Halo, minna ^^ Lemonade here! Yoroshiku onegaishimasu~ Disini aku adalah seorang newbie dengan fanfic newbie juga. Gomenasai kalau fanfic pertamaku ini terkesan jelek dan ngebingungin. And here we are XD my favourite pair in prince of tennis, TezuRyo! Gomen kalo jelek dan nggak terlalu menghibur tapi aku harap kalian bisa me-review fanfic ini entah itu dg komentar jelek/bagus :3 Arigatou gozaimasu!


Me and my Lovely Teacher

Echizen Ryoma, anak berambut hijau itu berjalan di lorong kelas dengan menenteng tas ranselnya dan kedua tangannya sedang asik berkutat dengan bolpoint dan buku, sesekali menampakkan wajah bingung. Ia sedang menyelesaikan pr bahasa jepang yang ia tidak sempat kerjakan tadi malam atau bisa dibilang sengaja tidak ia kerjakan karna kemalasannya. Ia mendesah kesal lalu menutup buku tulisnya, tidak mau bergelut dengan pelajaran yang ia tidak sukai.

Zreeekkk! Ryoma menggeser pintu kelasnya dan telinganya menangkap suara berisik para siswa. Ia berjalan perlahan kearah kursinya lalu menaruh tasnya.

"Echizen!" Horio, teman Ryoma beserta dua laki-laki disampingnya segera belari mendekati Ryoma dengan tampang ceria.

Ryoma menolehkan wajahnya. "Hm," Jawabnya dengan gumaman.

"Kudengar nanti aka nada guru jepang baru menggantikn guru jepang yang lama untuk beberapa hari!"

Mata Ryoma sedikit membolak. "Hontou?"

Ryoma dan yang lainnya mengangguk namun Ryoma mencoba mempertahankan sikap tenangnya sekalipun hatinya sedang penasaran siapa yang akan menggantikan guru jepangnya yang terkesan galak.

Dering bel masuk berbunyi namun para siswa tidak menghiraukannya sampai pintu kelas digeser dan dua orang bertubuh dewasa terlihat berdiri di depan pintu. Salah satu dari mereka adalah wali kelas dan salah satunya lagi adalah guru jepang mereka yang baru. Ryoma melempar pandangannya ke jendela, tidak tertarik mendengar ceramah wali kelasnya dalam memperkenalkan guru baru tersebut sampai satu kalimat dari mulut wali kelasnya membuat Ryoma setengah kaget.

"Namanya adalah Tezuka Kunimitsu, bapak harap kalian bisa belajar dengan tenang bersamanya," Kata wali kelas tersebut. Ryoma dengan sigap melihat kedepan, berusaha memastikan apa yang telah ia dengar. Apakah itu Tezuka sang mantan kaptennya atau Tezuka yang lain? Dan ya, tidak bisa dipungkiri kalau yang didepan adalah seorang dengan kacamata oval beserta rambut dark-brown sang buchou yang selama ini menjadi panutan hati Ryoma dan seseorang yang baru saja lulus.

Kelas sudah dimulai namun Ryoma seperti masih tidak percaya kalau yang ada didepannya sekarang adalah mantan Buchounya dan sampai akhir pelajaran Ryoma sama sekali tidak memperhatikan, hanya memandang wajah Tezuka dan pikirannya entah kemana.

Tezuka berdehem sambil menutup bukunya. "Echizen Ryoma harus mendapat pelajaran tambahan sepulang sekolah akibat tidak memperhatikan pelajaran sama sekali."

"Hah?! Apa?! Pelajaran tambahan?!" Ryoma setengah berteriak.

Tezuka menatap Ryoma yang tatapannya terkesan tajam. "Ya, dari awal sudah dikatakan kalau siapa yang tidak mendengarkan akan dihukum dengan mendapat pelajaran tambahan sepulang sekolah."

Langit memancarkan semburat oranye dan para siswa sudah pulang kecuali Ryoma. Seperti yang sudah dikatakan, ia harus mendapat pelajaran tambahan dari sang mantan buchou. Agak aneh mengetahui Tezuka bukannya menjadi guru olahraga tetapi menjadi guru bahasa jepang, mungkin karna kalau menjadi guru olahraga bukannya para siswi olahraga namun mengelilingi Tezuka untuk menggoda.

"Menunggu lama?" Sebuah suara berat terdengar dari arah pintu dan mengalihkan pandangan Ryoma.

"Tidak, pak Tezuka," Ryoma mencoba menggoda Tezuka. Pria berambut dark-brown itu hanya menghela napas dan duduk didepan meja Ryoma dan menghadap Ryoma, membuat pipi anak kecil usil itu memanas dan merah merona. Ia tidak bisa mengelak kalau jantungnya berdebar sangat cepat saat mengetahui pria yang ia sukai ada di depan matanya dan sedang memandang dirinya.

"N-nani, buchou?" Ryoma menunduk, merasa dirinya terkesan bodoh saat merasa kalau hanya dirinyalah yang merasakan debaran tersebut sedangkan pria didepannya tidak. Tezuka hanya memasang wajah stoic miliknya.

"Tadi kau sama sekali tidak mendengarkan pelajaranku. Ada yang salah dengan metode pengajaranku?"

Bibir Ryoma mengatup, tidak tahu harus berkata apa. "I-ie. Semua terkesan normal bagiku," Ia memaksakan bicara.

"Kedua, saat pelajaran kau hanya menatapku dengan tatapan kosong yang sudah terlihat kau tidak memperhatikan pelajaran sama sekali." Rasanya Ryoma ingin mati saja saat mendengar kalimat yang satu ini terlontar dari bibir Tezuka. Ia terdengar seperti stalker dalam kalimat tersebut dan membuat Ryoma ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu.

"Ketiga, pipimu berwarna merah daritadi. Apa kau sakit?" Tanya Tezuka tanpa terdengar nada khawatir sedikitpun.

"Keem-"

"C-cukuup!" Ryoma berteriak, memotong kalimat Tezuka. Ia berdiri dan meraih tas ranselnya karna sudah tidak tahan dengan pembicaraan Tezuka. "Kalau buchou tidak berniat memberi pelajaran tambahan dan hanya ingin mengejek atau menggodaku, sebaiknya aku pulang!" Ryoma berlari pergi namun Tezuka hanya melihatnya dengan tatapan bingung. Ia tidak pernah berniat mengejek seorang Echizen Ryoma apalagi menggodanya dan kalimat mana yang menunjukkan kalau Tezuka sedang mengejek Ryoma?