Disclaimer : Masashi Kishimoto

Author : ran-moury

Pair : SasuNaru, ItaNaru, Slaight NaruHina

'BL'

My Brother Is My Life

Chapter 1

Sasuke POV

Lihatlah dia begitu memesona. Dari pintu kamarnya yang terbuka aku dapat melihat dirinya tengah berlari kearahku dengan senyum manis diwajahnya. Rambut kuningnya yang melambai-lambai begitu terlihat lembut. Dia berhenti didepanku, sehingga dengan jelas dapat ku lihat warna biru langit yang indah dalam matanya. Naruto Uchiha, itulah namanya. Dia adalah adikku. Tapi entah mengapa perasaan ini mengingkari akal sehatku. Menginginkan hal yang lebih dari seorang adik.

"Ayo aniki!" ajaknya

"Hm?" aku hanya mengerutkan dahiku tanda tak mengerti. Ha ha ha.. Lihatlah ekspresi orang yang ada didepanku ini! dia pasti kesal padaku. Itu terlihat jelas sekali dari waiahnya. Kulit karamel yang mempunyai tiga garis halus dimasing-masing pipinya ini tampak menggembungkan pipinya. Manis sekali.

Entah setan apa yang kini merasukiku. Tanpa sadar aku mengangkat tanganku dan meletakkannya di pipi karamelnya. Tanganku membelai pelan dan lembut pipinya hingga turun kebibirnya yang tipis.

"A-aniki."to

"Hn. Go-gomen." Sial, Kenapa aku bisa lepas kendali begitu? Dia pasti berfikir yang tidak-tidak tentangku. Ah, masa bodoh, aku malah bersyukur bila dia tahu tentang perasaanku yang sebenarnya. Tapi bagaimana bila dia malah membenciku? Aku benar-benar tak bisa membayangkan bila dia benci padaku dan meninggalkanku. Aku pasti tak bisa hidup tanpa dirinya.

"Tadaima!"

Suara itu menghentikan lamunanku yang entah sampai kemana. Aku menoleh kearah pintu dan melihat aniki yang sedang melepas sepatunya. Sekilas dia tampak kaget dengan keberadaan orang yang ada didepankku ini. Tapi itu hanya sekilas. Lihat saja wajah kusutnya menjadi cerah dan segera berlari kearah orang yang ada didepanku ini.

"My lovely imouto, kau sudah pulang? Kau tahu anikimu yang tampan ini dan my baka otouto sangat merindukanmu." Teriaknya sambil berlari menghampiri Naruto dan memeluknya.

"Aduh aniki, sudah kubilangkan jangan panggil aku imouto, aku itu laki-laki tahu!"

"Kenapa Naru-chan? Kaukan manis. Lihat deh! Bahkan wajahmu lebih manis dari pada perempuan. Iyakan Sasuke?"

Cih, apa-apaan itu? Dasar konyol. Aku sungguh heran pada aniki. Sifat yang selalu bijaksanabah kan terkesan dingin dikalangan rekan kerjanya bisa jadi OOC didepan adik bungsunya. Bahkan padaku dia hanya bicara seperlunya. Apa yang sebenarnya difikirkan aniki? A-apa jangan-jangan dia menyukai Naruto? Ah, itu tidak mungkin. Hentikan pikiran kotormu itu Sasuke! Tapi, juga tak ada salahnya jika aku berjaga-jaga.

"Lalu kaasan mana?" tanya aniki

Oh ya aku tidak melihat kaasan pulang. Apa dia masih akan ttinggal diInggris? Aduh anak macam apa aku ini? Karena terlalu senang melihatnya lagi, aku jadi lupa dengan kaasan. Kutolehkan wajahku ke Naruto dan aku dapat melihat raut wajahnya yang berubah menjadi sedih. Matanya yang biru bagikan langitpun kini mulai tergenangi dengan air mata.

"Ka kaasan hiks, meninggal, hiks"

"A-apa?

Tdak mungkin kaasan meninggal. Bagaimana bisa? Bukankah tiga hari lalu dia telfon dan bilang di akan segera pulang ke Jepang. Aku benar-benar tidak percaya dengan semua ini.

