The Fallen Star

By : thexothingy

.

.

.

.

Chapter 1

.

3rd POV

.

.

.

.

.


Sudah 1 bulan Sehun memulai hidup barunya menjadi seorang murid di SMA. Tentunya menjadi seorang murid di SMA tidak mudah, namun dengan semua hyung nya yang selalu memberikan semangat, ia berusaha untuk menjadi yang terbaik.

.

Seperti sekarang ini. Ia sedang berlatih menari untuk tampil pada acara pentas sekolah yang akan diadakan bulan depan di kelas menari di sekolahnya. Memang masih lama tetapi ia ingin menampilkan skill terbaiknya di pentas itu walaupun sekarang sudah pukul 5 sore.

.

Lagu yang dilantunkan untuk pentas tersebut pun telah usai dan sehun segera mengistirahatkan badannya. Pipinya merasakan sensasi dingin dan dengan segera ia menoleh dan mendapati hyung nya memberikan sebotol air dingin padanya. Ia mengambil air itu dan tidak lupa mengucapkan terima kasih padanya.

.

"Kau sudah bekerja dengan keras Sehunnie." Ucap hyung nya setelah ia meminum air dingin untuk dirinya sendiri.

.

"Masih belum sempurna hyung." Lirih sehun. Ia masih belum menguasai beberapa pergerakan dance nya yang menurutnya lumayan susah.

.

" Kau sangat keren tadi. Namun sudah 5 jam kita berlatih. Kita sudahi dulu ya sehunnie. Besok kita lanjutkan, oke?" balas hyung nya sambil mengacak – acak rambutnya.

.

Sekolah selesai lebih cepat dari biasanya. Melihat kesempatan itu, Sehun dengan segera berlatih untuk waktu yang lebih lama dari waktu latihan yang ia rencanakan.

.

"ahhh Jongin hyung…. Jangan membuat rambutku menjadi berantakan." Ucapnya sambil mem pout kan mulutnya. Jongin hanya tertawa melihatnya.

.

Setelah itu mereka berdua bangkit dan membereskan beberapa barang sebelum pulang. Sehun pun mulai memasukkan barang barangnya ke dalam tas miliknya. Namun botol minum yang ia ingin masukkan ke dalam tas tiba tiba terjatuh dari tangannya. Telapak tangan kanannya yang semula biasa saja tiba tiba saja terasa kaku dan gemetaran.

.

"Sehun? Ada apa?" Tanya jongin ketika ia telah selesai membereskan tas nya dan menghampiri sehun yang sedang memegang tangannya.

.

" uh.. telapak tanganku tiba tiba saja terasa kaku hyung." Ucapnya. Jongin segera memeriksa tangan sehun dan dengan pelan memijat tangannya.

.

"Sudah merasa lebih bai- sehun kenapa dengan matamu?!" Jongin melihat mata sehun yang bergerak tidak tentu arah.

.

Ya. Sehun juga merasakannya. Matanya tidak bisa ia gerakkan sesuai dengan keinginannya. Ia dengan cepat memalingkan wajahnya. Tidak ingin membuat hyung nya khawatir karena akan merepotkan jika para hyung nya mengetahui ia hanya kelelahan.

"Mungkin aku kelelahan" Jongin dengan segera membantu sehun membereskan barang bawaannya. Ia lalu membungkuk di depan sehun setelah ia memakai tasnya di depan badannya.

.

"Naiklah, aku akan menggendong mu"

.

"Hyung, ini berlebihan" ujar Sehun. Inilah yang membuat sehun merasa sangat merepotkan. Ia hanya kelelahan. Namun, hyung nya selalu melebih lebihkannya.

.

"Tidak, dan aku tidak akan menerima penolakan darimu saat ini." Sehun menghela nafasnya dan dengan segera naik ke atas punggung Jongin. Percuma ia menolak. Ia tahu seberapa keras kepalanya hyung nya yang satu ini.

.

Selama dalam perjalanan pulang Sehun menggerutu tentang Jongin yang selalu berlebihan ketika ia kelelahan dan Jongin hanya membalas gerutuannya dengan deheman saja. Membuat Sehun kesal setengah mati. Namun ditengah perjalanan gerutuan Sehun semakin lama semakin pelan dan kemudian hanya terdengar dengkuran halus darinya. Jongin yang mengetahui bahwa Sehun sudah tertidur pulas hanya terkekeh dan melanjutkan perjalanan ke penthouse mereka.

.

.

.

.

TING TONG

.

Jongin menekan bel apartemen mereka dengan sikutnya. Kedua tangannya tidak bisa ia gerakkan dengan bebas karena menahan Sehun yang sedang tertidur agar tidak jatuh di gendongannya.

.

Tak lama kemudian, pintu terbuka dan Jongin mendapati kakak tertuanya lah yang membukakan pintu untuknya.

.

"Jongin? Kenapa kau menekan –ada apa dengan Sehun?!" ucapan hyung tertuanya terputus ketika bola matanya melihat Sehun yang berada dipunggungnya.

.

"Dia kelelahan." Jawabnya sambil membawa dirinya masuk kedalam apartemen.

.

"Minseok hyung, siapa ya –Sehun kenapa?!" Junmyeon –hyung yang bernomor dua di keluarga ini– menanyakan keadaan Sehun ketika ia melihat sang maknae terlelap di gendongan Jongin.

.

"Sehun kelelahan." Balas Minseok sambil menghela nafasnya. Akhir-akhir ini Sehun sering pulang dengan muka pucat dan terkadang Jongin membawa Sehun pulang dalam keadaan terlelap seperti saat ini.

.

Sekarang, mereka bertiga berada di dalam kamar sang maknae dan membantu Jongin menaruh Sehun di kasurnya.

.

"Dia terlalu bersemangat." Ucap Junmyeon sambil mengelus puncak kepala Sehun dan Minseok menutup tubuh Sehun dengan selimut agar ia nyaman dalam tidurnya serta Jongin yang menaruh barang bawaan Sehun di meja belajarnya.

.

Sehun sangat senang menari. Ketika ia mendapati kesempatan untuk menampilkan bakatnya di pentas sekolah membuat mata sehun berbinar terang dan bekerja keras untuk menampilkan yang terbaik. Semua hyung nya pun dengan senang membolehkannya ikut serta tetapi terkadang Sehun selalu lupa waktu untuk istirahat.

.

Tiba tiba saja seekor anjing putih masuk ke kamar Sehun dan naik ke kasur yang ditiduri oleh Sehun dan berusaha membangunkannya.

.

"Vivi shhhh" Jongin berujar pelan pada anjing putih itu. Sang anjing yang melihat majikannya tidur dan mendengar perkataan jongin memposisikan dirinya menjadi duduk. Tidak berulah seperti barusan.

.

Setelah semuanya selesai mereka meninggalkan Sehun tertidur di kamarnya. Membiarkan adik tercinta mereka beristirahat disana.

