Title: Let me choose

Pairing: KrisHun (Kris-Sehun)

Other pairing: temukan di dalamnya

Rating: T

Note: setelah kepentok layar laptop, gue sadar bahwa Kris dan Sehun cocok juga untuk di ship...

KrisHun

.

.

.

.

.

BLAM

"ini lah apartemenku... anggap saja seperti rumah sendiri. Sini, biar ku bawakan kopermu" setelah menutup pintu Kris meraih koper Sehun yang anak itu pegang. Sehun yang belum sama sekali Kris mengerti, anak SMA yang umurnya berbeda 10 tahun darinya itu... memiliki ekspresi datar dalam keadaan apapun, namun dia bisa tertawa dan menangis jika memang ia akan melakukan hal itu, tapi secepat kilat kembali pada bentuk wajah semula.

"hyung, apa aku merepotkanmu?"

"tidak tidak.. aku senang ada yang akan menemaniku disini. Santai saja, orang tuamu sudah ku kenal dengan baik"

Sehun hanya mengangguk dan mengikuti Kris ke sebuah kamar yang akan menjadi miliknya nanti. Orang tuanya sudah meninggal dan kini dia tinggal bersama Kris. Untuk sementara waktu... sampai pengadilan memutuskan siapa yang akan menjadi wali resminya nanti.

Kris dan Siwon menjadi kandidat. Keduanya rekan bisnis orang tuanya sejak lama.. hanya saja Sehun terlalu malas untuk kenal-kenal dengan siapapun yang dekat dengan orang tuanya. Jadilah tercipta suasana canggung ketika dia bersama dengan kedua pria itu.

"ini kamarmu.. silahkan kau menata sesuai dengan yang kau mau. Jika butuh bantuan, panggil saja aku, aku ada di ruang tengah" Kris menutup pintu bersama senyumnya yang lembut namun kesan tegas masih terlihat. Sehun mengangguk lagi dan mulai merapihkan kamarnya.

Sehun sendiri masih berkabung atas kematian orang tuanya, tapi untuk apa berlama-lama menangis? Hanya membuatnya lelah dan tidak akan mengembalikan orang tuanya. Hanya wajah datarnya itu yang dia tampakkan, membuat seluruh keluarganya terheran-heran melihatnya yang seperti tidak sedih ketika orang tuanya meninggal.

Sehun tidak percaya pada paman dan bibinya yang gila harta untuk mengurusnya.. jadi dia meminta pada pengacara dan pihak pengadilan untuk tinggal sendiri, tapi umurnya yang masih 19 tahun serta belum lulus SMA, dia tidak diperbolehkan tinggal sendiri dan mengurus perusahaan orang tuanya.

Saat itulah Siwon dan Kris mengajukan diri. Sehun hanya diam... dan pengadilan memutuskan Siwon dan Kris mendapat masing-masing sebulan untuk tinggal bersama Sehun. Ini yang membuat Sehun harus memutuskan... siapakah yang membuatnya merasa nyaman di waktu masing-masing sebulan?

Totalnya dua bulan. Pertama ia akan berada disini.. di rumah Kris. Lalu sebulan nanti akan di rumah Siwon. Sehun merasa ini bukan hal yang buruk, karena orang tuanya sering bercerita tentang bagaimana Siwon dan Kris membantu mereka mengurus usaha. Dua pemuda tampan yang smart bla bla bla... Sehun mengangguk saja dan memilih konsentrasi pada matematika.

Kalau diingat-ingat ketika pertama kali Sehun bertemu Siwon dan Kris, rasanya dia seperti kupu-kupu malam yang diperebutkan dua om-om mesum. Kasar memang, tapi memang begitulah yang Sehun pikirkan. Bukan karna dia terlalu polos, tapi dia terlalu tidak peduli dengan hal-hal sekitar. Begitulah Oh Sehun.

.

.

.

.

.

