MY HANDSOME BROTHERS
[CHAPTER 1]

BASED ON 'MY HANDSOME BROTHERS' COMIC BY SHIRAISI YUKI
WITH MODIFICATIONS

CAST : JEON JUNGKOOK, KIM SEOKJIN, KIM TAEHYUNG, KIM NAMJOON AND OTHERS.

FRIENDSHIP, ROMANCE, HURT, BoyXBoy

Maaf typo, bahsa kurang sopan, tidak memenuhi EYD. Maklum, saya Author yang masih hijau.

HAPPY READING, ALL!


Saat ini, SMA Bangtan memiliki beberapa siswa yang sangat digemari dan disegani di lingkungan sekolah itu sendiri, maupun seluruh sekolah menengah di Seoul. Namja maupun yeoja, sekolah ini melahirkan siswa – siswi yang bisa membanggakan nama sekolah dan nama negara. Persaingannya sangat ketat. Tidak sembarang anak yang mampu bersekolah di sana, namun, tidak semua anak dengan latar belakang ekonomi atas yang bisa. Mereka hanya memilih anak yang memiliki otak cemerlang. Ambil contoh saja 'Kim' bersaudara, Kim Seokjin, Kim Taehyung, dan Kim Namjoon.

Seokjin, kakak sulung dari tiga bersaudara itu adalah ketua OSIS termashyur di sekolah ini. Kewibawaan, kebijaksanaan, dan keramahtamahannya membuat para anggota OSIS dan para siswa lainnya, baik laki – laki maupun perempuan jatuh hati padanya. Selain itu, ia juga bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. Masakannya sangat enak dan mendapat pengakuan dari seluruh anggota OSIS.

Taehyung dan Namjoon, si kembar ini juga tidak kalah tenar dibandingkan kakaknya. Taehyung adalah seorang model pujaan para yeoja di seluruh Korea Selatan (walaupun ia seorang model figuran). Bahkan, seharinya ia mampu membuat sedikitnya 5 yeoja mimisan berpapasan langsung dengannya. Kabarnya, yeoja blasteran Amerika sekaligus primadona sekolah, Krystal Jung pernah menyatakan perasaannya, namun ditolak oleh Taehyung.

Dan yang terakhir, Namjoon. Dia adalah sosok yang pendiam. Namun, ia sangat ahli di bidang olah raga. Sepak bola, bola basket, bulu tangkis, semuanya ia bisa. Selain itu, ia juga memiliki otak brilian dan nilai cemerlang. Tatapannya yang dingin membuat tak sedikit yeoja yang mematung karena matanya. Lelaki surai blonde ini juga sering dianggap lebih dewasa dan cerdas dibandingkan kakak kembarnya, Taehyung.

Kabarnya, adik bungsu dari 'Kim' bersaudara ini akan bersekolah di SMA Bangtan. Semua orang membicarakan hal ini. Apakah dia namja atau yeoja? Jika namja, akankah ia meneruskan jejak para hyungnya? Atau yeoja, akankah ia menjadi primadona yang akan mengalahkan jajaran yeoja tercantik di sekolah ini? Apakah dia cenderung meneruskan Seokjin, Taehyung, ataukah Namjoon? Semuanya memiliki banyak pertanyaan dibenaknya.

BRUUK! Suara seseorang terjatuh. Tampaknya, dia muris kelas 1. Seragam barunya penuh lumpur. Ia merintih kesakitan. Lalu ia berteriak,"Ada seseorang di sana?! Ku mohon bantu aku!" Namun taka da yang menghiraukannya. Perlahan ia berdiri. Orang – orang di sekitar sana hanya meliriknya, lalu pergi. Taka da yang menolongnya. Mereka pura – pura tidak tahu bahwa ada seorang pemuda di sana. Lalu tiba-tiba…

"Jungkook, kau tak apa?" Kata Taehyung sambil menggendong namja itu. Namja itu berusaha melepaskan gendongan itu. Namun, dekapan Taehyung yang kuat membuat namja itu tak bisa berbuat apa – apa.

"Pakai ini, kau pasti sangat kedinginan…" Kata Seokjin sambil melepas jasnya, lalu memakaikannya pada namja yang bernama Jungkook itu. Jungkook hanya diam saja. Namun wajahnya menunjukkan ketidaksukaannya terhapat perilaku dua pemuda itu.

