Kumpulan Cerita © Shitsuka

Axis Power Hetalia © Belongs to Hidekazu Himaruya

Genre : Drama

Warning : OOC, BL / SLASH/ Shonen – ai, Typos, Human Name, dan kata – kata Lovino yang sangat ber'mutiara'

Hola minna~ saya kembali! Kali ini saya akan membawakan beberapa kumpulan cerita…

Selamat Membaca~


.

Chapter 1 : Cinderella

Pairing Chapter 1 : SpaMano, ada hint AusHung

.

.

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda yang memiliki kata - kata 'mutiara' bernama Lovino Vargas. Dia adalah pemuda yang sangat imut, bertampang UKE, kasar, memiliki rambut cokelat tua dan memiliki mata hazel. Selama ini Lovino dan adik kandungnya, Feliciano Vargas tinggal bersama kakeknya Roman Empire. Tapi semenjak kakeknya meninggal, Lovino harus tinggal bersama paman, dan bibinya, sedangkan adik kandungnya pindah ke desa tetangga bersama dengan tunangannya Ludwig Beilschmidt.

Selama ini Lovino selalu di siksa oleh pamannya yang bernama Roderich, Lovino disuruh menyapu, mengepel, memberi makan babi, memberi makan kuda, memberi makan ayam dan menyiapkan segala keperluan pamannya itu, sedangkan bibinya yang bernama Elizaveta tidak pernah menyiksanya, tapi memberikan peraturan yang cukup aneh baginya, yaitu Lovino harus mengenakan baju wanita setiap harinya.

"Bastard! Singkirkan baju itu! Aku tak ingin mengenakannya!" seru Lovino.

"Fufufufufu tidak bisa Lovi-chan kau harus mengenakannya~ Dan tolong panggil aku bibi Eli bukan bastard~" balas Elizaveta.

"Tidak! Aku tidak ingin mengenakan pakaian wanita itu! Tidak! Enyah kau bastard!" jerit Lovino histeris.

"Hihihihi jika Feli-chan masih ada disini, mungkin bukan kau yang akan mengenakan pakaian ini Lovino~" ucap Elizaveta.

"Ah, kalau begitu seret saja si pasta freak itu pulang, bastard!" seru Lovino.

"Hihihihi, tidak perlu kan sudah ada Lovino~ Sekarang di pakai ya~" balas Elizaveta sambil mengenakan pakaian wanita itu ke Lovino.

.

Beberapa saat kemudian….

Saat ini Lovino telah mengenakan pakaian wanita itu, baju maid dengan lengan sepundak, dan pita merah di kepalanya. Empat patah kata yang ingin di ucapkan Elizaveta saat melihat Lovino dengan pakaian ini 'Benar – benar UKE sejati' Tanpa sadar otak fujoshi Elizaveta mulai berimajinasi tentang Lovino dan calon SEME-nya. Tapi imajinasi itu langsung sirna ketika Roderich memanggil Lovino.

"Lovino! Sudahkah kau membersihkan kandang kuda? Sudahkah kau memberi makan para ternak? Sudahkah kau menyikat kamar mandi yang berlumut? Sudahkah kau mengepel rumah? Sudahkah kau…"

"Gah! Berisik kau bastard!" jerit Lovino frustasi memotong ucapan Roderich.

"Dengarkan aku bodoh, aku belum selesai bicara!" ucap Roderich sambil menghampiri tempat Elizaveta dan Lovino.

"Eh?" ucap Lovino bingung.

"Makanya dengarkan ucapan orang sampai selesai, jangan asal main selak!" balas Roderich dengan nada sewot.

"Sudahlah Roderich." ucap Elizaveta menenangkan suaminya yang cepat marah itu.

"Ugh, lagian biasanya kau kan hanya bisa menyuruh – menyuruhku saja, bastard!" ucap Lovino kesal yang di balas death glare oleh Roderich.

