a Naruto Fanfiction
Presented By Anna Fuuki
OUR CONTRACT
Pairing : Sakura and Sasuke
Rating : T
Genre : Romance & Hurt Comfort
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : Alternative Universe, Typo
.
Summary :
Sakura jatuh cinta pada seorang lelaki yang senang bermain.
Tidak tahan lagi, ia pun meminta lelaki itu untuk menjadi… pacar kontak nya.
Mampukah mereka bertahan dengan kontrak yang diciptakan atas nama cinta? Dan mampukah mereka kembali terbangun dari mimpi ketika kontrak itu harus diakhiri?
.
.
.
-oO0Oo-Our Contract-oO0Oo-
Chapter 1
~The Contract We Made~
.
Sakura memajukan bibirnya kaku. Sungguh, sahabatnya yang satu ini sudah terlalu sering melanggar janji. Sudah tak terhitung janji dari Sakura yang telah dilanggar oleh Ino, gadis berambut pirang yang merupakan sahabat Sakura sendiri.
Kini, Ino telah memijakkan kakinya dihadapan Sakura. Memohon permintaan maaf dengan menyatukan kedua telapak tangannya lurus-lurus, "aku benar-benar minta maaf, Sakura," ujar Ino menampakkan wajah memelasnya yang dilapisi dengan make up natural, "Sai minta ditemani lagi," sambungnya lembut.
"Heeh! Selalu Sai, memang susah jadi orang pacaran," Sakura menyentil ringan dahi sahabat nya itu, membuat Ino tersenyum jahil atas tindakannya sendiri.
"Sebenarnya tidak juga, makanya carilah pacar, Sakura. Asyik juga asal kau tahu," sahut Ino. Ia menaruh telapak tangannya yang tadi menyatu menuju puncak kepala Sakura, membuat gerakan pelan disekitarnya.
Pipi Sakura bersemu merah, dan Ino menyadari itu. Niat nya Ino hanya ingin mencari alasan untuk meminta maaf pada Sakura, tapi kini Ino malah ingin lanjut menggodanya dengan ocehan sendiri, "seperti nya Sasuke si pria beruntung itu akan segera mendapatkan sahabatku," Ino menatap langit biru yang terbentang luas diatas sana dengan sesekali melirik reaksi Sakura, dan dapat! Sakura sudah seperti kepiting rebus saat ini.
"Tahan, Ino, bagaimana kalau nanti ada yang dengar?" Sakura menyentuhkan telapak tangannya pada bibir Ino, "aku bisa gawat!"
"Tidak akan ada yang dengar Sakura, tidak perlu seperti itu," ujar Ino dengan sedikit cekikikan, "kapan kau mau mengutarakannya?" lanjut Ino ingin tahu.
"Se…secepatnya," jawab Sakura lancang.
"Itu kata-kata yang sudah kudengar berpuluh-puluh kali, dari tiga tahun yang lalu kurasa," Ino pura-pura berfikir dengan menaruh jari telunjuknya di dagu, "dan tak pernah dilaksanakan karena orang nya sendiri terlalu malu untuk mengutarakan," dan DORR, Sakura kena telak.
"Kali ini, aku benar-benar akan mengutarakannya, dan akan membuatnya menerimaku!" Sakura menegaskan suaranya, membuat Ino tersenyum gemas, "iya adikku Sakura, harus bahagia, ya! Kalau dia membuatmu menangis," Ino mengepalkan tinjunya, dan mengarahkannya ke telapak tangan yang lain, "aku akan membuat dia sangat menyesal karena telah melakukannya."
Sakura tersenyum mendengar kata-kata yang baru saja terlontar dari bibir sahabatnya. Begitu besar perhatiannya pada Sakura, membuat gadis pink itu merasa hatinya disirami air hangat yang menenangkan. Setidaknya ia yakin, diantara semua orang yang dekat dengannya, Ino akan menjadi salah satu dari sedikit orang yang dia rasa takkan pernah mengkhianati dirinya.
