Story By: Razen Bekantan Hijau.

Disclaimer: DMMゲームズ/Nitroplus

Rate: T

Genre: Romance/Family/Drama.

Pair: KaraFem!Tsuru

Warning: Maybe-OOC, some mistakes EYD, AU, Sho-Ai , typo.

xXx

White Chocolate

xXx

.

.

.


Ookurikara kehilangan kekuatan untuk bergerak, apalagi bersuara.

Semestinya tidak begini.

Semestinya Ookurikara sudah bobo cakep di atas kasur empuk dengan boneka piyo-piyo putih kesayangan.

Semestinya Ookurikara sedang menikmati biskuit berkrim putih di dalam kamar.

Semestinya dia tidak termakan kata-kata manis Taikogane Sadamune bertajuk bujukan setan kecil.

Semestinya dia tidak setuju pada saran Shokudaikiri membeli sekotak cokelat putih berpita dari minimarket.

(Bahkan keripik kentang atau permen warna-warni yang melambai minta dibeli tidak berhasil menarik perhatian.)

Semestinya Ookurikara tidak bertanya maksud White Day pada mereka berdua.

Semestinya dia tidak mengindahkan percakapan Mikazuki dan Kogitsunemaru mengenai benda apa yang cocok sebagai balasan Valentine Day. Mikazuki mengusulkan warung penjual tahu putih terbaik, Nakigitsune juga suka tahu goreng.

(Dia mengutuk rasa penasarannya sendiri. Keingintahuan ternyata tidak selamanya baik.)

Dan sekarang, Ookurikara tenggelam dalam keheningan dipenuhi aura canggung luar biasa.

Berdiri di depan pintu tertutup, Ookurikara seketika hening, hanya bisa diam.

Tangan dikepal, diangkat ke depan pintu. Siap mengetuk—pelan.

Ketuk? Tapi inginnya tidak usah saja.

Lantas cokelatnya mau diapakan? Sayang sudah terbeli!

Ukh ...

BRAK!

Ookurikara terkena hantam. Jatuh terjerembab.

"Oke, aku otw. Bubye—Loh? Karabou?"

Makin tidak karuan otak Ookurikara. Melihat sosok yang paling tidak ingin ditemui muncul di depan mata.

Berpakaian kasual siap mejeng. Perempuan lebih tua tapi lebih pendek dari Karabou menutup pintu dengan wajah heran ketimbang bersalah habis menghajar tidak langsung adiknya.

Seolah wajah itu hendak mengatakan, "Apa yang kau lakukan di depan kamarku?"

Nyeri di hidung tidak sebanding kekalutan batin.

Dia bingung harus apa.

Senjata makan tuan! Bukan dia yang mengangetkan! Malah dia yang dikagetkan! Mampuslah kau, Ookurikara!

"Kok diam? Apa yang kau lakukan di depan kamarku?"

Membisu dengan keringat dingin. Cih! Mengapa pertanyaan itu betul-betul harus keluar?!

"Um ..." Pipi digaruk gelisah.

"Hei, apa itu di tanganmu?"

Shit.

Refleks otomatis, Ookurikara menyembunyikan ke balik punggung.

Sayang Tsurumaru Kuninaga keburu kepo. "Hei! Perlihatkan! Apa aku melihat bungkus bertulis cokelat tadi?!"

"Tidak ada." Ookurikara berdiri. "Salah lihat."

"Kalau begitu perlihatkan."

Mati kutu. Bibir mendadak keriting.

Puas baru saja membuat sang adik tidak bisa berkata-kata. Cengir lebar muncul di paras putih gadis itu.

"Jadi~?" Tanya Tsurumaru bernada jenaka.

Sial.

Kalau begini, menyesal pun tak ada gunanya. Sudah keburu tertangkap basah.

"Untukmu." Kotak kecil dilempar asal.

Panik ditangkap. "Uwawa!" Dilihati, itu cokelat keluaran terbaru bulan ini.

Hue?

"Wah, tumben. Ada angin apa ini? Aku sampai lupa cara teriak senang saking kagetnya."

Diam beberapa detik.

Telapak tangan menutupi bibir. "Err ... ada diskon tadi di minimarket. Aku kebanyakan beli." Disertai penegasan di kata terakhir perkataannya, dan langsung menyesalinya dari lubuk hati yang terdalam.

Bengong.

Bulu mata putih Tsurumaru bergerak.

"Bukannya Karabou tidak suka cokelat?"

Mengheningkan cipta.

Tidak tahu harus berkata apa lagi.

Ookurikara membuang muka. Napas resah dihembus kasar. Apabila diperhatikan, semburat merah muncul di bawah pelipis. Laki-laki itu menyembunyikan wajah merona di balik kerah jaket.

"Hanya ingin saja."

Ah.

Tangan ditepuk.

Menyeringai berkedok senyuman, Tsurumaru menimpali dengan manis.

"Aduh, manisnya. Tapi mungkin aku bakal lebih terkejut lagi kalau memang betulan karena sekarang White Day."

Ookurikara hengkang diiringi tawa Tsurumaru.

xXx

The End

xXx