The Last Destiny

Chapter Satu

*Rencana Yang Konyol*

Dirumah mewah bergaya Eropa klasik-kuno, terlihat dua orang ibu yang memerhatikan dua orang anak usia 6 tahun yang berbeda gender sedang bermain dan tertawa.

"Kau lihat wajah mereka Mikoto?" tanya seorang ibu tadi pada teman disebelahnya, masih memandang anak tersebut.

"Ya, aku melihatnya Mebuki. Mereka lucu sekali, membuatku memikirkan sesuatu, kau tau?" Mikoto balas bertanya pada Mebuki.

Uchiha Mikoto dan Haruno Mebuki? Siapa yang tidak kenal mereka. Istri dari dua orang pengusaha terkaya dan terkenal di Jepang. Uchiha Fugaku dan Haruno Kizashi, dua orang pria tersukses seantero Jepang.

"Memikirkan apa?" tanya Mebuki kembali ke Mikoto.

"Dekatkan telinga mu." Lalu Mikoto membisikkan sesuatu kepada Mebuki, setelah itu muncul wajah berseri-seri kedua ibu tersebut sambil memandang anak mereka. Oh ayolah... apa yang dipikirkan kedua ibu ini?


"Masalah perusahaan mu sudah selesai?" tanya Kizashi kepada Fugaku sambil berjalan ke rak buku yang ada di perpustakaan pribadi milik Fugaku.

"Ntahlah, sampai sekarang aku belum bisa menemukan orang yang menyabotase saham ku. Benar-benar membuatku jengkel." Keluh Fugaku dengan wajah yang sangat frustasi."Tapi, untungnya kau dan sekeluarga datang. Aku sedikit lega."

"Apa maksud mu?" Kizashi terlihat bingung sekarang, apa yang membuat Fugaku lega dengan kedatangan keluarganya?

"Yahh, Mikoto lebih cerewet sekarang. Apalagi saat aku lembur dirumah atau dikantor, dia akan menceramahiku dengan pentingnya kesehatan. Tambah membuat pikiranku kusut." Keluh Fugaku panjang lebar padanya, tapi sebelum Kizashi menjawab, sebuah suara meintrupsi percakapan mereka.

"Itu tandanya Kaa-san sayang pada Tou-san , Kaa-san tidak ingin Tou-san sakit." Jelas seorang anak laki-laki dari arah pintu.

"Siapa yang mengizinkan mu masuk Itachi?" Uchiha Itachi, anak pertama dari Fugaku dan Mikoto. Seorang anak yang tampan, ramah, dan pintar. Dalam usia 13 tahun ini Itachi sudah bisa menjalankan sebuah perusahaan, pintar bukan?

"Tidak ada yang mengizinkan aku masuk Tou-san, karena aku punya hak disini. Lagipula, aku hanya akan mengambil komik yang akan dipinjam Sasori." Jelas Itachi tenang sambil berjalan santai ke rak buku komik miliknya.

"Tenang saja Jii-san, perusahaan Jii-san sudah cukup aman sekarang. Karena, aku dan Itachi sudah melakukan pembedahan sedikit." Ucap Sasori santai sambil duduk disofa panjang, menunggu Itachi mengambil komik pinjamannya.

"Kalau kau sudah mendengar perkataan anak itu, lihat saja apa yang terjadi nanti." Kizashi berkata acuh kepada Fugaku, dan Fugaku sendiri masih terlihat bingung. Tapi mengikuti perkataan Kizashi, dia akan melihat apa yang terjadi nanti.


"Aku menyerah Sasuke-kun, aku lelah." Ucap salah seorang anak yang bermain tadi. "Aku heran kenapa tenaga laki-laki lebih kuat dari perempuan." Sambungnya lagi dengan nafas yang tersengal.

"Itu yang namanya takdir Sakura." Jawab anak laki-laki itu dengan santai. Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke, anak kedua dari pasangan Haruno dan Uchiha itu.

"Aku haus, bisakah kita berhenti sekarang?" tanya Sakura lembut pada Sasuke.

