Story By: Razen Bekantan Hijau.
Disclaimer: DMMゲームズ/Nitroplus
Rate: T
Genre: Romance/Friend-ship/Family/Drama.
Pair: Ishikirimaru x Nikkari Aoe.
Warning: Maybe-OOC, some mistakes EYD, AU, Sho-Ai , typo.
xXx
White Tea
xXx
.
.
.
Musim dingin terlewati, hari lebih hangat, salah satu pedang buatan Sanjou Munechika sengaja menunda waktu mandi hingga tengah hari. Lumayan panas-panas disimbur air dingin. Usai mandi, Ishikirimaru mengelilingi benteng.
Dia bertemu Ichigo dan Gotou, pemuda itu tersenyum dan mengucapkan sapaan ringan. Tangannya membawa baki berisi beberapa potong short cake.
Tak mau membiarkan kakaknya berbincang barang sejenak, Gotou seenaknya berlalu dengan lima botol susu di tangan.
Ishikirimaru terkekeh melihat Ichigo menegur sikap Gotou yang tidak sopan.
Tumben, ada acara apa hari ini sampai Azuki dan Shokudaikiri membuat kue? Iseng belajar dari buku resep baru Azuki?
Entahlah.
Hari ini cerah sekali.
Tak ada tanda-tanda hujan.
Wah, gawat, tanaman bunga dalam pot di sekitar halaman benteng bisa layu kalau cerah terus.
Tangan mengusap helai cokelat potongan poni dibelah tengah, masih basah habis keramas. Air diserap handuk.
Di sela waktu hendak turun ke halaman membawa selang air, Ishikirimaru bertemu dengan Mikazuki dan Gokotai.
"Oya? Mau diapakan selang itu?" Bulu mata lentik pedang paling cantik berkedip satu kali.
"Roh alam pun suka jika tanaman sekitarnya tumbuh segar."
Penasaran, Gokotai memiringkan kepala. "Begitukah?"
"Yup. Panas-panas begini tidak baik membiarkan tanaman kering. Roh alam akan sedih."
"Naru hodo desu!" Harimau-harimau kecil ikut menanggapi dengan raung kecil.
"Selesai menyiram mau ikut kami, Ishikirimaru-san?" Ajak Gokotai.
Mengangkat alis. "Hm? Ke mana?"
Alih-alih Gokotai, justru Mikazuki yang menjawab. "Minum teh di bawah pohon sakura."
"Ichi-nii mengajak kami makan kue di sana!" Tambah Gokotai.
"Kedengarannya menyenangkan, mungkin aku menyusul nanti."
Mikazuki dan Gokotai berlalu.
Menyungging senyum tipis, pria itu beranjak menuju keran air yang dikelilingi pot bunga. Salah satu ujung selangnya dikaitkan pada mulut keran, lalu diputar untuk menyalakan keran.
Tak lama kemudian, air mengalir keluar dari ujung selang.
Ishikirimaru meraih ujung selang itu dan menutup sebagian mulut selang, air mengalir seperti air mancur. Cepat-cepat diarahkan ke tumbuhan bunga dan semak-semak.
Bagus, pasti bunga-bunga itu juga merasa segar disiram air. Tak lagi layu kepanasan disinari terik matahari.
Tak sadar, efek terbawa suasana, pria itu bersenandung pelan. Menyanyikan lagu-lagu komori uta.
Sama sekali tidak menyadari sepasang mata memperhatikan dari jauh. Diam beberapa detik, lalu berlalu dari sana.
Sepuluh menit berlalu, Ishikirimaru terus asyik menyiram bunga sambil bersenandung.
"Suara yang indah."
Berjengit, lalu berkedip dua kali. Perhatian teralihkan, kepala cokelat gelap menoleh.
Nikkari Aoe melambai di teras. Baki berisi dua piring kecil potongan kue dengan stroberi, disertai dua gelas teh.
"Nikkari Aoe?"
"Berminat istirahat? Hari panas sekali."
Sebagian besar sudah disiram. Ishikirimaru setuju. Keran dimatikan.
"Ada apa hari ini? Sepertinya semua orang menyantap kue."
Nampan diletakkan di atas teras kayu, piring kecil disaji. Ishikirimaru duduk di samping Nikkari dibatasi nampan.
"Aruji-sama bilang hari ini adalah White Day. Hasebe heboh ke toserba bersama Kasen membeli cokelat putih, buah stroberi, dan tepung. Lalu meminta Azuki dan Shokudaikiri membuat kue dari cokelat putih untuk dimakan semua orang."
"Apa itu White Day?"
"Entahlah. Hasebe juga tidak tahu."
Sepiring kue putih cantik dan secangkir teh ... Kenapa warnanya lain?
"Teh apa ini?" Tanya Ishikirimaru.
Nikkari menjawab, "Teh susu kata Shokudaikiri. Itu ide Sadamune."
"Hm?"
Aroma manis hinggap di indera penciuman, Ishikirimaru memperhatikan dengan seksama krim putih menghiasi tart.
Wangi manis alami vanili dengan keju dicampur stroberi potong menguarkan aroma manis lembut samar-samar.
"Sepertinya enak."
Kue ini benar-benar menggugah selera. Garpu memotong sedikit bagian pinggir, potongan mini ditusuk, dibawa masuk ke dalam mulut.
"Bagaimana rasanya?"
Krim dikulum lembut. Sensasi manis gurih serupa fla mengecap di lidah.
"Enak. Manisnya lembut. Sepertinya Azuki yang membuat krimnya."
"Begitukah?" Nikkari Aoe turut mencoba.
Ishikirimaru mengamati, pria itu mengulum senyum, menikmati perubahan ekspresi lawan bicara.
"Mm!" Gumamnya. "Enak."
Alis Ishikirimaru terangkat. "Krimnya tertinggal."
Noda putih diseka ibu jari. Sebelah mata Nikkari sontak menutup kala sapuan mengusik bibir.
"Mari cicipi tehnya."
Tangan kanan melingkari gelas, tangan kirimenyangga sisi bawah. Mulut cangkir di bawa ke hadapan bibir. Teh bercampur susu sapi diseruput khidmat.
Aah ..., fantastis.
Lidah mencecap nikmat, puas oleh kenikmatan daun teh bercampur likuid putih segar. Mereka membiarkan likuid hangat bertahan di dalam rongga mulut untuk beberapa saat sebelum meneguknya.
"Ini lebih enak daripada meminum teh atau susu tanpa dicampur."
"Ide Sadamune bagus juga."
"Nikkari Aoe."
"Ya?"
"Terima kasih sudah membawakannya kemari."
Senyum simpul diulas.
"Sama-sama."
xXx
The End
xXx