"Nah, ayo kita mulai perjalanan kita!" Sakura menyahutkan suaranya lantang dengan meninju langit diatas tubuh mereka. Ino hanya menggeleng pelan dengan sedikit menyimpulkan senyumnya.
Mereka terus bermain hingga kesenangan mereka harus diakhiri begitu matahari tenggelam.
-oO0Oo-Our Contract-oO0Oo-
"Harus kuakui, Sakura. Kelihatannya kau benar-benar serius ingin menjadikannya pacarmu kali ini," ujar Ino ketika melihat Sakura memegang sebuah surat beramplop merah dengan pinggiran abu-abu. Ditengah-tengah amplop itu terukir, To Uchiha Sasuke From Haruno Sakura.
"Tentu saja. Kau pikir aku bercanda?" Sakura melebarkan senyumnya, seperti hal yang biasa dia lakukan. "Kau salah tanggap, Yamanaka?" canda Sakura sambil membuka handphone flip-nya tergesa-gesa.
"Terserah kau," Ino mencibir melihat kelakuan sahabatnya, "siapa yang ingin kau hubungi?" tanya Ino begitu melihat Sakura berhasil mengeluarkan handphone-nya.
"Ibuku sudah pulang dari Amerika, aku ingin bilang kalau aku akan pulang terlambat hari ini," Sakura mengeluarkan senyuman manisnya.
"Eeh, begitu. Bagaimana ayahmu?" Ino ikut bahagia melihat kebahagiaan sahabat nya ini.
"Hm, ayah baru akan pulang bulan depan, tepat saat ulang tahunku," sahut Sakura lagi.
"Susah ya, hidup terpisah dari orang tua," dalam hati Ino berpikir bahwa ia pasti juga akan kesusahan jika tak ada gadis pink ini disisinya.
"Hahaha, pikir positif dong."
"Apa positif nya coba?" Ino sedikit kaget dengan perkataan Sakura barusan.
"Aku bisa dapat uang sebulan cukup banyak, bisa bersama Ino, dan…" Ino terdiam menunggu kelanjutan dari pembicaraan Sakura dengan wajah yang bersemu merah mendengar penuturan jujur sahabatnya. "Bisa melihat Sasuke," lanjutnya malu-malu. Ino merasa semakin gemas kepada Sakura, sahabatnya ini benar-benar sudah berkembang. Sedang Sakura yang dilihat Ino terus mengetikkan kata-kata melalui handphone nya.
"Baiklah. Sekarang lebih baik kau tentukan waktu nya," terang Ino, "pastikan waktunya tepat."
"Rencananya sih mau sekarang juga," tegas Sakura sambil menekan tombol send pada handphone flip miliknya.
Ino mau tak mau harus dibuat kaget oleh Haruno ini, sekarang? Saat ini? Sesaat Ino kembali berpikir sambil melihat kearah Sakura dengan handphone milik gadis pink ini, dan kembali dikagetkan beberapa saat kemudian. Wallpaper itu! Sungguh!
"Haruno Sakura! Wallpaper-mu gambarnya si Uchiha itu?" Ino merebut paksa handphone Sakura, membuat gadis itu sedikit mengeluarkan suaranya karena terkejut.
"Ampun, Ino! Aku bisa terlempar karena tindakanmu barusan!" Sakura tertawa melihat kekagetan Ino. "Memang apanya yang aneh?" balas Sakura sambil memiringkan kepalanya jenaka.
"Eh? Ga… gak ada sih…" ujar Ino malu karena kehebohan tidak jelasnya barusan. Dengan gerakan perlahan diserahkannya ponsel flip itu membuat senyum diwajah Sakura semakin berkembang.
