Puasa Ala Organization XIII
A/N: *muter lagu We are the Champion* YAHA! SAIA KETERIMA JADI ILUSTRATOR 1! *gaadayangnanyambak...*
Oh, salah. Salah setel. Maksud saia, saia kembali lagi di fandom KH ini! Ihirprikitiu, ini fic kedua saia, bertema puasa ala 13 makhluk nggak jelas *dilempar*, eh, 12, Roxas kan jelas. Halah.
Ini fic kedua saia di fandom ini. Satu-satunya fic berchapter yang bisa aku ketik sementara, tanpa WB. Udah ada rencana fic lagi, tapitapi ini lagi puasa, jadi besok ntar kalo udah puasa aja bikinnya. Romen sih, SoRoku pula. *ngasih spoiler sakpenake dhewe*
Okelah, aku nggak mau banyak mbacot, enjoy ya!
WARNING! Mengandung nikotin berbahaya! *plak*
Eh, maksud saia mengandung unsur OOC yang sangat luar biasa, terus... Plotnya mejikuhibiniu di langit yang biru, garing, Gay*s *plak* maksudnya jayus, emm... Ceritanya juga... Aneh.
Satu lahi, membaca fic ini dapat menyebabkan serangan jatung, gangguan kehamilan dan janin JIKA anda membaca fic ini dalam keadaan merokok. Jauhi rokok. *lho*
Okelah, kebanyakan warning ini. Mulai!
Prolog-Ide Sang Superior
Suasana The Castle That Never Was yang megah nan tinggi nan seram nan dingin (tau dari mana coba?) nan sunyi nan berkilauan (?) dan kawan kawannya itu kebetulan sedang ramai. Demyx sedang memainkan Arpeggionya dengan lagu Terlena, yang dinyanyikan oleh seorang penyanyi dangdut. Author lupa namanya. Yang jelas itu pernah dijadikan lagu senam di sekolah author. Halah, curhat.
Bek tu de stori, Demyx yang sedang asyik memainkan Arpeggionya tak sengaja menyemburkan air ke arah Axel yang sedang dibara api cinta (?).
"GYAAAAAAAAA! DEMYX! BASAH TAUK! API CINTANYA JADI PADAM, KAN? KAN? KAAAAAAN!" teriak Axel dengan background yang ampun-dah-lebay-abis. Demyx yang kaget dengan teriakan amarah sang mbah Axel langsung bersembunyi di belakang Zexion yang sedang tenang tanpa kata sambil membaca novel "5 cm.". Terlihat tampang si pemain sitar itu ketakutan di balik kover hitam dari novel yang saat ini sedang dibaca Zexion dengan tentram.
"M-maaf Xel, err... Aku gak sengaja... Engg... Tadi kamu bilang api cinta..? Lagi jatuh cinta?" tanya Demyx takut-takut, tapi coba berani-berani, siapa tahu bisa menyamakan keadaan, dari 0-1 jadi 1-1. Emang sepakbola?
Axel yang menyadari waktu dia ngamuk tadi meneriakkan kata "Api cinta" wajahnya langsung memerah.
"Engg, lupakan." kata Axel sambil memalingkan wajahnya. Mari kita ikuti arah pandangan Axel yang saat ini menatap Luxord dan Marluxia yang sedang bermain poker berdua, ditonton oleh Roxas, Saix (yang sebenernya lagi bengong), Xemnas (yang sebenernya lagi mikir keras sekeras baja), Lexeaus (yang sebenernya lagi tidur nyenyak), dan Xigbar (yang sebenernya lagi pengen ngupil). Terlihat kerutan-kerutan tanda penuaan yang biasa muncil pada wanita-wanita yang telah lansia muncul di wajah Marluxia yang sekarang berkeringat. Wah, Marluxia jadi nenek-nenek nih. Makannya Mar, pake Ol*y.
Tak lama kemudian, wajah Marluxia menjadi mulus lagi, keringetnya jadi bunga-bunga di bukit berbunga, mengeluarlan aura cling-cling, dan ekspresinya plong. Seperti orang yang habis mengeluarkan "Harta benda biologis". (tau maksutnya?)
"Nah, rasakan ini! Wahaha, aku pasti menang!" kata Marluxia penuh percaya diri dan menunjukkan kartunya di meja. Luxord melirik deretan kartu itu lalu tersenyum licik dan penuh kemenangan.
"Bah, payah. Aku yang menang, bodoh!" kata Luxord santai sambil menunjukkan deretan kartunya. Marluxia melongo.
"AKU KALAH? TIDAK!" teriak Marluxia sambil gelundungan nggak jelas. Luxord terkekeh-kekeh seperti Buto Ijo.
"Makanya, kalau tahu nggak bisa nggak usah main aja." komen Roxas datar sedatar jalanan aspal (?). Marluxia memonyongkan bibirnya dengan ketidakyakinan yang sangat.
"Nah, sekarang lepas jaketmu. Itu perjanjiannya tadi." kata Luxord sambil merapikan kartu yang berserakan di meja. Marluxia merengut, tapi nurut. Dia meletakkan tangan kirinya di resleting jaketnya. Mendadak backgroundnya menjadi bunga mawar. Rambutnya menjadi 'Sssheeet-sssheeet' (?). Luxord sweatdrop. Roxas jijik melihatnya.
