Disclaimer : Masashi Kishimoto
Title : Prince of Troublesome
Genre : Romance, Drama, Comedy and little bit Smut 0.o (otak eroo! *dibabuk*)
Rate : T
Main Chara : Naruko U.
Main Pairing : Sasuke U. & Naruko U.
Another pairing : You'll see in this fanfiction ^^v
Warn : Sedikit OOC, ada karakter OC (maaf bagi yang tidak suka tapi tidak akan berlangsung alama –sekarat?-, AU, Naruko aku buat sedikit OOC alias berkulit putih dan tidak memiliki 3 garis halus di kedua pipinya. Bahasa santai alias kadang tidak baku. Cerita amatir dan pastinya gaje. Anda berminat membaca silahkan membaca ^^
Summary : Naruko adalah gadis biasa yang tidak terlalu terobsesi dengan yang namanya cinta. Sampai suatu ketika seorang pangeran sekolah mengubah sejarah kehidupannya. Baiklah, terdengar familiar, tapi apakah mereka akan saling jatuh cinta pada akhirnya, atau malah sebaliknya?
Jika kalian tidak suka, maka jangan memaksa untuk membaca :D This is SASUFEMNARU fanfiction :3
.
.
Chapter 1 – Hari Sial
Pagi hari yang cerah yang –seharusnya- damai….
"Kyaaaaaa~" haah, sepertinya aku harus pergi ke THT dan dokter mata hari ini. Kenapa sih barang sehari saja aku menikmati yang namanya sekolahan, bukan 'sekolahan'. Tentu saja, para siswi-siswi di sini, hmm—ya sebagian besarnya mereka itu hobi banget dandan, memakai seragam ketat, bahkan teriak-teriakan kalau melihat pujaan hati mereka. Bahkan aku muak untuk menemui manusia-manusia bernama "fansgirl" itu.
Oh iya, namaku Uzumaki Naruko. Siswi SMA Konohagakuen kelas 10. Usiaku baru beranjak 16 tahun. Ciri-ciriku—biasa saja sih. Aku perempuan dan aku manusia. Rambutku berwarna pirang cerah sepunggung yang selalu kuikat dua, kulitku putih, mataku biru dan kuakui aku pendek. Dalam usiaku yang ke-15 ini seharusnya aku bisa mencapai tinggi 170 cm. Tapi tinggiku hanya sekitar 162 cm saja.
A-aduh kenapa kita berbicara soal tinggi badan sih? -_-a
"Naru-chan~" tiba-tiba saja suara melengking khas manusia -?- yang sudah sangat aku kenal mengagetkanku. Kutengok ke belakang dan kudapatkan sahabat kecilku. Haruno Sakura. Gadis berambut pink sebahu dan hobi banget mengoleksi komik yaoi. Ehem—dia seorang fujoshi loh jadi jangan heran jika dalam cerita ini Sakura hobi banget bergosip tentang 'seme' dan 'uke'. Oh baiklah ini bukan masalah 'yaoi'. Aku tersenyum kepadanya dan kini kami berjalan bersama menelusuri koridor kelas kami.
"Ohayou, hehe bagaimana kabarmu?" tanyanya ceria. Basa-basi seperti biasa. Dan aku tahu kenapa dia bertanya tentang kabarku.
"Ohayou. Baik ga baik juga sih!" jawabku sejujurnya. Dia mengernyitkan dahinya. "Ada apa memangnya? Kau ketauan baca komik yaoi ya di internet?" cletuknya tanpa dosa. Aku segera mendeath glare Sakura sesadis mungkin. Mana mungkin aku yang jelas normal membaca komik seperti itu. Yaa terkecuali Sakura dan Author satu ini :/ (a/n: HEEY! Jangan bawa namaku terus. Nanti para readers akan mengkritik tentang diriku!). Haah, iyayaya!
"Hehe bercanda kok :p! Lalu ada apa denganmu? Kau muram sekali keliatannya," tanyanya. Aku menggeleng pelan. "Bukan apa-apa. Hanya saja aku muak dengan gadis-gadis yang hobi berteriak tiap pagi itu!" jawabku enteng. Kulihat Sakura terlihat menghela nafas kecil.