.

.

.

.

Sehun membuka matanya perlahan dan mendapati dirinya berada dikamarnya.

.

'sepertinya aku ketiduran' seingatnya ia baru saja menunjukkan ketidaksukaannya terhadap sikap hyungnya yang sebenarnya membuat ia malu karena ia digendong oleh Jongin. Dia kan juga laki laki tetapi kenapa dia diperlakukan seperti perempuan oleh para hyungnya. Secara tidak sadar ia mempout kan mulutnya.

.

Ia melihat kearah jam weker nya yang sedang menunjukkan pukul 11.20 malam. Ia melihat Vivi sedang tertidur di kasurnya. Sehun mengelus puncak kepala anjing kesayangannya itu.

.

Sudah lama aku tidak bermain dengan Vivi. Batinnya. Ia sedang sibuk dengan sekolah dan acaranya sehingga terkadang lupa untuk sekedar bermain dengan anjingnya.

.

Ia berniat untuk melanjutkan lagi tidurnya namun ia merasa lapar. Dengan malas ia berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya menuju ke dapur.

.

Ketika ia memasuki dapur dan membuka kulkas, ia melihat sebuah note yang ditaruh diatas kotak makan. Ia mengambil note itu dan membacanya.

.

Sehunie, habiskan makanan ini lalu minumlah vitamin, oke?

.

Atau aku akan membunuhmu. :)

.

Dari: Kyungsoo hyung.

.

Sehun terkekeh. Jangankan membunuh, memarahi dirinya saja Kyungsoo hyung tidak sanggup kecuali kepada Baekhyun hyung dan Chanyeol hyung yang selalu terjadi setiap detik.

.

Sehun mengambil kotak makan itu dan melihat isi kotak makan itu terdiri dari nasi goreng kimchi. Setelah ia memanaskan makanan itu ia memakannya dengan lahap.

.

'Makanan Kyungsoo hyung memang yang paling enak!' Batinnya senang.

.

Setelah selesai makan dengan cepat ia membereskan tempat makan itu dan setelah meminum vitamin ia segera kembali lagi ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya.

.

.

.

.

Hari ini hari jum'at. Tentunya hari yang dipenuhi oleh wajah ceria anak anak sekolahan karena besok adalah weekend.

.

Hal ini pun tak luput dari wajah Sehun.

.

Weekend ini ia berencana untuk membeli sebuah kamera polaroid. Uang saku yang sengaja ia kumpulkan cukup untuk membeli barang tersebut walaupun keluarga Sehun adalah keluarga yang berkecukupan. Ia tidak ingin membuat hyung nya kerepotan hanya karena sebuah polaroid.

.

By the way, berbicara soal hyung nya, Sehun jadi teringat pembicaraan nya dengan Minseok tadi pagi.

.

"Hari ini kau tidak boleh berlatih dulu. Tidak ada tapi – tapi an"

.

Ia tidak suka mendengarnya namun ia tidak bisa membantah jika Minseok lah yang berbicara hal itu kepadanya. Terakhir kali ia menolak mendengarkan larangan dari Minseok hyung, ia mendapati dirinya mendengar ocehan hyung nya selama 2 jam penuh.

.

TRING!

.

Bel sekolah berbunyi menunjukkan bahwa sekarang adalah jam istirahat makan siang. Semua murid membereskan barang barang mereka dimeja. Begitu juga dengan guru mereka.

.

"Baiklah anak anak. Tugas kalian harus sudah berada di meja saya sebelum istirahat usai. Sehun, aku mempercayakan mu untuk mengumpulkan tugas itu." Ucap Choi Songsaengnim dan setelah mengucapkan salam guru itu dengan segera pergi keluar.

.

"Kumpulkan tugas kalian kepadaku." Ucap Jongin tiba tiba yang langsung ditatap tatapan tidak suka dari Sehun.

.

'Dari 40 anak yang berada di dalam kelas ini, mengapa Sehun yang dipilih' Pikir Jongin kesal.

.

Sebagian besar murid di kelasnya sudah selesai dengan tugas mereka dan mereka bergegas memberikan buku mereka kepada Jongin, lalu mereka semua keluar dari kelas untuk mencari makan.

.

"Jongin hyung…" ucap Sehun. Menatap kearah kakaknya yang menjadi teman sebangkunya.

.

Ya. Jongin berada di kelas yang sama dengan Sehun. Seharusnya Jongin berada di kelas dua sekarang. Bukan karena ia tidak naik kelas. Namun, ia dengan sengaja memundurkan pendidikannya agar bisa satu angkatan dengan Sehun dan beruntungnya ia bisa satu kelas dengan adiknya itu.

.

Jongin diam saja sembari membereskan buku - buku yang teman sekelasnya berikan padanya.

.

"hyu-"

.

"Kau disini saja, biar aku yan-"

.

"Itu hanya buku tulis, hyung. Bukan batu bata." Sehun dengan cepat memotong ucapan Jongin. Mereka saling bertatapan. Butuh waktu beberapa detik hingga Jongin akhirnya luluh melihat tatapan mata Sehun.

.

"Baiklah." Sehun dengan cepat langsung memeluk Jongin senang, lalu ia mengambil buku tulis teman sekelasnya dan bergegas berjalan kearah ruang guru.

.

Jongin hanya tersenyum melihat reaksi nya namun setelah sosok Sehun hilang dalam pandangannya, dengan cepat senyuman itu menghilang dari wajahnya. Sebenarnya Jongin itu tidak Brother-complex. Namun, ia memiliki feeling buruk tentang Sehun hari ini.

.

Jongin menggelengkan kepalanya. Mengusir pikiran pikiran negative tentang sehun hari ini.

.

.

.

.

Seperti biasa koridor sekolah pada saat jam makan siang selalu sepi. Kebanyakan murid berjalan menuju kantin sekolah untuk mengisi perut mereka.

.

Walapun begitu, masih ada beberapa anak yang tidak ke kantin. Sehun berjalan di koridor sambil menyapa beberapa teman nya yang masih berada di koridor yang sehun lewati, termasuk beberapa fans nya yang membuat mereka merasa lemas. Sehun dan Saudaranya merupakan anak anak yang cukup popular di sekolah ini dengan ketampanan mereka.

.

Tak lama kemudian ia berjalan turun melewati tangga. Ruang guru dan ruang kelasnya memang berada di lantai yang berbeda dan terpaut jarak yang lumayan jauh.

.

Namun ketika ia ingin berbelok untuk menuruni tangga yang satunya, tiba tiba saja kakinya kehilangan keseimbangan dan membuatnya terjatuh. dahi nya mementok ujung pegangan tangga yang tajam dan ia merasakan perih disana. Buku – buku yang ia pegang di tangannya pun berserakan di lantai.

.

