Pokemon Tale - Fire Absol

Prolog:

Disclaimer: Saya tidak memiliki pokemon serta karakter-karakternya. Tetapi fanfic ini adalah milikku selalu! Kalau aku memiliki pokemon, mungkin ada beberapa tipe baru dan pokemonnya juga kuat-kuat semua... 0_o.

Warning pada chapter ini! Kekerasan dan banyak darah!


Dari buku harian Keira:

'Sebenarnya aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Aku hanya ingin membantu mereka. Hanya aku yang tahu apa yang akan terjadi pada mereka.'

'Sebenarnya aku tidak perlu mengatakan itu. Sekarang semua orang benci kepadaku. Karena aku telah membuat hari bahagia menjadi hari menakutkan dengan hanya kehadiranku.'

'Hari Dunia. Hari dimana semua pokemon dan manusia merayakan lahirnya dunia untuk berterima kasih kepada Arceus atas dunia yang sangat luas.'

'...'

'Aku tahu aku adalah sebuah hal yang error, sebuah makhluk hidup yang pantas dibenci.'

'Aku adalah seekor absol shiny. Memang benar shiny itu langka dan selalu mendapat popularitas tetapi tidak denganku. Aku memang aneh dan sepantasnya dikucilkan. Tandukku berbentuk aneh dan aku dapat...'

'dapat...'

'Aku dapat membakar dan memiliki kekuatan untuk menghancurkan.'

'Itu benar. Aku adalah fire dan dark type.'

'...'

'Dulunya aku tak pernah sendiri...'

'Ibuku dan ayahku selalu menemaniku. Kakakku adalah seekor Ninetales. Namanya Ephra. Dia selalu mengusir bully dar hadapan wajahku... dia selalu meluangkan waktu hanya untuk merawatku.'

'Ibuku adalah seekor Absol. Dia adalah orang yang giat dan selalu baik dengan orang lain meskipun sering kali dia dijelekan dan dihina.'

'Aku tidak pernah melihat ayahku. Aku bertemu dengan ibu dan kakak hanya waktu aku masih kecil'

'Mereka meninggal akibat ulahku. Rumah yang dulu kita huni bersama terbakar karena ulahku. Ibuku dan kakakku tertimpa atap kayu yang sangat berat dan besar. Aku hanya dapat melihat semuanya dengan penuh horror. Tidak ada yang menolongku. Aku mencoba untuk memadamkan api tetapi semuanya sia-sia karena aku tak dapat menyentuh air sama sekali.'

'...'

'Sejak keluargaku meninggal, aku tinggal sendirian di sebuah gubuk kecil di hutan. Ini sebenarnya lebih baik dibandingkan tinggal ditempat yang menyebalkan seperti desaku itu.'

'Sejak orangtuaku meninggal, aku menjadi seekor pokemon liar di hutan.'

'Meski aku diusir secara tak langsung, Aku masih peduli dengan mereka yang tinggal disana. Aku masih percaya dengan mereka.'

'...'"

'Sekarang kepercayaan yang kupunya telah hilang...'


PoV: Normal

Langit biru bersinar dengan terangnya dan awan-awan berterbangan dengan indahnya. Kerap kali suara starly dan taillow dapat terdengar. Di sebuah hutan dekat desa Abacus, ada sebuah rumah kecil kumuh dan hampir rubuh. Rumah yang terbuat dari jerami itu sangat lemah termakan waktu.

Rumah itu berdekatan dengan arang yang tebal yang tak pernah dibersihkan seperti bekas kebakaran. Beberapa tulang masih terlihat di permukaan tanah luas itu.

Ditengah-tengah, terlihat ada makhluk berwarna merah mencolok sedang berdiri di teras rumah kumuh itu. Sepertinya makhluk itu adalah pemilik rumah kumuh.

Seekor Absol shiny sedang menatap sedih kebawah. Rambut tebal yang menutupi matanya itu menghalangi wajahnya. Tanduknya berbentuk seperti api. Batu pada kepalanya berwarna seperti fire stone. Dibawah wajahnya, terlihat genangan air yang sangat kecil.

Keira sedang menangis.

Keira kemudian menengok keatas dan mengusap bekas tangisannya dengan kaki depannya. Matanya yang merah terlihat sangat hampa.

Keira berkedip dan berlari dengan cepatnya menuju rumah kumuh itu.


Malam saat hari dunia dirayakan oleh rakyat Abacus, Keira hanya berdiri di sebuah puncak bukit kecil dekat rumahnya untuk melihat semua yang dilakukan di desa Abacus. Keira menengok kearah berlawanan, melihat ada segrombolan orang menghancurkan hutan.

