I Love You Like A Love Song Series

SARANGHAMNIDA

Cast: EXO Member

Pair: BaekYeol

Author: Bebe Ahn / Bebe Fujo

Genre: Romance SongFic

Rate : T

Summary : Kumohon kembalilah..walaupun itu hanya sesaat. Jika aku terus menunggumu seperti ini maka ada sebuah kata yang tak bisa terus aku pendam. Aku mencintaimu

Authors Note: hahahahha.. hallo Bebe is Back! Kali ini saya mau mempersembahkan kumpulan SongFic dengan Cast EXO Couple entah itu Official atau Crack niatnya sih mau dibikin series nih ceritanya :P! jadi tunggu giliran aja. FF ILYLALS ini series ya.. jadi antara satu judul dan yang lainnya bisa jadi ga nyambung dan suka-suka saya banget! Hahaha.. semoga enjoy bacanya ^^ kalo binggung silahkan Tanya author, author terima sumbangan kopel dan recomendasi lagu dari kalian. Kalo sreg, bisa jadi FF dehh.. udah deh.. kalian baca dulu entar author ceramah lagi dibawah kekeke..

-Bebe-

Baekhyun menarik nafas kuat-kuat kemudian menghembuskannya perlahan. Beberapa bulan ini itu selalu dilakukannya sebelum memasuki kelasnya. Baekhyun memasang wajah senormal mungkin sesekali mengumbar senyum saat temannya menyapanya. Ia berjalan ke bangkunya yang terletak disebelah Luhan.

"pagi Baekhyunie" sapa namja manis yang sedang sibuk menyalin PR matematika milik Kyungsoo itu.

"pagi" balasnya ramah. Baekhyun mengedarkan pendangannya dan beberapa detik berhenti disatu spot dimana seorang namja tinggi dengan senyum khas tengah bertepuk tangan heboh bersama gerombolannya.

So bad..a person a like you..
Why did you take my heart without my permission?
I'm living with so much difficulty
But you don't even know.

Baekhyun memegang dadanya yang tiba-tiba bergemuruh dan aliran darah yang berdesir begitu cepat. Semua itu dirasakan Baekhyun tiap kali ia melihat Chanyeol beberapa bulan ini. ia membenarkan posisi duduknya. Matanya hanya terarah pada meja kosongnya. Tidak ada yang menarik memang tapi ini lebih baik dari pada melihat Chanyeol yang akan membuatnya mati dengan perlahan.

"Luhan, hari ini hanya ada tugas matematika kan?" Tanya Baekhyun pada Luhan. Luhan mengangguk sebagai jawaban.

"Luhan hyung!" panggil Chanyeol dari sudut kelas. Aku ikut menoleh kearah Chanyeol. "bagaimana kalau kau ikut tim basket kami? Kebetulan ada posisi kosong!" ajaknya dengan berteriak. Ia dan gerombolannya yang terdiri dari Kai, Sehun, dan Kris itu menahan senyum mereka.

"kau meledekku hah? Babo! Kalo aku bergabung aku akan terlihat paling pendek! aku menolak!" Chanyeol, Sehun, dan Kai tertawa begitu juga dengan aku. "lagi pula aku tidak tertarik dengan basket! Aku lebih memilih sepak bola. kenapa tidak ajak Baekhyun saja? Diakan sedikit lebih tinggi dariku"

Aku terbatuk. Astaga Luhan~ aku melirik Chanyeol yang terdiam. Kai dan Sehun menyikut namja tinggi itu. Dia memalingkan wajahnya dan sibuk dengan dunianya sendiri kemudian membahas sesuatu dengan kelompoknya itu. Selalu saja seperti itu..

"ck! Dasar menyebalkan!" gerutu Luhan. "Chanyeol itu menyebalkan yah? Padahal itu kesempatan bagus untukmu kan?"

Luhan tau soal perasaan ini. dia beberapa kali berusaha agar aku dan Chanyeol bersama namun semua itu terasa sia-sia karna pada akhirnya kami hanya diam dan dia meresponku dengan dingin. Luhan juga sering meledekku bahkan didekat Chanyeol sekalipun. Aku rasa dia sudah tau apa yang aku rasakan. Terlalu bodoh jika dia tak tau dengan semua tanda-tanda yang begitu jelas ini.

