Fic gaje lagi, padahal Last Player aja belum dilanjut. Maaf ya hp Insy rusak dan mysme ku belum tamat ku mainin jadi ga bisa lanjut dulu. Baca saja fic penebus dosa ku ini dulu T_T *Sembah sujud minta ampun
Diclaimer: Cheritz
Warning: Typo, imajinasi berlebih, OOC, alur mainstream.
Genre: Drama, Frienship, dan mungkin Romance kedepannya
Prolog
.
.
.
Dear diary, 14 Maret 2016.
Yah ini lah dia hari yang paling tidak kutunggu. Dari sekian banyak hari di antara baris dan kolom kalender mungkin hari ini adalah hari paling tidak kutunggu seumur hidupku-selain hari kiamat mungkin, jika hari kiamat tertulis di kalender. Seperti yang sudah kutulis sejak beberapa hari lalu bahwa salah satu sekolah super elit seantero Korea Selatan telah mengundangku untuk jadi murid kehormatan mereka. Kukira undangan itu hanya berupa sebuah kunjungan singkat kedalamnya tapi nyatanya, AKU SALAH BESAR. Aku lolos seleksi sebagai murid kehormatan artinya aku akan bersekolah disana secara gratis dengan beasiswa tentunya. Senang? Tidak! Kalian salah. Percayalah sekolah itu berisi para calon pewaris dari ribuan pemimpin perusahaan dan pemegang saham disektor bisnis lokal dan internasional. Terbayang bagaimana glamornya kehidupan mereka bukan? Dan aku Kim Haera, seorang rakyat jelata lusuh nan kampungan tiba tiba hadir diantara mereka. Tidak kah ini nampak seperti kelereng kualitas terburuk yang tiba tiba dilempar masuk ke ember berisi zamrud, intan dan permata?
Aku sudah bisa membayangkan bagaimana hari pertamaku disana. Mungkin saat baru masuk kelas saja mereka akan menyorakiku sambil melempar kertas dan sampah.
Meski begitu aku sudah memikirkan sisi positif dari hal ini. Pertama ayah dan ibu tidak akan terbebani dengan biaya sekolahku dan artinya adik adikku memiliki masa depan yang lebih cerah karena pengalihan dana tersebut. Kedua reputasi sekolah yang sudah tidak diragukan lagi sudah pasti bisa membuatku dilirik universitas ternama. Ketiga, karena sekolah berbasis asrama kukira ini bagus untuk menjadikanku lebih mandiri. Keempat, jujur aku tidak suka juga dengan sekolah ku yang sekarang. Karena itu sekolah khusus perempuan, senioritas dan tindas mendas begitu sering disana. Aku memang bukan korban penindasan itu. Tapi paling tidak aku pasti risih dengan hal semacam itu. Jadilah pindah ke sekolah ini mungkin saja jalan yang lebih baik-itu pun bila aku tidak jadi korban penindasan disini.
Baiklah ibu sudah memanggil, koper ku juga sudah siap. Aku berangkat sekarang sambil berharap tuhan bersedia mengabulkan semua doaku tadi malam. Semangat Haera! Demi keluarga dan masa depan cerah!
-oooOooo-
Sudah 15 menit aku menunggu seseorang di depan gerbang megah C&R Internasional High School. Dan sampai sekarang masih belum ada tanda tanda bahwa dia akan muncul. Arlojiku menunjukan pukul 07.35. Huh kuharap Nyonya Yoon segera datang, cuaca agak mendung dan dingin sekali diluar sini. Sesuai perjanjian yang sudah ku tanda tangani, seseorang akan mengantarku berkeliling di hari pertama aku masuk dan tempat janjiannya adalah disini. Sebenarnya beberapa petugas keamanan disini sudah memaksaku masuk dari tadi tapi aku bersikukuh ingin menunggu Nyonya Yoon digerbang. Toh bila aku masuk pun aku harus kemana kan tidak tau juga.
