Disclaimer : Masashi Kishimoto
Summary: Kau bilang kau mencintaiku, tapi mengapa kau bersikap acuh, seolah kita tak pernah bertemu. Sebenarnya apa arti diriku bagimu? TYPO NO FLAME PLEASE!
Chapter 1
Kau selalu berbuat semaumu. Datang membawa cinta padaku, pergi dengan meninggalkan sakit dihatiku…
Kelopak mata seorang gadis berambut sewarna dengan kelopak bunga sakura itu terbuka, bersamaan dengan masuknya cahaya matahari di sela-sela jendela ruangan itu. Memperlihatkan sepasang bola mata indah berwarna emerald jernih. Nama gadis itu ialah Haruno Sakura, seorang anak dari Ren dan Mebuki Haruno. Sakura duduk diatas kasurnya lalu menguap sambil mengucek matanya. Segera ia melihat jam yang berada diatas mejanya "Hoaaam ternyata sudah jam 6," Sakura pun bergegas pergi kekamar mandi.
Beberapa menit kemudian ia keluar kamar dan turun kelantai bawah menuju ruang makan, tentu saja dengan mengenakan seragam lengkap sambil menyandang tas yang berwarna sama dengan rambutnya. Dari tangga ia melihat ayahnya sedang membaca Koran dan ibunya yang sedang menyiapkan sarapan, tapi ada sesuatu yang tidak biasa dimeja makan tersebut seorang laki-laki berwajah baby face dengan rambut sewarna dengan rambut ibunya, merah.
"Sasori nii-chaaan …! Kapan Niii-chan pulang dari suna? Kok gak bilang bilang sama saku sih…." ucapnya sambil menggembungkan pipi, Sakura langsung berlari kemeja makan lalu memukul pelan bahu sang kakak.
"Gomen imouto-ku tersayang, baru tadi malam nii-chan tiba di konoha. Pas di rumah eh kamu nya udah tidur, tidurnya nyenyak lagi sampai ileran. Jadi nii-chan gak tega banguninnya haha".
"Nii-chaaaaaan! Aku nggak ileran yaa!".
"Hahaha iya-iya saku, nii-chan cuma bercanda kok".
"Ugh dasar nii-".
"Sudah-sudah kalian ini baru ketemu udah berantem, lebih baik makan sarapan kalian. Saku memangnya kamu mau terlambat ke sekolah di awal tahun ajaran baru ini?" Lerai Haruno Mebuki sambil membawa segelas susu untuk Sakura.
"Iie kaa-chan saku gak mau, eh ngomong-ngomong ngapain sasori-nii ke konoha?"
"Nii-chan ada urusan sedikit di konoha. " Ucap Sasori sambil menyesap kopinya.
"Ada urusan atau mau ketemu Shion-neechan? Terus kuliah nii-chan gimana?"
"Ya, bisa keduanya kan. Gak ada masalah dong. Kan nii-chan pinter." Ujar Sasori sombong, tapi tidak dapat menutupi rona merah wajahnya.
"Huuu nii-chan narsis banget," ujar sakura sweatdrop.
"Haaah kalian ini cepat makan sarapannya nanti terlambat." akhirnya Ren pun berbicara sambil mendeathglear anak-anaknya.
"Ha-haii tou-san." ujar sakura dan sasori serempak, lalu melahap roti bakar selai strawberry kesukaan mereka.
Beberapa menit kemudian terdengar suara seseorang memanggil sakura,
"Sakurraaa-chaaaan! Ayo cepat berangkat, kita sudah hampir telat nih…."
Sakura mendecih sebal 'Ck, dasar Naruto-baka'
Sakura bangkit lalu menyandang tasnya, "Tou-san, kaa-chan, nii-chan aku berangkat dulu ya, teman-temanku sudah menjemput."
"Hm"
"Hati-hati ya…"
"Bilang pada mereka nii-chan titip salam,"
"Hai'… Ittekimasu!"