Diketahui gerombolan itu membawa pisau dan kapak serta pistol besar yang tidak diketahui Keira. Ketuanya berada di paling depan, membawa pistol besar dan kapak yang dapat merubuhkan satu pohon dengan satu ayunan kecil. Beberapa kendaraan besar yang sering dipakai manusia untuk menggusur hutan berjalan dengan gagahnya, menghancurkan pohon-pohon didepannya. Dibelakang kendaraan besar itu adalah kawan dari si ketua itu. Mereka membawa panah.

Keira menatap kembali kearah desa dengan tatapan sedihnya itu.

Mereka tidak akan selamat. Pikir Keira saat melihat suasana ramai nan bahagia pada Hari dunia. Semua tampak normal bagi mereka. Keira kembali menatap langit penuh warna dan letusan kembang api besar dimana-mana. Semuanya tetap girang seperti biasanya.

Keira hanya menatap dengan horror, melihat semuanya akan menjadi mayat.


Sementara itu, di festival yang meriah itu...

Banyak kembang api kecil dilontarkan oleh fire type. Pokemon itu melemparkan kembang api itu dengan rangan mereka seperti menembak dengan api. Banyak pokemon bukan fire type berkumpul untuk menyaksikan kembang api yang menurut mereka juga indah.

Selain menonton kembang api, beberapa pokemon lainnya sedang bermain dan mengejar satu sama lain. Kebanyakan yang melakukan ini adalah pokemon yang masih kecil. Pokemon dewasa menonton anak-anak mereka bermain. Yang lainnya sedang mengobrol atau makan sesuatu yang disajikan oleh stand-stand penjualan.

Semuanya sangat meriah dengan bermacam-macam suara.

Semuanya tidak mendengar apapun janggal.

Semuanya penuh dengan kesenangan.

Tidak ada yang janggal sedikitpun terjadi.

Beberapa saat setelah itu, terdengarlah sebuah ledakan hebat yang mengaggetkan semua pokemon didekatnya. Kendaraan kuning besar yang dilihat Keira dari kejauhan menghancurkan pohon-pohon dan mematikan beberapa Emolga ditempat. Semua manusia yang datang bersamaan dengan kendaraan itu menembakkan panah dan peluru ke semua pokemon tepat pada titik kelemahan mereka.

Ketua dari tim perusak itu, orang botak dengan jaket yang sudah sobek dimana-mana melemparkan obor kecil yang sudah dibakar.

Semuanya mulai terbakar satu per satu. Api menjalar perlahan-lahan.

Disaat semua pokemon sedang dalam keadaan panik luar biasa, mereka mencoba kabur.

Salah satu orang yang membawa tiga pokeball itu kemudian memanggil pokemon mereka keluar. Semuanya adalah dark type. Anjing-anjing besar berwarna abu-abu dan hitam itu menggonggong dengan kerasnya dan mulai menghancurkan pokemon dari desa yang mencoba untuk kabur.

Pertarungan antara pokemon Desa Abacus dan para pengancur itu mulai.

Dua Mightyena mulai menghancurkan stand-stand dan memukul mundur pasukan watchog. Ada yang mati terbakar oleh api obor, banyak yang mati dengan leher terpotong melintang atau leher dipatahkan oleh Mightyena, berdarah seperti air mengalir. Yang lainnya tertusuk dari kiri kepala sampai kekanan dengan panah. Panah itu pastinya membunuh mereka karena menusuk tepat di otak.

Pasukan Watchog terpukul mundur. Sisa dari pasukan itu hanyalah pokemon kecil yang dilindungi dengan orangtuanya. Semuanya terbunuh dengan cara yang sama.

Keira hanya dapat melihat dari kejauhan, mata merah penuh dengan ketakutan dan kelemahan. Dia telah mengagalkan mereka.


Beberapa suara terdengar dari belakang Keira, suara Mightyena yang sedang mencari pokemon lain yang kabur. Keira terdiam dan berharap Mightyena tidak menemukannya dan membunuhnya. Keira tidak menyadari kalau dia berjalan mundur dan mematahkan sebuah ranting kecil.

Creak. Suara itu membuat Keira berharap dapat memutar waktu.

Mightyena itu menatap Keira dengan mata merahnya yang tajam, taringnya terlihat siap untuk mengoyak tubuh Keira. Keira bersiap untuk menyerang mightyena itu, empat kakinya membentuk kuda-kuda untuk mencakar dan mengiggit. Mightyena juga melakukan yang sama.

Keira melompat dan mulai mencakar Mightyena. Mightyena mengigit Keira di kaki depan, membuat cakaran yang dilentarkan Keira melemah.

Keduanya saling adu cakar dan gigit selama beberapa saat.

Keira kemudian menyelesaikan musuhnya dengan tembakan api kecil. Ember.

Mightyena mengonggong kesakitan dan jatuh, Mati terbakar oleh Keira.

Melihat hal itu, para pemburu melihat kearah Keira, senjata diacungkan.

