First Time.
Rating: M nanggung.
Cast:
Oh Sehun (he's on his late 20's in this fict)
Kim-cutie-Jongin (22)
.
Halo?
Iya ini saya, dulu id oneofakindgurl atau swagesthor.
Bagi yang tidak suka dengan pair ini silahkan menutup story ini sebelum membacanya.
Bagi yang tidak suka alurnya, saya buka pintu selebar-lebarnya untuk mencaci maki saya.
.
Selamat membaca
.
Hingar bingar di dalam salah satu club malam di Hongdae menyambut Jongin dengan segala kemewahan dan gemerlap isinya. Jongin hampir membiarkan dirinya untuk membuka mulutnya dan terlihat seperti orang bodoh yang baru pertama kali masuk ke dalam club. Well, tidak sepenuhnya salah karena memang ini pertama kalinya Jongin membawa dirinya untuk menginjakkan kakinya di tempat seperti ini.
Oke, mari kita luruskan beberapa hal. Jongin bukanlah seorang nerd. Namun Jongin juga bukan pemuda yang mudah mengikuti tren disekitarnya. Teman-temannya sering mengejeknya saat Ia mengutarakan hanya akan pergi ke club untuk pertama kalinya setelah dirinya memasuki tingkat dua di perkuliahan. Jongin juga tidak pernah merasakan minuman beralkohol, tidak sekalipun dalam hidupnya. Setiap teman-teman mengajaknya, Jongin tidak pernah menolak namun akhirnya yang dipesan Jongin selalu cola.
Orang tuanya bukan orang tua kolot yang melarangnya untuk mencoba kenakalan remaja yang wajar seperti merokok, mencicipi soju, atau bahkan mempunyai kekasih walaupun dirinya adalah anak tunggal. Jongin hanya tidak menemukan dirinya tertarik dalam hal-hal itu, menurutnya masih banyak yang lebih menarik dari hal-hal seperti itu, gaming atau menari contohnya.
Dan malam ini Jongin mencoba hal itu, hari itu dia mencoba untuk pergi ke club dan mencicipi minuman beralkohol. Jongin hanya membawa dirinya, mengingat jika teman-temannya akan bereaksi berlebihan, terutama Baekhyun.
Jongin meneguk ludahnya berusaha untuk terlihat biasa saja dan tidak menarik perhatian secara berlebih. Menurut saran teman virtualnya, dia tidak boleh terlihat seperti baru pertama kali memasuki club karena disana banyak orang mesum. Dan itu juga yang tadinya hampir membatalkan niat Jongin. Ia mendudukkan dirinya di kursi meja bar, mengedarkan pandangannya sebelum memutuskan untuk memesan minuman pada bartender yang sedang bekerja.
"Apa yang terbaik untuk malam ini?" ini juga salah satu saran dari teman virtualnya. Tanpa sadar dirinya menggigit bagian dalam pipinya menutupi kecanggungan dirinya. Namun bartender itu tahu betul tipe-tipe seperti Jongin. Ditambah dengan gerakan tipis Jongin yang tidak bisa ditutupinya. Bartender itu menaikkan salah satu sudut bibirnya.
Jongin mendengar bartender itu menyebutkan nama minuman yang benar-benar asing, jadi yang dilakukannya adalah tersenyum tipis dan menyetujui pilihan bartender itu. Sambil menunggu minumannya disiapkan, Jongin memutar dirinya menatap lantai dansa. Ia menyerngit menatap puluhan atau mungkin ratusan orang yang menari. Mereka semua melebur dan berdekatan tanpa rasa malu, entah saling mengenal atau tidak. Matanya kembali mengedarkan pandangannya, kali ini ditujukan ke lantai dua yang keadaannya tidak jauh berbeda.
Jongin menahan nafasnya saat tatapan matanya bertemu dengan satu pria yang sedang bersandar kepada pagar pembatas dengan satu tangannya memegang gelas kecil minuman, tatapan pria itu begitu intens seolah sedang menghakiminya. Jadi Jongin yang memutuskan untuk memutuskan tatapannya dan membalikkan badannya. Minuman pesanannya sudah tersaji, tanpa menunggu lagi ia langsung menenggaknya. Jongin tidak bisa menutupi raut wajahnya yang bereaksi terhadap minuman itu, ia mendengar tawa renyah dari bartender itu.
"Ini malam pertamamu di tempat seperti ini, kan?" dengan cepat rona merah menyebar di pipi Jongin, orang ini pasti akan mengejeknya saat itu juga. Disaat seperti ini, Jongin menyesal tidak mengajak Baekhyun.
"Hei, tidak apa. Aku tidak akan menghakimimu, kok. Mungkin aku hanya akan memeriksa ID mu"
"Aku sudah legal, kok!" Jongin menjawab dengan cepat.
"Ya ampun, kau imut sekali. Aku Chanyeol, selamat datang di dunia malam, Tuan…?"
"Jongin"
"Ah, selamat datang di dunia malam, Tuan Jongin. Nikmati minumanmu" Chanyeol, si bartender tersenyum lebar dan Jongin membalasnya dengan senyum canggung sambil kembali menegak minumannya.