"bagaimana kamarmu?" tanya Kris sembari mengetik-ngetik sesuatu di laptop, sedangkan Sehun kini sibuk memakan jeruk di sampingnya. Sehun tidak peduli dengan suasana canggung diantara mereka... kalau terus canggung, kapan dia akan merasa nyaman? Jadi dia seenak jidat mengobrak-abrik apartemen Kris sejak siang tadi.

"bagus. Nyaman juga... selama ini kamar itu tidak pernah di pakai?"

"hanya sesekali. Itu kamar tamu, Cuma di pakai kalau ada temanku yang datang menginap"

Sehun bergumam, dia sudah membuat lautan sampah diatas meja di ruang tengah itu. sampah kulit jeruk tentu saja... bersama biji-bijinya yang berserakan sampai ke lantai. Sesekali dia tersenyum melihat acara televisi yang lucu. Kris yang memperhatikan jadi terkagum sendiri.. Sehun sungguh tegar.

Sejak dulu orang tua Sehun sering bercerita tentang anak mereka yang pemalas namun rajin, tampan tapi juga cantik, cerdas tapi malas, dan gila matematika namun menganggap dance seperti oksigen bagi dirinya. Awalnya Kris tidak percaya, tapi dia sungguh jadi penasaran, lalu tiba lah hari dimana dia dapat bertemu Sehun untuk pertama kalinya.

Sayangnya di suasana yang berkabung atas kematian kedua orang tua Sehun dalam sebuah kecelakaan. Kris melihat air mata yang jatuh ke pipi Sehun tanpa ada isakan yang terdengar dan wajah yang masih datar.. saat itulah dia percaya salah satu ucapan ibunda Sehun

"anakku tampan dan cantik disaat yang bersamaan"

Kris tertawa hingga Sehun menoleh padanya. "kau.. kenapa hyung?" tanyanya takut-takut.

"tidak apa-apa.. acara televisi itu sungguh mengganggu konsentrasiku. Lucu"

"iya hyung, Yoo Jaesuk dan Park Myungsoo sungguh konyol jika sudah bertemu. Mereka sahabat yang tidak terpisahkan" Sehun tersenyum menyetujui ucapan Kris.

Kris merasa nyaman melihat eyesmile Sehun yang membuat anak itu terlihat makin cantik saja. "bicara soal sahabat, apa kau punya?" tanya Kris. Dia benar-benar beralih pada Sehun kali ini, nasib laptop didepannya sungguh miris.

"aku punya..." katanya sambil memakan jeruk lagi. Untuk Kris itu tidak mengapa mengotori meja ruang tengahnya. "namanya Kim Jongin dan dia adalah kopiku"

Kris menaikan sebelah alisnya, "kopi?"

"iya.. aku susunya dan dia kopiku" Sehun masih memberikan kalimat ambigu. Hening... Kris sungguh bingung hingga akhirnya Sehun tertawa, cukup keras dan membuat jantung Kris tanpa sadar memacu lebih cepat. Sehun sangat manis

"perbedaan warna kulit... dia hitam dan aku putih. Dia kopi lalu aku susu" tawa Sehun mulai mereda. "hyung lucu sekali kalau bingung" Sehun memukul pelan lengan Kris yang masih tertegun.

Kris mulai menyukainya.

KrisHun

Kris membuka pintu apartemennya di jam 7 pagi ini. Dia melihat sosok Siwon disana sedang tersenyum dan melambaikan tangan. Satu yang membuat Kris gemas dari seorang Choi Siwon, hand gesture-nya. membuat Siwon terlihat tidak bisa diam.

"pagi... mana Sehun?" tanya Siwon.

"pagi. Dia sedang menyelesaikan sarapannya" ucap Kris. Dia membuka pintunya sedikit lebar agar Siwon bisa lihat apa yang sedang Sehun lakukan. Sehun sedang memakai sepatunya dan mengambil tas, tampaknya dia sudah selesai sarapan.