Sehun membeku. Ia bingung kenapa kedua tangannya tidak bisa ia gerakkan ketika ia terjatuh. Ia merasakan ada hal yang aneh terjadi pada tubuhnya. Dimulai dari tangan nya yang terasa kaku dalam kurun waktu beberapa bulan yang lalu hingga sekarang ini.

.

Ia terlalu larut dalam pikirannya. Tidak menyadari kehadiran 3 orang yang datang berlari kearahnya.

.

"SEHUN?!"

.

Sehun kaget mendengarnya. Melihat tiga hyung nya yang sudah berada didepannya.

.

"Sehun dahimu berdarah!" Teriak Baekhyun. Sehun dengan refleks memegang dahinya yang terasa perih dan mendapati tangannya berlumuran darah.

.

"Sehun, kenapa bisa seperti ini?!" Tanya Jongdae sambil membantu sehun berdiri.

.

"uhm… aku tidak tahu. Tiba tiba saja kaki ku terasa lemas." Ia kembali memegang dahinya yang berdarah namun ditahan oleh Kyungsoo.

.

"Jangan dipegang. Nanti bisa infeksi." Ucapnya sambil menahan tangan Sehun.

.

"Kita harus ke UKS untuk mengobati lukamu." Kata Baekhyun panik lalu menarik tangan Sehun untuk mengikutinya.

.

"Ta-tapi bukunya-"

.

"Biar aku saja yang membawa buku ini ke gurumu. Sekarang kau cepatlah ke UKS." Potong Kyungsoo lalu membereskan buku yang berserakan bersama Jongdae.

.

Sehun pun yang tidak dapat membantah hanya pasrah diseret Baekhyun menuju UKS.

.

Jongdae yang sudah membereskan sebagian buku – buku yang berserakan tanpa menunggu langsung memberikannya pada Kyungsoo dan kemudian mereka bangkit berdiri. Berjalan menuju ruang guru bersama.

.

"Hei kyung…" Panggil Jongdae.

.

"hmm?"

.

"Kau terlihat seperti kurcaci ketika membawa tumpukan buku itu."

.

Dan Jongdae pun langsung mendapat tendangan telak di selangkangannya.

.

.

.

.

Ini buruk.

.

Saat ini ia berada di UKS bersama Baekhyun dan seorang dokter yang sedang bertugas di sekolahnya. Sehun mendapat 4 jahitan pada lukanya. ia merasakan perih pada lukanya namun ia bersikap tenang. Tidak ingin membuat hyung nya semakin khawatir.

.

Habislah sudah dirinya ketika semua hyung nya tahu jika mereka mengetahui ini.

.

Setelah selesai menutup lukanya dengan perban, dokter itu membereskan peralatannya. Baekhyun yang duduk disebelahnya mengusak rambut Sehun.

.

"Kau beristirahat dulu disini ya sehunie… Aku akan meminta izin pada gurumu." Ucapnya namun Sehun menggeleng. Baekhyun menghela napasnya dan memegang kedua pundak adiknya.

.

"Sehun. Kau terlalu memaksakan dirimu dan itu membuat kami semua khawatir. Jadi untuk kali ini kumohon menurutlah, oke?" Terselip nada khawatir dari kalimat yang diucapkan oleh hyung nya walaupun ia berbicara dengan tenang. Sehun menjadi tidak enak hati mendengar ucapan Baekhyun. Pada akhirnya ia setuju dengan usulan dari Baekhyun.

.

Selang beberapa detik terdengar bel sekolah yang menunjukkan jam pelajaran terakhir. Baekhyun pun bangkit dari duduknya dan kembali mengusak rambut adikknya itu.

.

"Istirahatlah."

.

"Ya hyung." Balasnya sambil tersenyum. Setelah berterima kasih pada sang dokter, Baekhyun berjalan keluar ruang UKS.

.

Sambil menyusuri koridor, Baekhyun mengecek ponselnya dan melihat ada 99+ notifikasi dari grup chat keluarganya.

.

Dinosaurus: aku, Kyungsoo dan Baekhyun menemukan Sehun terjatuh di tangga barusan.

.

Junmyeon hyung: APA?! Bagaimana bisa?!

.

Yixing hyung: Apa sehun baik baik saja?

.

Dinosaurus: Sehun sedang membawa buku – buku murid kelasnya ke ruang guru. Dia bilang kakinya tiba tiba lemas dan akhirnya ia terjatuh.

.

Kkamjong: Aish anak itu sangat bebal. Aku sudah melarangnya namun ia sangat keras kepala.

.

Minseok hyung: Dia dimana sekarang?

.

Dinosaurus: Dahinya berdarah. Baekhyun sedang membawanya ke UKS sekarang.

.

Junmyeon hyung: Anak itu benar benar…

.

Kkamjong: Apa?! Baek hyung! bagaimana keadaannya sekarang?

.

Yoda: Sehunie… kau terlalu memaksakan dirimu.

.

Yixing: Dasar anak itu…

.

Minseok hyung: Baek, bagaimana keadaannya sekarang?!

.

Dengan segera ia membalas pesan mereka tentang keadaan sehun barusan. Kemudian ia berjalan cepat untuk mengurus izin Sehun setelah menaruh kembali ponselnya di sakunya.

.

.

.

.

"kau keberatan kalau aku bertanya kenapa kau bisa terjatuh? Mungkin aku bisa membantu mu." Ucap dokter setelah ia membereskan peralatannya. Sang dokter itu menghampiri Sehun dan duduk di samping ranjangnya. Sehun terdiam selama beberapa detik. Sebenarnya ia tidak yakin apakah ia harus memberitahukan hal ini. Namun ia berpikir mungkin dokter itu dapat memberikan obat untuknya jika ia memang sakit.

.

"Kakiku tiba tiba saja tidak bisa digerakkan dan akhirnya aku terjatuh. Aku juga tidak dapat menahan ketika aku terjatuh dengan kedua tanganku." Jelas Sehun.

.

Penjelasan ini tentunya membuat kerutan di dahi sang dokter itu.

.

"Sehun. Apa kau merasakan hal lainnya? Seperti misalnya kakimu tidak bisa digerakkan sementara atau mudah lelah?"

.

"ya… beberapa akhir minggu ini aku cepat kelelahan ketika latihan menari. Uhm.. aku tidak merasakan hal itu tetapi tanganku beberapa kali terasa kaku." Ia sudah dapat memiliki gambaran apa yang terjadi namun ia butuh pemeriksaan menyeluruh.

.

"Sehun, sebaiknya kau periksakan dirimu ke rumah sakit. Disana mereka akan memeriksamu secara detail. Aku tidak dapat memberikan kepastian tentang dirimu karena kurangnya peralatan disini." Ucap dokter itu. Jawaban dokter itu membuat Sehun cemas.

.

"Apakah itu buruk, henry hyung?"

.