Aku sedikit tersentak karena ada sebuah lengan yang menarikku kedalam pelukkannya. Yah, itu tangan aniki. Dia memelukku dan Naruto dengan wajah yang disembunyikan diantara bahuku dan bahu Naruto. Dengan tubuh yang bergetar dia terus melafalkan sebuah kata yang juga berputar-putar didalam otakku. "Kenapa?" kata itulah yang sejak tadi diucapkan oleh aniki. Sedangkan Naruto dia terus menangis dan berkali-kali mengucapkan kata maaf.

"Hiks, maaf gara-gara naru hiks, kaasan meninggal "

"Ssst...! sudahlah Naru. Jangan bicara seperti itu." Kata aniki.

"Tapi hiks, jika Naru tidak terlambat untuk memberikan obat hiks,kaasan pasti tidak akan meninggal hiks."

" Sst...! sudah. Aku mohon, jangan menyalahkan dirimu Naruto! Semus ini sedah takdir. Lagipula kaasan pasti akan sedih bila melihatmu seperti ini."

Aniki dan Naruto terus saja menangis dan memberi kekuatan satu sama lain. Entah kenapa suaraku tak bisa keluar. Aku hanya diam dipelukan aniki. Aku ingin ikut memberikan kekuatan pada mereka. Tapi aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kuungkapkan.

Entah sudah berapa lama Kami bertiga tetap berdiri disini dengan posisi yang masih sama seperti sebelumnya. Dengan perlahan aku bisa merasakan pelukan aniki yang semakin melonggar. Isak tangis yang tadinya terdengar menyayat kini berangsur-angsur mereda. Aniki melepaskan pelukannya dan menatapku dan Naruto dengan tatapan yang lembut.

"kalian sebaiknya istirahat! Sudah malam."kata aniki sambil beranjak dari tempat semula. Baru saja aniki berbalik, Naruto segera memanggil aniki dan mengeluarkan amplop dari saku celananya dan memberikan amplop itu padaku dan aniki.

Untuk sasuke

Sasuke anakku. Maafkan kaasan jika kaasan mempunyai salah padamu. Dan maafkan kaasan, karena kaasan tidak bisa mengucapka selamat tinggal padamu. Sebenarnya banyak yang ingin kaasan bilang padamu. Tapi rasanya kaasan akan sulit untuk menjelaskannya. Bila kau memang ingin tahu tentang keluarga kita yang sebenarnya tanyalah pada Itachi.

Sasuke kaasan minta, jadilah orang yang berguna, jadilah orang yang bisa dibanggakan, dan jadilah orang yang selalu merasa bahagia. Karena keinginnan seorang ibu hanyalah ingin melihat anaknya bahagia.

Sekali lagi maafkan kaasan sasuke. Kaasan meang bukan orang yang berguna bagimu, tapi kau harus tahu bahwa kaasan sangatlah menyayangimu.

Selamat tinggal Sasuke, selamat tinggal anakku sayang.

Aku menatap surat itu sejenak sebelum melipatnya kembali dan memasukkannya kedalam kantung celanaku. Kualihkan pandanganku pada anikiyang masih berkutat dengan surat yang juga berasal dari kaasan. Entah kenapa ekspresi yang tadinya sedih dia membelalakkan matanya. Sebenarnya apa isi surat yang diberikan pada aniki? Kenapa ekspresinya sampai seperti itu?

"Sasuke, Naruto sebaiknya kalian istirahat sudah malam!" kata aniki. Nada suaranya sangat jelas kalau dia gugup dan seperti menyembunyikan sesuatu.

"Iya" Jawab Naruto dan beranjak untuk kekamar. sedangkan aku hanya berguman dan beranjak mengikuti Naruto, karena kamarku terletak tepat disampingnya.

Hah, kepalaku sungguh sakit. Segera kubuka pintudan membanting tubuhku diatas kasur yang berwarna biru tua. Kupejamkan mataku berharap aku akan cepat terlelap dan rasa sakit ini segera sembuh. Tapi sayangnya itu tidak terjadi. Mungkin itu karena mendengar kabar kematian kaasan dan rasa penasaranku pada surat yang ditunjukkan pada aniki.

Aku menghela nafas sejenak dan memutuskan untuk tetap terjaga. Kuedarkan pandanganku pada dinding-dinding kamarku yang telah dipenuhi dengan foto-foto orang yang aku cintai. Pasti semua orang akan mengira bahwa aku ini maniak bila tahu tentang ini. Tapi, mau bagaimana lagi? Hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menahan perasaanku dan bisa menghilangkan semua masalah yang menumpuk difikiranku. Dan satu lagi masalah yang aku sangat benci. Suatu fakta bahwa dia adalah adikku. Tapi sayangnya perasaanku berkhianat pada akal sehatku. Aku benar-benar tidak bisa menahan perasaanku untuk tetap menganggapnya sebagai seorang adik.