"Apakah ada yang terluka? Atau ada debu di matamu?" Kali ini Namjoon yang mendekatinya. Ia memegang baigan kelopak Jungkook, lalu mengangkatnya. Jujur, Jungkook sanagt benci terhadap perilaku dari tiga bintang ini. Terpaksa ia turun dari gendongan Taehyung.

"Hyung?! Kalian ini apa-apaan?! Aku sangat tidak ingin diperlakukan seperti itu?!" Teriaknya. Namun, semua itu tidak dihiraukan para namja senior itu. Justru mereka bertiga malah merangkulnya. Lalu, dengan wajah yang dingin, Namjoon berkata,"Kami semakin ingin mengganggumu. Kau tampak sangat lucu sekali. Dan apakah kami salah memperlakukanmu seperti ini, adik?"

Kata terakhir Namjoon itu membuat semua orang yang ada di situ terkaget. Mereka yang awalnya acuh tak acuh, jadi ingin tahu lebih, apa hubungan sebenarnya yang dimiliki namja senior itu dengan 'Kim' bersaudara. Mereka semakin merapat dan mendekat. Suasana ini sontak membuat Jungkook malu, sangat malu.

Ingin rasanya sekarang ia menangis, lari dari tempat itu, dan lari dari kenyataan bahwa ia adalah adik bungsu dari ketiga kakaknya itu. Tetapi, takdir telah membawanya ke dunia ini dan membuatnya menjadi salah satu anggota keluarga 'Kim' yang sekarang. Dari dulu, semua orang mencacinya karena ia tidak mirip dengan ketiga hyungnya, tidak senang melihat kebersamaan mereka, atau bahkan menfitnahnya bukan anak kandung dari keluarga itu. Namanya bukan Kim Jungkook, namun Jeon. Ya, Jeon Jungkook. Bahkan, cacian itu masih diterimanya hingga sekarang.

"Sungguh? Dia adik Seokjin oppa?"

"Adik? Mereka tak mirip! Sungguh, aku lebih memilih para hyungnya daripada dia!"

"Sungguh buruk rupa! Dia pasti anak ha**m!"

"Cih! Sungguh beruntung menjadi namja itu! Dia pasti mendapatkan kasih sayang yang sangat besar!"

Jungkook hanya bisa mendengar semua itu. Ia tak tahu harus berbuat apa. Ia tak mungkin melibatkan ketiga hyungnya dalam masalahnya sendiri. Untung sekarang tak banyak yang tahu tentang nama lengkapnya. Jika itu terjadi, maka, hampir nihil siswa yang ingin berteman dengannya. Pernah suatu ketika, Jungkook bertanya kepada Seokjin. "Tenanglah, namamu 'Jeon', karena ingin menghormati nama ibu. Ibu melahirkanmu setelah ayah tiada. Maka dari itu, ibu memberikan nama 'Jeon' kepadamu. Untuk menghormati namanya, Jeon Hyesoo," Kata Seokjin. Namun, Jungkook tidak akan percaya begitu saja. Tapi, sampai sekarang, tak ada bukti bahwa ia bukan anak kandung keluarga itu.

Setelah kerumunan itu sedikit bubar, Jungkook berlari sekencang-kencangnya. Para hyungnya berteriak memanggil namanya, tetapi ia mengacuhkannya. Ia ingin berlari sejauh-jauhnya dari kehidupan hyungnya itu. Ia tak ingin membuat masalah lagi di SMA. Dalam pelariannya(?), ia bertabrakan dengan seorang pemuda.

"Aaah.. Maaf. Saya tidak lihat jalan," Kata Jungkook sambil merunduk. "Saya permisi," Kata Jungkook sambil pergi. Lalu, tangannya merasa tertahan. Ya, tangannya digenggam oleh namja itu. Ia berpenampilan santai, sederhana, namun kaya. Terlihat dari tasnya.

"Tunggu. Kau murid kelas satu, kan?" Kata namja itu. Jungkook hanya mengangguk pelan. Ia takut jika seseorang di depannya ini adalah seorang fans fanatik para hyungnya, sehingga ia ingin melabraknya, dan menyuruhnya untuk menjauhi hyungnya.