Aku mulai melihat titik terang penantianku. Kini dari jauh kulihat seorang wanita paruh baya dengan sebuah kacamata yang membingkai kedua matanya berjalan cepat mendekat kemari. Aku pun akhirnya masuk untuk ikut mendekati sosok wanita itu. Ya tuhan jalan setapak yang membelah lapangan berumput dari gerbang menuju gedung terdekat saja berjarak 15 meter, dengan lebar 3 meter dan barisan pohon bunga cantik ditepian nya. Ini baru bagian depan, aku bahkan belum sampai lapangan parkirnya. Kuseret koper ku yang cukup berat ini secepat mungkin, aku sudah membuang banyak waktu sejak tadi pagi, ditambah beliau juga terlambat saat ini. Begitu aku sampai dihadapannya aku segera memberi hormat.
"Selamat pagi, apa anda Nyonya Yoon?" tanya ku sambil membungkuk hormat.
"Kau pasti Haera, wah cantiknya. Ayo ikut aku kedalam." ajaknya padaku. Aku pun langsung mengekorinya.
"Selamat datang di sekolah barumu. Kuharap kau bisa betah disini." Ucapnya padaku.
"Iya aku akan mencoba beradaptasi sebisa mungkin." sahutku.
"Banyak dari murid kehormatan yang keluar setelah beberapa bulan bersekolah disini, ku harap itu tidak terjadi padamu. Kuncinya untuk tahan disini sebenarnya hanya satu. Yaitu..." kata katanya tergantung.
"Kuat mental?" sambungku setengah bertanya.
"Hahaha iya kau benar." ia tertawa kecil dan mengusap kepalaku. Aku hanya memasang senyum diwajah. Senyum palsu tentunya. Kalian dengar kan? Setelah beberapa bulan! Berilah aku kekuatan ya tuhan.
"Ah Haera aku minta maaf karena tadi terlambat, tadinya aku ingin mengajakmu berkeliling keseluruh tempat tapi karena keterlambatanku tadi aku hanya bisa mengajakmu berkeliling gedung utama. Nah ini petanya." Ia merangkulku sambil memberikan secarik kertas berisi keterangan lokasi lokasi disini.
"Terima kasih." balasku padanya.
-ooOoo-
"Rikaa!" Teriak salah seorang gadis dari salah satu balik pintu pintu asrama putri.
"Rikaaa!" Yang dipanggil masih tidak menyahut.
"Ya tuhan, anak ini." geram. Itulah yang dirasakan gadis cantik berambut coklat panjang ini. Saat ini ia sudah rapih dengan seragamnya, mungkin minus rambut basahnya saja yang masih berantakan. Mendapati teman sekamarnya yang bernama Rika tadi, masih nikmat tidur saat matahari sudah tinggi begini tentu saja ia tidak bisa tinggal diam.
"Rika bangun cepatlah mandi!" Ucap gadis itu lagi sambil menggerak gerakan tubuh temannya yang terbujur tak sadarkan diri.
"Rikaaaa! Kebakaran! Selamatkan dirimu!" Jeritnya tepat di telinga Rika.
Seketika kedua mata Rika terbuka.
"Kebakaran! Kebarakan! Jaehee cepat keluar! Kamar kita terbakar!" Teriak Rika sambil menyeret Jaehee ke pintu.
"Hei Rika jangan menyeret nyeretku begini. Tidak ada kebakaran." ucap Jaehee sambil mencoba melepas genggaman tangan Rika.
"Apa?" Tanya Rika mencoba mencerna ucapan Jaehee.
"Aku bohong." jelas Jaehee.
"Rrrr... Jaeheee!" kali ini giliran Rika yang berteriak geram sementara Jaehee hanya tertawa puas.
"Awas kau ya!" Rika segera berlari kearah kasurnya dan melempari Jaehee dengan bantal, guling, boneka dan sebagainya. Tapi bukan hal sulit bagi Jaehee untuk menghindarinya.
"Hm Rika kau benar benar payah dalam membidik." cibir Jaehee saat amunisi terakhir Rika telah habis.
"Izinkan aku mengajarkan padamu cara membidik yang benar." Jaehee tersenyum menyerengai licik.
"Tidak Jaehee jangan! Aku sudah memaafkanmu. Lupakan saja! Jangan lempar guling itu! Jangan!" Rika seketika panik begitu Jaehee mengambil salah satu barang yang ia lempar tadi.
