Tittle: Just Be Friend!
Cast (s) : Lu Han
Oh Se Hoon
Other cast
Main Pair : HunHan
Rated : T
Genre : Romance, Drama, dll
Length : 1/?
Warning : YAOI, typo (s), absurd, ide pasaran, aneh, OOC, DLDR, bla bla bla.
Disclaimer: Para cast milik Tuhan Yang Maha Esa. Cerita punya gue.
Summary:
'Just be friend'. Bolehkah Luhan membenci kalimat itu? Karena Sehun mengatakan kalimat itu padanya, dia menjadi ingin memusnahkan kalimat laknat itu. "Sehun itu tidak peka." –Luhan./"-aku resmi berpacaran dengan Youngchan." –Sehun. YAOI/HUNHAN/OOC/DLDR/RnR?
JANGAN CO-PAS ATAU PLAGIAT YAA. KALIAN JUGA YANG BAKAL RUGI KALO CO-PAS ATAU PLAGIAT FANFIC YANG NGGAK JELAS INI.
SORRY FOR TYPO(S)
.
.
HAPPY READING!
.
.
Luhan masih ingat kejadian saat itu. Kejadian dimana Sehun minta putus darinya.
Flashback
"Han.." Sehun memanggil Luhan yang berdiri di sampingnya.
Luhan menoleh. "Ya? Ada apa Hun-ah?" tanya Luhan.
"Aku ingin bilang sesuatu padamu." jawab Sehun.
"Apa?" tanya Luhan.
"Aku ingin kita putus. Bisakah?" ucap Sehun dengan wajah polos miliknya.
"H-hah? A-apa?" tanya Luhan yang merasa pendengarannya kurang baik.
"Aku ingin kita putus, Han.." ulang Sehun dengan wajah yang di buat seperti anak kecil yang minta di belikan ice cream.
"T-tapi, k-kenapa?" tanya Luhan bergetar.
"Entahlah. Aku merasa kalau aku sudah bosan dengan hubungan ini. Bsakah kita putus?" balas Sehun dan lagi-lagi memasang wajah polosnya.
"H-hahaha.. Ya, kita putus saja." jawab Luhan dengan tawanya yang terdengar aneh.
"Terima kasih." ucap Sehun dan memeluk Luhan erat.
"A-ah, Sehun. Eum, maaf aku pergi dulu." ucap Luhan seraya melepaskan pelukan Sehun pada dirinya.
"Eh, apa kau sudah di jemput?" tanya Sehun. Saat ini mereka berdua memang sedang menunggu jemputan. Yeah, mereka berangkat sekolah di antar jemput oleh orang tua masing-masing.
Luhan menggeleng dan tersenyum paksa. "Aku belum di jemput. Aku lupa kalau aku harus membeli sesuatu dulu sebelum pulang." jawab Luhan.
"Tidak mau ku antar?" tanya Sehun. Luhan lagi-lagi menggeleng. "Tidak usah. Aku pergi dulu, Hun. Bye."
"Bye juga."
Baru tiga langkah, Luhan langsung berhenti karena Sehun menahan lengannya. Luhan berfikir, mungkin saja Sehun ingin bilang kalau tadi dia hanya bercanda dan mereka tidak putus. Tapi-
"Luhan, just be friend, ok? Persahabatan lebih indah dari percintaan." Sehun mengucapkan kalimat terkutuk –menurut Luhan- itu dengan santainya. Entah kenapa, Luhan merasa Sehun menekankan pada kata 'just be friend'. Atau hanya perasaannya saja?
Luhan menahan air matanya yang ingin jatuh dan berbalik menghadap Sehun. "Ok, just be friend." kata Luhan dan tersenyum –paksa.
Sehun itu tidak peka sama sekali. Sehun itu kadang-kadang seperti anak kecil yang polos dan tidak tahu apa-apa. Luhan harusnya tahu itu. Sehun tidak peka. Dan Luhan sangat benci dengan sifat Sehun yang satu ini.
