Precious (Mon)day

Character: TVXQ, cameo

Pairing: Yunjae

Genre: Romance, Comedy, Slice-of-life

Summary: Seseorang bernama Jung Yunho terjebak antara perasaanya kepada sesosok malaikat bernama Kim Jaejoong dan rutinitas hari Senin nya yang selalu sial. Mana yang harus Yunho urusi terlebih dahulu?

oOo

Kring… Kring…

Terdengar bunyi dering jam yang sangat nyaring dari kamar berukuran sedang berwarna biru langit ini. Seorang laki-laki berusia sekitar dua puluh tahun-an mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia melakukan peregangan sejenak sebelum mematikan alarmnya.

Pukul 7:00 dini hari. Laki-laki yang memiliki kulit kecoklatan yang eksotis, mata serupa musang dengan tatapan yang tajam, dan juga bibir berbentuk hati itu beranjak dari tempat tidurnya dengan malas.

Hari ini dia harus bangun lebih pagi dikarenakan jadwal kuliahnya. Yah, semua orang memang malas bangun pagi, tidak perduli hari apa juga. Tapi laki-laki ini berbeda. Dia memang malas bangun pagi, apalagi jika dia harus bangun sangat awal di hari Senin.

Entah apa yang telah merasuki laki-laki itu, tapi dia semacam ditakdirkan agar mendapat kesialan untuk sekali dalam seminggu semenjak dia SMA. Tepatnya pada hari yang mengawali tiap minggu nya. Tapi dia sama sekali tidak menyangka kalau kesialannya itu akan mulai sangat awal. Lebih awal dari biasanya.

Dia melangkah kedalam kamar mandi dengan mata sedikit terpejam seperti orang sedang ngelindur, tanpa menyadari adanya sedikit genangan air di depannya. Yang disebut genangan air akan sangatlah aneh kalau tidak licin ketika diinjak, bukan?

DUAK!

"Argh.." ujarnya meng-aduh sambil mengusap punggungnya pelan.

Laki-laki itu terpeleset. Untung saja dia tidak jatuh ke tanah. Sang wastafel masih berbaik hati mau menopang berat badan laki-laki berkulit eksotis ini. Yah, setidaknya hal itu membuat dia menjadi benar-benar terbangun dan dapat menghindari kecelakaan lain yang mungkin dapat terjadi lagi di kamar mandi.

Laki-laki itu mulai menanggalkan pakaiannya satu persatu dan mulai membasuh seluruh bagian tubuhnya. Tapi nyatanya, kesialan yang bisa dibilang sudah menjadi makanan sehari-hari ini memang sulit dihindari. Dia baru saja mengeramasi dirinya dengan sabun cair. Ya, sabun cair.

-Ya tuhan.. sekarang apa lagi?- batinnya sedikit kesal.

Acara mandinya berlangsung singkat dikarenakan adanya kesalahan teknis yang berasal dari dirinya sendiri. Dia mengambil kemeja putihnya secara asal dan langsung memakainya. Setelah mengenakan bawahannya, dia langsung menyambar ransel warna merahnya yang dia yakini sudah berisi dokumen-dokumen beserta laptop dengan sedikit tergesa-gesa.

Laki-laki itu beranjak keluar dan langsung mengunci pintu apartemennya. Dengan cepat dia berlari menuju ke tempat parkir dan mulai men-stater motornya. Motor berwarna putih itu langsung melesat cepat dari area parkir apartemen tersebut.

Dia segera menuju ke kampusnya yang berada lumayan jauh dari tempat dia tinggal. Dia membutuhkan waktu setidaknya setengah jam untuk sampai kesana.

Laki-laki itu mengendarai motornya dengan lihai bak pembalap motor terkenal. Padahal, sekarang masih menunjukan pukul 7:30. Dia masih memiliki banyak waktu, dikarenakan kelasnya dimulai sejam setelah ini. Hanya lampu merah lah yang dapat menghentikan laju motornya.

"Jung Yunho!" seseorang berteriak ke arah si laki-laki tersebut dari belakang. Kontan saja dia langsung menengok dan melambaikan tangannya.

Seorang laki-laki lain yang sepertinya adalah temannya, langsung menghentikan motornya tepat disebelah laki-laki bernama 'Jung Yunho' itu.

"Tumben sekali kau berangkat pagi?" Tanyanya lagi.