Gelas miliknya sudah hampir habis dan Jongin tidak berniat untuk mengisinya kembali, dan yang dilakukan Jongin sambil menikmati minumannya hanyalah berbincang dengan Chanyeol. Pria itu adalah seorang extrovert asli. Perbincangan mereka hampir tidak putus, sesekali obrolan mereka diiringi tawa kecil.
Seorang duduk di samping kursi Jongin di tengah-tengah pembicaraan Jongin dan Chanyeol.
"Minumannya, biar aku yang bayar" Jongin dan Chanyeol menoleh ke asal suara. Pria itu tengah memegang sebuah kartu di tangannya sambil menatap Chanyeol. Jongin membuka mulutnya dan berkedip, sedikit kaget. Bukan, bukan karena kartu yang dipegang pria itu adalah black card* , tapi Pria itu adalah pria yang tadi menatapnya dengan tajam dari lantai dua.
Chanyeol dengan patuh menerima kartu itu, sebelum Chanyeol memproses pembayarannya, pria yang belum mereka ketahui namanya itu memesan dua gelas champange. Jongin kembali menahan nafasnya saat pria itu menatapnya. Dari jarak sedekat ini, Jongin bisa menilai bahwa pria di sampingnya kemungkinan besar eksekutif muda yang sukses atau chaebol yang arogan. Terlihat dari jas rapih yang dipakainya, jam tangan merek ternama di pergelangan tangannya dan jangan lupakan aroma maskulin parfum yang dipakainya. Jongin jadi merasa kecil disamping pria ini, ia hanya mengenakan kemeja biru tua yang bagian lengannya ia lipat dana beberapa kancing paling atas yang dibiarkan terbuka, jeans ketat berwarna hitam dan sepatu hitam milik ayahnya yang ia pinjam untuk malam ini karena terlihat bagus dan cocok untuk dipakainya.
"Aku Sehun. Kau tidak akan menolak segelas champange dariku setelah aku men-traktirmu, kan?" Jongin merona karena dirinya mungkin tertangkap basah memandangi pria di sampingnya.
Gelengan pelan adalah jawaban Jongin, tangannya meraih satu gelas dari Sehun dan mulai menegaknya, kali ini Jongin mulai terbiasa dengan rasa minuman beralkohol.
Setelah beberapa tegukan dana perbincangan kecil, Sehun mengajaknya ke lantai dansa. Kepala jongin mulai terasa ringan, Jongin dengan mudahnya menerima tangan terulur yang kemudian menariknya ke lantai dansa. Musik di dalam club dan efek alkohol berhasil membuat Jongin terbawa suasana. Gerakan mereka semakin intim, dengan Sehun berada di belakang Jongin dengan tangan Sehun yang berada di pinggangnya. Jarak mereka yang sangat dekat dan Jongin bisa merasakan nafas hangat di tengkuknya, tubuh Jongin meregang merasakan cengkraman di pinggangnya sedikit mengerat dan Sehun menarik tubuhnya lebih dekat sehingga tubuh mereka kini menempel. Jongin melenguh pelan saat tangan besar Sehun mengusap pinggangnya dengan perlahan menjurus sensual. seketika itu juga dirinya sadar mendengar suaranya sendiri, ini bukan tujuannya datang. Ia hanya akan mencoba minuman dan pulang setelahnya, bercinta untuk pertama kalinya tidak masuk ke dalam list kegiatan Jongin malam ini.
Yang dilakukan Jongin selanjutnya adalah membalikkan badannya dan menahan dada Sehun dengan tangannya untuk membuat jarak. Namun yang dilakukan Sehun adalah menyentuh rahangnya dan menaikkan dagu jongin hingga kini mereka kembali menatap satu sama lain.
"Kau manis"
Satu kata yang keluar dari bibir Sehun membuat pertahanannya perlahan runtuh, tidak mustahil juga dengan suara rendah menggoda itu Jongin tidak akan tergoda. Jongin akui, ia adalah bi. Jongin pernah mempunyai kekasih perempuan dan laki-laki, dan Jongin tidak merasa risih dengan keintimannya dengan Sehun. Namun mengingat ia belum pernah sama sekali tidur dengan siapapun, dan Sehun yang kemungkinan lebih tua hampir lima tahun dari dirinya, membuatnya masih mempunyai pertahanan yang tersisa dalam dirinya.
Sehun kembali menghapus jarak diantara mereka dengan mendekatkan kepalanya dan memberikan ciuman kepada Jongin. Ciuman yang lembut dan sensual tanpa ada paksaan atau perlakuan kasar. Tangan Sehun juga dengan lihai kembali menyentuh tubuh Jongin. Gigitan lembut di bibir Jongin akhirnya meruntuhkan pertahanan Jongin seutuhnya, Ia membalas ciuman itu. Melingkarkan tangannya di leher Sehun. Jongin tidak peduli lagi jika ia akan terbangun besok pagi di atas kasur orang lain.