"Aku benar-benar suka dia Ino," ujar Sakura sambil menatap mata Ino lurus-lurus, menampakkan keseriusan yang sangat jarang diperlihatkannya. Karena gadis satu ini adalah tipe orang yang hampir tak pernah memikirkan apapun yang susah, apalagi yang melibatkan masalah hati. Ino terbawa arus pandangan Sakura yang tajam ini, menyadari adanya perbedaan pada pandangan gadis satu ini. Mata tajam itu, itu sungguh tidak seperti Sakura yang biasanya.
Sementara Ino balas menatapnya gugup, Sakura mulai tertawa dengan memukul-mukul pelan pundak sahabat nya, "tampangmu bagus, kau tahu?"
Ino yang pertamanya berhasil dikejutkan sekarang ingin membalasnya dengan gurauan,"tentu aku tahu, aku tahu aku terlalu cantik dan berbakat menjadi aktris," Ino memejamkan mata dan menampakkan senyum sinis andalannya.
"Yamanaka-san, aku tahu kau punya penyakit. Kapan kira-kira kau mau mengobatinya? Aku selalu siap mengantarmu. Rumah Sakit kejiwaan selalu siap menunggumu. Mereka selalu meminta bantuanku karena kau selalu kabur dari sana. Kau tahu? Itu cukup merepotkanku, makanya kembalilah kesana," canda Sakura sambil memeluk Ino dari belakang, mempermainkannya dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.
Ino tampak terpancing, terbukti dari dirinya yang menggoncang-goncang tubuh ringan dibelakangnya, "aku doakan kau tak akan pernah diterima oleh Uchiha dingin itu!" sahut Ino.
"Doakan saja, maka tunggulah saat-saat dimana Sai akan menceraikanmu, karena doa anak baik selalu dikabulkan!"
"Sai tak akan pernah menjauh dariku, kalau kau berani berdoa begitu, aku akan menggelitiki perut-mu sampai kau pingsan!"
"Coba saja! Kalau kau masih berani, aku akan balas menggelitiki Sai sampai dia masuk Rumah Sakit!" sahut Sakura dengan menjulurkan lidahnya nakal.
"Apa? Jangan sangkut pautkan Sai dong!" Ino menunjuk Sakura kesal dengan jari telunjuk kanannya.
Sakura berlari kecil dari koridor itu menuju kelasnya dengan Ino yang mengentol dibelakangnya.
-oO0Oo-Our Contract-oO0Oo-
"Sasukeee~ ayo pergi ke karaoke hari ini~" sahut seorang perempuan tanpa malu memeluk mesra lengan lelaki berwajah datar disebelahnya. Kelihatannya gadis cantik disebelahnya ini tidak cukup memperdulikan raut datar dan dingin hampir tanpa ekspresi yang terpasang diraut pemuda itu selama pemiliknya adalah Uchiha Sasuke, seorang lelaki yang amat sangat tampan, kaya, jenius, dan yang pasti seseorang yang mampu mendapatkan apapun keinginannya tanpa susah payah.
"Aku tidak bisa hari ini… lain kali saja, ok?" tolak Sasuke tanpa memperdulikan gelayutan gadis disebelahnya ini, Sasuke meneruskan acara jalannya.
"Yaah… Sasuke… ya udah! Aku ajak yang lain saja!" reaksi gadis itu sambil menggembungkan pipinya. Gadis itu berjalan menjauh dari Sasuke, melepaskan rangkulan erat nya. Merasakan itu, Sasuke hanya mampu mendesah lega.
Dia bosan, dia sungguh sangat bosan. Bosan karaoke, bosan dengan perempuan-perempuan yang hampir setiap saat datang silih berganti, dan perasaan nya yang tak pernah menentu.
Inilah kehidupan yang diinginkan banyak orang, bukan? Lantas apa yang membuatnya merasa kurang? Ia sendiri pun tak tahu menahu.
Pikiran lelaki terus bergerak liar, hingga tak lagi menyadari kehadiran seorang gadis didekatnya. Seorang gadis bertubuh kurus dan terkesan 'kecil' itu kini telah berhasil berada dihadapannya. Sasuke memperhatikan kepala gadis itu. Wajahnya, manis. Sangat manis dan cantik. Tapi… rambut pink itu asli? Pikir nya takjub.