"Jaehee jangan!"
"Hyaaaaa..."
*Tok tok tok
"Tunggu. Perasaanku saja atau memang ada yang mengetuk pintu kamar kita?" tanya Rika.
"Jangan coba mengada ngada hanya untuk kabur."
"Tidak! Aku serius! Dengarlah!"
*Tok tok tok
"Em.. Rika sekarang tanggal berapa?" tanya Jaehee mendadak beku.
"14 Mar- Ya tuhan hari ini murid kehormatan datang!" Jerit Rika panik.
*Tok tok tok
"Kau tahan dia dipintu. Biar kurapihkan kamar secepat yang ku bisa." Jaehee langsung memunguti barang barang yang berserakan sementara Rika berlari kedepan pintu.
Tok tok-
Klek
"Selamat pagi." Sapa Haera dan Nyonya Yoon begitu Rika membuka pintu kamarnya.
"Pagi Nyonya Yoon. Pagi murid kehormatan." balas Rika masih dengan piyamanya, rambut berantakannya dan muka bantalnya.
"Kenapa lama sekali dibukanya?" tanya Nyonya Yoon.
"Ah kami lupa menaruh kunci kamarnya." jawab Rika berbohong.
"Hm begitu. Nah Rika ini Kim Haera, murid kehormatan yang akan tinggal sekamar denganmu. Aku titip dia padamu. Tolong bantu dia beradaptasi disini, dan bertemanlah dengan baik." pinta Nyonya Yoon pada Rika.
"Wah Haera ya. Salam kenal aku Rika. Tenang saja Nyonya Yoon aku akan menjaganya, kau tidak perlu khawatir." jawab Rika sambil bersalaman dengan Haera.
"Baiklah. Nikmati harimu disini Haera. Aku pamit dulu." ucap Nyonya Yoon bersiap melangkah pergi
"Terima kasih telah mengatarku sejauh ini." Haera membungkuk hormat.
"Sudah jadi tugasku." balas Nyonya Yoon seraya pergi meninggalkan mereka berdua.
Hening. Mereka berdua hanya mengamati berlalunya sosok Nyonya Yoon.
"Ssttt..." Tegur Rika. Haera menoleh kearahnya.
"A-ada apa?" tanya Haera gugup. Rika menatapnya penuh selidik dari ujung kaki hingga kepala.
"Kau cantik! Pasti kau akan bertahan lama disini." ucap Rika dengan senyuman lebar.
"Terima kasih." jawab Haera tersipu.
"Jaehee sudah belum?" teriak Rika yang masih di depan pintu ke dalam kamarnya.
"Sebentar." sahut Jaehee.
"Di dalam kenapa?" tanya Haera.
"Bukan apa apa. Tunggu sebentar ya." Rika masih setia di depan pintu menahan Haera masuk.
"Boleh kutanya sesuatu?" tanya Haera lagi.
"Bukannya itu termasuk pertanyaan ya?" Rika balik bertanya.
"Ah iya." Haera tersenyum bodoh.
"Hahaha jangan canggung begitu. Kau mau bertanya apa?" Rika tertawa renyah melihat tingkah Haera.
"Ini mengenai kata katamu barusan. Bisa beri tau aku bagaimana cara bertahan disini?" tanya Haera yang kini mulai bisa santai karena keramahan Rika.
"Hm. Tentu saja, tanpa kau minta juga pasti akan kuberi tau. Tapi nanti ya. Jangan disini." jawab Rika berbisik bisik.
"Rika bawa ia masuk." teriak Jaehee dari dalam kamar.
"Baiklah... Nah Haera ayo masuk. Selamat datang di kamar 217. Kemari biar kubawakan kopermu." Rika mulai mendorong dorong Haera agar masuk sambil menyeret koper Haera.
"Selamat datang di kamar 217. Aku Kang Jaehee. Salam kenal." sapa Jaehee ramah dengan handuk yang masih membungkus kepalanya.
"Aku Kim Haera. Semoga kita bisa akrab." balas Haera.