"Iyaa~ Kalau itu sih aku juga sama jengkelnya dengan kau. Hey tapi kau tadi belum bertanya tentang kabarku!" cerocosnya kayak delman.
Aku sweatdrop ria melihatnya. "Iya deh apa kabarmu?" tanyaku malas-malasan. Dia nyengir gaje. Dan yeah, here we go!
"Baaaiik sekali! Aku baru saja dapet komik Junjou Romantica chapter terbaru loh! Fresh from the oven! Ini hadiah dari sepupuku loh! Terus—terus..." blablabla anggap saja begitu. Told ya! Itulah kenapa dia bertanya tentang kabarku. Agar aku balas bertanya tentang kabarnya dan akhirnya dia akan menceritakan tentang sejarah yaoinya yang sangat membosankan –plak-. Lagian sih, kalau dia sedang tidak dalam mood baik seperti tadi, mana mungkin dia akan bertanya tentang kabarku? -.-v
Yaaa itulah sahabatku yang spesial.
Sesampainya kami di depan kelas, aku dan Sakura langsung memasuki kelas dan duduk di bangku kami masing-masing. Sialnya karena sempat ada perubahan tempat duduk –yang di sengaja oleh wali kelas kami-, awalnya aku duduk bersama Sakura sahabat baikku, kini aku harus duduk dengan—
"Heey! Minggir kenapa sih? Kau menghalangi tempat dudukku!" kataku sewot ketika melihat pemuda berambut bak pantat ayam –yang suka disebut-sebut raven oleh fansgirlnya- berwarna hitam serta tubuh tinggi dan tegas, kini dengan santainya berdiri menghalangi meja belajarku. Dia menengok ke belakang dengan tatapan mendelik. Kemudian menyeringai kecil. Glek. Sumpahnya dia membuatku takut. Tak lama kemudian dia memberikanku ruang untuk berjalan ke tempat dudukku. Ya syukurlah!
BRAK! Tiba-tiba saja tangannya mengebrak meja belajarku. Membuat seisi kelas hening sesat. Sungguh, aku belum ingin mati—bahkan tidak mau mati di tangan manusia satu ini. Aku menatapnya jengkel.
"Ada apa sih? Apa aku membuat masalah denganmu?" tanyaku sinis. Dengan sebelah tangannya dia menarik daguku agar wajahku berdekatan dengan wajahnya. Aku benci wajah orang ini. Dan pasti aku yakin sekali semua teman-teman sekelas menatap kami dengan wajah memerah. Heey—apa-apaan itu seenaknya saja ada orang yang memotret kami? –lupakan-.
"Kelakuanmu tadi sangat buruk kau tahu itu?" bisiknya lalu meniupkan karbondioksida ke teligaku. Aku benar-benar merinding dan ingin sekali melempar orang ini ke kutub utara. Kedua tanganku mendorong dada bidangnya yang terbalut blazer hitam dengan dalaman kemeja putih itu.
"Te-terserah aku dong. Siapa kau? Dan yang terpenting sekarang cepat lepaskan a—HUWA~" tanpa kuduga dia menarikku ke dalam pelukannya. Wajahku memerah. Sungguh malu bercampur rasa kesal dan tidak sudi. Semua cewek berteriak histeris (kau tahu, mereka adalah fansgirl yang aku bicarakan tadi) dan sebagian cewek terdiam dengan wajah pucat. Jika yang memelukku adalah Sebastian Michaelis* atau Kaname Kuran** aku benar-benar sangat rela. Tapi bukan orang ini. Dia kembali menarik daguku lalu menatap wajahku dengan tatapan mengerikan. Aku berkeringat dingin. Entahlah semoga aku masih bisa selamat.
"Kau itu polos atau memang bodoh Hn? Atau kuberi kau pelajaran juga untuk bersikap lembut kepadaku?" bisiknya lagi. Kedua tanganku masih mendorong dada bidangnya agar tidak terlalu merapat dengan tubuhku. Sudah begitu dia terlalu tinggi, jelas aku mesti kebawa berjinjit-jinjit ria.
"Lepaskan aku bastard! Kuperingatkan jangan sekali-kali menyentuhku!" Aku mendorongnya sekuat tenaga. Dia tertawa kecil lalu melepaskan pelukannya. Dengan sigap aku langsung menjauh-jauh darinya. Sial sekali nasibku kali ini. Dia masih menyeringai setan.