I know.. that it's not me
That I'm not worthy enough for even a blink of
your eyes
But sometimes can't you share your smile with me
too?
Even if its not love

-Bebe-

Baekhyun POV

Aku dan Luhan tengah menyaksikan pertandingan basket di sekolah kami melawan tim basket dari sekolah lain. Kai, Sehun, Kris, dan Chanyeol termasuk dalam tim inti dan ikut bertanding. Sebenarnya Aku dan Luhan tidak menjadi penonton biasa. Kami menjadi staff khusus tim ini. kami yang mengurusi kebutuhan mereka seperti air, handuk dan lain sebagainya.

Pertandingan berlangsung sengit. Kedua tim benar-benar menunjukan keahliannya. Itu terbukti dengan skor yang hanya beda tipis dan saling kejar. Penonton benar-benar dibuat tegang. Aku bahkan menggigit bibirku saking tegangnya.

BRUGHH!

PRIIIITTTTT!

Peluit berbunyi setelah salah satu dari tim lawan membuat pelanggaran yang menyebabkan Chanyeol terjatuh. Ia terus memegangi bagian angkelnya. Kris, Sehun, Kai, dan anggota tim lainnya mendekati Chanyeol untuk memastikan kondisinya. Begitu juga dengan pelatih kami.

Tim medis memasuki lapangan untuk membawa Chanyeol keluar lapangan dengan menggotongnya menggunakan drag bar. Aku dan Luhan langsung menghampiri Chanyeol yang tengah diperiksa pergelangan kakinya itu.

"gwenchana?" Tanya Luhan khawatir.

"arggh.. ah.. sa-ssakit!" ringisnya saat salah satu tim medis menggerakan kakinya.

"apa parah?" Tanya pelatih pada tim medis.

"lumayan. Kami akan membawanya untuk apa-apakan?" Tanya tim medis itu. Pak pelatih mengangguk. Kemudian tim medis itu kembali menggotong Chanyeol pergi. Melihat Chanyeol yang mengerang kesakitan tadi membuatku sedikit takut.

"tenang saja. Dia akan baik-baik saja." Kata Luhan menenangkanku. "hei wajahmu! Jangan tegang seperti itu. Kekeke.. setelah pertandingan selesai kita akan menjenguknya dengan yang lain. Oke?"

"terserah saja" jawabku tenang. Sok tenang lebih tepatnya.

"cihh.. dasar! Kau mau adu acting denganku eoh?" sindirnya. Aku tertawa pelan.

Aku harap kau baik-baik saja. Park Chanyeol… sayang.

-Bebe-

Aku dan Kris berjalan didepan menyusuri koridor rumah sakit ini. bau obat tercium begitu menyengat. Aku sebenarnya tak suka tempat ini tapi bagaimana lagi, Chanyeol tengah dirawat disalah satu ruang VIP disini. Aku berjalan dengan jantung yang berdegup sangat kencang dan cepat.

Orchid VIP 102

Kami memasuki ruangan itu. Dan yang pertama kali kulihat adalah sosoknya yang tengah berbaring malas di brangkar rumah sakit denga menggunakan pakaian pasien dan kali yang.. di gips?

"whoaaa.. cederamu parah ya?" Tanya Kris. Ia mendekati brangker Chanyeol diikuti yang lain.

"hanya terkilir tapi lumayan parah sampai harus di gips seperti ini. maaf aku tak bisa membantu dipertandingan selanjutnya." Jawabnya dengan nada bersalah.

"santai saja. Mungkin ini cara Tuhan agar kau mau beristirahat." Balas Kai bijak.

"Baekhyun hyung, kenapa disitu saja?" sindir Sehun. Aku tergagap. Aku langsung bergabung dengan mereka.

"eh euung.. oh iya ini, kami tadi membeli sedikit makanan untukmu." Aku memberikan bungkusan yang kami persiapkan sebelum kemari.

"terima kasih" balasnya sambil menerima bingkisan itu dan meletakannya di meja nakas samping tempat tidurnya. "lalu bagaimana dengan pertandingn tadi?" tanyanya sambil menatap Kris sang kapten tim basket.