Tidak sampai satu jam setelah mereka bercumbu mesra di dalam club, kini mereka berpindah tempat. Di depan pintu salah satu kamar apartemen elit kota itu kembali berciuman tanpa rasa takut seseorang akan memergoki perbuatan mesum mereka. Kini bibir tipis Sehun berpindah pada leher jenjang Jongin, mulai membuat sebuah tanda di tubuh Jongin sambil membagi fokusnya untuk memasukkan password apartemennya.
Pintu dibuka kasar dan tangan Sehun yang berada di pinggang Jongin mendorong pemuda itu untuk masuk ke dalamnya. Setelah menendang pintu dengan satu kakinya untuk menutup kembali, wilayah yang dijelajah oleh bibir Sehun semakin jauh seiring lepasnya kancing baju Jongin oleh tangan partnernya malam ini. Tubuh atas Jongin sudah tidak tertutup apapun ketika mereka mencapai ruang tidur.
Jongin mendesah sayup merasakan lepasnya bibir Sehun dari tubuhnya. Ia menatap Sehun walaupun pandangannya mulai kabur, alkohol dan nafsu telah menguasai dirinya. Pria itu beranjak duduk di tepi kasur miliknya, menarik tangan Jongin dengan lembut agar mendudukkan dirinya dipangkuannya.
Kini bukan hanya bibir Sehun yang mencumbu Jongin, tangan besarnya dengan terampil menggoda tubuh pemuda yang lebih muda beberapa tahun darinya dengan memberikan usapan-usapan sensual pada kulit tan bersih Jongin.
Nafas Jongin memberat, merasakan sebuah tangan yang berada di bagian bawah tubuhnya, mengusap kejantanannya yang masih terbungkus celana. Rintihan pelan keluar dari mulutnya, dan tubuhnya sedikit bergetar atas reaksi dari sentuhan intim Sehun.
"You're trembling. Calm down, little one"
Jongin tidak bisa memberikan jawaban atas perkataan Sehun karena ia sendiri pun bingung dengan reaksi yang tubuhnya berikan. Selama ini belum pernah ada yang menyentuhnya dengan sangat intim seperti ini. Ia sering tidur seranjang dengan mantan kekasihnya yang terakhir, Kris. Namun mereka hanya akan selalu berakhir tertidur di dalam pelukan hangat.
"Is this also your first time? Having sex?" itu bukanlah sebuah dirty talk tetapi efeknya terhadap tubuh Jongin luar biasa. Sehun tertegun untuk beberapa saat, Jongin adalah pemuda yang sangat sensitif dan ekspresif. Setiap sentuhan yang ia berikan selalu dibalas dengan reaksi Jongin yang manis dan menggoda di saat yang bersamaan. Hal ini membuat Sehun memutuskan untuk tidak terburu-buru untuk ke tahap selanjutnya demi melihat reaksi Jongin. Sehun tidak bisa berbohong bahwa melihat reaksi pemuda yang berada di pangkuannya ini menaikkan libidonya.
"Jawab aku, sayang. Aku ingin mendengar suara lembutmu" dengan gerakan yang sengaja diperlahan, Sehun membuka ikat pinggang Jongin dan menarik turun resleting celana hitam yang dipakainya. Menyelipkan tangannya dan menggenggam sesuatu di dalam sana yang sudah berdiri tegak.
Sekali lagi, respon yang diberikan Jongin luar biasa. Desahan yang keluar dari bibir tebalnya semakin besar dan ia membusungkan dadanya. Kedua tangan Jongin memegang erat bahu tegap Sehun. Da jangan lupakan ekspresi wajah pemuda itu yang menutup matanya tetapi menunjukkan bahwa pemuda itu menikmati apa yang Sehun lakukan dengan tubuhnya.
"A-ahhh.. a..aku ingin lebih. Aku mohon" kali ini Jongin mulai beeani untuk membuka suara.
Tidak bisa menahannya lebih lama lagi, akhirnya yang lebih tua membalikkan posisi mereka, membanting tubuh Jongin ke atas kasur dan mendidihnya. Melepaskan semua kain yang menutupi mereka.
Dan malam itu, Jongin tidak akan pernah menyesal untuk mencoba hal-hal baru.
Gerakan halus ia rasakan di perut, membuatnya perlahan bangun dari tidurnya. Jongin menatap tangan putih Sehun yang melingkar di perutnya, pria itu memeluknya dari belakang. Pusing dikepalanya membuatnya memutuskan untuk kembali memejamkan matanya, ia menyandarkan punggungnya di dada Sehun. Menyamankan posisinya sebelum kembali terlelap.
Jongin hanya bisa berharap pria yang bernama Sehun ini tidak akan menjadikannya sebagai partner satu malamnya saja.
End.
Bagaimana..? cukup memalukan ya untuk sebuah comeback. Saya minta maaf sebesar-besarnya. Tadinya adegan panas mereka akan lebih banyak, namun saya masih kurang percaya diri dengan tulisan saya.
Tadinya ini akan saya masukan sebagai update dari fict mesum. Namun karena agedan ratednya nanggung. Saya bikin oneshot saja.
Saya sangat berharap feedback positif dari kalian, walaupun tidak menolak kritik juga.
Terima kasih sudah menyambut saya kembali. Saya akan berusaha lebih keras lagi! happy weekend, people.
-with love, worthlesspotato.