Hei sasu, kau bilang kau mencintai ku, tapi mengapa didepan orang lain kau selalu bersikap seolah kita tak pernah kenal…
*Sakura POV*
Aku berlari kearah Naruto dan Sasuke. Mereka adalah sahabat-sahabatku –ralat-pengecualian untuk Sasuke karena dia telah resmi menyandang status 'kekasih' ku sejak satu tahun yang lalu. Kami bertiga sudah bersama sejak di Konoha Elementry School hingga sekarang. Dan tahun ajaran baru ini, kami masuk ke sekolah yang sama, yaitu Konoha Senior High School.
Uzumaki Naruto, si pembuat onar melambai kearahku, "Ohayo Sakuraa-chaaan!"
"Jangan ribut baka-dobe" Ujar Uciha Sasuke dingin, Naruto hanya mengerucutkan bibirnya kesal. Sasuke memang terkenal irit bicara juga tampan dan jangan lupakan rambut uniknya yang melawan gravitasi, walaupun aneh aku tetap menyukainya.
"Ohayou Naruto-kun… Ohayo Sasuke-kun…" Aku menyapa mereka sambil tersenyum manis. Dan hanya dijawab dengan gumaman tak jelas dari Sasuke dan cengiran gaje Naruto.
Kami bertiga mulai berjalan kaki menuju sekolah baru mereka. Mengapa kami berjalan kaki? Karena sekolah baru itu lumayan dekat dengan perumahan elit kami –ehm- bukan bermaksud sombong. Kenapa tidak memakai kendaraan padahal kami orang yang lumayan –ehm- kaya? Karena walaupun kami kaya, kami diajari untuk hidup sederhana, jadilah sekarang kami berjalan kaki sambil menikmati udara pagi dengan suara cicitan burung-burung dan celotehan tak jelas dari Naruto yang sepertinya tidak mau kalah dengan para burung-burung itu.
-oh jangan lupakan satu hal!
Rumah Sasuke memang bersebelahan dengan Naruto, tapi rumah mereka lumayan jauh beberapa blok dari rumah ku, walaupun seperti itu kami selalu pergi dan pulang bersama.
Aku memandang Sasuke yang terlihat sedang dijahili oleh Naruto, entah apa yang mereka bicarakan sehingga membuat wajah Sasuke bersemu merah. Tapi yang jelas aku senang melihat kebahagiaan ini. Aku berharap agar aku bisa melihat kebahagiaan ini selamanya, dengan senyum yang selalu terukir.
"-AA -RAA! SAKURAA-FOREHEAAD! Kau dengar aku tidak?!"
"Eh?"
*End Sakura POV*
Sakura tersentak mendengar panggilan Ino –lebih tepatnya teriakan. Sakura memandang sekelilingya –ramai. 'Kenapa aku ada dikantin sekolah? Bukannya tadi aku baru berangkat bersama Naruto dan Sasu-'
"Sakura-chan! Kau melamun lagi!" Ino kembali memanggil Sakura dengan sedikit memukul bahunya, kesal juga sedari tadi dicuekin.
"E-eh, gomen ne, aku melamun." Ucap sakura melihat temannya Ino. Sakura menyunggingkan senyum terbaiknya, tapi itu tetap tak bisa menutupi kesedihannya.
"A-ada apa S-Sakura-chan? Kau m-melamun terus," kini Hinata yang sedari tadi diam angkat bicara.
"Benar, pasti kau tidak mendengar pembicaraan tadi," Ino menambahkan dengan wajah yang masam.
Sakura menyesap jus Strawberry nya yang tinggal setengah, lalu bangkit dari kursi, "Aku baik-baik saja, ayo masuk kelas sebentar lagi bel berbunyi."
Ino dan Hinata hanya menghela napas mengikuti Sakura. Sudah dua minggu ini Sakura sering melamun, dan Sakura selalu mengatakan ia baik-baik saja.