Sudah jam 3 dinihari, tapi aku tetap tak bisa tidur. Karena itu aku memutuskan untuk beranjak dari kamar menuju taman belakang. Taman itu adalah tempat favoritku. Dulu, jauh sebelum menaruto pergi ke Inggris, kami sering sekali ngobrol disini. Yah, walaupun hanya Naruto yang mengoceh tak jelas. Sedangkan aku hanya menanggapi dengan seperlunya.

Ha ha ha... kenangan yang sangat indah bukan? Tapi setelah aku menyadari perasaan ini, kenangan tersebut berubah menjadi kenangan yang miris. Semua seakan berubah. Ditambah lagi Naruto yang meninggalkan aku untuk sekolah di Inggris.

Diperjalanan menuju taman depan aku melihat kamar aniki yang terbuka. Karna penasaran dengan surat tadi, aku memutuskan untuk masuk dan mencari tahu. Kuedarka pandanganku meneliti setiap inti ruangan yang terdominasi dengan warna putih bersih. Di dekat tempat tidur terdapat meja yang diatasnya tergeletak kertas yang kemungkinan besar adalah surat dari kaasan.

Kudekati meja tersebut. Aku ambil kertas putih yang menjadi tujuanku. Kubuka kertas itu perlahan hingga dapat terlihat berderet-deret tulisan yang tertoreh disana.

Untuk Itachi

Itachi. Saat kau membaca surat ini berarti kaasan sudah tidak ada didunia ini. Karena itu sebelum kaasan meninggal kaasan ingin menuliskan sesuatu yang ingin kaasan sampaikan sejak dulu.

Itachi. Kaasan tahu kalau kamu sangat menyayangi adik-adikmu. Tapi perlerbakuan ysng berlebuhanmu pada Naruto membuat kaasan sadar, bahwa kamu mempunyai perasaan yang lebih dari seorang adik pada Naruto. Karena itu kaasan mohon jagalah naruto dengan baik. Sayangilah dia. Kaasan mempercayakan semua padamu.

Dan permintaan terakhir kaasan adalah cintailah Naruto. Dan pada umurnya yang ke-20, tolong jadikanlah dia pendamping hidupmu. Dan untuk sasuke, ceritakan semua kebenaran yang telah tersembunyi selama ini.

Itahci, untuk yang terakhir kalinya. Kaasan minta maaf, karena selama kaasan hidup, kaasan belum pernah memberikan kebahagiaan yang cukup. Tapi kaasan sangatlah sayang padamu dan adik-adikmu.

Selamat tinggal Itachi, kaasan sangat sayang padamu.

Sial, jadi benar aniki menyukai Naruto? Lalu apa maksud dari rahasia yang disembunyikan itu?

*krek*

Pintu terbuka dan menampilkan aniki yang menunjukan ekspresi kagetnya. Dengan agak panik dia mendekatiku dan meraih surat kaasan yang berada ditanganku.

"Apa maksunya ini?" tanyaku pada aniki.

Aniki tidak langsung menjawab pertanyaanku. Dia berjalan pada kursi didekat meja, lalu mendudukan dirinya disana. Dia mengghela nafasnya sesaat sebelum menjawab. " Aku rasa semua sudah tak perlu disembunyikan lagi."

"Sudahlah aniki, jawablah segera. Tak usah berbasa-basi segala!"

"Kau selalu to the point ya. Tapi baiklah, aku akan menceritakan semuanya." Aniki menghela nafas sejenak "Semua berawal pada 15 tahun yang lalu. Tousan memperkenalkan seorang wanita yang sangat cantik dan menggendong seorang anak yang sangat manis. Tousan bilang bahwa mereka akan menikah. Dan kau tahukan siapa wanita yang kumaksudkan?"

" Jadi, kaasan bukanlah ibu kandung kita?" tanyaku

" Yah, dan Naruto tidak mempunyai hubungan darah dengan kita."

TO BE CONTINUE

Duh maaf ceritanya aneh. Ini fic pertamaku, jadi kalau ada banyak kesalahan mohon masukkannya

please read and review