau dengan orang seperti dia? Ah... sudahlah. Yang jelas Luka adalah orang paling berbakat dunia akhirat, tak tertandingi, sepanjang sejarah pencak silat, Amin.
N.B : Luka juga sahabatku lho!

"Hey." Sapa Luka membuyarkan lamunanku dari 'Character List by Hatsune Miku-sensei' ku.

"Ah? Ya?" Jawabku gugup.

"Kau tak apa-apa?"

"I...iya! Arigatou!"

"Hm..." Jawab Luka datar.

"Luka, kenapa kamu tidak sekelas denganku? Aku tak bisa menghadapi mereka (Rin dan Len) sendiri. Aku tak bisa hidup tanpamu Luka..." kataku mendramatisirnya. Luka pasti akan membalas mendramatisirnya.

"Miku... ayo ikut denganku, kita kekelasku saja, jika kau bersamaku kau akan baik-baik saja Miku..." ya kan? Benar kataku.

"Luka..."

"Miku..."

Aku dan Luka biasa seperti ini, banyak yang mengira kami Yuri padahal kami hanya bercanda. Hah... yah sudahlah...


'KRIIINGGG! KRIIINGGG! KRIIINGGG!'
Bunyi bel sekolah yang mirip penjual eskrim keliling di kompleks rumah.

"Saatnya masuk kelas, ayo Miku!" panggil Rin.

"Ng! Haik!" balasku.

= Dikelas =

Pelajaran pertama dimulai oleh Kiyoteru-sensei tentang pelajaran Biologi...

= Time Split = Sekarang sudah waktunya pulang sekolah... [(Author: Miku-chan, jgn Time Split seenaknya dong! Kasihan Kiyo-sensei yang susah-susah mengajar kan?) (Miku: ah... biarin... Kiyo-sensei ngebosenin, aku ga suka Biologi!) (Author: Ayolah Miku-chan, sekali saja... kamu maen disini juga cuma SEKALI kan?) (Miku: EEHH? ukh... baiklah...)]


= Ga Jadi Time Split =
= Dikelas =

Kiyo-sensei yang baik hati, sabar,nan tampan kata orang (bukan kataku) ini, menerangkan tentang perubahan tubuh manusia. Cih! Topik ini yang membuatku tak suka biologi.

"Anak-anak, perubahan pada anak laki-laki dan perempuan berbeda. Jika anak perempuan..." Bla bla bla bla bla bla... apa yang dibicarakannya bahkan masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Aku sudah mempelajari pelajaran ini dari SD! Kenapa sekarang dibahas lagi?

Kenapa aku tidak suka pelajaran ini? Aku bukannya tidak suka, tapi tidak mengerti! Pelajaran perubahan ini sama sekali tidak sesuai denganku! Katanya perempuan mengalami ini lah, itu lah, apa lah, padahal aku sama sekali tidak mengalaminya.

Rin saja yang bertubuh mungil sudah mengalami 'itu', memang sih... ukuran badan kurang mempengaruhi hal itu. Wajarnya, diusia seperti ini harusnya aku sudah mengalami 'itu', kalau anak laki-laki memang b.e.l.a.k.a.n.g.a.n.

Badanku malah lebih tinggi dari anak perempuan seangkatanku, suaraku juga membesar. Melenceng jauuuuh dari perubahan perempuan yang dijelaskan Kiyo-sensei kan? Karena itu, aku jadi tidak mengerti + jengkel, membuatku jadi membenci pelajaran ini.

'KRIIINGGG! KRIIINGGG! KRIIINGGG!'
Bunyi bel sekolah yang mirip penjual eskrim keliling di kompleks rumah. (lagi)


=Time Split=
(langsung pulang saja ya...)

Aku membawa tasku keluar kelas menuju koridor, karena tasku tidak bisa berjalan sendiri. Di koridor, aku melihat Luka yang hendak keluar dari kelasnya, kelas 8.F.

"Luka?" Sapaku.

"Oh, Hai." Responnya.

"Mau jalan bareng sekalian?" jawabku gugup. Tunggu, kenapa terkadang aku sering gugup berbicara dengan Luka?