'Ternyata aku melamun kan kejadian itu' Yang sakura lamunkan itu memang nyata, tapi itu adalah kejadian tiga bulan lalu ketika mereka pertama masuk sekolah. Memang benar mereka selalu berangkat bersama, memang benar Sakura adalah pacarnya Sasuke. Tapi kenyataannya akhir-akhir ini ia tak lagi dijemput oleh Sasuke, hanya naruto. Dan setiap ia bertanya pada Naruto jawabannya selalu sama, "Teme udah berangkat duluan," atau "Kata teme dia ada urusan." bertanya pada Sasuke pun jawabannya juga selalu sama.
'Ah.. sudahlah aku tak ingin mengingat kejadian itu lagi, itu hanya akan membuat ku sedih. Aku harus kuat! Haaah ganbatte sakura!'
Sakura, Ino dan Hinata berjalan keluar kantin setelah membayar makanan yang mereka pesan tadi. Mereka berjalan menuju kelas X-A, kelas mereka yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan kantin. Tapi-
BRRUK
Tepat di depan pintu kelas, sakura terjatuh karna dia menubruk seseorang,
"Gomen ne" Sakura meringis lalu meminta maaf tanpa melihat orang yang ditabraknya. Bukan Sakura yang seperti biasanya, karena biasanya dia akan menghajar siapapun yang berani membuatnya kesal.
"Hn"
DEG!
Sakura segera mendongakkan kepalanya mendengar respon orang itu, ia mengenali gumaman ini. Ternyata yang ditabraknya adalah Sasuke, kekasihnya sendiri. Mereka pun memandang satu sama lain, Emerald dan Onix pun bertemu. Sakura tidak bisa bergerak, ia bagai terhipnotis dengan mata kelam laki-laki yang mengisi relung hatinya itu.
Sasuke memutuskan pandangan dan berlalu pergi. Gadis musim semi itu sangat terkejut atas sikap kekasihnya yang hanya mendengus lalu berlalu pergi tanpa menyapa Sakura.
Orang-orang disekitar nya tidak ada yang sadar dengan apa yang baru saja terjadi karena kejadian itu berlangsung cepat, hanya saja bagi gadis yang mempunyai rambut sewarna dengan kelopak bunga sakura, kejadian itu berjalan sangat lambat. Dan entah kenapa kejadian tadi membuat dadanya terasa sesak seketika, ia menghembuskan napas yang sedari tadi tertahan didadanya. Ia pun masuk kekelas dengan tersenyum, mencoba membuang semua pikiran negatif di otaknya.
Hari-harinya berlalu dengan biasa saja, tapi dalam beberapa minggu ini harinya menjadi tak biasa. Ralat- bukan harinya yang tak biasa, tapi Sasuke lah yang tak biasa. Lebih tepat jika dibilang bahwa kekasihnya berubah setelah Kakashi-sensei, guru kimia sekaligus walikelas mereka merubah posisi duduk semua murid dua bulan yang lalu. Kakashi memasangkannya berdasarkan nilai, jadi yang nilainya tinggi akan duduk dengan yang nilainya kurang memuaskan.
Seperti Naruto-Hinata, Sai-Ino, dan Sasuke dengan Karin…
Dan karena kelas X-A ini jumlahnya ganjil, jadilah Sakura duduk dibelakang seorang diri. Ino sebagai teman yang baik menawarkan diri untuk menemani Sakura sementara waktu, tapi selalu ditolaknya dengan halus.
Sakura berjalan menuju tempat duduknya yang berada di pojok kelas, Sakura kembali menghela napas lalu memandang luar jendela.
'Tapi kenapa sasuke harus dengan Karin sih?' Pertanyaan itu selalu berputar dikepalanya. 'Dan kenapa sejak saat itu Sasuke berubah?' Pertanyaan itulah yang paling sering banyak muncul ketimbang pertanyaan lainnya.
Sebenarnya Ino tahu apa yang membuat sahabat pink-nya itu seperti ini –walaupun sakura tidak menceritakannya. Ino sudah mengenal Sakura sejak kecil , jadi ia sedikit tahu tentang hubungannya dengan Sasuke –pacar Sakura. Berbeda dengan Hinata yang belum tahu apa-apa karena Hinata adalah murid baru yang datang dua bulan yang lalu dari Iwa High School karena keluarganya berada di Konoha.
