Story By: Razen Bekantan Hijau.

Disclaimer: Tadatoshi Fujimaki.

Rate: T

Genre: Friend-Ship/Romance/Family/Drama.

Pair: AkaKuro

Warning: Maybe-OOC, some mistakes EYD, AU, Sho-Ai , typo.

xXx

White Shake

xXx

.

.

.


Bahu berjengit.

Leher ditempeli entitas beku. Otak merangsang efek kejut. Interupsi tiba-tiba mengharuskan move on dari deretan kanji. Kepala biru menengok. Pipi disentuh gelas dingin beruap. Harum vanilla menguar dari sedotan.

Figur berambut merah seenaknya mengambil tempat duduk di depan meja. Gelas kemasan disaji tepat di depan incaran hati. Baki plastik isi kebab dan teh tarik ikut mengiringi.

"Akashi-kun?" Terkejut tapi bermuka datar. Tetsuya berkedip-kedip. Ada bias ceria mendapati entitas minuman kesayangan sehidup semati.

"Tidak kusangka akan bertemu di Majiba." Tanpa menunggu pertanyaan, lekas dijawab tanpa keterangan jelas maksud dari kedatangan.

Tetsuya menyimpulkan Seijuurou Akashi tak sengaja melihatnya.

"Ini untukku?" Sisi kanan buku dilepas. Telunjuk diarahkan pada susu kocok perasa vanilla.

"Apa lagi kalau bukan?" Mengulas senyum elegan, bungkus kebab dijepit lima jari kanan.

"Untuk diminum sendiri?"

Satu gigitan berhasil masuk ke dalam mulut. Daging iris berbumbu campur selada, tomat, dan adonan tepung masak dikunyah khidmat. Iris belang menghujam tatap dalam pada netra sewarna langit musim panas.

"Tetsuya." Satu teguk hasil kunyahan melewati kerongkongan. "Aku tidak suka manis."

Alis biru diangkat sesaat. "Mencoba mungkin?"

"Bercanda, ya? Minum saja."

Senang tanpa ekspresi gembira. Susu kocok disambut penuh suka cita. "Terima kasih, Akashi-kun." Ujung sedotan menyelinap di antara celah bibir.

"Anggap saja untuk balasan valentine kemarin." Satu lagi gigitan masuk ke rongga mulut.

Ingatan saat-saat membawa sekantong permen cokelat ke gym melintasi kepala.

"Valentine?" Bibir menjauhi sedotan plastik. "Itu cuma iseng. Kebetulan saja aku memenangkan banyak permen cokelat."

"Sama." Gagang gelas teh dijepit elegan. "Aku juga iseng membeli susu kocok melihat ada Tetsuya di sini."

Kepala dimiringkan. "Aku tidak sendirian di sini."

"Tidak?"

Aura penuh emosi menggelora di belakang kursi. Tatap benci menusuk-nusuk belakang kepala.

Oh.

"Yo, Akashi. Itu kursiku. Siapa yang mengizinkanmu duduk? Tetsuya, jangan asal terima pemberian setan merah."

Tetsuya melengos cuek. Ogah bertatap dengan kakak sepupu. Sudah diberi, sayang tidak diminum. Seperti Chihiro tidak tahu saja seberapa besar cinta Tetsuya pada vanilla.

xXx

The End

xXx