Boku no Hero Academia © Kohei Horikoshi
Based on Boku no Hero Academia 2nd season, 13th episode
"Yang tersisa hanyalah Bakugo-kun dan Iida-kun. Ah, Midoriya-kun juga, ya?"
Suara Midnight membuatku kembali memikirkan nama apa yang pantas kupakai ketika menjadi pahlawan. Atensiku terfokus pada papan putih kecil yang belum tercoret oleh spidol di genggamanku.
Apa, ya?
Seperti yang dikatakan Midnight tadi, jika kita membawa nama orang yang kita kagumi, tekanannya akan jauh lebih besar. Jadi, mana mungkin aku memakai nama-nama yang kubuat ketika kecil—yang semua namanya melibatkan nama All Might, seperti All Might Junior.
Pikirkan, pikirkan... Sebuah nama...
Deku-kun...
Suara Uraraka-san yang memanggilku bergema di pikiranku.
Deku-kun!
Suara itu kembali menggema di pikiranku. Apa itu? Telepati, kah?
Menurutku, "Deku" terdengar seperti kalimat "kau pasti bisa"! Dan aku menyukainya!
Wajahku sedikit memanas ketika mengingat ucapan Uraraka-san tempo hari. Begitu semangatnya ketika Uraraka-san mengatakan ucapannya itu. Sama sekali tidak terdengar seperti penghinaan yang kerap kali Kacchan lakukan ketika gadis berambut cokelat itu mengatakannya. Dari saat itu aku sangat senang dipanggil Deku—
Itu dia!
Dengan semangat aku menuliskan dua huruf katakana di papan putih kecil yang sedari tadi dibiarkan kosong melompong.
Tiba saatnya Iida-kun maju ke podium, dan menunjukkan papan kecil pada semua teman sekelas. Dan yang terlihat di papan milik Iida-kun adalah huruf kanji namanya, Tenya. Entah ini hanya penglihatanku saja, tapi raut wajah Iida-kun tampak murung ketika menunjukkan namanya. Ah, semoga itu hanya ekspektasiku saja.
"Midoriya-kun, apa kau sudah selesai?"
"Y-Ya!"
Kini giliranku berdiri di podium untuk unjuk code name. Tanpa ragu-ragu, kuperlihatkan tulisanku di papan kecilku. Teman-teman terlihat tercengang saat membaca tulisanku.
"Midoriya?" Mineta-kun bersuara di tengah keterkejutannya.
"Apa kau yakin dengan nama itu?" kini Kaminari-kun yang menyuarakannya.
"Kau bisa dipanggil dengan julukan itu selamanya, lho!" Kirishima-kun menimpalinya.
Aku mengambil nafas sejenak sebelum menanggapinya. "Ya, sampai saat ini aku tidak suka dengan nama ini. Tapi seseorang telah mengubah makna dari nama ini, dan itu berdampak besar padaku. Aku jadi sangat senang." aku tersenyum.
"Inilah nama pahlawanku!" ucapku kemudian dengan penuh perasaan bangga. Aku menyebar pandangan percaya diri pada semua temanku.
Lalu kulihat gadis sebaik malaikat itu tersenyum lebar padaku. Senyum itu, senyum yang selalu kusukai dari gadis yang kusukai.
Terima kasih, Uraraka-san!
Halo, saya author baru dan ini fanfic pertama saya di fandom BnHA. Jadi mohon bantuannya para senpai -/\-
Senang rasanya bisa nambah fanfic di fandom ini. Pas pertama kali buka arsip fanfic BnHA bahasa Indonesia, saya kecewa banget karena jarang adanya fanfic BnHA dengan pair straight :" jadi, saya nyumbang fanfic Dekuraraka ini deh. Ah, udah curcolnya.
Btw, ini fanfic penggalan dari episode 13, pas disuruh bikin nama pahlawan. Kan di anime nya fokus sama Iida di bagian ini, nah saya bikin dari sudut pandangnya Deku-kun aja deh, ehee :D
Emm, kritik dan saran yang membangun sangat dinantikan ^^