"Laranganmu adalah sebuah perintah untukku. Siapa gadis yang tidak suka jika aku peluk begini?" lalu dia menarik seorang gadis berambut pirang dikuncir kuda yang kebetulan berdiri tak jauh di sebelahnya. Lalu memeluknya sambil menarik dagunya, hendak membuat adegan—err—berciuman? Gyaaa mataku dikotori hal laknat! Aku sweatdrop ria sekaligus speechless.
Alhasil, gadis yang berada dipelukannya itu pingsan dan di gotong oleh gadis-gadis lainnya. Tak lama kemudian, hal paling menjengkelkan terjadi lagi dan lagi..
"SASUKE-SAMA~ HUG ME! KAMI JUGA INGIN DI PELUK-PELUK!" told ya! Aku mengelus-elus dadaku. Mencoba untuk sabar agar tidak menghantam wajah playboy kusut cap pedagang kaki lima itu. Dia sengaja mempermainkanku. Aku benar-benar membenci orang itu. Uchiha Sasuke pantat ayam! Dari pojok sana, Sakura datang menghampiriku.
"Hey kau tidak apa-apa? Apa yang dia lakukan? Dia menciummu tadi?" tanyanya. Aku menggeleng. Siapa pula yang mau dicium oleh orang macam bau seperti dia. "Ti-tidak. Aku hanya shock. Aku takut duduk bersebelahan degannya." Jawabku lirih. Sakura menepuk-nepuk kepalaku pelan. "Sabar ya, kenapa kau tidak minta ganti tempat duduk sengaja dengan orang lain?" tanya Sakura. Yaa tanyakan saja kepada Kakashi-sensei yang telat datang nantinya.
"Sudahlah lupakan, kini aku hanya bisa berdiri menunggu jalan kosong untuk menuju bangku belajarku," jawabku apa adanya. Jelas saja, bangkuku itu bersebelahan dengan bangku Sasuke ayam itu yang sekarang penuh dengan banyak gadis yang meminta untuk dipeluk. Bukannya menolak atau apa, Sasuke malah dengan senang hati memeluk mereka satu-satu. Ajaib bukan? Siapa yang tidak tahan dengan bau parfum mereka? Uchiha satu ini hidungnya kesumbat batu kali ya?
"Daripada beridiri di situ, lebih baik kau bergabung saja denganku dan teman-teman kita di bangkuku. Masih ada waktu 30 menit lagi untuk bel masuk bukan?" ujarnya menghiburku. Aku tersenyum kecil dan menuruti ajakannya. Sampai beberapa saat kemudian, aku dan Sasuke tidak sengaja berpandangan dan dia kembali melemparkan senyuman sambil mengecup pipi gadis yang sedang ia peluk. Murahan sekali heh?
"Aaaaaaah~ Beruntung sekali kau Matsuri-chaan~ Suke-sama Kissuuu!" grrr, aku mulai muak dengan semua ini.
(-_-")
Jam pelajaran pertama
Aku masih memfokuskan diriku ke arah papan tulis yang kini sudah dipenuhi dengan macam rumus fisika yang membingungkan. Demi mendapatkan nilai bagus dan menjadi anak kesayangan guru, tentu saja aku akan berjuang keras. Tangan kananku kini memegang sebuah pensil dan mencatat rumus-rumus penting di buku tulisku. Hingga suatu ketika sebuah lengan kekar melingkari pundakku dan orang itu berbisik.
"Kau serius sekali bodoh, wajahmu terlihat seperti tante-tante kalau begitu tadi," haah, setidaknya sikapku tidak mesum dan kebapak-bapakan seperti kau Ayam!
"Sikirkan tanganmu pervert! Aku sedang belajar!" aku menepis lengannya yang masih asyik menggelayuti bahuku. Dia tertawa meremehkan. Kalau begini bagaimana aku bisa serius mencatat? Kedua mata onyxnya masih memandangku lalu sebelah tangannya mengelus pipiku. Aku merinding dan segera bangkit dari kursiku. Emosiku meledak sudah.