Tak berapa lama, Sasuke membuang pandangan matanya. Dan melangkahkan kakinya kabur.
Namun, "Uchiha-san!" rencana Sasuke terhenti ketika mendengar gadis cantik itu memanggilnya dengan suara yang cukup keras.
Sasuke menoleh, dan pandangannya kembali menangkap wajah gadis itu. Mendengar nada suara ketika namanya dipanggil dan melihat raut wajah gadis dihadapannya ini, membuat ia sudah bias menebak ada keperluan apa gadis ini memanggilnya. Tapi, dia pura-pura tidak mengerti. "Ada apa?" tanyanya kalem.
Gadis itu terlihat gugup, dia menundukkan kepalanya. Dan Sasuke dapat melihat kepalan tangannya yang dia tempatkan disamping rok merah bergaris-garis, rok serupa yang dimiliki perempuan-perempuan yang bersekolah disekolah ini. Sekolah tempat mereka belajar.
"Namaku Haruno Sakura! Dari kelas 2-2!" mata Sasuke terbelalak. Untuk apa gadis ini memperkenalkan namanya? Sasuke tidak merasa perlu mengetahuinya.
Lelaki berambut biru dongker itu bertambah bingung tatkala sebuah tangan kecil terurur kearahnya. Tangan kecil milik gadis dihadapannya. Dia benar-benar ingin berkenalan? Sasuke mendelik kearah gadis berambut pink mengejutkan itu.
"Uchiha-san, tolong terimalah aku menjadi pacar kontrak mu!"
-oO0Oo-Our Contract-oO0Oo-
Sakura berdiri tegap, entah kenapa kegugupan yang semula menggerayangi nya mendadak berkurang. Tapi, walaupun berkurang, tetap saja rasa gugup itu masih sangat terasa. Ini semua gara-gara aku mengikuti kehendak Ino! Pikir Sakura tanpa melepaskan pandangan dari pria yang terlihat sedang berpikir dihadapannya ini.
Flash back
"Sakura, kurasa sebaiknya kau nyatakan perasaanmu langsung, jangan melalui surat." Ino menatap perempuan yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri itu.
"Eh… kenapa begitu?" Tanya Sakura. Mata indah itu menatap Ino bingung. Menunggu jawaban dari gadis dihadapannya ini.
Ino tersenyum simpul, "karena perasaan mu akan lebih terlihat jika kau melakukannya."jelas Ino sambil menempelkan sebelah tangannya pada pipi kiri Sakura. Membuat gadis itu tersenyum kecil.
"He-em, aku coba…"
Flash Back End
Uchiha Sasuke masih menatap Sakura datar, membuat rasa takut bersemayam di hati Sakura. Kenapa lelaki satu ini belum juga menjawab? Ayolah, katakan apapun! Sakura menambah kekuatan pada kepalan tangannya, berusaha menahan begitu banyak emosi yang bertumpuk.
"Pacar kontrak?" tanya Uchiha muda itu.
Sakura mengangguk cepat sebelum kembali fokus menatap pemuda tampan itu. Good, setidaknya lelaki itu sudah mengucapkan beberapa patah kata. Awal yang cukup baik.
"Kenapa?" Tanya lelaki itu lagi.
Sakura menatap Sasuke sebentar sebelum menghelakan napas nya. Lelaki ini benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu? Tapi, Sakura memilih menjawab pertanyaan itu. Walaupun ia tahu pasti Uchiha Sasuke hanya ingin mendengarkan pengakuannya saja.
"Karena… a… aku suka padamu!" Sahut gadis itu sambil memejamkan matanya.
"…" Sasuke terus diam, ia masih Nampak berfikir.
"Hanya sampai batas waktu 8 bulan! Tidak lebih! Lagipula… saat…" Sakura memotong perkataannya sendiri, namun Sasuke terus memperhatikan.