Luhan melepaskan tangan Sehun dari lengannya dengan sedikit kasar dan berlari pergi dari situ.
'Aku akan pergi ke supermarket dan membeli tissue sebanyak-banyaknya untuk nanti malam.' batin Luhan sambil terus berlari.
Sehun yang melihat sikap Luhan hanya mengedikan bahunnya dan bergumam, "Mungkin Luhan takut kehabisan sesuatu yang ingin di belinya itu."
Ok, Sehun memang tidak peka sama sekali.
End of flashback
Saat ini Luhan sedang duduk di bangkunya. Di bangku depannya –bangku milik Sehun-, terlihat Sehun yang sedang asik dengan ponselnya. Sehun cengar-cengir tidak jelas, membuat Luhan mengernyitkan dahinya bingung melihat tingkah Sehun. Luhan yang penasaran pun segera menepuk bahu kiri Sehun, membuat Sehun menoleh dengan pandangan bertanya.
"Kau sedang apa?" tanya Luhan.
Sehun menunjukkan ponselnya pada Luhan. Di ponsel Sehun, menampilkan media sosial facebook, tepatnya pada halaman pesan antara Sehun dan seorang pemilik akun bernama 'Seo Young Chan'.
Luhan merebut ponsel Sehun dan membaca semua pesan itu. Sehun hanya memberengut karena ponselnya yang di rebut paksa oleh Luhan.
"Dia siapa? Temanmu?" tanya Luhan dan mengembalikan ponsel itu pada Sehun.
Sehun langsung sumringah. "Nama aslinya Seo Young Chan. Itu yang dia katakan padaku. Dia adalah temanku di roleplayer." jawab Sehun.
"Ohh.." Luhan hanya ber 'ohh' ria, membuat Sehun memasang wajah datar.
"Hanya itu responmu?" tanya Sehun dengan wajah tak percaya nya yang dia buat berlebihan –menurut Luhan.
"Lalu, aku harus bagaimana?" tanya Luhan balik.
"Ah, lupakan saja. Oh ya, kau tahu kan aku di RP berperan sebagai siapa?"
"Ya, ya, ya. Aku tahu kau berperan sebagai siapa. Kau berperan sebagai Naruto. Iya, kan?"
Sehun bertepuk tangan dan mengusak rambut Luhan lembut, membuat Luhan merasa deg-degan.
"Yap, kau benar. Dan kau tahu, Young Chan tadi berperan sebagai siapa?"
Luhan memutar bola matanya malas dan membuka bukunya seraya berkata, "Mana aku tahu. Memangnya aku peduli apa?"
Sehun berdecak sebal. "Dia berperan sebagai Hinata. Uh, senangnya aku bisa bertemu Hinata."
Kini giliran Luhan yang berdecak sebal karena ucapan Sehun. "Lalu, kalau dia berperan menjadi Hinata, kau mau apa, eoh?"
"Tentu saja aku akan memintanya menjadi pacarku." jawab Sehun dengan pandangan berbinarnya.
Deg
Luhan menghentikan gerakan tangannya yang membolak-balik buku. Detak jantungnya serasa berhenti saat kalimat itu keluar dari bibir Sehun. Luhan mematung. Dia merasakan matanya perih. Dadanya sesak. Seperti ada batu besar yang menghimpitnya.
Sedangkan Sehun, dia malah berceloteh ria tanpa mengetahui keadaan sekitar.
"..han? Luhan? Hei.." Sehun mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Luhan seraya memanggil nama pria manis itu.
"Y-ya?" Luhan yang tersadar segera menyahut.
"Ck, kau ini kenapa sih? Aku sedang bercerita malah melamun." ucap Sehun dengan nada kesal.
"A-ah, benarkah tadi aku melamun? M-maaf, ok?"
"Iya. Ok, kali ini ku maafkan."
Sehun membalikkan badannya menjadi menghadap depan, dan tak lama bel tanda masuk pun berbunyi.
