ALIA ZALEA STORY

.

.

.

.

.

PROLOG

Suasana diruang pertemuan itu sudah mirip kuburan meskipun ada sekitar sepuluh orang didalamnya,beberapa dari mereka yang berbicara hanya akan berbisik,seakan takut diomeli kalau mereka meninggikan suara mereka,tapi kebanyakan dari mereka memilih untuk diam dan menunggu.

Sekali-sekali kalau tatapan mereka kebetulan bertemu,mereka akan tersenyum kaku satu sama lain,sebelum kemudian menunduk atau melihat kearah mereka. Mayoritas orang-orang ini adalah keluarganya,keluarga yang sudah dia tidak temui selama hampir sepuluh tahun,dan dia tidak peduli kalau dia tidak bertemu dengan mereka lagi selama sepuluh tahun kedepan, yang dia inginkan adalah menyelesaikan pertemuan ini secepatnya supaya dia bisa mengambil penerbangan pertama kembali ke Berlin. Kembali kekehidupan yang dibangun dengan susah payah olehnya,sendiri,tanpa bantuan siapa dari orang orang yang berada diruangan ini.

Anak perempuan yang duduk di hadapannya kembali menatapnya,membuatnya mata bulatnya terlalu dalam untuk anak berumur sembilan tahun,dia tidak percaya bahwa anak perempuan ini adalah Kyungsoo,adik tirinya, karena mereka tidak ada mirip mirip nya sama sekali. Dia melirik wanita yang duduk di sebelah Kyungsoo ,Yejin Ibunya Kyungsoo .Dia menjadi kakak waktu berumur 15 tahun ketika Kyungsoo dilahirkan oleh Yejin ,istri ketiga Ayahnya. Ayahnya adalah drumer Legendaris Korea selatan yang super playboy.

Sebagai anak ABG pada umumnya, pada saat itu dia tidak mau ada urusan apa apa dengan adik tirinya ini. Dia sudah terbiasa mengatur hidupnya sendiri setelah Ibu meninggal sewaktu dia berumur 10 tahun. Dia tidak ingin ada seorang bayi yang bisa nya hanya menangis,mengganggu dia selalu menjaga jarak dari keluarga baru Ayahnya. Sebelum Yejin,ada Yoona Ahjumma ,istri kedua Ayah yang hanya bertahan dua tahun tanpa anak,dia tidak sempat betul- betul mengenal Yoona Ahjumma sebelum beliau dan Ayah memutuskan untuk bercerai. Lain dengan Yoona Ahjumma,dia tidak pernah bisa memanggil Yejin dengan sebutan"Yejin Ahjumma" apalagi "Ibu " karena Yejin hanya lebih tua darinya, Yejin lebih pantas jadi kakaknya daripada ibunya. Dia hanya menghambiskan waktu selama setahun dengan Ayahnya .Yejin ,dan Kyungsoo sebelum dia berangkat ke singapura ,kemudian ke Berlin,untuk melanjutkan pendidikannya. Oleh karena itu ,dia tidak pernah mengenal Kyungsoo. Dan dia mungkin tidak akan pernah mengenal Kyungsoo kalau tidak karena kecelakaan jalan raya yang merenggut nyawa Ayah seminggu yang lalu. Pada saat itu pintu ruangan pertemuan terbuka,tiga laki laki berjas,berdasi,dan meneriakan pekerjaan mereka sebagai pengacara memasuki ruangan,salah satu pengacara yang tertua dan kelihatan paling berpengalaman diantara tiga sekawan tersenyum kepada nya. Dia membalas dengan menganggukan kepalanya.

Shin Ahjussi, itulah nama pengacara itu,memperkenalkan diri kepadanya,pada saat pemakaman Ayahnya beberapa hari yang lalu Shin Ahjussi mengambil tempat duduk pada kepala elips itu dan dua parternya langsung mengambil tempat duduk disebelah kiri dan kanannya,setelah memastikan semua mata sudah tertuju padanya, Shin Ahjussi berkata

"Selamat pagi. Sebelum kita memulai proses ini,saya ingin mengucapkan belasungkawa saya kepada keluarga Park Sejung ,kepada istri,anak,juga keluarga dari seorang klien, Sejung adalah seorang teman baik bagi saya,Karena itu saya juga merasa kehilangan karena beliau sudah tidak ada lagi bersama kita". Dia merasa seperti anak durhaka ketika bukannya merasa terharu ketika mendengar kata-kata Shin Ahjussi ,tetapi malah ingin cekikikan. Jelas- jelas Shin Ahjussi tidak mengenal Ayahnya seperti yang dia akui karena orang diruang pertemuan itu tahu bahwa kata "Baik" tidak akan pernah diasosiasikan dengan Ayah .