"Kuharap tidak." Jawabnya sambil tersenyum. "Sekarang istirahatlah dan nanti beritahu hyung mu untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Ara?" kemudian ia bangkit dan pergi berjalan kearah mejanya.

.

Sehun kemudian membaringkan dirinya di ranjang UKS itu. Memikirkan ucapan dokter itu barusan dan kemungkinan kemungkinan penyakit yang mungkin dialaminya. Memberitahukan kakaknya untuk membawanya kerumah sakit adalah pilihan terakhir yang tidak ingin ia pilih.

.

Terlalu larut ia memikirkan semuanya hingga kantuk datang dan pada akhirnya ia tertidur.

.

.

.

.

Chanyeol dengan cepat bangkit berdiri dari bangku nya setelah pelajaran telah usai. Sembari membawa tas nya ia berjalan menuju kelas Sehun dan Jongin. Ketika ia sampai di depan kelasnya ia mendapati Jongin yang keluar dengan membawa tas Sehun.

.

"Eh? Chanyeol hyung? Sedang apa disini?" Tanya Jongin ketika ia melihat kakaknya berjalan menghampirinya.

.

"Berikan tas Sehun padaku. Biar aku saja yang mengurusnya. Kau kan ada kelas tambahan." Ujar Chanyeol. Jongin yang mendengar itu hanya bisa menghela napasnya.

.

"Baiklah." Jongin pun memberikan tas Sehun pada Chanyeol. Chanyeol kemudian segera pergi dari sana dan melangkahkan kakinya menuju UKS setelah mengusak rambut jongin dan kemudian dibalas dengan pukulan di lengan Chanyeol.

.

Ketika ia memasuki UKS, Henry tersenyum menyapanya.

.

"Ah, Chanyeol-sii. Sehun berada di sebelah sana." Ucapnya lalu menunjuk kearah ujung ruangan ini.

.

"Terima kasih atas semuanya." Kata Chanyeol sambil membungkukkan badannya.

.

"Tidak perlu berterima kasih. Ini sudah menjadi tugasku. Kalau begitu aku pulang dulu ya." Henry kemudian meninggalkan ruangan itu. Chanyeol lalu berjalan menghampiri Sehun yang sedang tertidur diranjang.

.

Hati Chanyeol terasa sesak ketika melihat adiknya yang sedang tertidur di kasur itu. Wajahnya sangat pucat dan lebih tirus dari sebelumnya. Ditambah dengan perban yang berada di keningnya membuat Chanyeol sedih melihat pemandangan adiknya seperti itu. Tangan besarnya bergerak ke kepalanya Sehun. Dengan hati hati mengelus puncak kepalanya agar tidak mengenai luka di keningnya.

.

"Dasar ceroboh." Gumam Chanyeol.

.

Kemudian dengan perlahan ia mengangkat tubuh Sehun dengan bridal style. Lalu membawanya keluar menuju tempat parkir sekolah. Kening Chanyeol mengkerut. Merasakan badan adiknya yang terasa sangat ringan ditangannya. Ia membuat beberapa catatan di benaknya untuk membuat Sehun makan lebih banyak dari biasanya.

.

Tak lama kemudian ia telah sampai di parkiran sekolah. Ia melihat kakaknya –Yixing- sedang menunggu di depan mobil. Ia pun dengan cepat membawa Sehun masuk ke mobil dan pulang kerumah.

.

.

.

.

Sekarang adalah hari minggu. Saat ini Sehun sedang membereskan barang bawaannya karena ia akan kerumah sakit.

.

Tanpa sepengetahuan kakak kakaknya.

.

Sekarang waktu menunjukkan pukul 09.30 pagi dan dengan segera ia bergegas keluar kamar setelah ia mendiamkan Vivi –anjing peliharaannya- yang senang melihat majikannya bangun pagi. Setelah ia mengelus badan Vivi ketika ia diam. ia berjalan dengan pelan menuju pintu keluar. Ia tidak ingin membangunkan semua hyung nya atau nanti akan terjadi keributan dimana ia keluar tanpa izin dengan mereka.

.

Biasanya pada akhir minggu atau pada hari libur semua hyung nya tidur lebih lama. Mereka biasa bangun ketika matahari berada di atas kepala mereka. Kecuali Jongin yang akan bangun pada sore hari.

.

Namun sayangnya dewi fortuna tidak berpihak padanya.

.

Ketika ia sampai di ruang keluarga. Ia sangat kaget melihat ketiga kakak tertuanya dan Jongin sedang duduk disana. Ada Minseok yang sedang memainkan ponsel nya, Junmyeon yang sedang membaca koran, serta Yixing dan Jongin yang sedang menonton TV.

.

Bukan kakak tertuanya yang membuat dirinya sangat kaget. Namun Jongin yang biasanya tidur sampai sore dapat bangun sepagi ini. Mengalahkan Kyungsoo dan dirinya yang biasanya rajin bangun pagi.

.

Minseok yang merasakan kehadiran seseorang segera menoleh pada Sehun dan ia terkejut melihat Sehun yang telah berpakaian rapih serta membawa backpack di pundaknya.

.

"Sehun? Kau mau kemana?"

.

Dengan otomatis ketiga kakaknya ikut menoleh pada sehun setelah mendengar perkataan Minseok.

.

Sial. Batin Sehun. Ia dengan cepat memutar otaknya untuk mencari alasan yang tepat agar dapat pergi ke rumah sakit.

.

"M-minseoki hyung… um… a-aku ingin k-ke perpustakaan." Jawab Sehun berbohong. Ia gugup. Tidak menyangka sebagian kakaknya ada yang bangun sepagi ini.

.

Minseok menghela nafasnya.

.

"Sehunie…. Kita sudah membicarakan ini lusa kemarin. Kau. Tidak. Boleh. Beraktifitas. Selama. Seminggu." Ucapnya penuh penekanan.

.

Sehun mengingat dengan jelas setelah ia terbangun lusa kemarin. Minseok memberikan sebuah ultimatum padanya dan itu membuat dirinya hampir menangis mendengarnya.

.

Awalnya Minseok ingin membawa Sehun ke rumah sakit untuk diperiksa. Namun ia menolak. Ia berbicara pada hyung nya bahwa ini hanya kelelahan. Minseok pun menyetujuinya hanya jika sehun tidak boleh beraktifitas apapun selain ke sekolah. Sehun pun hanya pasrah karena ia ceroboh di sekolah waktu itu.

.

Lagipula, bukannya ia tidak mau memeriksakan dirinya ke rumah sakit. Ia ingin, namun perkataan Henry –sang dokter sekolah- menghambat dirinya untuk berbicara masalah ini ke kakaknya. Walaupun raut wajah sang dokter terlihat tenang namun ia masih memikirkan maksud tersembunyi di balik ucapan Henry.

.

Ia ingin memastikannya sendiri.

.