Kris tau Siwon akan menjemput Sehun hari ini, jadi dia mengalah dan memilih menjemput Sehun pulang sekolah nanti pukul 5 sore.

"pagi hyung" Sehun membungkuk hormat. "pagi.. sudah sarapan? Ayo kuantar ke sekolah" Sehun bergumam terimakasih dan membungkuk pada Kris, Kris mengangguk lalu membalas lambaian tangan Siwon.

.

.

.

.

.

Siwon hanya tersenyum melihat Sehun yang sibuk memainkan game di PSP-nya. Anak yang manis, menurut Siwon. orang tua Sehun sering bercerita bahwa Sehun itu pemalas namun rajin, tampan tapi juga cantik, cerdas tapi malas, dan gila matematika namun menganggap dance seperti oksigen bagi dirinya. Siwon semakin penasaran lalu akhirnya bisa sedekat ini dengan Sehun.

"kau sudah melewati waktu semalaman di rumah Kris. Bagaimana?"

"menyenangkan. Kris hyung orang yang kikuk tapi berwibawa, dia juga murah senyum.. tapi seorang yang work a holic. Intinya dia baik padaku" jawab Sehun tanpa beralih dari layar PSP-nya.

"kau diberi kamar yang layak?" tanya Siwon bermaksud untuk lelucon, "tentu saja.. kalau tidak, dia mau aku menolaknya di pengadilan nanti?" Siwon mengangguk setuju.

Sehun memakai satu headsetnya, lalu merasa mobil Siwon yang sudah berhenti didepan gerbang sekolahnya. Cepat sekali waktu berjalan... tentu saja, sejak tadi dia hanya memainkan game. Dan dia yakin Siwon sudah merasa seperti supir yang dia abaikan.

"maafkan aku hyung, tapi aku janji nanti kita bisa ngobrol lebih banyak" ucap Sehun tersenyum. "terimakasih sudah mengantarku" Sehun menepuk pelan bahu pria berumur 30 tahun itu, lalu turun dari mobil dan berjalan santai kedalam gedung sekolahnya.

Siwon diam sebentar, lalu dia tersenyum. "ini benar-benar akan menarik.." gumamnya lalu pergi dari sana.

.

.

.

.

.

Sehun hanya memainkan kotak susunya yang sudah kosong, menopang dagunya dengan satu tangan, lalu mengabaikan buku matematikanya.

"bagaimana di rumah Kris itu?" tanya Jongin yang duduk didepannya, menikmati sandwich buatan Do Kyungsoo si anak kelas 3-D, pacarnya.

"biasa saja. menyenangkan sih... sejauh ini belum ada yang membuatku tidak nyaman" katanya santai. Jongin bersyukur dalam hati sahabatnya berada di tangan orang yang baik.

"dia tampan?"

"sangat tampan"

"kau menyukainya?"

"sedikit..."

Jongin membulatkan mulutnya. "jangan salah paham, hanya sedikit itu berarti tidak banyak. Lagipula aku tidak boleh merasa begitu pada calon waliku, yang berarti juga calon ayahku"

"kalau Choi Siwon?"

"tampan"

"sangat tampan juga?"

"iya"

"dia seksi?"

"seksi sekali"

"kau menyukainya?"

"sedikit..."

Baiklah, Jongin mengerti. Sedikit itu berarti tidak banyak. Sehun terus membandingkan antara Kris dan Siwon hingga akhirnya jam pulang tiba. Sehun melihat Kris sudah menunggunya didepan gerbang dengan mobil mewahnya yang mencolok.

Sehun merona malu melihat teman-temannya yang berbisik-bisik membicarakan dia dengan Kris. "ayo cepat kita pulang" Sehun mendorong Kris sembari terus menunduk.

Di mobil pun Sehun hanya diam sambil mendengarkan musik, dia melihat langit yang mendung. Jadi teringat dia sungguh benci pada petir, bukan benci.. tapi takut. Sehun takut pada petir. Membuatnya merasa seperti bukan manusia saja.