"Oh," Kata namja itu pelan. Ia tersenyum kepada Jungkook, sambil memegang pundaknya,"Kau tak perlu takut, aku hanya mengidolakan yeoja seksi, seperti Wendy noona dan Krystal noona. Dan aku bukan senior. Aku sama sepertimu, kelas satu." Jungkook perlahan mendongakkan kepalanya. Lalu ia tersenyum kepada namja itu. Saat itu, Jungkook berpikir untuk menjadikannya teman. Menurut Jungkook, dia adalah seseorang yang asyik dan santai. Namun, apakah ia mau berteman dengannya?

"Huh, syukurlah," Kata Jungkook menghela napas. "Bolehkah aku berteman denganmu? Sungguh, aku tak punya teman di sini. Sekolah ini surga bagi lainnya, namun neraka bagiku," Lanjutnya. Namja itu hanya mengangguk sambil tersenyum. "Aku juga belum berteman dengan siapa – siapa di sini. Kau tahu lah, siswa di sini bagaimana…" Katanya. Jungkook tersenyum lebar.

"Benarkah?" Katanya. Namja itu mengangguk sambil tertawa. 'Lucu sekali dia. Aku menjadi kasihan padanya. Mungkin karena perbuatan para hyungnya yang berlebihan.' Pikirnya. "Aku Jungkook. Jeon Jungkook. Kau?" Kata Jungkook sambil memberikan tangannya yang siap untuk dijabat oleh namja calon sahabatnya itu.

"Hai Jungkook. Aku Park Jimin. Panggil saja Jimin." Kata namja yang bernama Jimin itu, sambil membalas jabatan tangan Jungkook. Lalu Jungkook melepasnya. Sambil menuju ke taman sekolah, Jungkook bercerita banyak tentang kehidupannya yang selalu diusik ketiga hyungnya. Jimin hanya diam mendengarkan, dan sesekali mengangguk pelan. Jungkook juga bercerita bagaimana ia dicaci maki selama hidupnya. Banyak orang yang berharap bahwa ia tak ada, tak ada di kehidupan para hyungnya. Namun apa daya, ia adalah adik bungsu keluarga itu.

"Hm.. Begitu." Kata Jimin sambil mengangguk pelan. Lalu, giliran Jimin yang bercerita,"Aku juga sepertimu. Memiliki kakak yang sangat terkenal. Dia adalah seorang visual di sekolah ini. Bukan bermaksud menghina, tetapi, ia jauh lebih terkenal dibanding Seokjin hyung. Tetapi, aku tak pernah mendapat caci maki itu. Bahkan, sekarang tidak banyak orang yang tahu hubunganku dengan kakakku, termasuk kau, Jungkook. Tapi, tenang saja, aku akan memberitahukannya kepadamu."

"Benarkah? Kau beruntung memiliki kakak seperti itu. Siapa kakakmu?" Kata Jungkook ingin tahu. Jimin sedikit menghela napas, lalu merubah posisi duduknya," Aku memiliki seorang noona. Park Sandara. Sandara noona namanya." Junkook terbelalak kaget. Jimin hanya tertawa pelan,"Sudah ku duga, reaksimu akan seperti itu."

"Waaah, kau sangat beruntung sekali memiliki Sandara noona," Katanya. Lalu, raut wajahnya berubah menjadi murung,"Bagaimana denganku? Aku pasti akan menjomblo seumur hidup. Aku harus bagaimana?" Ia menatap mata Jimin lekat – lekat dan menggenggam tangannya erat – erat.

"Sudahlah, tenang," Kata Jimin. Lalu, terlintas di benaknya suatu ide,"Jungkook, kita besok MOS, kan?" Katanya sambil berbinar – binar. Jungkook mengangguk pelan.

"Aku mempunyai suatu rencana. Rencana ini harus kau teruskan, tidak hanya MOS saja. Ini sederhana. Namun cukup efektif sekiranya." Kata Jimin. Jungkook semakin penasaran saja.

"Baik, kau harus…."


To be continued


Hai, semuanya!

Akhirnya sudah sekian lama saya menyimpan sebuah uneg - uneg yang sedikit menjamur di otak ini keluar juga. Sudah saya bilang sedari awal bahwa saya adalah author yang masih hijau. Saya tahu mungkin ini masih terlalu sedikit. Tetapi, kalau readers suka, akan saya perpanjang ff nya. Jadi, kalau ada kesalahan, mohon untuk review. Dan ternyata tidak semudah yang saya bayangkan untuk mempunyai akun di sini-_-. Oke, sekian salam dan basa - basi dari saya.

Bye,

Hana

(Don't forget to review)