'Bisakah aku pulang detik ini? Aku butuh kamarku. Aku butuh boneka ku. Aku butuh tisu. Aku gilaaa..' batin Luhan nelangsa.
###
Luhan sedang belajar saat ini. Nanti dia akan ada ulangan Matematika, jadi dia harus belajar. Jam menunjukkan pukul 06.20. Kelas Luhan masih sepi. Hanya ada dirinya sendiri disini. Padahal, rencana awal dia berangkat pagi adalah untuk mendownload video klip terbaru dari artis idolanya, karena dia tidak punya kuota dan ingin memanfaatkan wifi yang ada di sekolahnya. Tapi, dia malah ingat kalau sekarang dia ada ulangan Matematika. Mana tadi malam dia belum belajar lagi.
Tiga puluh menit berlalu. Kelasnya sudah mulai ramai. Semua anak sudah ada di sekolah, kecuali Sehun. Sehun itu sangat pemalas, okay? Bahkan dia sering terlambat ke sekolah. Para guru sering memarahinya saat dia terlambat. Tapi Sehun malah berujar demikian, "Tidak ada kata terlambat untuk menimba ilmu."
Yah, dan para guru itu pun hanya mampu menghela nafas lelah karena kelakuan Sehun.
Jam 06.55. Sebentar lagi mungkin Sehun akan berangkat. Itu pemikiran Luhan. Dan benar saja, lelaki itu muncul dari pintu dengan wajah seperti biasanya, wajah orang kurang tidur. Luhan sering bingung dengan Sehun. Kenapa Sehun sering –sekali- berangkat dengan wajah seperti itu. Apa dia sangat kurang tidur? Itu pertanyaan Luhan. Dan pertanyaan itu terjawab saat Sehun mengatakan kalau dirinya mengalami insomnia.
Sehun mendudukkan dirinya di bangku miliknya. Lelaki itu terlihat sangat sibuk dengan ponselnya dan mulai tersenyum layaknya orang gila.
"Oi, Sehun." Luhan menendang belakang kursi Sehun, membuat Sehun menoleh padanya dengan pandangan bertanya.
"Hari ini ada ulangan Matematika. Kau sudah belajar belum?"
Sehun menggeleng saat mendengar pertanyaan Luhan. Luhan menepuk jidatnya. "Ya sudah, sekarang belajar lah." perintah Luhan.
Sehun menggeleng. "Tidak mau. Ini masih tanggung." jawab Sehun.
"Memangnya kau sedang apa sih?" tanya Luhan penasaran.
Sehun menunjukan layar ponselnya pada Luhan, dan lagi lagi Luhan mendapati hal yang sama seperti kemarin. Chat antara Sehun dengan Youngchan.
"Kau tahu, aku resmi berpacaran dengan Youngchan." mulai Sehun dengan mata berbinar-binar.
Luhan menatap datar pada Sehun. 'Palingan juga mereka berpacaran di roleplayer, bukan sesungghnya.'
"Yang berpacaran kau dengan Youngchan atau Naruto dengan Hinata?" tanya Luhan.
'Pasti dia akan menjawab yang kedua.' batin Luhan lagi.
"Dua-duanya." jawab Sehun sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya pada Luhan.
Deg..
"A-apa?"
"Tidak usah seperti itu. Kau pasti tidak percaya kan, kalau aku bisa berpacaran dengannya? Biasa saja, Lu. Aku ini kan tampan. Pasti banyak yang mau. Oh ya, beberapa detik yang lalu sudah masuk. Aku akan melanjutkan ceritanya nanti lagi." Setelah mengucapkan itu, Sehun membalikkan badannya menghadap ke depan.
'Bahkan aku berharap kau tidak akan pernah bercerita tentangmu dan Youngchan padaku. Aku cemburu. Aku masih mencintaimu bodoh.'
TBC
Aneh? Pasti.
Gaje? Iya.
Absurd? Banget.
Semoga ada yang baca dan review
Makasihhh...
Sorry for typo(s)