"Boleh." DEG...Hah? kenapa aku jadi berdebar-debar? Jangan bilang aku jadi Yuri! Tidaaaakkkk! Aku masih ingin normaalll! Aku ga mau jadi Yuri! Sang Author pun juga 'anti' hubungan seperti itu! Hah... tenangkan dirimu Miku... itu mungkin karena kau jarang berbicar dengannya, dan merasa kangen... hmm... ok!

Selama perjalanan kami saling tutup mulut. Suasana ini... membuatku tidak enak.

"Nee... Luka!" kataku membuka pembacaraan.

"Hmm?" Lagi-lagi jawabnya singkat.

"Bagaimana hubunganmu dengan Gakupo?"

"Hm... Selama ini masih baik-baik saja tuh." Ada senyum kecil menghiasi wajahnya.

"Oh... Lalu, kenapa kamu memilih Gakupo? Bukannya yang jauh lebih tampan dan pintar ada banyak? Kenapa memilih yang jelek, bodoh, kaya perempuan lagi?"

"Hahaha! Miku-Miku... aku juga tidak tau kenapa aku memilihnya, padahal dia seperti yang kau katakan tadi, tapi... entah kenapa hatiku berkata lain." Hoo... jawaban yang sangat dewasa. Sepertinya Luka sudah jadi dewasa sendiri tanpaku, rasanya agak sedih.

"Tenang saja. Miku juga bisa menemukan orang yang spesial kok." Eh? Luka menyemangatiku? Apa dia membaca pikiranku?

"Hm! Kuharap orangnya tidak seperti Gakupo." Jawabku sengan sedikit agak jahil.

"A... Apaan sih?" jawab Luka jengkel sehingga mukanya memerah.

Sudah lama tidak bercanda dengan Luka. Aku jadi...

"AWAAASSS!"

"Kyaaaa!" jawabku dan Luka bersamaan.

"Miku! Luka! Maaf ya!" kata orang yang hampir menabrakku dengan sepedanya, Len.

"Hah... Rin, Len, kalian apa-apaan sih?" sahut Luka marah.

"Len, Rin, ada apa?" tanyaku.

"Ini! Si Rin! Dari tadi dia tidak bisa diam! Aku jadi mau jatuh!" jawab Len.

"Len sendiri nyetirnya gak becus! Masa' cepet dikit aja nggak bisa! Aku kan mau cepat-cepat sampai rumah!" Potong Rin.

" Kalau bertengkar bukannya akan buang-buang waktu?" Serobot Luka.

"Rin/Len sih!" Jawab mereka kompak.

"Sudah-sudah. Lebih baik kalian cepat pulang kan?" Leraiku.

"Baiklah. Miku! Luka! Kami duluan!" Sapa Kagamine bersaudara.

"Ya, hati-hati ya!" jawabku.

"Gyaa! Aduh Rin! Jangan banyak bergarak! Nanti jatuh nih!" kata Len dari sepeda. Padahal baru saja aku bilang hati-hati.

"Ukh! Len cerewet! Aku jatuhin nih!"

"Riiiinnn!"

Masih sempat-sempatnya mereka bertengkar. Kira-kira apa komentar orang-orang yang mereka lewati sepanjang jalan? Memarahi meraka? Menyiram mereka? Atau melempari meraka?

"Semoga mereka tidak apa-apa." Kataku spontan.

" Harusnya yang kau cemaskan itu penduduk sekitar." Kata Luka tiba-tiba.

"Eh? Sepertinya kau benar." Ya... harusnya yang kucemaskan para penduduk yang terkena terpaan nada, guncangan getaran, dan meletusnya gunung berapi... eh, meletusnya suara mereka.

"Miku, aku sampai disini saja. Aku harus menunggu angkutan umum disini." Kata Luka.

"Haik... Ja nee..." jawabku.

Aku berjalan menuju arah rumahku, aku tidak punya sepeda seperti Kagamine twins, atau menaiki angkutan umum, aku tidak memiliki uang lebih untuk itu.

Karena orang tuaku sudah tidak ada, sekarang aku tinggal bersama paman dan bibiku. Yah... Jika aku mau, aku bisa saja meminta mereka untuk membelikanku sepeda, dan mereka pasti mebelikanku karena sudah menganggapku seperti anak mereka sendiri (GR nya Miku). Mereka sudah merewatku sejak aku kecil, aku ingin membalas kebaikan mereka, aku tak ingin terus menyusahkan mereka.