"Dengarkan aku! Sudahkah kau tahu bahwa nanti malam akan diadakan pesta dansa di kerajaan? Dan panggil aku dengan sebutan paman Roderich!" tanya Roderich.

"Cih, pesta dansa? Apa peduli ku?" jawab Lovino acuh tak acuh.

'Fufufufu akan ku buat kau menjadi cantik Lovi-chan~' batin Elizaveta.

"Kau akan menyesal setelah mengucapkan itu Lovino, karena adik mu Feliciano pasti akan datang besama tunangannya itu." ucap Roderich dengan sakartis.

Mendengar nama adiknya di sebut, Lovino langsung berubah pikiran untuk datang ke pesta dansa itu. Jujur saja Lovino tidak peduli dengan pesta dansa yang menurutnya konyol itu yang ia pedulikan hanya Feliciano, karena Lovino sangat merindukan adiknya yang satu itu.

"Baiklah aku ikut!" ucap Lovino.

"Huh?" dengus Roderich sambil menyeringai. Melihat seringaian itu Lovino memiliki perasaan tidak enak, pasti sebentar lagi Roderich akan menyuruhnya yang tidak – tidak.

"Baiklah kau boleh ikut, tadi ada syaratnya.." Roderich menjeda perkataanya sejenak. "Kau harus memanen semua tanaman tomat yang ada di kebun, setelah itu kau harus membereskan rumah ini! Bila tugas yang kuberikan sudah selesai tepat saat kami pulang, berarti kau boleh ikut. Tapi kalau belum selesai kau tahu sendirilah konsekuensinya. Kami akan pulang sekitar pukul 4 sore, selamat bekerja Lovino." lanjut Roderich dengan sebuah seringai. Mata Lovino melotot, seringai Roderich bertambah lebar.

"A-pa? Kau gila bastard!" seru Lovino.

"Semoga kau berhasil, Lovi-chan ~" ucap Elizaveta sambil menyeret Roderich pergi.

Setelah Roderich dan Elizaveta pergi, Lovino mulai mengerjakan tugas yang di berikan Roderich tadi. Pertama – tama Lovino memanen tomat di kebun.

"Gah, terik sekali hari ini!" gumam Lovino dengan keringat yang bercucuran.

Kruyuk..

"Ah, aku lapar! Gah, bastard! Kenapa laparnya di saat yang tidak tepat sih! Mana udah jam 1 lagi! Kalau begitu terpaksa deh aku memakan tomatnya." ucap Lovino pada dirinya sendiri. Lovino pun mengambil sebuah tomat segar yang barusan ia petik, dan memakannya.

"Walaupun di makan dengan cara apapun tomat tetap enak." ucap Lovino sambil terus memakan tomat. Setelah tomat yang ke duapuluh Lovino baru sadar bahwa seharusnya ia memanen tomat bukan malah memakannya.

"Damnit! Bastard! Gawat! Seharusnya aku memanennya bukan malah memakannya!" seru Lovino lengkap dengan kata – kata 'mutiara'nya.

"Cih, aku harus bergegas! Mana rumah belum di barsihkan lagi!"

Dua jam berikutnya, akhirnya Lovino berhasil menyelesaikan tugas pertamanya yaitu memanen tomat. Kini saatnya Lovino menyelesaikan tugas keduanya yaitu membersihkan rumah.

"Sialan! Sekarang sudah pukul 3, satu jam lagi duo bastard itu akan pulang kerumah! Bagaimana ini?" gumam Lovino kebingungan.

Lovino memulai tugas keduanya dengan menyapu, dilanjutkan dengan mengepel, tapi saat Lovino ingin melakukan step terakhir jam berdentang empat kali.

Teng… Teng… Teng… Teng…

"Brengsek! Sudah jam 4, duo bastard itu pasti…" ucapan Lovino terpotong dengan sebuah suara pintu rumah di buka dengan kasar sehingga menimbulkan suara Brak.

"Lovi-chan kami pulang~" seru Elizaveta.