Gadis itu kembali melanjutkan,"saat waktu telah habis, aku akan menjauhimu. Benar-benar menjauhimu hingga kau tak dapat menemukanku!" Sasuke terbelalak kaget saat melihat mata emerald Sakura. Kegugupan gadis itu menghilang. Bukan berarti benar-benar menghilang, namun intensitas nya hanya tinggal sedikit.
"Apa yang membuat mu yakin? Apa yang bisa kau lakukan agar aku dapat percaya? Apa untung nya bagiku?" Tanya Sasuke bertubi-tubi.
Glek, this is it. Inilah pertanyaan yang di khawatirkan Sakura, benar lah dugaannya. "Jika… jika kau berhasil menemukan ku, aku akan mengabulkan apapun permintaan mu!" Sakura membawa tangan nya sendiri untuk mencengkram ujung rok kotak-kotak yang sedang ia pakai.
"Hmm, nyawa sekalipun?" pemuda Uchiha dihadapannya ini memang bertanya, namun sepertinya ia sedikit merasa bosan. Dan Sakura dapat mengetahuinya melalui gerak gerik lelaki itu yang menolah kearah lain disertai sebuah desahan ringan dari bibirnya, seakan menuntut semuanya agar segera berakhir.
"Kau… ingin melakukan tindak kriminalitas?" sekarang giliran Sakura yang bertanya, tanpa menjawab pertanyaan sebelumnya. Matanya menatap lurus Sasuke yang tampak tak lagi peduli.
"Hmp!" Sasuke menatap kembali kearah Sakura dengan seringai di bibirnya. "Mungkin saja?"
Semilir angin menerbangkan pelan rambut kedua nya. Sakura menatap Sasuke. Seakan terus terbius dengan ketampanan nya. Lelaki ini sungguh mempunyai pesona yang kuat, tapi bukan karena itu saja Sakura menyukai nya. Ada beberapa hal lain pada lelaki itu yang membuat Sakura terpesona.
Sasuke menatap datar Sakura, "oke, untuk 8 bulan kan?"
Mendengar jawaban yang di harapkan itu keluar, Sakura merasa kaget. "Ka… kau yakin?" ujar nya meyakinkan.
"Apa aku boleh menjawab tidak?" ujar Sasuke pelan.
Mau tidak mau Sakura merasa lega. Kegugupan sebelum nya berganti dengan kebahagiaan tidak terhingga. Ketika Sasuke menoleh ke arah Sakura, yang ia lihat bukan lagi wajah gugup penuh harapan. Namun wajah bersinar senang yang amat… manis… Sasuke pun tidak mengerti jalan pikiran nya sendiri.
"Sa… Sasu-koi!" Sakura memanggil nama baru Sasuke yang ia putuskan seorang diri, sehingga membuat Sasuke kaget dan menatap nya bingung.
"Sasu…-koi?" Sasuke memeletkan telinga nya. Ia mendengar perkataan Sakura, sangat mendengar. Namun kenyataan itu membuat nya takut. Mimpi buruk apa aku semalam sehingga diberi julukan memalukan seperti itu? Sasuke berpikir sambil bergidik ngeri.
"Apa yang aneh? Orang pacaran bukannya memang seperti itu?" Tanya Sakura polos. Tiba-tiba ia menggandeng tangan Uchiha tampan disebelahnya.
"Awas kalau kau berani memanggilku begitu!" sahut Sasuke sambil melepaskan genggaman Sakura pada tangannya yang lebih besar. Dia bawa kaki miliknya pergi, menjauhi sang pacar.
Sakura tertawa, ia tahu bahwa Sasuke akan bereaksi seperti ini. Tentu saja Sakura hanya bercanda, walaupun ia sedikit berharap Sasuke akan menerima tawarannya.
"Hmmm… bagaimana kalau honey? Atau-" perkataan Sakura terhenti ketika Sasuke langsung menyambung.