"Maaf ya tempat kami berantakan. Oh iya tempat tidur, lemari, dan meja belajarmu di tengah silahkan tata barang barangmu. Aku mau bersiap siap dulu. Rika cepat mandi!" Begitu mendengar perintah Jaehee Rika langsung berlari ke kamar mandi.
"Tunggu. Tempatku di tengah?" Haera terheran.
"Iya tentu saja. Kami pikir kau akan merasa terasingkan bila tidur dipinggir jadi kami memberimu tempat di tengah. Kenapa? Kau terganggu ya?" jawab dan tanya Jaehee khawatir.
"..." Haera terdiam sejenak. Ternyata tempat ini tidak seburuk yang ia pikirkan.
"Haera?" panggil Jaehee.
"Ah maaf. Tidak, tentu tidak justru aku berterima kasih. Ku kira kalian tidak akan sebaik ini padaku." sahut Haera tersenyum dengan mata berkaca kaca.
"Jika dikamar lain mungkin saja. Tapi tidak dengan di kamar 217. Nyonya Yoon tau itu dan karena itulah ia menempatkanmu di kamar ini." Jaehee yang ikut senang karena nya juga tersenyum sambil memegang bahu Haera.
"Baiklah aku harus bersiap. Jika butuh sesuatu katakan saja. Jangan sungkan." sambung Jaehee yang kini mulai berjalan ke meja riasnya di samping meja belajarnya. Diraihnya Hairdryer yang akan ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya itu sambil bersendung kecil.
Haera sendiri langsung mengeluarkan barang barangnya dari koper untuk kemudian di tata di lemari dan meja mejanya. Hari Haera berjalan lancar sepagian itu. Betapa bersyukurnya ia mendapat teman sekamar yang begitu ramah padanya. Sepertinya bersekolah di C&R International Highschool tidak seburuk perkiraannya.
Kamar 217-Asrama Putri C&R International Highschool
8.45 am.
"Jadi begitulah Haera. Sekolah disini tidak seindah kelihatannya. Perlu lebih dari sekedar kekuatan mental untuk bertahan disini. Hiduplah seperti kami maka kau akan bertahan hingga lulus." Ucap Rika.
Mereka bertiga kini tengah duduk melingkari sebuah kertas bertuliskan 'Cara bertahan hidup di sekolah yang keras'. Di dalamnya sudah ada beberapa point yang harus Haera terapkan.
"Hm. Benar. Dan kau tau alasan di adakannya tes murid kehormatan dibeberapa sekolah di Seoul?" tanya Jaehee. Haera menggeleng.
"Karena ada banyak kursi kosong disini. Sekolah mengadakan jalur khusus beasiswa bagi murid murid cerdas setiap awal tahun pelajaran baru. Biasanya akan di ambil 1-5 orang yang memenuhi syarat. Sayangnya setiap akhir tahun hanya sedikit murid kehormatan yang bisa bertahan. Itu sebabnya ada kekosongan kursi yang bisa terisi lagi tiap tahun." jelas Jaehee.
"Teman sekamar kami tahun lalu juga begitu. Ia tidak mau mengikuti aturan aturan ini karena itulah Desember tahun lalu ia pindah." timpal Rika mendukung penjelasan Jaehee.
"Aku mengerti. Akan kucoba sebisa mungkin untuk menerapkan cara cara dari kalian ini. Terima kasih banyak sebelumnya." Ucap Haera tersenyum gembira.
"Huuu... Mari berpelukan. Anggap saja pelukan selamat datang." ajak Rika yang sudah siap dengan pose minta dipeluk. Haera pun memeluknya.
"Jaehee. Ayo Kemari!" ajak Haera. Jaehee tersenyum dan mereka bertiga pun berpelukan.
.
.
.
.
To be continued
Ps:
1. Aku pilih look Jaehee versi after ending di routenya.
2. Dari yang ku tau sekolah Korea dan Jepang memulai semester baru awal musim semi, bulan Maret
3. Haera itu selaku MC ya xv
Ya ampun setelah kubaca ternyata absurd banget ya... Maaf atas seluruh kegajean di fic ini.
Review and Favorite Please.