"Sialan!" umpat Lovino.

"Lovino kau berada di lantai dua ya?" tanya Elizaveta sambil naik ke lantai dua bersama Roderich.

"Hmm, kau belum selesai mengerjakan tugas yang kuberikan, eh?" sindir Roderich.

"Sesuai kesepakatan yang telah kita perbuat Lovino," ucap Roderich sambil menyeringai lebar.

"Tolong izinkan aku pergi, bastard," ucap Lovino dengan nada sedikit memohon.

"Tidak bisa! Kau telah gagal," balas Roderich.

"Tapi Roderich, Lovino kan telah…"

"Tetap tidak bisa Elizaveta! Kesepakatan telah dibuat, Lovino tidak bisa ikut ke pesta dan kau Eli, sekarang pergi ke kamar dan berdandanlah karena sebentar lagi kita akan berangkat," ucap Roderich memotong perkataan Elizaveta. Setelah berucap seperti itu, Roderich langsung melenggang pergi menuju kamar. Sedangkan Elizaveta hanya mematung di tempatnya, wajahnya muram karena gaun yang telah ia beli untuk Lovino jadi sia – sia, dan rencana yang telah buat berantakan semua.

"Maaf yah Lovino," ucap Elizaveta. Setelah mengucapkan 'maaf' Elizaveta langsung menyusul Roderich ke kamar untuk bersiap.

"Sial!" ucap Lovino sambil menundukan kepalanya. Wajahnya memerah karena kesal, ia kesal kepada Roderich karena tidak mengizinkannya ikut ke pesta dansa itu. Padahal ini adalah kesempatan Lovino untuk bertemu dengan Feliciano.

.

Beberapa saat kemudian…

Kini Roderich dan Elizaveta telah bersiap di depan pintu rumah, sedangkan Lovino hanya memandangi mereka berdua dengan pandangan kosong.

"Ayo Eli, kereta kita sudah sampai," ucap Roderich.

"Lovino, kamu berangkat dulu yah. Tolong jaga rumah~" ucap Elizaveta sambil menarik Roderich masuk ke dalam kereta.

Sepeninggal Roderich dan Elizaveta, Lovino berlari kearah kebun tomat, ia berhenti berlari ketika ia jatuh tersandung akar pohon.

"Sialan! Brengsek! Bastard!" seru Lovino merapalkan kata – kata 'mutiara'nya.

"Brengsek!" ucapnya lagi, tapi kali ini air matanya mengalir.

"Brengsek! Kakiku sakit sekali! Pohon sialan!" ucapnya berlinang air mata sambil memegangi kakinya yang tergores.

Tiba – tiba saja di sekeliling Lovino berkabut, ketika kabut itu perlahan – lahan menipis muncullah sesosok pemuda ber'alis' tebal enam tingkat, dan mengenakan pakaian yang cukup aneh.

"Hai anak muda, aku tahu kau sangat ingin pergi ke pesta~ Berhentilah menangis karena aku akan memberikan sebuah keajaiban untukmu," ucap pemuda ber'alis' enam tingkat itu sambil menggoyang – goyangkan tongkat sihirnya. Sedangkan Lovino memandangi pemuda ber'alis' tebal itu dengan tatapan horor.

"Siapa kau?" tanya Lovino.

"Aku adalah The Britanian Angel! Namaku Arthur," seru sang Britanian Angel yang bernama Arthur itu.

"Err.. untuk apa kau datang kemari?" tanya Lovino.

"Tentu saja untuk membantumu, git!" jawab Arthur.

"Oh?"

"Jangan 'Oh' saja! Sekarang cepat kau ambilkan sebuah labu!" printah Arthur.

"Enak saja kau main menyuruhku, bastard! Lagian aku tidak memiliki labu, yang aku punya hanya tomat," balas Lovino.

"Tch, cepat ambil tomat itu, git!" ucap Arthur. Lovino langsung memetik sebuah tomat di kebun tomat dan menyerahkannya kepada Arthur.