"Sasuke… panggil aku Sasuke. Kalau kau memanggilku dengan panggilan memalukan itu, aku akan menjauhimu." Terang Sasuke.
Sakura tersenyum. Pacar pertama nya ini memang pemalu-dalam hal hal tertentu- membuatnya berpikir bahwa Sasuke itu lucu. Tapi untuk saat ini, Sakura tidak akan mengatakannya.
"Baik… Sasuke-kun!" Sakura menurut. Ia memasang senyum manis pada wajah nya. Membuat Sasuke terdiam memandangi wajah nya sebentar sebelum kembali menolehkan wajah nya ke arah lain.
"Apa kau mau pulang? Ayo pulang bersama!" Sahut Sakura yang kelihatannya tidak lagi memperdulikan reaksi pemuda itu, sedang tangan nya kembali meraih tangan Sasuke menuju kelas untuk mengambil tas masing-masing.
-oO0Oo-Our Contract-oO0Oo-
Sasuke termenung. Kini ia baru sadar bahwa ia telah berbuat sesuatu tanpa berpikir lebih jernih ketika Sakura berhasil mengantarkan nya menuju kelas. Menyesali keputusan nya, Sasuke menggeram pelan.
Dengan berbagai wanita setiap hari nya saja telah membuat bosan, apalagi jika dia harus bersama seorang gadis selama 8 bulan. Sasuke memutuskan, ia akan segera menolak Sakura ketika nanti Sakura menjemputnya kesini.
And here it is, Haruno Sakura telah datang menjemput nya. Sasuke menatap Sakura dan hendak mengatakan sesuatu, namun senyuman lebar gadis itu menghentikan segalanya. Sasuke kembali merasa ragu.
"Ada apa, Sasuke-kun?" Tanya Sakura tanpa melepaskan senyumannya.
Sasuke meneguk ludah. Menatap senyum manis gadis itu sama saja dengan membunuh diri sendiri, akhirnya…
"Tidak. Tak ada," ujar Sasuke datar. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri.
Ajaib nya, ketika ia kembali menatap Sakura dengan senyum manis nya, rasa sesal itu hilang entah kemana. Selain itu, perut nya terasa aneh, seperti ada yang menggelitiki. Dan wajah nya juga terasa hangat.
Tetapi ia tidak tahu, dan tidak mau peduli. Ketika tangan kecil gadis itu mencapai tubuh nya, Sasuke hanya mendengus melewati Sakura, mendiamkan niat gadis itu yang ingin bergandengan dengan nya. Sedangkan Sakura, ia menatap Sasuke kecewa. Perlu waktu, ya, masih perlu waktu. Sakura hanya perlu berusaha keras bukan? Walaupun membutuhkan waktu yang lama. Walaupun akhirnya lelaki itu tetap tak menyukainya. Sakura yakin, ia harus tetap berusaha sebelum memutuskan akhiran yang tetap.
Dengan berpegang pada pikiran itu, Sakura tersenyum lebar dan berlari mencapai Sasuke. Ketika berhasil, Sakura segera menggenggam tangan lelaki itu yang tentu saja… tanpa balasan apapun. Namun tak apa, setidak nya lelaki ini mau menerima ajakan Sakura. Mau menerima permintaan egois Sakura. Sakura bersyukur.
Iya, Sakura bersyukur. Dengan hati yang terus berharap agar pemuda ini mau memandang nya kelak.
To Be Continue
Hai! hai! Aduh senang nih, muncul fict multi chap terbaru…
Khehe! Salam kenal, ini Anna, author pendatang baru. Anna mengapdet cerita baru nih!
Cerita ini Anna akuin masih banyak kekurangan. Tapi Anna masih belajar, jadi harap maklum.
Anna sangat senang melihat review, karena dengan melihat review, semangat Anna untuk menulis semakin membara! Karena itu, mohon review nya ya! (w)/