Keira membakar rumput disekitarnya dan berlari sekuat tenaga dan berharap para pencabut nyawa itu tidak dapat menyusulnya. Hujan panah turun dibelakangnya dan sepertinya mereka mengincar kakinya. Keira berlari lebih cepat lagi, meninggalkan desa yang telah hangus dan mati.

Pemburu itu tak kenal putus asa. Mereka berlari mengejar Keira dengan melemparkan pisau yang mereka punya. Ketua dari kelompok itu juga ikut mengejar Keira, Pokeball berada ditangannya dan siap untuk menangkap Keira yang kelelahan.

Akhirnya Keira berhenti berlari, kakinya jatuh ketanah. Darah mengucur dari luka tusukan panah. Tanah disekitarnya mulai bercampur dengan darah.

Keira menatap si pemburu yang telah sampai dan Keira melontarkan beberapa kutukan dan kata-kata vulgar. Mata merahnya membara penuh dengan kekesalan. Ketua pemburu itu akhirnya datang, membawa kapak raksasa dan siap untuk menebas Keira dalam satu ayunan. Pokeball ditangannya kembali dia masukan kedalam tasnya. Dia tidak jadi menangkap Keira.

Ketua dari pembunuh itu tertawa dengan seramnya.

"Hai kamu pokemon lemah! Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? MUHAHAHAHAhahahahahaha! Semua temanmu telah mati! Kau tidak bisa kabur dari sini!" kata ketua tim itu sambil berjalan mendekati Keira. Semua anggota tim itu mengelilingi Keira supaya dia tidak bisa kabur lagi.

"-Kamu manusia jahat, idiot! Apa yang kamu lakukan terhadap penduduk desaku?! Apa yang kamu mau?!-" Kata Keira dengan tajamnya. Ketua dari tim itu hanya tertawa dengan seramnya, kapak besar ditangannya semakin dekat dengan leher Keira.

"Oh? Kata-kata terakhir dari pokemon terakhir! Sayang sekali kalau pokemon langka sepertimu tidak ditangkap tetapi karena kamu termasuk pokemon api, aku tak mau kamu. Api adalah pengganggu terbesar kami! Matilah kamu!" Kata ketua tim itu dan kapak mulai diayunkan.

Keira hanya menutup matanya, air mata menetes.


PoV: Keira

Detik-detik kapak akan diayunkan.

'Desaku... aku minta maaf... aku tak dapat melindungi kalian semua...'

'Aku tak dapat bergerak... aku lemah...'

'Pembunuh itu akan menyerangku...'

'Aku tidak akan selamat dari serangan kapak ini...'

'...'

'Oh Arceus... jika kau berkenan... kabulkan permintaanku... permintaan untuk membalas kematian teman-temanku...'

'Jika kau tak berkenan...biarkan aku mati menemui mereka dan keluargaku...'

'Tolonglah aku... terimalah permohonanku ini...'

Seketika juga, pandanganku memudar dan cahaya putih menyelimutiku. Arceus telah mengabulkan permintaanku yang terakhir... permintaan untuk bertemu dengan keluarga dan semua orang yang kukenal...

'sigh..'

Tunggu... mengapa aku masih bernafas kalau aku sudah mati?


PoV: Normal

Absol shiny itu masih tertidur dengan lelapnya pada suatu bidang putih. Absol itu akhirnya terbangun dari tidurnya dan menengok kemana-mana untuk melihat segala ruangan putih dan kosong itu.

Dia terbangun pada suatu bidang putih dengan tanda sakral. Dia berdiri ditengahnya.

Sebuah cahaya menyelimuti tempat itu dan muncullah sesosok putih misterius besar. Mata sosok itu menatap Keira, membuat Keira takut dan berjalan mundur. Makhluk ini sangat kuat seperti legendary. Makhluk besar itu kemudian berjalan mendekati Keira dan diam saat melihat tanduk seperti api itu.

'Apakah ini Arceus?' Tanya Keira dalam hati dan melangkah mundur, kali ini hanya satu langkah untuk keluar dari tanda itu.

"Iya makhluk kecil. Aku Arceus..." makhluk itu menampakan dirinya. Sosoknya megah dan kuat, menyeramkan pula.

Sebelum Keira melangkah mundur, sebuah tembok keras memantulkannya kembali kedepan, kali ini menabrak Arceus dikaki depannya. Arceus tidak merasakan apapun, terlihat dari wajahnya yang tenang dan kakinya yang tak bergerak sedikitpun.

"Kau tak apa kan, makhluk kecil?"

"Ow... Keras sekali kakimu ini..."

"Namamu Keira kan?"

Keira mengangguk dan setelah dia menyadari apa yang dikatakan Arceus tadi, dia melompat kebelakang dan mukanya terlihat kebingungan.