"tim kita menang dengan beda 2 point.." dan bla bla bla bla bla mereka bicara tentang basket sementara aku sibuk mengamati ruang rawat Chanyeol. Cukup nyaman, setidaknya dia akan betah disni. Ahh.. tidak tidak! dia tidak boleh betah disini! Dia harus sembuh dan pulang bukan? Kekeke~

-Bebe-

Yesterday, I layed my head on my desk
And I think I fell asleep grieving for you
When I opened my eyes, the tears had smudged
Your name and hopeless doodles

Aku mebuka mataku dan merenggangkang tubuhku. Lagi.. aku tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang bersandar diatas meja. Aku tertidur setelah mengerjakan kumpulan tugas yang akan dikumpulkan hari ini. aku melirik secarik kertas diatas mejaku. Aku tersenyum bodoh mengingat kelakuanku semalam yang seperti anak gadis yang tengah jatuh cinta. Tidak-tidak. lebih tepatnya.. putus asa karna cintanya tak juga dibalas kekekeke..

Hari ini aku berangkat sekolah dengan Sehun. Kebetulan kami bertemu dijalan.

"hmm.. kapan Chanyeol hyung berangkat? Kelas terasa sepi tanpa suara berisiknya!" keluh Sehun. Dan aku mengakuin itu benar. Chanyeol itu hyper dan noisy pantas jika dia dijuluki Happy Virus.

"hmm.. sekitar 2 atau 3 hari lagi," jawabku.

"ehh.. dari mana kau tau?" Tanya Sehun pernasaran. Matanya menatapku soalh aku adalah saksi kunci sebuah kasus pembunuhan penting.

"i.. itu.. aku bertanya padanya lewat pesan singkat."

"dia membalasmu? Sialan! pesanku bahkan tidak pernah dibalas!"

Ehh.. seperti itu? Apa boleh aku bangga? Apa ini bisa disebut 'sinyal' darinya? Apa sekarang aku boleh berharap lebih padamu Park Chanyeol?

-Bebe-

Chanyeol telah kembali kesekolah sejak seminggu lalu. Namun ia belum bisa berjalan dengan kakinya sendiri. Dia memakai tongkat sebagai alat ini aku pulang terlambat karna ada yang harus kuselesaikan dengan guru music. Aku berjalan melewati lapangan basket. Tunggu! Itu Chanyeol! Sedang apa dia? Oh.. oke aku tidak buta. Dia memang sedang duduk dibangku penonton maksudku.. err.. bagaimana yah?

"sedang apa?" tanyaku setelah memberanikan diriku untuk mendekatinya. Dia kaget dan sedikit membelalakan matanya. "maaf mengagetkanmu," ucapku tulus.

"tak apa," balasnya. Ia kembali menatap lapangn basket yang kosong ini. apa yang menarik?

"jadi.. sedang apa?" aku kembali bertanya berharap dia mau menjawab kali ini dan menghilangkan segala rasa penasaranku.

"menurutmu.. apa aku bisa bermain disini lagi?" tanyanya setelah diam beberapa saat. Aku mengangkat alisku.

"pertanyaan retoris! Perlu aku jawab?" sudah jelas dia masih bisa bermain basket disini lagi kan? Ayolah dia bintangnya!

"bahkan dengan kaki seperti ini?" dia menatap kakinya yang masih di gips dengan tatapan murung.

"bodoh! Tentu saja tidak bisa. Kau pikir seberapa cepat larimu dengan kedua tongkat itu huh?" ejekku. Aku tersenyum saat dia menoleh kearahku.

"sudah kuduga," dia kembali murung. Ehh.. aku salah ucap sepertinya.

"Chanyeol.. ada apa?" tanyaku lembut. Aku menggser dudukku aga lebih dekat padanya.

Oh.. sial jantungku.. berdebar sangat kencang. Huaaaa.. aku tak pernah sedekat ini .

"dokter bilang cederaku parah. Ada kemungkinan aku tidak bisa kembali kelapangan." Aku terdiam mendengar penuturannya.