= Di Rumah =

"Aku pulang."

"Miku-chan! Selamat datang! Mau es krim?" jawab Kaito-san, pamanku.

"Hm" kataku sambil menggelengkan kepalaku.

"Miku, tidak makan dulu?" kata Meiko-san, bibiku.

"Haik." Jawabku

= Dini Hari (Keesokan Harinya) =

Aku terbangun karena merasakan hal yang tidak biasa, ada sesuatu yang aneh dan tidak enak, rasanya ada yang basah? Aku mencoba membuka mataku.

"Hah!" terikku tiba-tiba. Aku harap suaraku tidak membuat Kaito dan Meiko bangun. Aku kaget-sekagetnya melebihi rasa kaget jika melihat Vocaloid batal diproduksi lagi.

"Apa-apaan ini? Aku ngompol? Bagaimana bisa?" Biasanya aku akan terbangun jika ingin buang air, tapi kali ini aku tidak merasa ingin buang air, tiba-tiba keluar begitu saja.

"Um... aku harus menyembunyikannya, apalagi dari Kaito!" Tapi... bagaimana?

= Pagi Hari =

"Miku, kamu ngompol ya?" kata Kaito tiba-tiba.

Geehhh... kenapa Kaito bisa tau? Aku kan tidak memberi tahu siapa-siapa kecuali Meiko. Pasti Meiko yang memberitahukannya!

"Eh? Kaito-san bicara apa?" jawabku dengan senyum kecut untuk menutupi rasa maluku.

"Ng... Miku, sebenarnya..." kata Meiko-san yang tiba-tiba keluar dari dapur.

"Hnn? Ada apa Meiko-san?" jawabku dengan agak memberikan deadglare padanya, aku jengkel padanya, karena aku menduga Meiko yang memberitahu Kaito tentang hal ini.

Kaito sepertinya kehabisan kata-kata, dia kemudian langsung memesuki kamarnya.

"Ano... sebenarnya aku memberi tahukan hal itu pada Kaito, lalu..." jawab Meiko-san gugup.

Tuh, kan! Sudah kuduga! Dia yang memberitahunya, apa dia punya dendam padaku? Sampai-sampai dia memberitahu hal memalukan ini pada orang lain?

"Sudahlah Meiko, aku saja yang bicara." Ucap Kaito yang tiba-tiba keluar dari kamarnya, sambil membawa sebuah kotak yang sepertinya berisi sebuah dokumen.

"Apa yang igin kalian bicarakan? Apa itu Kaito-san?" kataku sambil menunjuk kotak itu dengan sangat penasaran.

Kaito mengeluarkan beberapa kertas dari dalam kotak itu, lalu menyodorkannya padaku. Itu sebuah akte kelahiran. Namanya Hatsune Mikuo, sangat mirip denganku. Tanggal lahir, tempat lahir, orang tuanya pun sama denganku. Namun hanya jenis kelaminnya saja yang berbeda.

" Aku punya saudara? Sekarang dimana dia? Aku ingin bertemu dengannya!" kataku spontan, setelah membaca akte itu.

"Miku, ah, maksudku Mikuo, itu adalah dirimu, itu akte kelahiranmu." Jawab Kaito.

"Eh? Kaito-san bercanda kan? Dia jelas-jelas laki-laki, sedangkan aku perempuan. Bagaimana bisa?"

"Aku tidak bercanda, kamu adalah laki-laki. Sebenarnya ketika ibumu meninggal, ayahmu sangat terpuruk. Saat kamu lahir, ayahmu menyadari kemiripanmu dengan ibumu. Tapi sayangnya kamu adalah laki-laki. Kemudian dia memalsukan akte kelahiranmu, dan menjadikan kamu anak perempuan agar dia bisa melupakan ibumu, dia tidak ingin terus-terusan menjadi sedih. Jadi...hzhhzh..."

Ah? Apa yang Kaito bicarakan? Aku tidak bisa mendengar lanjutannya. Pandanganku memutih... apakah aku... Pingsan?


To Be Continue...


An : Maaf minna-san, fanfic ku abal-abalan, gaje, ngebingungin lagi... mohon dimaklumi saya masih pemula... umm... apa fanfic ini terlalu panjang? Atau kurang
panjang? OAO"a
Silahkan kritik dan sarannya~ ^^