Mereka sampai di apartemen Kris. Sehun mendengar suara aneh dari perut Kris, dia sendiri juga memegang perutnya. Rasa lapar melanda.. Sehun bertanya-tanya apakah Kris bisa memasak? sepertinya tidak, mengingat dia seorang yang work a holic.

"hyung, kau lapar?" tanya Sehun menarik pelan lengan Kris, pria berumur 29 tahun itu menatap Sehun langsung ke mata, begitu pula yang Sehun lakukan.

"lumayan..."

"karena aku bisa masak, jadi ayo kita makan" Sehun beranjak ke dapur. Selama Sehun memasak, Kris hanya memperhatikan dari ruang tengah. Pekerjaannya di laptop jadi terabaikan lagi.

Kulit Sehun sangat putih, mungkin terlihat seperti albino.. tapi Kris berani bertaruh kulit itu halus dan lembut, Jadi ingin menyentuhnya. Pemikiran pria berumur memang selalu seperti itu.. tapi Kris tipe yang mudah menahan hasratnya.

Sehun menata masakannya diatas meja makan, dia memanggil Kris dan akhirnya makan bersama... dengan canggung pastinya. tapi seperti biasa, Sehun tidak peduli dan memilih mengajak Kris ngobrol selagi makan, padahal Kris tidak diajarkan seperti itu di dalam keluarganya.

"bahan masakanmu di kulkas sedikit sekali.. jadi aku hanya membuat nasi goreng kimchi dan sup ikan"

"aku hanya malas memasak.. jadi lebih sering delivery service"

"tapi kau bisa masak?"

"bisa.. hanya malas" Kris menekankan lagi. Sehun mengangguk-angguk.

"Sehun, apa kau anak yang manja pada ibumu?" Kris iseng-iseng bertanya, "hanya dalam keadaan tertentu" jawab Sehun cuek.

"misalnya?"

"eum.. ketika aku mendapat peringkat kedua di sekolah, aku akan terus memeluk ibu sepanjang hari sampai aku tertidur"

"kau kecewa?"

"tentu saja, rasanya aku ingin menangis... tapi dipeluk ibu jauh lebih nyaman" sekarang Kris sungguh percaya bahwa Sehun anak yang cerdas.

.

.

.

.

.

Mereka selesai makan, lalu masuk ke kamar masing-masing. Sampai pukul 2 pagi Kris masih terjaga karena pekerjaannya yang menumpuk. Dia benar-benar merasa senang dengan adanya Sehun disini. Anak yang sungguh menarik, Kris menyukainya. Jika memang nanti dia yang dipilih sebagai wali resmi Sehun... dia harus bisa menahan perasaannya.

Tapi dia yakin itu pasti menyakitkan. Suara petir yang besar sekali terdengar, Kris sampai kaget dan hujan mulai turun di luar sana.

Pria semampai itu kembali berkutat dengan laptopnya, tapi dia melihat Sehun yang membuka pintu kamarnya. Sehun memeluk bantal dengan wajah setengah mengantuk.

"hyung, boleh aku memelukmu?"

Kris menaikan kedua alisnya tidak percaya, ada apa dengan Sehun? Karena Kris tidak juga menjawab, Sehun langsung saja naik ke ranjang dan duduk disebelah Kris, ia memeluk Kris erat. Kris mulai mengontrol dirinya, dia menutup laptop kemudian meletakkannya jauh-jauh, tapi masih diatas ranjang.

Kris membalas pelukan Sehun, ia mengusap rambut coklat Sehun yang halus... "ada apa?"

Suara petir menyambar lagi, tubuh Sehun tampak tersentak dan pelukan itu mengerat.

"aku takut..." gumamnya. Kris rasanya mau tertawa, sudah sebesar ini masih takut pada petir? Yang benar saja..