"Baiklah, ayo." Sasuke lansung menggandeng tangan Sakura untuk mengambil minum. Sambil menggandeng tangan Sakura, Sasuke melirik Sakura sendiri, tampak sekali wajah gadis kecil itu memerah. 'ada apa dengan wajahnya?' walau didalam hati Sasuke kebingungan, tapi diluar dia tetap tenang dengan stay-cool nya. Benar-benar keren.

"Lihat-lihat, mereka bergandengan tangan, kyaaa... manis sekali." Teriak Mikoto yang melihat kedua anak itu mendekat kearah mereka. Mebuki hanya memandang lembut kedua anak tersebut, dalam hati Mebuki membenarkan rencana Mikoto. Yang menurut mereka berdua itu adalah rencana terbaik.

"Kaa-san, aku haus." Intrupsi sebuah suara lembut yang menyadarkan Mebuki dari lamunannya.

"Baiklah, ayo kemari." Lalu Sakura mendekat kepada ibunya untuk mengambil minum.

"Bagaimana bermainnya? Apakah menyenangkan?" tanya Mikoto kepada Sakura sambil melirik anak nya, dan Sasuke sendiri? Hanya mengangkat bahu acuh.

"Menyenangkan sekali Baa-san, apalagi dengan Sasuke-kun." Jawab Sakura dengan malu-malu. Melihat ekspresi Sakura yang malu-malu seperti itu, membuat Mikoto benar-benar gemas. Dia ingin anak yang menggemaskan ini cepat-cepat menjadi anaknya.


"Kami pamit pulang dulu Baa-san, Jii-san." Ucap Sasori pada orang tua didepannya.

"Sering-seringlah bermain kemari Sasori-kun, bawa adikmu juga." Balas Mikoto lembut pada Sasori, Sasori mengangguk dan menjawab "Pasti Baa-san." Lalu dia berlari ke mobil Maybach 62 milik mereka.

"Kami pamit dulu, jaa ne." Mebuki lansung memeluk lembut Mikoto, dan tentu saja dibalas Mikoto.

"Jaa ne, Sasuke-kun." Teriak Sakura dari mobil sambil melambaikan tangannya, dan Sasuke hanya membalas Sakura dengan senyuman yang menawan. Melihat itu lagi, wajah Sakura lansung memerah. Dan mobil Maybach 62 itu lansung menghilang diujung belokan.


"Sepertinya anak Kaa-san senang sekali hari ini, bukan begitu Saku-chan?" tanya Mebuki kepada anak perempuan nya itu, Sakura hanya mengangguk dan tersenyum pada ibunya.

"Haahh... ini akan memperlancar rencana Kaa-san dan Mikoto Baa-san, Sasori." Sambung Mebuki sambil melirik Sasori yang duduk dibelakang.

"Rencaa apa Kaa-san?" tanya Sasori yang sepertinya tidak tertarik dengan apa yang direncanakan ibunya, mungkin akan lebih menarik Smartphone yang ada ditangan nya.

"Untuk menikahkan Imouto-mu dengan Sasuke-kun." Jawab Mebuki dengan wajah berseri-seri.

"Sudahlah Kaa-san, itu masih lama. Jangan dipikirkan sekarang." Ucap Sasori acuh yang masih asyik dengan game di Smartphone-nya.

"Itu tidak akan lama Sasori, hanya beberapa minggu lagi." Balas Mebuki masih dengan wajah berseri-seri.

"APA?!" teriak kedua laki-laki dari klan Haruno itu. Dua? Ya,Kizashi dan Sasori.


Kediaman Uchiha

"Apa?!" teriak Itachi didepan ibunya, sedangkan Fugaku hanya tenang, walaupun dalam hati sangat terkejut.

"Jangan konyol Kaa-san, mereka baru berumur 6 tahun!" teriak Itachi lagi dengan nada frustasi.

"Tidak konyol Itach-kun, Kaa-san serius. Bahkan Mebuki Baa-san sangat setuju rencana Kaa-san ini, dan Kaa-san yakin adikmu setuju dengan rencana ini. Bukan begitu Sasuke-kun?"