"Nih!" ucap Lovino sambil menyerahkan tomatnya ke Arthur.

"Sekarang letakan tomat itu di tanah!" printah Arthur lagi, yang langsung di turuti Lovino. Setelah tomat itu di letakan di tanah, Arthur mulai menggerakan tongkatnya sambil mengucapkan mantra.

"Simsalabom, jadi kereta tomat, simsalabim, jadi kereta tomat, simsalabum, berubah,"

Setelah Arthur mengucap kan mantranya Tomat itu berubah menjadi sebuah Kereta Tomat dengan efek cling.. cling.. di sekelilingnya. Lovino yang melihat pemandangan didepannya itu langsung berbinar senang.

"Kau kagum bukan dengan hasil karya…." belum selesai Arthur berucap Lovino telah menyelaknya.

"Wah, ada tomat raksasa~ Pasti lezat kalau dimakan~" ucap Lovino sambil mengeces.

"Woi!" seru Arthur yang merasa tidak di hargai.

"Huh?" balas Lovino.

"Sekarang saatnya menyihir baju," ucap Arthur. Arthur mulai menggerakan tongkatnya sambil mengucapkan mantra lagi.

"Simsalabom, jadi baju pesta, simsalabim, jadi baju pesta, simsalabum, berubah!"

Sekali lagi setelah Arthur mengucapkan mantrannya keajaiban terjadi. Kini Lovino telah mengenakan baju pesta, yaitu sebuah gaun berwarna merah, semerah tomat.

"Gyaaaa! Ganti! Aku minta ganti bastard!" seru Lovino.

"Umm, maaf Lovino tapi stok ku tinggal gaun ini," balas Arthur.

"Tidakkk! Aku ini laki – laki tahu! Bastard!" jerit Lovino frustasi.

"Hehehehe, tapi gaun merah itu cocok dengan mu Lovino. Kau terlihat lebih manis!" balas Arthur.

"Tapi.."

"Sudahlah Lovino! Kita tak punya banyak waktu! Sekarang aku akan menyihir sepatumu!" ucap Arthur sambil menggoyangkan tongkatnya, kali ini Arthur tidak mengucapkan mantranya tapi berhitung dari 1 sampai 3.

"Satu, dua, tiga, berubah!"

Setelah Arthur selesai menghitung saat ini di kaki Lovino telah terpasang sepasang sepatu ber'hak' tinggi berwarna merah. Lovino syok, dirinya kini benar seperti seorang gadis belia berambut pendek yang cantik jelita.

"Langkah terakhir aku akan memberikan seekor kuda dan seorang kusir," ucap Arthur. Arthur menggoyangkan tongkat sihirnya lagi dan sebuah keajaiban terjadi lagi, kereta kuda itu sudah lengkap dengan kusir dan seekor kudanya.

"Lovino, sekarang waktunya berangkat!" seru Arthur, Lovino diam tak bergeming. Karena kesal tidak di tanggapi ia langsung mendorong Lovino masuk ke kereta tomat itu sehingga mengakibatkan Lovino terjengkang di dalam kereta.

"Bastard! Untuk apa dorongan tadi, hah?" seru Lovino kesal.

"Siapa suruh kau tidak menanggapiku, git!" balas Arthur.

"Oh iya jangan lupa kau harus pulang sebelum jam berdentang 12 kali!" ucap Arthur saat kereta mulai berjalan.

"Selamat menikmati pestamu Lovino~" ucap Arthur sebelum menghilang.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan dekat akhirnya Lovino tiba di kerajaan. Saat Lovino melangkahkan kakinya memasuki area pesta semua mata memandang kagum kearahnya, termasuk mata sang pangeran.