"tenang saja, aku disini.."

Satu jam kemudian, Sehun sudah tertidur pulas dalam pelukan Kris. Pria yang lebih tua masih terjaga dan menikmati momen ini... dia menyukai wajah manis Sehun yang tidur itu. cantik sekali

Perlahan Sehun membuka matanya, "apa masih hujan?"

"masih. Tidurlah lagi.."

"terimakasih hyung"

"tidak usah sungkan. Kenapa kau takut petir?"

"entahlah, sejak kecil. Kalau sudah begini ibu akan memelukku sepanjang malam" Kris mendengarkan Sehun bicara dengan hati-hati. Dia harus tau segalanya tentang Sehun.. karena jika dia menjadi wali resminya, dia sudah tidak kaget lagi.

"aku akan memelukmu, sepanjang malam..."

"maaf merepotkan"

"tidak sama sekali. aku justru senang" jantung Sehun berdebar. Perasaan yang sedikit itu perlahan menjadi banyak kali ini.

Tidak, Sehun perlahan melepas pelukan itu. "kurasa petirnya sudah tidak ada. Terimakasih hyung.." Sehun dengan ragu beranjak dari ranjang Kris, tapi tangan besar Kris menariknya lagi.

"kau mau kemana?"

"kembali ke kamarku tentu saja..."

"bisakah malam ini temani aku tidur?" kali ini Kris yang meminta. Sehun terperangah, "untuk apa? Bukankah hyung sudah biasa tidur sendiri?"

"aku ingin membiasakan diri dengan adanya kau disini"

Sehun diam, dan Kris juga diam. Lalu perlahan Sehun mengangguk.. Kris menarik selimut dan mereka merebahkan diri bersama. Kali ini Kris yang memeluk Sehun lebih dulu, Sehun memerah dan tidak merespon apapun.

Kata ibunya, Kris adalah sosok pangeran tampan yang seperti keluar dari komik-komik fantasi. Itu benar, Sehun mengakuinya. Kris begitu sempurna.. sampai berhasil membuatnya berdebar begini. dia tau ini salah, Kris itu calon walinya, yang berarti pengganti orang tuanya.

"apa selama ini kau begitu kesepian hyung?"

"iya.. aku bersyukur kau bersedia tinggal disini dan aku benar-benar akan merasa di berkati jika kau memilihku sebagai walimu nanti"

Jika Sehun memilih Kris, dia akan sangat senang bisa terus bersama pria ini... tapi dia tidak boleh jatuh cinta. Seketika Sehun sadar ini menjadi rumit. Padahal untuk memilih apa salahnya? Ini ke sekian kalinya Sehun merasa ingin menangis.

Padahal terhitung dia baru dua hari bertemu dengan Kris.

KrisHun

Semenjak itu Sehun dan Kris semakin dekat, layaknya kakak dan adik saja. Sehun tidak menyangka Kris adalah pria yang bertanggung jawab sekali, murah hati dan terlihat sangat menyayanginya. Tulus.. tidak dibuat-buat.

Entah bagaimana jika Sehun jauh darinya, pasti rasanya tidak enak. Sehun sudah terbiasa dengan suasana didekat Kris yang hangat dan dewasa, Mengimbanginya yang kekanakan juga sesekali bersikap manja.

"aku tidak tau, kkamjong... rasanya ini menjadi rumit"ucap Sehun pada Jongin lewat telpon. Dia duduk di kursi balkon apartemen Kris, menaikan kedua kakinya dan menumpukan dagunya diatas lutut. Sedikit memelankan suaranya, karena ada Siwon yang berkunjung.

Kedua pria itu kini sibuk membicarakan proyek baru di ruang tengah sana, dan Sehun tidak boleh bicara macam-macam.

"yang kau rasakan pada Kris itu cinta atau sayang kepada kakak saja?"