"Jangan berani menyentuhku kau Ayam pervert!" teriakku tanpa kusadari. Semua orang menatapku bingung. Sial sekali, kini bukan hanya murid, tetapi guru pengajarku yang sudah siap-siap akan 'menyerangku' dengan berbagai pertanyaan fisika yang rumit. Lengkap sudah hari sialku. Kulihat si Ayam masih menyeringai licik. Kubalas kau suatu hari Ayam!
(._.a Jika kamu selalu ketiban sial, cepat-cepatlah mencari Fortune Cookies!).
Waktu makan siang di Kantin
"Tumben sekali kau tidak menyentuh ramenmu?" tanya seorang sahabat berambut cokelat dicepol dua. Aku tidak ada napsu makan sama sekali. Amarah dan dendamku masih saja kusimpan untuk si Ayam yang nanti akan kusembelih nanti. "Badmood." Jawabku singkat sambil menaruh daguku di atas meja makan.
"Haah, aku tidak tahu kenapa si Uchiha muda itu tertarik sekali kepadamu! Bahkan saat pertama kali kita MOS, dia sudah sering menjahilimu!" kata Sakura sambil menyeruput jus strawberrynya. Benar sekali, saat MOS dia pernah menjahiliku dengan memberikan alamat palsu –IUThink2?- mengenai kelas baruku. Alhasil aku sering nyasar kemana-mana dan berakhir di kelas 12 (yang artinya aku berulang kali naik turun tangga). Menyebalkan bukan?
"Mungkin saja dia suka denganmu Naru-chan!" timpal gadis si cepol dua bernama Tenten itu. Nyaris aku tersedak meja makan mendengar pernyataan tadi. "Mana mungkin heh? Dia playboy dan punya segalanya. Dia hanya manusia kurang kerjaan dimataku!" jawabku.
"Heey, cara memandangmu itu sungguh berbeda tau!" Aku mulai tidak suka arah pembicaraan ini. Tentu saja berbeda, dia selalu memandangku dengan tatapan super duper pervertnya itu. Aku menegakkan tubuhku dan mulai merampas ramen yang sudah daritadi kupesan. Ramen dingin terasa tidak enak sekali. Ternyata aku tidak bisa untuk mogok makan barang beberapa menit pun. Cacing-cacing diperutku sudah mendemo sejak 2 jam yang lalu.
"Kau makan pelan-pelan…" seru Sakura lirih. Aku menggidikkan bahuku tidak peduli. Aku lapar karena emosi sejak daritadi. Asal kalian tahu iya, aku paling tidak suka cowok bertingkah laku sok seperti Uchiha Sasuke Ayam itu. Mentang-mentang dia kaya raya, tampan, jenius dan sebagainya, dia jadi penguasa di sekolah ini. Tentunya bersama genk-genknya yang tak jauh sama menyebalkan dengannya. Kecuali satu orang sih di antara mereka.
SLURRPPH! Aku menelan dengan naas kuah ramen sampai habis. Hebat bukan? Aku memang cocok untuk mengikuti lomba makan ramen. Sakura dan Tenten geleng-geleng melihat tingkah lakuku. Aku sih cuek saja.
"Kau kalau seperti itu terus mana ada cowok yang suka ama kamu!" cletuk Tenten. Aku mendecak kecil. "Ayah dan kakakku menyukaiku. Bahkan menyayangiku!" cletukku. Tenten menjitak kepalaku. Aku meringis. Yeah, dasar perempuan ganas.
"Maksudku bukan cowok yang berada di anggota keluargamu! Misalnya cowok sebagai pacar gitu! Tingkahmu yang cuek dan kadang suka moody membuat kau tidak menarik!" katanya. Sakura mengangguk-angguk. Aku mengelus-elus kepala belakangku dan mengambil segelas jus jeruk yang tadi aku pesan.
"Kitakan masih SMA! Jalan masih panjang tahu. Seharusnya kita harus fokus dan merencanakan masa depan kita," cletukku tanpa sadar. Omonganku sudah hampir sama seperti ibuku saja. Sakura dan Tenten melongo. "Sejak kapan kau menjadi berwibawa begitu?" aku hanya menggidikkan kedua bahuku. Mereka menghela nafas pasrah. Setidaknya omonganku itu benar bukan?
Tapi bagaimana jika akhirnya aku mengingkari ucapanku sendiri?