"Tugas saya sebagai pengacara Sejung adalah untuk membacakan surat ini dalam situasi ketika Sejung sudah tidak bersama kita lagi." Shin Ahjussi menunjukan sebuah amplop berukuran sedang kepada semua beliau membuka segel yang menutupi amplop itu,mengeluarkan beberapa lembar kertas dari halamnya dan mulai membaca isinya. Dia betul betul tidak tertarik sama sekali mendengar apa yang Ayahnya katakan didalam surat bukan karena Bibi Sooyoung ,kakak Ayahnya yang bawel setengah mati berkeras memintanya menghadiri pertemuan ini, dia tidak akan membuang waktunya seperti ini. Semua orang tahu bahwa dia tidak pernah akur dengan Ayahnya ,yang menurutnya lebih menumpahkan perhatiannya pada karier daripada keluarganya. Meskipun Ayahnya tidak pernah menelantarkan Ibunya atau pun dirinya. Ayahnya juga bukan tipe orang tua yang akan mengantar anaknya ke sekolah atau latihan ,Ayahnya adalah tipe orang tua yang dingin. Hanya Ibunya satu satunya orang tua yang dia miliki,dan setelah Ibunya tiada, dia kehilangan satu satunya sumber kehangatan didalam hidupnya.

Hubungannya dengan Ayahnya yang renggang tidak pernah membaik setelah dia beranjak dewasa,dan dengan berjalannya waktu serta beribu-ribu kilometer yang memisahkan mereka,masing masing menjadikan ini sebagai alasan untuk tidak bertemu muka. Dengan malas dia menunggu hingga Shin Ahjussi selesai membacakan surat wasiat,dia mendengar nama saudra-saudra Ayahnya ,termasuk Bibi Sooyoung disebut sebut sebagai ahli waris sejumlah uang dan bahkan mendengar Shin Ahjussi menyebut nyebut nama Yoona Ahjumma .Kemudian nama Yejin muncul yang diikuti oleh Kyungsoo dan rentetan harta yang dia bahkan tidak tahu dimiliki Ayahnya ada ,Mendengar ini kelurga Ayahnya langsung menyipitkan mata kearah Yejin yang tidak berani melakukan apa-apa selain duduk diam dikursinya. Ah,,,,,rupanya pendapat mereka tentang Yejin masih belum berubah,Mereka masih menuduh Yejin sebagai perempuan matrelistis yang menikahi Ayahnya hanya demi uang, Tidak peduli bahwa dia sudah menjalin pernikahan yang akur dengan Ayahnya selama sepuluh tahun belakangan ini. Kali ini sebelum bisa menahan diri,dia sudah terkekeh. Semua keluarga Ayahnya langsung menatapnya tajam dan Shin Ahjussi berhenti membaca.

"Apa ada sesuatu yang lucu, Tuan Muda Park?"Tanya Bibi Sooyoung. Ugh! Bibinya memang tahu cara membuatnya merasa seperti berumur sepuluh tahun lagi, Dia sudah meninggalkan nama itu ketika dia meninggalkan Seoul dan keluarga dia lebih dikenal sebagai Chanyeol, tanpa embel-embel tuan Muda. Buru buru dia mengatur ekspresi wajah agar lebih serius dan berkata."Tidak ada apa-apa, Bi" Bibi Sooyoung masih menatapnya tajam sebelum mengalihkan perhatiannya kepada Shin Ahjussi dan berkata.

"Silakan dilanjutkan". Satu persatu perhatian keluarga Park kembali kepada Shin Ahjussi ,meninggalkannya sendiri untuk mengembuskan napas lega,tapi napas lega itu terpotong ketika dia mendengar namanya disebut. "Dan untuk Park Chanyeol ,anak laki laki saya satu satunya".

Dia melihat Shin Ahjussi menarik napas sebelum melanjutkan.

"Ayah tinggalkan harta paling berharga milik Ayah ,yaitu adikmu,Kyungsoo ,dibawah penjagaanmu. Kembali ke Seoul ,tempati rumah kita dan bertanggung jawablah sebagai kakak. Pastikan Kyungsoo mendapatkan segala sesuatu yang dia inginkan. Jangan kecewakan Ayah." Dan dia hanya bisa menatap Shin Ahjussi dengan mata terbelalak dan mulut ternganga selama beberapa menit. Matanya beralih kepada Kyungsoo dan Yejin yang kini menatapnya dengan mulut terngangga ingin meminta Shin Ahjussi mengulang apa yang baru saja diucapkannya karena takut dia sudah salah dengar,tapi dia tahu,dari tatapan bingung dan kasihan yang diberikan oleh semua keluarga Park diruang pertemuan itu,bahwa tidak ada yang salah dengan pendengarannya.

"Oh,that bloody crazy old man. Bahkan dari dalam kubur dia masih bisa mengacak acak- hidupku!"Teriaknya dan bergegas keluar dari ruangan pertemuan itu.