"Ya hyung a-aku tau. Ta-tapi aku ada essai yang harus diselesaikan dan aku membutuhkan beberapa referensi untuk dijadikan data dan sumber." Balasnya. Ia memang mempunyai tugas itu namun sehun telah menyelesaikannya kemarin siang.

.

"Tapi sehun-" Perkataan Minseok terputus ketika ia melihat adiknya –Yixing- berjalan ke meja yang berada didepannya dan mengambil sebuah kunci mobil.

.

"Yixing."

.

"Tidak apa apa hyung. Hanya ke perpustakaan. Bukan latihan dance." Balas Yixing.

.

Mereka hanya saling menatap satu sama lain. Namun yang tertua akhirnya luluh dan dengan berat hati Minseok menyetujuinya.

.

Kemudian Yixing beralih pada Sehun dan tersenyum.

.

"Ayo. Aku yang akan mengantarmu." Ujar Yixing. Kemudian ia berjalan ke depan pintu depan. Sehun yang awalnya diam membeku kemudian dengan cepat mengikuti Yixing setelah memberikan salam pada kakaknya yang masih berada di ruang keluarga.

.

Ketika mereka membuka pintu Yixing menoleh ke arah Jongin.

.

"ah iya. Jongin. Kau ingin ikut juga? Kalian sekelas kan?" ucap Yixing. Sehun kembali membeku. Jika Jongin ikut maka habis sudah kesempatan emas ini.

.

"Tidak hyung." Ucapnya sambil menonton TV. Ke perpustakaan pada hari minggu pagi adalah hal yang sangat membuang waktu bagi Jongin. Sehun pun membuang nafasnya lega.

.

"oke." Kemudian Yixing dan Sehun pun keluar dari penthouse mereka.

.

"Hyung, kau berlebihan." Ucap Junmyeon yang sejak awal diam saja.

.

"Aku hanya khawatir. Bagaimana jika kejadian di sekolah waktu itu terulang lagi?"

.

"Tenang saja hyung. Sehun tidak selemah yang kau kira." Kata Junmyeon. Tidak hanya Minseok. Junmyeon juga khawatir namun ia tepis pikiran negative di kepalanya.

.

Ketiga orang yang berada di ruangan tersebut kembali melakukan aktifitas mereka masing masing selama beberapa saat sampai Minseok memecahkan keheningan tersebut.

.

"Jongin. Memangnya ada tugas?" Tidak jarang Sehun pergi ke perpustakaan. Namun biasanya Sehun akan meminta izin padanya sehari sebelum ia pergi. Ia hanya merasa aneh dengan sikap Sehun hari ini.

.

"Ada. Tugas sejarah dari Lee songsaengnim." Ucap Jongin santai. Namun kemudian ia tersentak kaget dengan ucapannya dan dengan segera berlari ke kamarnya.

.

Pantas saja aku bangun pagi. Pikir Jongin. Kemudian ia membuka laptopnya dan mencari data data tugasnya di internet.

.

Minseok dan Junmyeon yang melihat Jongin berlari hanya menggelengkan kepala mereka. Sangat tau dengan sifat mantan guru sejarah mereka di sekolah tersebut.

.

.

.

.

Saat ini Sehun berada di mobil menuju perpustakaan dengan Yixing yang mengendarai mobil.

.

"hyung…" panggil Sehun. Yixing yang sedang fokus berkendara hanya menjawab dengan deheman saja.

.

"Terima Kasih." Yixing tersenyum.

.

"Tidak masalah." Kemudian hening sesaat. Sehun sebenarnya tak ingin mengganggu kakaknya yang sedang fokus menyetir namun ia tak menyukai keheningan diantara mereka.

.

"Hyung, kau belum menentukan ingin masuk jurusan apa?" Tanya Sehun. Saat ini Yixing belum melanjutkan pendidikannya walaupun ia lulus SMA 6 bulan yang lalu.

.

"hmm… aku masih tidak tau harus memilih jurusan apa."

.

"Kenapa tidak ambil jurusan menari hyung? Hyung kan sangat mahir." Yixing mempunyai skill dance yang sangat bagus. Chanyeol, Baekhyun dan Jongdae sering bercerita kepada sehun Ketika Yixing masih sekolah di SMA. Pada saat Yixing menari, semua murid wanita dan staff sekolah pasti akan menontonnya.

.

Karena bakat menari dan wajah tampannya yang sangat mendukung.

.

"Walaupun hyung bisa menari tapi hyung tidak mau mengambil jurusan itu." Balasnya

.

"Kenapa? Kan keren kalau hyung ambil jurusan itu." Yixing tertawa mendengarnya.

.

"Kau ini sama saja seperti Chanyeol dan Jongin." Tangan kirinya mengusak kepala Sehun. Sedangkan ia masih fokus menyetir.

.

"aish, Hyung!" Sehun tidak terima rambutnya sudah berantakan dipagi hari.

.

"Sebenarnya mengambil jurusan menari itu prospeknya lumayan bagus." Jawab Yixing.

.

"Tetapi hyung juga memikirkan ketika hyung sudah tua. Hyung tidak dapat menari sebagus sekarang ketika masa itu datang. Jadi hyung sedang memikirkan jurusan lain." Lanjutnya. Sehun speechless mendengarnya.

.

Tidak menyangka hyung nya yang terlihat mabuk setiap saat dapat memikirkan hal sampai sejauh itu.

.

"Bagaimana denganmu Sehunie? Kau ingin masuk jurusan apa?" Tanyanya pada Sehun.

.

"Selain jurusan menari." Ucap Yixing ketika Sehun berniat menjawab itu. Sehun hanya mempoutkan bibirnya.

.

"uhmmm… Sastra inggris?" ujar Sehun.

.

"Kenapa?"

.

"Aku suka membaca. Terutama novel bahasa inggris." Ucapnya.

.

"Kau pasti akan sangat cocok masuk jurusan itu." Balasn Yixing. Dari semua saudaranya hanya Sehun yang dapat membaca buku setebal kamus terjemahan. Sehun juga pintar dalam Bahasa Inggris walaupun ia jarang memamerkannya.

.

Tak lama kemudian mereka sampai di depan perpustakaan nasional.

.

"Kalau sudah selesai kabari hyung, oke? Aku akan menjemput mu."

.

.

"Tentu. Gomawo hyung." Sehun memeluk Yixing dan kemudian keluar dari mobil. Sehun melambaikan tangannya dan tersenyum. Mobil itu pun dengan segera pergi dari tempat itu.

.

Ketika mobil hyung nya sudah tidak terlihat di matanya. Senyuman Sehun menghilang. Digantikan oleh raut sedih di wajahnya.

.

Aku merasa bersalah sudah membohongi Yixing hyung. Batin nya. Tidak dengan Yixing tetapi juga dengan semua hyung nya.

.

Kemudian ia berjalan menuju tempat pemberhentian bus. Tak lama Sehun menunggu, bus dengan arah tujuannya sudah sampai di tempat pemberhentian bus. Dengan segera ia naik ke bis itu.