"Hn, tak masalah." Jawab Sasuke tak peduli dengan pertanyaan ibunya.

"Yaa ampun Kaa-san... Sasuke tidak mengerti, tidak akan mengerti, bahkan dia sama sekali belum mengerti arti dari pernikahan!" balas Itachi dengan nada yang masih sama.

"Ayolah Itachi-kun, setuju dengan Kaa-san yaa?" Mikoto mengeluarkan trik memohon pada Itachi. Dan dia tau, Itachi tidak akan tahan dengan trik ini.

"Tanya Tou-san." Jawab Itachi kesal, kesal dengan kekalahannya.

"Hn, tak masalah." Sahut baritone Fugaku. Dan saat itu juga, Mikoto berteriak senang. 'yaa ampun... Kami-sama tolong aku...' doa Itachi dalam hati, dia sudah kalah telak.


"Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran ibuku Sasori?!" teriak frustasi Itachi. Saat ini, kedua pangeran sekolah itu sedang duduk di taman sekolah mereka. "Menikahkan anak berusia 6 tahun dalam beberapa minggu ini?! Yaa ampun Kami-sama..." sambung Itachi lagi.

"Sudahlah, yang akan di nikahkan ibumu dengan adikmu itu adalah adikku baka! Jadi jangan berteriak lagi." Ucap Sasori sengit.

"Aku tau itu, dan jangan memanggil ku baka! Hahh... pasti baa-san juga melakukan trik yang sama kan? Aku heran kenapa dua orang itu sangat cocok sekali."

"Sudahlah, kau terima saja. Bahkan yang frustasi itu seharusnya aku! Hahhh... Imouto ku yang malang." Kata Sasori yang besedih dengan nasib adik nya, tapi sebenarnya yang ada di dalam hati Sasori sangat berbeda 'ntah kenapa , ini adalah cara aman untuk melindungi adikku'

"Melihat dari ekspresi mu, sepertinya kau tidak masalah. Jadi, aku juga tidak mempermasalahkannya." Sepertinya Itachi sudah tenang.

"Seharusnya memang sudah begitu, ayo kembali ke kelas. "Jawab Sasori santai yang mulai meninggalkan taman, dan Itachi menyusulnya ke dalam.


Upacara pernikahan sederhana di Kuil itu sudah selesai. Sakura tampak cantik dan imut sekali memakai Kimono itu, sedangkan Sasuke tampak lebih keren dengan Hakama-nya. Pasangan yang serasi. Dan sentuhan terakhir, waktunya berfoto.

"Mereka tampak serasi sekali... "ucap Mikoto yang terkagum-kagum dengan pasanga tersebut.

"Ya, kau mamang benar Mikoto. " Sambung Mebuki dengan senyum tulusnya meluhat pasangan tersebut, berharap akan selamanya seperti itu. Tapi, Mebuki hanya tidak tau rencana tuhan selanjutnya.


"Apakah masih lama lagi Sasuke-kun? Sungai nya? "keluh Sakura yang sudah lelah keliling hutan sejak tadi.

"Tidak, sebentar lagi Sakura. "Jawab Sasuke yang masih santai berjalan. "Nah, sudah sampai. "

"Wahhh... di sini indah sekali.. ". takjub Sakura saat memandang alam di depannya. "Sungai nya juga bersih. "Setelah berkata seperti itu, Sakura meloncat ke batu bermaksud untuk ke tangah sungai. Happ! Batu pertama sukses, ketika melangkah ke batu kedua...

"Kyaaaa... Sasuke-kun! Tolong akuuuu" teriak Sakura yang mengagetkan Sasuke. Lansung saja Sasuke berenang dan menangkap tubuh Sakura, melihat Sakura yang pingsan, Sasuke lansung mengambil tindakan.

*TBC*


Salam kenal minna-san...

Aku author baruu disini ::)

maaf kalau ceritanya membosankan dan terlalu pasaran tapi... aku butuh membutuhkan saran dan kritikannya yaaaa...^^

dann jangan lupa Fav & Follow okeee... ;;)

terima kasih banyak^^

Sign, TaySky1998