(SKIP TIME)
Normal POV
Pelajaran keempat dan kelima kosong. Guru sedang mengadakan ramat untuk tes semester 1. Semua murid tetap harus mengerjakan tugas yang ditelah dititipkan guru-guru pengajar mereka. Kebetulan sekali kelas Naruko dan kawan-kawan kini menjalankan pelajaran sejarah dan geografi. Mereka ditugaskan untuk mengerjakan tugas mereka di perpustakaan.
Naruko pun mulai asyik mencari-cari komik di rak buku khusus "Manga". Lumayan bukan, belajar sambil menyempatkan diri untuk membaca komik itu asyik sekali. Sakura tak kalah senangnya, dia bisa membaca komik yaoi miliknya sendiri yang ia bawa dari rumah dan Tenten mencari komik adventure kesukaannya.
Setelah puas mencari beberapa komik serta buku sejarah yang mereka perlukan, sekelompok cowok tampan dan keren berjalan angkuh memasuki ruang perpustakaan. Sempat ada beberapa cewek yang akan berteriak girang tapi mereka segera diberi pandangan menusuk oleh si penjaga perpustakaan yang terkenal galak.
Ya. Siapa lagi kalau bukan ketuanya, Uchiha Sasuke dengan segala ketampanannya. Beberapa anak cowok tampan lainnya seperti Hyuuga Neji, Sabaku no Gaara, Akasuna no Sasori dan juga Nara Shikamaru adalah cowok-cowok kaya raya, populer dan berasal dari keluarga terpandang. Siapa yang mau menjadi kekasih dari salah satu cowok-cowok tampan ini?
Naruko memutar kedua bola matanya bosan lalu berjalan dengan santai mencari bangku untuk ditempati. Disusul dengan Sakura dan Tenten yang mengekor di belakangnya. Sial sekali, belum apa-apa Naruko sudah berpandangan lagi dengan si Uchiha itu. Naruko dengan cepat-cepat memalingkan wajahnya malas. Itu membuat si Uchiha muda satu ini menampakkan seringainya dan membuatnya semakin tergoda akan tingkah laku Naruko.
"Sasuke, wajahmu menyeramkan tauk. Membuatku mual melihatmu," kata lelaki berambut cokelat panjang bernama Neji sambil membuka buku sejarahnya dan duduk dibangku kosong yang sudah tersedia. Sasuke tidak berkutik. Dirinya masih sibuk memandangi Naruko yang sedang bercanda gurau dengan kedua temannya dari kejauhan. Lelaki berambut nanas hitam hanya menguap bosan.
"Mendokusei. Gadis manis seperti dia memang merepotkan. Tapi kau tahu Uchiha, aku juga tertarik dengan gadis itu," ucap Shikamaru enteng sambil menyandarkan punggungnya ke senderan kursinya. Sasuke menatap Shikamaru sinis. "Hmph, kita lihat saja seberapa merepotkan anak Uzumaki itu!" katanya sambil berjalan menuju bangku Naruko dan kawan-kawan. Shikamaru kembali menguap.
"Bocah," gumam Sasori tiba-tiba. Pemuda berambut merah maroon dengan bola mata hazelnut itu sibuk mengunyah permen karetnya. "Sudah kuakui dia memang tertarik dengan cewek Uzumaki itu," sambung Sasori sambil duduk dibangkunya kalem. Pemuda berambut merah bata dengan bola mata emerald masih kalem dengan buku novel berbahasa inggrisnya.
"Bagaimana menurutmu heh?" seru Neji sambil menopang dagunya menatap wajah manis Naruko dari arah kejauhan. Shikamaru dan Sasori menyeringai kecil. "Ya. Memang menarik," sementara pemuda bernama Gaara hanya diam tak mau ikut-ikutan.
Sedang asyik-asyiknya ketiga gadis belia berbincang. Seorang pemuda emo menghancurkan segalanya. Naruko mulai merasakan aura buruk yang terjadi di benaknya. Dan benar saja. Pangeran Ayam menyebalkan itu datang lagi.