.

.

.

.

Saat ini Sehun berada di ruang tunggu di Rumah Sakit Seoul National University untuk menunggu gilirannya bertemu dengan dokter spesialis saraf.

.

Pada awal ia datang ke rumah sakit ini. Sehun berkonsultasi dengan dokter umum namun ia menjadi gelisah saat mendengar perkataan sang dokter.

.

"sebaiknya anda periksakan diri anda ke dokter spesialis saraf untuk pemeriksaan mendalam. Saya akan memberikan anda surat keterangan untuk spesialis tersebut agar anda tidak perlu mendaftar ulang." Kata sang dokter.

.

Tak lama ia menunggu. Nama nya dipanggil dan dengan segera ia masuk ke ruangan tersebut dan memberikan salam pada sang dokter. Sang dokter mempersilahkan dirinya untuk duduk.

.

"Bisa anda jelaskan keluhan anda? "Ucap sang dokter.

.

"Beberapa minggu terakhir aku merasa cepat lelah dan dua hari yang lalu kakiku tiba tiba saja tidak bisa digerakkan dan akhirnya aku terjatuh. Aku juga tidak dapat menahan ketika aku terjatuh dengan kedua tanganku. Lalu aku juga merasakan telapak tangan ku yang sebelah kanan terasa kaku dan juga mataku tidak terkadang tidak fokus." Jelas Sehun. Sang dokter mendengar keluhan tersebut dengan tenang namun hal itulah yang membuat Sehun semakin gelisah.

.

"apakah luka di dahi anda penyebab terjatuh waktu itu?"

.

"ya. Kepala saya terkena ujung pegangan tangga." Sang dokter mengangguk dan mengambil pulpen lalu menuliskan sesuatu pada buku pasien yang berada di depannya.

.

"Apakah anda merasa pada saat berjalan terasa lebih lembat dari hari hari yang sebelumnya?"

.

"Tidak." Setelah sang dokter selesai menulis, ia kembali menghadap sehun.

.

"Tuan. Sepertinya anda akan mengikuti beberapa tes dan scan seperti darah, MRI dan CTscan untuk pemeriksaan mendalam. Saya tidak bisa memberikan kepastian tentang keluhan anda karena kekurangan pemeriksaan tersebut." Jelas sang dokter. Sehun pun dengan berat hati menyetujuinya.

.

"Oh ya sebelum anda diperiksa. Apakah anda pernah mengalami kecelakaan?"

.

"uh.. ya. Saya pernah kecelakaan mobil 4 tahun lalu dan berakibat saya koma selama 2 bulan."

.

Sehun waktu itu berada di kelas 6 SD. Saat itu ia sedang pergi mengikuti kedua orang tuanya untuk berangkat ke kantor karena kantor ayahnya tersebut menyelenggarakan acara tahunan untuk semua karyawan di kantor tersebut untuk membawa satu anaknya ke kantor agar sang anak mengenal tentang lingkungan dalam bekerja.

.

Namun, ketika dalam perjalanan cuaca sedang hujan deras dan sebuah truk besar mengambil jalur mobil yang ia lewati dan terjadilah kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya.

.

Pada saat itu Sehun pun ditemukan dengan sangat mengenaskan oleh pihak paramedis karena kepalanya terbentur pintu mobil dan terkena pecahan kaca ketika kecelakaan tersebut dan kehilangan banyak darah.

.

Setelah ia menjawab tentang kecelakaan tersebut sang dokter memulai dengan pemeriksaan pada dirinya.

.

.

.

.

Sehun mengecek jam pada jam tangannya dan melihat bahwa jam menunjukkan pukul 15.50 . Saat ini ia baru saja keluar dari rumah sakit tersebut dan sedang berjalan ke subway terdekat untuk melanjutkan perjalanannya. Pemeriksaan dirinya membutuhkan waktu lebih lama dari yang ia perkirakan.

.

Baru kali ini ia merakasan pengecekan dengan alat alat yang sangat besar berada di atas kepalanya. Sejujurnya ia takut dan kalut memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhnya. Namun rasa penasaran itu harus ia tunggu karena hasil pemeriksaan tersebut akan keluar minggu depan.

.

Dan juga ia diberikan obat yang cukup banyak ketika sang dokter memberikan resep untuk ditebus. Hampir sama dengan banyaknya obat ketika ia minum pada saat ia bangun dari koma nya.

.

Ia dengan sengaja tidak mengaktifkan handphone nya. Ia tidak ingin ketika kakaknya menelepon, ia berada di tempat yang berisik dan membuat hyung nya curiga.

.

Saat ini ia menaiki subway. Ia menunggu di dalam kereta itu hingga akhirnya ia sampai di stasiun Dongdaemun. Dengan segera ia berjalan keluar dari kereta dan stasiun tersebut dan berjalan hingga ia sampai pada tempat tujuannya.

.

Toko kamera.

.

Ia membeli kamera polaroid yang ia incar beserta beberapa tambahan kertas foto untuk kameranya. Setelah selesai ia berjalan keluar dari toko tersebut dan mengaktifkan handphone nya. Ketika dinyalakan waktu menunjukkan pukul 16.20 dan sudah ada lebih dari 20 pesan dan 8 panggilan tak terjawab dari Minseok dan Yixing.

.

Pada saat ia sedang ingin membuka pesan, ada panggilan masuk dari Yixing dan Sehun langsung menjawab panggilan tersebut.

.

"KAU DIMANA?! KENAPA HANDPHONE MU TIDAK AKTIF?!" Sehun bersumpah kupingnya akan segera mendapatkan penulian dini mendengar kakaknya berteriak di kupingnya.

.

"A-aku menghemat baterai hyung. Aku lupa membawa power bank." Bohong Sehun. Ia merasa semakin ahli dalam berbohong dan itu membuatnya tak enak hati pada kakaknya.

.

"dan sekarang aku berada di… umm… pasar Dongdaemun..?" Jawab Sehun tak yakin. Ia tak yakin dengan reaksi Yixing seperti apa ketika ia mengatakan jika ia tidak berada di perpustakaan.

.

Sehun tidak ingin berbohong lebih jauh lagi. Ia memikirkan semua hyung nya yang telah ia bohongi.

.

"APA?! SEDANG APA KAU DI DONGDAEMUN?! KAU MENGERJAKAN TUGAS SEJARAH DI PASAR IKAN?!" Teriak Yixing. Sehun speechless mendengar nada sarkastik di dalam kalimat tersebut.

.

"DIMANA KAU BERDIRI SEKARANG OH SEHUN?!" Sehun menghela nafasnya. Ia yakin kakaknya yang lain pasti mendengar percakapan mereka karena teriakan Yixing yang membuat kupingnya berdengung.

.

"Di depan toko kamera…".

.