'Ih, gombal.' batin Roxas. Tepat pada saat Marluxia mulai membuka resletingnya, tiba-tiba...
"RACUN TIKUS! RACUN TIKUS! DIGIGIT LANGSUNG GARIIIIIIIIIIIIIIIIIING!"
Lho. Tunggu. Bah, itu mah tukang jualan racun tikus di kantor bapak saia. Lupakan. Mari kita ulangu lagi.
Tiba-tiba...
"AHA! AKU PUNYA IDE YANG KEMPLING CLANG CLING CLUNG CLENG CLONG SEPERTI BOLA KRISTAL YANG BARU DIGOSOK!" teriak Xemnas tiba-tiba, alhasil membuat semua yang ada di situ kaget. Termasuk para penonton poker selain Roxas, bahkan ada yang sampe jatuh dari tempatnya.
"... Ide apa?" tanya Saix heran. Roxas menutup telinganya, takut kalau sampai Xemnas teriak-teriak dan bikin telinganya pekak itu.
"WAHAHAHAHAHA! PASTI KALIAN BELUM PERNAH MENCOBA HAL INI SEBELUMNYA!" teriak Xemnas lagi, lebih keras dari sebelumnya. 'Tuh, kan, teriak lagi...' batin Roxas. Zexion yang semula cuek langsung tertarik, dia menempatkan pembatas buku pada halaman yang dia baca, lalu menutup novelnya.
"Memangnya apa?" tanya Zexion tertarik. Xemnas langsung berbalik, dengan pose yang nggak jelas babar blas. Zexion sweatdrop.
"MARI KITA COBA PUASA SELAMA SEBULAN INI!" teriak Xemnas. Semuanya melongo.
"A-apa?" tanya semuanya kecuali Xemnas, serempak. Xemnas cengar-cengir.
"Begini. Puasa itu tradisi orang Islam. Puasa hukumnya wajib bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia, jika itu adalah bulan Ramadhan. Selama puasa ini, mereka harus menahan semua hawa nafsu, jadi mereka tidak makan, minum, melakukan hal-hal yang 'Iya-iya', melakukan kejahatan dan lain lain yang bersifat buruk. Mereka menahan nafsu mereka dari Subuh hingga Magrib. Subuh itu waktu fajar, dan Magrib itu waktu terbenamnya matahari. Nah, bagaimana kalau kita coba, sekalian masuk Islam? Tenang saja, tiap pagi kita akan sahur, sahur itu seperti sarapan (Author bingung mau dijelasin kayak gimana, kalo salah maaf.), hanya dilakukan pada pagi sebelum Subuh." jelas Xemnas panjang lebar, seperti ustadz mendadak. Semuanya mengangguk, mengerti.
"Hemm... Kelihatannya menarik." komen Xaldin sambil menggaruk (?) jenggotnya. Xigbar malah muter-muter gak jelas di tepi ruangan. Roxas melongo, tapi wajahnya mengatakan setuju dengan Xaldin. Axel sih setuju kalau Roxas setuju (bah). Demyx mengangguk senang sambil memainkan Arpeggionya. Zexion tersenyum, setuju. Tiba-tiba Luxord mengangkat tangannya.
"Abang Xemmy~ kalo pas puasa judi boleh gak?" tanya Luxord dengan gaya anak kecil. Xemnas langsung berdiri dan berapi-api lagi.
"TENTU SAJA TIDAK BOLEH! JUDI ITU TIDAK BAIK!" teriak Xemnas lebay.
"Yah, julukanku gak kepake dong." gumam Luxord pelan, lalu pundung di pojokan, ketabrak Xigbar yang lagi muter-muter ala ballerina.
"Yoweslah, pokok'e." gumam Xemnas dengan logat Jawa kentel. Dia lalu melayangkan pandangannya ke arah para anak buahnya yang sama-sama melongo. "Setuju gak kalau mulai besok kita puasa?" tanyanya. Semua berpandangan sati sama lain.
"SETUJU!"
Nthe, Bhe, Che
(TBC)
A/N: WAHO! Selesai juga chapter prolog ini. Wah. Saia kepikiran fic ini terus dari kemaren. Dulu waktu saia masih author di fandom Bleach, kayaknya fic bertema puasa ala Shinigami banyak. Dan entah kenapa saia pengen bikin cerita ini. Udah lama gak bikin cerita, WB. Terakhir aja fic saia gaje. Oh ya, saia minta maap kalo fic ini garing, maksa, de el el. Namanya juga Tie. Temennya njayus semua sih. Emm, kayaknya fic ini bakalan cepet update.
Oh iya, waktu chap ini selesai, mereka masuk Islam. Wohoho. *geje*
Nah... Gimanakah jadinya kalo mereka puasa? SIMAK CHAPTER DEPAN; SAHUR ALA XEMNAS DAN HARI PERTAMA!
Nah. Review please? Mau saran juga silakan ^^
Oh iya, bagi yang beragama Islam, Tie selaku umat Islam mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa! Semoga puasa kali ini akan menjadi puasa yang lebih baik dari puasa-puasa sebelumnya ^^ Ohya, Tie juga minta maaf bila ada salah dan kalo di fanfic ini ada kata yang tidak berkenan di hati pemirsa *halah*.
Klik tombol dibawah, please?