"Maaf menganggu kalian nona-nona, tapi bisakah kalian membiarkan aku dan Naruko berdua saja?" tanya Sasuke dengan wajah dingin dan ekspresi angkuhnya. Kalimat gombal-gombal kuadrat yang dikeluarkannya membuat Naruko ingin muntah di depannya. "Mau apa kau kemari Uchiha?" tanya Naruko malas. Sasuke semakin mendekat dan dia meraih helaian rambut pirang Naruko yang diikat ala sailor moon itu. Lalu mencium bau citrus yang sangat menggoda. Sasuke tampak tidak peduli dengan omelan dari Sakura dan Tenten yang merasa risih akan kehadiran Sasuke. Sasuke segera mendelik tajam.
"Pergi atau kalian akan merasakan akibatnya." Ucapnya tajam. Mau tidak mau Sakura dan Tenten beranjak pergi. Mereka berdua sempat memberikan kode mata kepada Naruko yang seakan berkata, 'Kudoakan kau agar selalu selamat' dan Naruko hanya membalas dengan anggukan kecil. Dia gugup. Kenapa harus dirinya yang selalu menjadi pusat perhatian Uchiha ini?
Sasuke tersenyum senang lalu dengan cepat dia mengambil tempat duduk di sebelah Naruko dan kembali merangkulnya seperti biasa. Naruko menjauhkan wajahnya dari wajah Sasuke dengan tampak pucat dan kesal.
"Kenapa? Bukankah kau merindukanku?" sudah kege-eran masih saja mengharapkan perempuan yang sama sekali tidak meminatinya. "Jika bertemu denganmu aku selalu ketiban sial. Pergilah!" usir Naruko dingin. Sasuke mendekatkan pipi kanannya ke pipi kiri Naruko.
"Tidak ada yang akan melihat. Lagi pula kita sedang berada di pojokkan bukan?" Sasuke tersenyum licik. Naruko menelan air ludahnya dengan kesusahan. "Awas sana! Aku sedang serius belajar!" lagi-lagi kata-kata itulah yang Naruko keluarkan. Sasuke mendecih pelan. "Belajar apaan? Kau membawa tiga buah komik begitu," ucapnya ketus. Naruko mengembungkan kedua pipinya. "Bukan urusanmu Ayam!" jawab Naruko tak kalah ketus. Sasuke yang melihat ekspresi wajah Naruko yang cemberut membuat dirinya semakin ingin menjahilinya.
"Hei, kau tidak ingin aku cium juga Hm?" bisiknya. Siapa saja tolong sumbangkan kamus Oxford untuk menimpuk kepala Ayam ini. Naruko bergerak risih dan melepaskan lengan Sasuke yang melingkar di bahunya.
"Begini saja, apa yang kau mau?" tanya Naruko to the point. Rasa kesal dan jengkel karena selalu di ikuti bahkan di dekati Sasuke membuatnya benar-benar muak. Sasuke terdiam sejenak lalu dia menyeringai kecil. "Mauku? Aku mau kalau kau menjadi Maidku." Bisiknya. Seketika wajah Naruko memucat. Maid katanya? Kenapa tiba-tiba sekali berkata yang aneh-aneh?
"A-apuah? Tidak mungkin terjadi dan tidak akan pernah kuturuti!" tolak Naruko sambil mengambil jarak dari Sasuke agar dia bisa bernafas dengan normal. Sasuke mengeluh kecil lalu dia menyilangkan kedua lengannya di dadanya. "Katanya kau bertanya apa mauku? Aku sudah menjawabnya bodoh. Dan itulah yang kumau." Ujar Sasuke santai. Wajah Naruko pucat.
"Kubayar kau berkali lipat dari gaji yang biasa kau dapatkan saat bekerja di café dekat sekolah ini," sambung Sasuke. Naruko membulatkan kedua bola matanya. "A-apa? Ba-bagaimana kau tahu kalau—" ucapan Naruko terputus saat telunjuk Sasuke menyentuh bibir pink mungilnya.
"Kau tidak perlu tahu. Dan sekarang kau jawab. Kau mau atau tidak?" tanya Sasuke. Naruko jelas menggeleng-geleng cepat. Sasuke tertawa meremehkan. "Begitu ya, kalau kau menolak, sudah kupastikan kau akan terus kuikuti bahkan kupeluk seharian. Atau kau lupa bahwa Ibumu yang sedang sakit-sakitan butuh dana untuk berobat?" lagi-lagi ucapan Sasuke membuat kedua bola mata Naruko membulat.