"Sekarang tidurlah makhluk kecil... Kau perlu energi untuk esok yang indah... Suatu hal baru... Tidurlah ditengah lingkaran ini... Agar aku dapat menyembuhkan kamu..." Kata Arceus lalu berpaling dari hadapan Keira.

Keira menuruti permintaan Arceus dan segera tidur ditengah lingkaran itu.

Arceus melihat dari jauh dan bersinarlah dia dan hilanglah Keira dari lingkaran itu.

Didalam mimpi Keira:

Didalam hutan yang rindang, gelap dan penuh dengan serangga, ada dua pokemon sedang berlari atau berkejaran. Yang satunya berwarna kuning dan putih, yang lainnya berwarna merah.

Seekor Jolteon sedang berlari dengan cepatnya didalam sebuah hutan besar. Dibelakang Jolteon itu adalah dirinya, mencoba menyusul Jolteon yang super cepat itu. Jolteon itu terhenti melihat Keira yang dari tadi berjalan daripada berlari.

Jolteon berjalan kearah Keira dan mereka akhirnya duduk.

"Um.. Keira?" Jolteon itu berkata.

"Apa?"

"Apakah kamu yakin ingin membangun desa Abacus yang telah porak-poranda ini?"

Keira menutup matanya.

"Iya. Aku yakin."

Semuanya memudar kembali menjadi warna hitam kelam.


Di Kota Silver:

"Mimpi apa itu?!" teriakan seorang perempuan remaja dapat terdengar dengan kerasnya.

Kota Silver. Kota kecil yang dikelilingi oleh rerumputan dan pohon cemara. Hanya ada beberapa rumah kecil, lima rumah penduduk dan sisanya adalah pokemon center, pokemon mart dan sebuah lab kecil dipojokan. Tempat itu sebenarnya merupakan titik untuk memulai sebuah petualangan baru bagi anak-anak yang baru saja mendapatkan starter mereka.

Didalam sebuah rumah yang memiliki dua lantai, ada suara lantang perempuan tadi.

Seorang laki-laki berumur 20-an berlari, Jaket hitam miliknya dilemparkan begitu saja ke seekor pokemon kecil seperti rubah tanpa ekor yang berwarna kuning. Dia berlari menuju rumahnya, rumah dua lantai yang baru saja mengeluarkan suara keras.

Orang itu sampai pada sumber suara dan melihat perempuan itu histeris, keringat menetes dari wajahnya.

"Ada apa?"

Perempuan itu mundur dari hadapan laki-laki yang sejak tadi menatapnya dengan bingung.

"M-manusia!" perempuan itu masih ketakutan.

"Aku memang manusia. Kamu juga manusia!"

Perempuan itu berteriak lebih keras lagi.

"Hush! Kamu mengganggu ketenangan kota ini!" Kata laki-laki itu dan menutup mulut perempuan itu.

Perempuan itu masih menatap laki-laki itu dengan takut. Dia menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk melepaskan tangan laki-laki itu.

"Kamu! Udah bagus aku menyelamatkan kamu dari hujan salju deras tengah malam!"

Perempuan itu akhirnya terdiam. Laki-laki itu melepaskan tangannya dari mulutnya.

"Dimana aku?" tanya perempuan itu

"Kau ada di Kota Silver. Ngomong-ngomong namaku Leon. Namamu?"

"Aku Keira."

"Oh. jadi nama kamu Keira."

Suasana kembali diam dan semuanya menjadi sedikit menyeramkan.

"Keira, boleh aku bertanya tentang tanduk dikepalamu itu dan mengapa kamu kaget saat melihat manusia sepertiku?"

Keira terdiam sesaat.

"Karena aku adalah seekor Absol... dan mengapa aku memiliki badan manusia?"

Leon terdiam sejenak, mencerna kembali apa yang dikatakan Keira.

Keira terdiam dan menatap was-was Leon karena dia adalah seorang manusia.

Semuanya kembali hening seperti sediakala.


Jauh di bekas Desa Abacus, di sebuah puingan rumah... ada sebuah diary yang tergeletak begitu saja... Diary itu sudah terbuka dan didalamnya ada tulisan:

Dear diary,

It is the night when everything dissapears...

The sky went black...

Everything makes me confused...

Then...

I saw the creator.

Everything went white...

Then I woke up in a strange human world...

Now with a crazy human...

Claiming that I am crazy...

Everything went awry for yesterday...

Now replaced with a scenery of peace...

Now what? What will I do..?

-Keira-

Dari kejauhan, Arceus melihat segalanya dan menuliskan entry diary Keira untuk dilihatnya suatu hari, saat dia kembali...


Ah... Akhirnya prolog ini selesai juga... (Applause!) *Ignore me*

Bagaimana dengan prolog ini? Memuaskan?

Saksikan instalasi selanjutnya wkwkwkwkwkwk!

SU Out!