"itu! yang pertama kau sebutkan... aku merasakan itu" Sehun memanyunkan bibirnya, dia pusing sampai tidak konsentrasi mengerjakan tugas bahasa inggrisnya.

"astaga, kau mencintainya? Kau baru dua minggu bersamanya tapi sudah merasakan cinta? Kau itu polos sekali.."

"itulah aku.." kesal Sehun.

"terserah padamu saja... setelah dengan Siwon nanti kau harus memilih bukan?"

"iya. Dua-duanya baik"

"yasudah, bagaimana kalau dua-duanya saja? jadi kau punya dua wali"

"kau bercanda"

"Sehunnie, aku tidak tau harus bantu apa? Aku juga putus dengan Kyungsoo"

"loh, kenapa?" kali ini Sehun yang dibuat kaget.

"aku selingkuh dengan Baekhyun... menurutku dia lebih seksi"

"lucu sekali, Kim Jongin. Aku semakin pusing saja. sudah dulu ya" Sehun memutus sambungannya dengan Jongin. Kepalanya serasa mau pecah. Dia melangkah kedalam dan mendapati dua pria tampan itu beralih memandangnya.

Sehun tersenyum kikuk dan Cuma duduk di sofa lalu menyalakan televisi. Menonton acara lucu yang sama sekali tidak membuatnya tertawa. Sehun hanya bengong dan isi kepalanya kosong...

Tiba-tiba dia merasakan keningnya yang di raba seseorang.

"kau sakit? Kenapa diam saja?" tanya Kris khawatir dihadapan wajahnya, Sehun kembali kaget saat Siwon memegang pipinya.

"apa ada hal yang membuatmu kesal di sekolah tadi?" Siwon berdiri disamping Kris dengan pandangan khawatir juga.

"aku baik-baik saja" hanya itu yang Sehun katakan. Kris dan Siwon mengangguk saja.

.

.

.

.

.

Malam itu Sehun tidak bisa tidur... dia keluar kamar dan melihat Kris yang sedang membuat kopi di dapur. Mungkin pekerjaannya menumpuk lagi, jadi harus begadang sepanjang malam.

"oh, kau belum tidur?"

"hanya terbangun.. aku haus" ucap Sehun berbohong dengan wajah datarnya seperti biasa. Dia menuang air kedalam gelas, lalu meminumnya sambil memperhatikan Kris. Tangan besar yang hangat itu sudah pernah mendekap tubuhnya dan rasanya nyaman sekali.

Dia jatuh cinta. Iya, Sehun tidak suka basa-basi.. jadi dia ingin mendapatkan hati Kris, Siwon harus bersiap untuk menanggung biaya hidupnya.

"hyung.." Sehun menarik pelan lengan Kris hingga menghadap padanya. Kedua tangannya bertumpu di pundak Kris, lalu mencium pelan bibir pria yang jauh lebih tua darinya itu.

Kris terbelalak, dia kaget sekaligus senang dengan apa yang Sehun lakukan. Ciuman itu berakhir dan Sehun menunduk malu...

"maaf" ucap Sehun, Kris tidak mau lagi bicara apapun. dia menarik pinggang langsing Sehun untuk merapat pada tubuhnya, lalu mencium lagi bibirnya. Kali ini lebih dalam dan lebih intens. Sehun memejamkan mata, mengalungkan kedua tangan pada leher Kris.

Kris membelai bibir Sehun lembut, lalu mulai mengulum.. Sehun balas mengulum kemudian berakhir pada bibir bawah Sehun yang dihisap pelan oleh Kris. Barulah semua itu berakhir.

Sehun menyembunyikan wajahnya di pundak Kris. Ini yang pertama untuknya dan sungguh berkesan.. karena dia sungguh menyukai Kris.

Kris hanya mengusap punggung Sehun, agar anak itu tenang. Pria tersebut membisikan sesuatu di telinga Sehun...

"aku menyukaimu..."

.

.

.

.

.

Leganya bikin KrisHun... *elus dada* mind to review?