'Darimana dia tahu semua tentang itu?' batin Naruko berkecamuk. Sasuke masih memasang tampang angkuhnya. "Apa jawabanmu?" tanyanya sambil mengelus sebelah pipi halus nan lembut Naruko. Naruko terdiam. Selama ini dirinya memang selalu kerja part time setiap Sabtu dan Minggu untuk membantu biaya pengobatan Ibunya yang sakit keras. Ayah dan kakak lelakinya sudah tidur tenang disisi-Nya. Mau tak mau Naruko harus banting tulang juga. Naruko memejamkan kedua matanya erat ketika bibir Sasuke mengecup cuping telinga Naruko lalu berbisik, "Jadi..?" Naruko mendorong pundak Sasuke pelan.
"Maafkan aku Uchiha Sasuke. Dengan pekerjaanku yang sekarang ini saja, kehidupanku dan Ibuku sudah tercukupi. Kalau kau mau tanya kenapa, aku bukan wanita murahan yang mau-maunya menerima orang macam seperti kamu. Uang pun aku bisa mencarinya dengan cara halal." Naruko bangkit dari duduknya sambil mengambil tas dan buku-bukunya pergi. Sasuke diam tidak mencoba untuk mencegah Naruko yang kini berpindah ke tempat kedua sahabatnya yang sempat dia tinggal tadi.
Naruko pergi meninggalkan Sasuke dengan perasaan yang gundah dan juga bingung. Dirinya merasa sedang di intai Sasuke. Mau bagaimana pun dia harus tetap harus hati-hati. Dia tidak ingin sesuatu buruk menimpanya kemudian hari.
Tak lama Sasuke menyeringai iblis dari kejauhan. Ia mengusap wajahnya perlahan dengan sebelah tangannya.
"Kau salah besar karena telah menolak bantuan dari seorang Uchiha. My Sweet Uzumaki," gumamnya kecil dengan kedua bola mata onyx yang menyeramkan itu.
TBC
Holeeholeholeholeee~ (/^_^)/ (^_^) \(^_^\) #digebuk.
Temen : Kenapa lu joget-joget segala?
Chiku : Because I'm very hepii~ ^0^
Temen : -_-
Chiku : Hehehe maaf karena ceritanya gaje. Ini pertama kalinya Chiku buat cerita beginian. Cerita aneeeh bin rada-rada. Di chap selanjutnya bakalan Chiku jelaskan tentang kehidupan Naruko seperti bagaimana bisa Ayah dan kakak lelakinya meninggal dunia, terus ibunya yang sakit-sakitan, dan rencana licik anak ayam! #amaterasu.
Sasuke : Kok gue terkesan OOC banget. Pengombal, mesum pula, playboy dan tidak keren begitu -_-
Chiku : Karena mukamu itu cocok banget dengan peran pervert dan playboy!
Sasuke : I'KILL YOU!
Chiku : Huaaaa~ #nyumpet di belakang Gaara
Gaara : Apaan neh? Kok gue dibawa-bawa? Mana dialog gue?
Chiku : Ohiya lupa –sarap nih author-. Hehe chap depan, chap depan ^^
Naruko : Kok hidupku merana banget sieh?
Chiku : Eeehh, takdir?
Neji : Kita tidak dapat menentukan takdir. (All : Sweatdrop)
Chiku : Banyak protes lu pada! Oke deh silahkan review Minna-san ^^ review serta kritik maupun saran yang membangun akan membuat Chiku semakin percaya diri dan pastinya semangat untuk melanjutkan fiction ini . jika ada kesamaan cerita maupun judul dsb, mohon dimaafkan karena itu hanya kesalahan author semata!
Readers : ….. (no comment)
Chiku : Ohiya, terus tuh yg Sebastian Michaelis ama Kaname Kuran anggap saja sebagai karakter anime dalam manga kesukaan Naruko. Naruko tuh cuman tertarik ama yang namanya manga (karakter fiksi) jadi ya anggap saja Sebas-chan ama Kaname-kun bukan di dunia nyatanya Naruko#digebukin kru-kru -?-
Temen : Kok gue diacuhkan?
Chiku : Sorry bro, ayo kita main PSP lagi! Nyehehe :D
Oke deh, sampai jumpa di ceppie 2 Minna-san~ Terimakasih sudah membaca..
.
.
Mind to review?
Review please :3