"DIAM DISITU DAN JANGAN BERGERAK SEDIKITPUN." Panggilan suara itu pun terputus dan Sehun menghela nafasnya lagi. Ia pun disana berdiri selama 10 menit sampai mobil kakaknya berhenti tepat didepannya. Sehun sangat yakin kakaknya mengebut untuk sampai kesini.

.

Ketika ia duduk di kursi depan, ia melihat Yixing sedang memandang kearahnya dan menyilangkan kedua tangannya di dada. Menunggu penjelasan dari Sehun

.

"umm… hyung, aku membeli Polaroid." Jelas Sehun dan menunjukkan bungkusan yang berisi kamera di tangannya. Ia menunjukkan barangnya dengan eye smile diwajahnya. Berharap Yixing melunak padanya.

.

Dan cara itu memang ampuh untuk membuat hati kakak kakaknya melunak. Seperti saat ini.

.

Yixing menghela nafasnya dan mengusap keningnya. Tidak mengerti dengan jalan pikiran sehun.

.

"Sehun, Jika kau ingin membeli sebuah kamera, kau seharusnya menghubungiku ketika sudah selesai mengerjakan tugasmu. Aku akan tetap mengantarmu kesini jika kau ingin membelinya. Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?"

.

"hyung, Jarak antara perpustakaan dan Dongdaemun itu dekat kok hanya berbeda 3 stasiun."

.

"Ani.. maksudku bagaimana jika kau ceroboh dan terjatu-"

.

"Aku tidak terjatuh." Potong Sehun. Yixing menghela nafas untuk yang kedua kalinya dan kemudian mengusap rambut sehun pelan.

.

"Lain kali kalau kau ingin sesuatu beritahu salah satu dari kami. Oke?"

.

"Oke." Yixing kemudian menghadap dirinya kedepan dan mulai menjalankan mobilnya.

.

"Baiklah, kita pulang. Besok kau harus ke sekolah" Ucap nya. Kemudian mobil itu membawa mereka berdua untuk pulang kerumah.

.

.

.

.

Satu minggu telah terlewati dengan perasaan senang dan gelisah yang Sehun rasakan. Ia senang dalam satu minggu terakhir ia tidak ceroboh seperti waktu itu dan Minseok akhirnya mengizinkan Sehun untuk beraktifitas seperti biasa. Namun disisi lain ia merasa gelisah karena hari ini hasil pemeriksaannya sudah keluar.

.

Saat ini ia berada di rumah sakit untuk menunggu gilirannya untuk bertemu dengan dokter. Masih ada 3 orang lagi sebelum ia masuk ke ruangan itu.

.

Ia beruntung ketika ia berangkat semua kakak nya masih tertidur dengan pulas. Dengan cepat ia berjalan keluar dari apartemen mereka dan berjalan ke stasiun terdekat. Saat ini ia sedang mengirimkan pesan di group chat tentang keberadaannya.

.

Hyungdeul... Jangan panik. Aku pergi sebentar ke perpustakaan dan membeli isi foto polaroid. ˆ_ˆ

.

Ia yakin dalam waktu satu jam lagi kakak kakaknya akan terbangun dan panik tidak melihat sosok sehun di apartemen mereka. Terkadang ia heran, ia merasa semua hyungnya mempunyai brother complex kepadanya.

.

"Tuan Oh Sehun. Anda sudah dapat memasuki ruang dokter." Ucap suster kepadanya. Kemudian ia berdiri dan berjalan memasuki ruangan tersebut.

.

"Nak. Saat ini saya mempunyai berita yang buruk. Apa anda siap mendengarnya?" Jantung Sehun berdegup kencang mendengar penuturan sang dokter.

.

"…Ya." Sehun memberanikan dirinya sendiri. Ia juga penasaran walaupun terselip rasa takut.

.

"Saat ini anda mengidap penyakit Spinocerebellar Ataxia." Jantung Sehun terasa berhenti berdetak sesaat. Ia tahu jenis penyakit apa itu walaupun hanya di permukaan saja.

.

"Ini adalah penyakit yang menyerang otak kecil dan tulang belakang dan menyebabkan gangguan pada syaraf motorik. Penyakit ini meliputi kaki, tangan serta pita suara, tergantung dari kondisi fisik masing masing. Penyakit ini juga menyerang secara pelan namun progressive. Saya sudah mengecek ulang dengan hasil data pemeriksaan anda beserta keluhan anda dan inilah hasil akhir yang saya dapatkan." Sehun meremas ujung bajunya. Ia tidak menyangka jika dirinya mempunyai penyakit yang seperti itu.

.

"D-dokter, penyakit ini dapat disembuhkan kan?" Sehun berharap walaupun mungkin kecil kemungkinannya.

.

"Untuk saat ini para ahli masih mencari pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan penyakit ini. Untuk sementara kami melakukan terapi dan pengobatan untuk menghambat pergerakan penyakit ini." Sehun sangat mengerti perkataan sang dokter.

.

Mereka belum menemukan obatnya.

.

"Biasanya penyakit ini terjadi karena mutasi gen namun saya sudah mengecek genetika anda dan gen anda tidak ada masalah dengan itu. Dugaan terkuat saya saat ini adalah anda mendapatkan penyakit ini karena kecelakaan anda dulu. Benturan pada kepala anda lumayan kuat sehingga meninggalkan bekas." Ujar sang dokter.

.

"Apakah saya akan mati dok?" Sehun tercekat sembari menanyakan hal tersebut.

.

"Tidak. Saya bukan Tuhan jadi saya tidak dapat memperkirakannya. Namun rata rata orang yang memiliki penyakit ini memiliki waktu bertahan hidup 10-15 tahun. ada juga yang sampai 30 tahun." Ucap sang dokter. Sehun benar benar tidak bisa berkata apa apa mendengar penjelasan sang dokter.

.

"Anda masih bersekolah bukan?" Tanya sang dokter.

.

"Ya."

.

"ketika sedang liburan semester atau ketika sudah lulus sekolah, datanglah kerumah sakit untuk melakukan terapi. Tenang saja kami akan berusaha untuk menyembuhkanmu. Saat ini jangan memikirkan tentang penyakit ini dan beraktifitaslah seperti biasa. Olahraga sangat disarankan namun jangan terlalu berat. Aku akan memberikan resep dan minumlah setelah obatmu yang minggu lalu saya berikan habis. Dan jangan lupa untuk memberitahukan keluargamu. Memang berat untuk memberitahukan mereka tetapi merekalah yang akan selalu mendukungmu." Perkataan akhir sang dokter membuat sehun membeku sesaat. Namun akhirnya ia menganggukkan kepalanya. Setelah itu Sehun menerima resep dari sang dokter lalu keluar dari ruangan dengan membawa hasil scan ditangannya.

.

.

.

.

Sekarang Sehun sedang naik lift menuju apartemennya dengan membawa amplop coklat di dalam dekapannya. Ia merasa seperti nyawanya akan dicabut. Mengingat perkataan sang dokter.