Tapi ia bukan type orang yang suka membuka rahasia. Yup, Sakura menyuruhnya tutup mulut mengenai hubungan mereka. "Tapi kenapa harus ditutupi?" Ino pernah bertanya seperti itu, dengan entengnya Sakura menjawab "Sasuke-kun yang menyuruhku, katanya agar aku tidak diganggu oleh para fansclub-nya," akhirnya Ino hanya mengangguk mendengar jawaban sahabatnya itu.
Ino melihat Sakura yang duduk sendirian menatap luar jendela. Wajahnya sedikit pucat, mungkin disebabkan karna tadi ia tidak menghabiskan makanannya dikantin. Dan sekarang Ino sudah melihat Sakura menghela napas sebanyak sepuluh kali sejak jam pelajaran pertama. Ino yakin Sakura ada masalah dengan Sasuke, dan hal itu hanya bisa ia tanyakan pada Naruto yang notabene nya lebih dekat dengan mereka daripada dengan dirinya.
TENG...TENG...TENG...
Bel pulang pun berbunyi, semua siswa yang semula mengantuk tiba-tiba menjadi segar kembali. Terkecuali gadis bersurai pink yang duduk di pojok kelas tersebut, sejak pagi hingga sore ini, wajahnya tidak berubah –tetap suram, senyum yang biasanya ada di wajahnya yang manis itu pun entah kenapa sama sekali tak ada hari ini-ralat bukah hari ini saja tapi beberapa hari belakangan ini, emerald yang biasanya bersinar kali ini terlihat kehilangan cahayanya.
Ini semua karena Sasuke. Sasuke lagi Sasuke lagi. Karena Sasuke ia jadi tak focus belajar, ia sering melirik kearah Sasuke yang sedang mengajari Karin. Dikantin ia juga tak menghabiskan makanannya, malahan sama sekali tak disentuh, ini karena Sasuke lagi-lagi menolak tawarannya makan bersama dengan alasan 'aku ada urusan diperpustakaan'. Padahal tadi ia lihat Sasuke sedang jalan beriringan dengan Karin. Tapi Sakura ya Sakura, ia lebih memilih untuk tidak berpikiran negative, ia berusaha menjadi pacar yang baik untuk sasuke dan ia tidak ingin di anggap terlalu posesif oleh kekasihnya itu.
Sakura berjalan gontai menuju gerbang sendirian, tadinya ia ingin pulang bersama dengan Naruto tetapi diurungkannya karna Naruto pergi mengantar Hinata pulang. Sedangkan Sasuke, tadi ia sudah bertanya apakah mau pulang bersama atau tidak, tapi dengan ketus Sasuke menjawab "Kan sudah kubilang aku ada urusan!" sakura hanya mengangguk dan mencelos dalam hati 'memangnya kapan dia bilang sih?'
Dan sekarang Sakura sudah agak terbiasa pulang sendiri, karena tentu saja si Chicken butt itu punya segudang urusan `katanya`, dan juga belakangan ini sepertinya Naruto sedang berusaha mendekati Hinata dan sering mengajak Hinata pulang bersama.
Diperjalanan Sakura lebih banyak melamun, tak jarang ia menabrak pejalan kaki lain lalu ia meminta maaf. Tanpa disadarinya waktu berjalan cepat, ia sudah sampai di suatu tempat. Ketika Sakura tersadar, ia bingung sendiri "Dimana in- KYAAAAAAAAAAAAAA".
Ku kira semuanya akan tetap seperti yang ku ingin, tapi sepertinya itu hanya ada dalam anganku saja, kami-sama apakah yang kau rencanakan sebenarnya?
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Terima kasih sudah membaca fic ini. No flame please, saran sangat dinantikan ^^
dont be silent reader :)
.
