Story By: Razen Bekantan Hijau.

Disclaimer: DMMゲームズ/Nitroplus

Rate: K

Genre: Romance/Friend-ship/Family/Drama.

Pair: Ichigo Hitofuri x Tsurumaru Kuninaga & Mikazuki Munechika x Fem!Tenka Hitofuri.

Warning: Maybe-OOC, some mistakes EYD, AU , typo.

A/N: ... Plot sampingan dari LN aslinya ... Bodo, ah. Moga enggak diinfus lagi berkat dua pair ini.

xXx

White Strawberry

xXx

.

.

.


"Iiii~chi~goooo~~"

Bocah laki-laki berumur tujuh tahun mengangkat kepala, perhatian teralih dari rerumputan hijau bergoyang. Sepasang lensa serupa jeruk mendapati sosok teman sekelas sekaligus tetangga muncul memasuki halaman dengan berlari seraya memasang senyum—yang lebih tepat disebut cengiran.

Netra bulat sontak memancar panik, pemiliknya mengerjap dua kali, kepala dimiringkan sedikit. Rambut hijau tosca pendek ikut bergerak mengikuti tarikan gravitasi.

Memandang sang ayah di samping. Meminta pertolongan.

Pria tua berpakaian jinbei biru malam mengulas senyum simpul. Kepala putra tersayang dielus halus, kemudian turun menepuk punggungnya.

"Nah, itu dia datang, ayo sana main."

Ichigo menggigit bibir bawah. Ragu-ragu turun dari teras ke tanah.

"Ayo main!" Seru Tsurumaru antusias, lensa madu berkilat penuh semangat.

Bukan terinfeksi semangat Tsurumaru, Ichigo malah makin meringis gugup. Kepalanya menunduk dengan tangan bersembunyi di belakang punggung.

Berdiri malu-malu dengan sepasang kaki mungil yang menopang tubuh. Kaus kaki putih bergambar bangau kartun duduk di atas stroberi besar-besar terpasang manis di kakinya, melindungi dari hawa dingin suasana pagi hari.

Melihat wajah cerah Tsurumaru, Ichigo seketika hening, hanya bisa diam.

Nah, kenapa kawannya?

Bingung, Tsurumaru menghampiri Ichigo.

Sontak mundur, didekati begitu, Ichigo nahas malah makin tenggelam dalam kepanikan dipenuhi aura canggung luar biasa.

Tangan dikepal kuat-kuat mencengkeram ujung baju, kepala makin ditunduk, bibir digigit malu.

Pipi tembem ditepuk.

Berjengit, Ichigo mengangkat kepala. Tampak wajah bulat serta pipi montok Tsurumaru makin menggembung berisi angin.

"Ichigo! Kalau mau main petak umpet, sembunyi dulu!"

Eh, dia malah salah paham.

Suara tawa sang ayah berkumandang. Ichigo makin panik, tangan Tsurumaru ditepis.

Makin bingung. "Kamu kenapa?"

Gugup luar biasa, wajah Ichigo memerah. "Um ..." Pipi digaruk gelisah.

"Ya?" Kepala putih diteleng. Tsurumaru terus berusaha melihat wajah Ichigo yang ditunduk lagi.

Ah! Tidak tahan!

Kepala diangkat, mata bersinar mantap. Dua tangan disatukan dan diulurkan pada Tsurumaru.

"Untuk Tsuru!"

Bengong.

"Huh?" Dilihati, sebutir permen susu disodorkan padanya.

He?

"Permen?" Jari mungil memungut permen itu dari tangan Ichigo.

Diam beberapa detik.

Ichigo salah tingkah sendiri. Dicobanya melirik sang ayah, tapi pria itu malah pura-pura tidak melihat mereka.

Uh ...

"Bu ... Buat ..." Ichigo berbisik lirih.

Tidak mendengar karena terlalu pelan. "Apa?"

Mata dipejam kuat-kuat. Wajah memerah lantaran darah naik ke kepala. "B-buat ganti permen cokelat bulan lalu!"

Cengo.

Bulu mata putih Tsurumaru bergerak.

Oh, yang kata Paman Date, hadiah val—val ... Apa itu? Ah, lupa.

Memangnya harus dibalas?

Ah, sudahlah.

Mengangkat sudut bibir berkedok senyuman, Tsurumaru menimpali dengan manis. Menerjang heboh, leher Ichigo dipeluk.

"Makasih, Ichigo~!"

Ichigo nyaris terjungkal diiringi merahnya wajah.

Mikazuki Munechika terkekeh. Pria berusia separuh abad tersebut bangga, putranya berani membalas kebaikan meski hanya memberi sebutir permen.

Tetapi bagi Tsurumaru, mungkin permen itu berarti amat besar untuknya.

"Ara, Tsurumaru datang?"

Perhatian teralihkan, kepala biru gelap menoleh.

Tenka Hitofuri yang berganti nama menjadi Tenka Munechika muncul membawa baki berisi empat piring kecil potongan kue dengan stroberi, disertai dua gelas teh dan dua gelas susu stroberi.

Nampan diletakkan di atas teras kayu, piring kecil disaji. Tenka duduk di samping suami.

"Barusan Ichigo masih malu-malu, tapi sebentar saja mereka sudah tertawa-tawa lagi." Mikazuki bermonolog, mengamati putra tercinta.

"Bau teh kali ini harum sekali."

"Karena suamiku tiba-tiba memberiku cokelat putih terlalu banyak," timpal Tenka. Wanita cerminan Ichigo menarik kepangan rambutnya ke depan bahu kanan.

Kekeh terdengar. "Istriku kreatif mengolah makanan. Sayang sekali jika Ichigo dan Tsurumaru tak ikut merasakannya jika cuma satu batang kecil."

Tenka terkikik.

Nampan digeser mundur. Pinggang ramping Tenka ditarik.

"Happy white day." Mikazuki menyisiri poni Tenka, menautkan jari-jari, dan membelainya perlahan penuh sayang. Dengan sedikit dorongan, kepala hijau tosca wanita itu disandarkan ke bahunya.

Sudut bibir terangkat, kurva bibir melengkung sedikit. Rona bahagia muncul pada paras cantik wanita itu.

Duduk di teras belakang, meminum teh hangat, mengamati anak-anak bermain.

Mimpi yang tidak akan pernah terkabul.

xXx

The End

xXx