"Sekedar memberi contoh positif kepada siswa baru." Jawab seseorang bernama Yunho itu dengan santai.

"Siswa baru? Siapa?" ujar teman Yunho dengan sedikit menyelidik.

"Namanya Kim Jaejoong. Siswa pindahan dari Amerika. Tapi jujur saja, aku sendiri belum pernah bertemu muka." Jawab Yunho.

Laki-laki itu pun mulai tertarik pada siswa baru yang sedang dibicarakan, "Dia perempuan?"

"Yah, jangan bilang kau mau mengumbar sisi playboy mu? Lagipula dia laki-laki. Kau dengar tidak aku bilang 'siswa'?" Ujar Yunho sedikit terkekeh.

"Sayang sekali ya.. padahal aku sedang ingin mencoba menjalani hubungan yang serius."

"Maaf tuan Yoochun, tapi perkataan mu itu terdengar seperti omong kosong buat ku." Ujar Yunho yang cekikikan di dalam helm nya.

Lampu mulai berubah dari merah ke kuning lalu hijau. Motor yang masing-masing dikendarai Yunho dan juga temannya, Yoochun langsung melesat dari perhentian mereka semula.

Keduanya adalah mahasiswa di kampus dan fakultas yang sama. Mereka sampai tepat pada pukul 8:00 pagi. Dia dan Yoochun langsung memarkirkan motornya dan beranjak pergi ke kelas mereka. Tapi.. kalian belum lupa masalah rutinitas dari seorang Jung Yunho kan?

"Hah? Makalah ku dimana ya? Laptop ku juga tidak ada.." ujar Yunho yang sibuk mencari laptopnya ditengah-tengah lautan dokumen dalam ranselnya.

Yoochun dan seorang temannya langsung menatap Yunho dengan pandangan belum-hilang-juga-kesialan-hari-Senin-mu?.

Yunho tiba-tiba teringat akan sesuatu yang membuat mood nya benar-benar rusak. Persetan dengan laptopnya. Satu-satunya yang harus dia khawatirkan adalah makalahnya. Dia mengantamkan tangannya ke meja. Ya, makalah-pemilihan-warna-ruangan nya itu sekarang masih tersimpan dengan manis, di atas laptop, berada tepat di permukaan meja belajar 'rumah' nya.

Terkadang Yunho memang bisa menjadi orang yang menganggap gampang segala hal disaat dia sendiri hapal kesialan kesialan yang harus dia hadapi tiap minggu nya. Dia belum sempat mengecek perlengkapannya semalam. Kerja kelompok kemarin memang membuat tubuh dan pikirannya jenuh. Wajar sih Yunho merasa lelah, tapi bukan berarti dia bisa seenaknya 'kan?

"Besok juga masih diterima." Celetuk seseorang yang juga merupakan teman sekelas Yunho.

Yunho menggertakan giginya kesal, "Tapi aku maunya sekarang. Kau tau sendiri watak Lim songsaengnim kalau kita sudah telat mengumpulkan tugas?"

"Nilai mu akan dikurangi. Dan itu masalahmu, tuan Jung." Celetuk Yoochun disela tawa renyah nya.

"Sialan kau, jidat lebar." ujar Yunho sinis.

Yunho melirik jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 8:14. Dia langsung teringat akan penyambutan siswa baru yang dijadwalkan akan datang sebentar lagi. Ditengah pikirannya yang runyam, Yunho beranjak dari meja nya dan mulai berjalan keluar dari kelas. Tiba-tiba terdengar panggilan dari laki-laki paruh baya yang merupakan salah satu dosennya disini,

"Ah, Jung Yunho! Kau disini rupanya."

Yunho membalikan badannya dan langsung membungkuk, "Songsaengnim.. ada yang bisa kuban—"

Kalimatnya terhenti begitu melihat sesosok manusia yang entah darimana yang kini tengah berdiri disebelah dosennya. Parasnya yang cantik untuk ukuran seorang pria, rambutnya yang coklat berkilau, matanya yang begitu jernih, kulit yang halus dan bersih, juga bibir pink cherry alaminya membuat sesuatu dalam diri Yunho sedikit tersentak.

"Ini Kim Jaejoong. Siswa baru di fakultas mu yang sudah kita bicarakan waktu itu. Sebagai pengurus kelas, aku ingin kau mengantarnya berkeliling di sekitar kampus sebelum kelas dimulai."