Sang pangeran yang bernama lengkap Antonio Fernandez Carriedo itu melangkah mendekati Lovino. Entah kenapa saat melihat pangeran berjalan kearahnya jantungnya berdetak dengan cepat deg.. deg.. deg… dan wajahnya memerah hebat pess…

'Sialan kenapa jantungku berdetak dengan cepat? Lalu kenapa wajahku juga memerah?' batin Lovino.

"Mi Princessa, mau kah kau berdansa denganku?" tanya pangeran Antonio sambil berlutut di depannya.

"Tentu, bastard!" jawab Lovino yang tanpa sadar kelepasan kata – kata 'mutiara'.

"Wah, kau imut yah~" ucap pangeran Antonio ketika dirinya di sebut 'bastard'' oleh Lovino.

"Berisik, bastard!" balas Lovino dengan wajah memerah.

"Hihihi~ Mi Tomato manis kalau sedang memerah~" ucap pangeran Antonio.

Musik mulai mengalun merdu, Antonio dan Lovino mulai berdansa bersama. Saat sedang berdansa tanpa sengaja Lovino melihat Feliciano, adiknya sedang tertawa bersama Ludwig tunangannya. Melihat hal itu, entah kenapa hati Lovino menjadi sedikit tenang.

"Mi tomato, kita pindah tempat yuk," ucap Antonio sambil menyeret Lovino pergi dari ruangan dansa ke taman.

-Taman Kerajaan-

"Mi tomato disini pemandangan dan keadaannya lebih nyamankan dari pada di hall?" tanya Antonio.

"Iya, begitulah pangeran bastard! Dan berhentilah memanggil ku 'Mi tomato' karena namaku Lovino," jawab Lovino.

Selama di taman mereka berbincang dengan seru, tepatnya mereka berbincang tentang tomat, dalam perbincangan mereka kita dapat mengambil inti yaitu mereka berdua sama – sama menyukai –sangat- tomat. Mereka menganggap tomat itu adalah hal yang sangat enak dan tiada duanya.

Tapi perbincangan seru mereka harus berhenti ketika jam berdenteng 12 kali.

"Damnit aku harus pergi sekarang!" seru Lovino.

"Tidak boleh!" ucap pangeran Antonio sambil menggemgam erat tangan Lovino seakan tak ingin kehilangan.

"Tapi…" tepat saat jam berhenti berdentang Lovino kembali ke keadaannya yang seperti semula, sebelum dirinya di sihir oleh Arthur.

"Lepaskan aku, bastard!" seru Lovino.

"Tidak!" balas Antonio.

"Lepas!"

"Tidak!"

"Lepas!"

"Tidak!"

"Le...mhh" Saat Lovino ingin berkata lagi bibirnya telah di kunci oleh bibir Antonio. Mereka berciuman cukup lama, akhirnya ciuman itu terlepas juga ketika Antonio menyadari Lovino hampir kehabisan napas.

"Hah.. Hah.." Lovino terengah – engah.

"Kau gila, hah? Kau berniat membunuh ku, bastard? Asal kau tahu aku ini laku – laki tahu!" ucap Lovino dengan wajah memerah.

"Aku tidak peduli, mau kau laki – laki atau perempuan karena Lovino sangat manis dan imut~ Te Amo Mi tomato~" balas pangeran Antonio panjang lebar.

"Ugh, T-Ti A-Amo bastardo!" ucap Lovino sambil mengalihkan pandangannya.

"Yey~ Ayo kita menikah Mi Tomato~" seru pangeran Antonio sambil menyeret Lovino kembali ke hall.

"Bastard!" seru Lovino.

~Fin For This Chapter~

*But*

~TBC For Next Chapter~


Pojokan Author :

Umm haloo~

Kali ini saya membawakan sebuah fanfict multichap tentang cerita dongeng yang saya sedikit acak – acak ceritanya. Jadi setiap chapnya akan berbeda – beda pairing dan cerita.

Ada yang mau saran cerita untuk chap depan?

Terimakasih telah membaca~

Jika berkenan mohon Review~

Mind To :

R

E

V

I

E

W

^.^