.

Memiliki sisa waktu 10 tahun benar benar tidak dapat ia terima di akalnya. Saat ini ia berusia 15 tahun dan ia merasa akan mati diumur 25 tahun.

.

Sehun ingin menangis namun ia tahan. Jika ia masuk ke apartemen dan kakaknya melihat dirinya yang kacau balau ia pasti akan ditanya secara besar besaran.

.

DING

.

Pintu lift terbuka dan Sehun berjalan menuju apartemennya. Ia memasukkan pin rumahnya dan kemudian membuka pintu rumahnya. ia berjalan menuju kamarnya namun diruang tengah ada Jongdae dan Chanyeol yang sedang mengerjakan tugas.

.

"Sehunie! Kau sudah membeli foto untuk Polaroidmu?" Tanya Chanyeol ketika ia melihat Sehun berjalan kearah kamarnya.

.

"Ya hyung."

.

"Sehun. Amplop apa itu?" Tanya Jongdae ke. Sehun membeku sesaat sebelum menjawab.

.

"A-aku memfotokopi beberapa lembar dari buku di perpustakaan." Jawab Sehun namun suara seraknya didengar oleh kedua hyung nya.

.

"Sehun, kau tidak apa apa? Kenapa dengan suaramu?" Tanya Chanyeol.

.

"A-a-ani hyung. Aku k-kelelahan dan kedinginan." Sehun berdehem sebelum menjawab. Mencoba menyamarkan suaranya.

.

"aish. Kau ini… sudah tau ini sudah masuk musim gugur dan kau keluar tanpa menggunakan jaket." Gerutu Jongdae. "Tidurlah. Nanti akan ku bangunkan ketika jam makan malam." Sehun mengangguk lalu ia kembali berjalan menuju kamarnya.

.

Setelah ia masuk pintu kamarnya ia kunci. Kemudian Sehun bersandar pada pintu kamarnya dan memerosotkan dirinya hingga duduk. Tak terasa air mata sudah keluar dengan deras dari matanya. Ia dengan segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya agar tidak terisak. Amplop coklat yang berada di dekapannya pun sedikit basah karena air matanya yang tak bisa dibendung.

.

Ia memikirkan semuanya. Memikirkan bagaimana ia hidup dalam waktu 10 tahun jika badannya tidak bisa ia gerakkan. Ia memikirkan hobinya untuk menari. Bagaimana ia dapat menari jika kakinya saja tidak dapat digerakkan nanti.

.

Yang terpenting,

.

Ia memikirkan Hyung nya. Memikirkan apa yang akan terjadi jika mereka mengetahuinya. Ia tidak bisa hidup dan terus bergantung pada mereka. Mereka mempunyai jalan hidup masing masing untuk dijalani. Tidak mungkin Sehun akan merepotkan mereka semua.

.

Sehun memutuskan untuk tidak memberitahukan mereka.

.

Vivi yang kebetulan berada dikamarnya terbangun mendengar suara tangis Sehun yang tertahan. Dengan cepat anjing putih itu berjalan kearahnya dan loncat kepangkuan Sehun dan menjilati wajahnya.

.

Sehun pun membekap anjing tersebut erat. Amplop coklat itu sudah terjatuh dari pangkuannya. Membiarkan air matanya mengalir deras sedangkan ia sedang berusaha untuk tidak berteriak kencang dalam tangisannya.

.

Tuhan, Jika Engkau ingin aku mati, mengapa aku harus tersiksa terlebih dahulu.

.

.

.

.

.

To Be Continue


.

.

.

.

.

.

[Author's Note]

HARAP DIBACA YA READERS

SILAHKAN ANDA SILENT READERS TETAPI TOLONG UNTUK TETAP MEMBACA INI THANKS

.

Fanfiction ini adalah BROTHERSHIP. Disini saya ingin fokus pada eratnya persaudaraan OT9. Jadi kalau diantara kalian ada yang ingin dibuat ROMANCE atau INCEST, se GREGET kalian melihat interaksi diantara para member EXO. mohon maaf saya TIDAK akan approve.

.

Tidak akan ada para mantan di FF ini. Pure OT9. (saya OT12 stan tapi saya lagi ingin fokus ke OT9)

.

FF ini terinspirasi dari novel siapa ya gue lupa… aya diary deh kalo gak salah judulnya. Jadi dia nak jepang dan terkena penyakit yang begini. Cek di gugle ye guys ntar gue cek ulang juga.

.

Saya juga membuat FF ini karena merasa bersalah tidak ada kabar hampir Setahun XD. Jadi semester lalu saya UAS pada saat setelah lebaran tapi sebelum bulan agustus tahun 2017 (gak penting), namun saya mempunyai tugas untuk UAS yaitu menelaah 1 Novel dan 16 Cerpen berbahasa inggris. Btw Cerpen bahasa inggris itu gak kayak di Indonesia, hanya 2 sampe 7 lembar, tetapi 200 hingga 300 halaman T_T Modarr saya bacanya dan harus saya kerjakaan dari awal semester, maka dari itu mohon maaf semua untuk FF yang sudah saya buat di akun ini belum saya lanjutkan.

.

Kalau kalian tidak tau apa itu menelaah. Simple nya sih seorang readers harus mengartikan dan memahami sebuah karya dengan detil. Dari plot, karakter, sampai makna dan simbolis tersirat yang ada di dalamnya.

.

Mantap gak tuh?

.

Dan juga saya tidak update hampir setahun karena kalo bahasa bekennya untuk saat ini adalah saya terkena Writers Block. (silahkan cek di internet untuk keterangan lebih lanjut)

.

Saya juga berencana untuk membuat FF ini sebanyak 5 Chapter kurang lebih. Nanti dilihat deh kelanjutannya gimana. Rencananya sih akhir tahun ini selesai tetapi untuk UAS semester ini saya harus menelaah 1 novel, menelaah 3 teori yang dipakai di sastra pada jaman bahala dan harus mementaskan sebuah drama T_T dan sepertinya saya tidak berjanji menyelesaikannya sampai akhir tahun.

.

Jadi yang bilang Sastra Inggris adalah jurusan tergampang , tergabut dan gak penting silahkan berhadapan dengan saya dan mengerjakan tugas saya. Dengan senang hati saya akan memberikan tugas tersebut XD

.

Tentu saja seperti biasa Kritik dan Saran yang membangun saya terima. Kalo ada TYPO mohon maaf. Kalau kalian punya ide silahkan tulis saja mungkin saya akan berkenan untuk menambahkannya pada FF saya.

.

Jangan Plagiat ya guys. Terinspirasi dan plagiat itu beda jauh loh.

.

Oke itu aja. Thanks udah mau baca soalnya menurut gue Author's note ini penting untuk kalian baca.

.

See ya in the next chapter!