Yunho masih tidak bergeming. Matanya terus menatap keindahan dari sang pencipta dihadapannya itu seakan dia adalah mahluk asing dari luar planet. Jaejoong yang menyadari itu langsung melemparkan senyum simpulnya pada Yunho. Kontan Yunho mengalihkan pandangannya dan langsung mengangguk pada dosennya dengan mimik wajah paling kikuk.

"Kim Jaejoong, ini Jung Yunho. Dia adalah pengurus kelas desain interior 1. Dia yang akan membimbing mu selama seminggu kedepan."

Jaejoong mengangguk pelan tanda mengerti. Dia langsung mengarahkan pandangannya pada Yunho yang sedang memegang tengkuknya. Salah tingkah.

"Baiklah. Aku tinggal dulu. Aku serahkan semuanya padamu, Jung Yunho."

Suasana berubah menjadi sunyi seiring kepergian dosennya itu. Jaejoong hanya menatap lembut pada Yunho yang sedaritadi masih diam.

"Ng.. kau hendak berkeliling dulu, Jaejoong-sshi?" Yunho akhirnya memulai pembicaraan.

Jaejoong tersenyum mendengar ucapan Yunho, "Panggil aku Jaejoong. Dan.. kurasa kita langsung ke kelas saja. Waktunya sudah lumayan mepet, bukan?"

Yunho – yang masih belum begitu bisa meng-sinkronisasi-kan otaknya dengan kerja tubuhnya itu – terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk dan mulai memimpin didepan. Jaejoong hanya bisa tersenyum simpul dan mengikuti Yunho.

Entah apa lagi yang baru saja menyeruak masuk kedalam dirinya, tapi Yunho merasa masih sangat ingin menatap keindahan itu lebih lama lagi. Dia terus membayang-bayangi wajah Jaejoong selama berjalan, sampai-sampai tangga pendek didepannya pun tidak dia anggap.

BRUK!

Terdengar bunyi hantaman yang lumayan keras. Orang-orang disekitar sukses dibuat kaget dan mulai melirikan matanya. Tapi begitu melihat siapa yang jatuh, mereka tidak kuat untuk tidak menggeleng maklum atau menahan tawanya. Ya, ini adalah hal yang biasa bagi mereka. Semacam hiburan setiap Senin pagi.

"Butuh bantuan?"

Seseorang yang sedaritadi Yunho bayangkan itu muncul tepat didepannya dengan tangan terjulur dan senyum yang mengembang. Tanpa ba-bi-bu lagi Yunho langsung meraih tangan dengan jari-jari yang lentik dan indah itu.

-Astaga.. apa dia benar laki-laki?- batin Yunho.

Bisa dirasakan olehnya sentuhan lembut dari Jaejoong disamping genggamannya yang terasa hangat walaupun sangat singkat.

"Maaf.. malah jadi kau yang membantu ku." ujar Yunho yang semakin kikuk. Rona merah tiba-tiba merekah di sekitar leher dan pipinya.

"Sudahlah…" Ujar Jaejoong,"… Tapi kau tidak apa-apa? Ada yang luka?" lanjut Jaejoong yang masih lumayan kaget atas kecelakaan kecil tadi.

Yunho menggeleng pelan, "Aku baik-baik saja. Terima kasih."

Jaejoong hanya bisa menghela nafas dan tersenyum lega. Mereka memutuskan untuk segera beranjak ke kelas sebelum waktu menunjukan pukul 8:30.

"Aku.. entah kenapa aku selalu sial setiap hari Senin." Ujar Yunho memecah keheningan, "Aku sendiri tidak tau sebab apa yang membuat hari Senin ku jadi begini." Lanjutnya disela-sela tertawa renyah.

"Setiap Senin akan terus begitu?" Tanya Jaejoong penasaran.

Yunho langsung mengangguk dengan seringai di bibirnya, "Setiap Senin."

Sayangnya, Jung Yunho hanya tidak peka. Bertemu Jaejoong yang berperawakan mendekati sempurna, apakah itu salah satu kesialan di hari Senin?

-To be continued-

Woot! 1st post di FFN \o/
Maaf kalau FF ini mengandung 80% cerita dan 20% typo. Maaf juga ya chapter 1 nya pendek dan terkesan to-the-point banget. Maklum masih nubie(?). I'll be improving a lot of things for the upcoming chapter. Promise!
Silahkan direview kalau berkenan~ Thanks before =3