Sedikit banyak aku tau perasaannya. Mengubur impian sendiri sama saja seperti bunuh diri atau mati perlahan. Aku juga merasakan itu. Tapi konteksnya berbeda dengan Chanyeol. Aku harus memendam perasaanku dan mengubur harapanku untuk bersamanya atau sekedar ia membalas perasaanku.

"Dokter juga manusia kan?" tanyaku. Chanyeol menatapku lamat-lamat menanti kelanjutan dari pertanyaan retorisku itu. "dokter bisa saja salah. Itu hanya prediksi manusia tuan Park. Itu baru kemungkinan bukan kenyataan atau vonis dokter.

jika lapangan ini adalah langit, maka kau adalah bintangnya. Disinilah kau seharusnya berada tuan Park. Jadi apa yang kau takutkan? Percayalah.. langit tak pernah mengusir bintangnya pergi kecuali bintang itu sendiri yang meninggalkan langit.

Semua keputusan ada ditanganmu. Kau menyerah dengan kemungkinan yang belum terjadi, atau percaya dengan bakat yang sudah kau miliki. Jika aku jadi kau, aku mana mau menyia-nyiakan bakatku yang begitu berharga hanya kerna sebuah kemungkinan dokter. Ayolah Park Chanyeol kau bintang lapangan sama seperti Kris, Kai, dan Sehun. Kau-" aku diam karna dia tiba-tiba memelukku. Tunggu! Sejak kapan aku berdiri.

"kau berisik Byun Baekhyun!" ucapnya sambil melepaskan pelukannya. Dia tersenyum didepan wajahku. Tuhaaannn.. bantu aku berdiri T^T

Dia berjalan dengan bantuan kedua tongkatnya. Menatap ring basket dengan penuh pengharapan.

"aku… bisa kembali kan Byun Baekhyun?" tanyanya lemah.

"kau akan kembali Park Chanyeol. Membuat three point dan memenangkan pertandingan. Kembalilah… Aku akan menunggumu." Balasku. Dia menoleh kearahku. Oops! "ah.. euuungg.. maksudku kami semua.. tim ini, sekolah ini.. kami menunggu Park Chanyeol sang bintang lapangan unutk kembali bermain basket." Ralatku. Dia kembali tersenyum dan menatap ring basket. Sementara aku menepuk keningku karena ulah bodohku!

Please turn back just once sometime
If I wait endlessly like this today
Again its the one word in my heart that I cant keep inside
I love you.

Aku menatap punggungnya. Aku tersenyum. Aku serius Park Chanyeol.. aku akan selalu menunggumu. Semua akan indah pada waktunya bukan?

As I look at your back image
which I got so used to
I say those silent tear-like words,
I love you.

-Bebe-

Aku mendongak keatas meniup poniku beberapa kali. Kurang kerjaan memang setidaknya aku bisa sedikit mengurangi rasa gugupku. Hari ini ada sebuah pementasan seni dari klub seni tentu saja. Dan aku menjadi salah performer diacara ini.

"Baekhyun 5 menit lagi oke!" kata Suho hyung, dia coordinator acara ini sekaligus ketuanya. Hari ini dia sibuk sekali. Dia bahkan repot-repot terju langsung kelapangan demi kata sempurna diacara ini seperti yang ia harapkan. Aku berdiri dari kursiku mentap pantulan diriku dicermin rias. Byun Baekhyun kau pasti bisa!

Aku menerima microphone dari salah satu panitia. Kemudian naik keatas panggung setelah dipersilahkan oleh pembawa acara. Sial! Aku sangat gugup. Hampir seluruh petinggi sekolah, guru, staff dan murid menonton pementasan ini.

"hhhfffttt.. tenang Baekhyun.. tenang" ucapku dalam hati sambil memejamkan mata. Saat kubuka mata entah kenapa sosok Chanyeol lah yang pertama terproyeksi jelas. Alunan music mulai mengalun aku tersenyum kepada seluruh penonton.

nappayo cham geudaeraneun saram
heorakdo eopshi wae naemam gajyeoyo
geudae ttaemune nan himgyeobge salgoman
itneunde
geudaen moreujanhayo

arayo naneun aniran geol
nungiljulmankeum bojalgeot eoptdangeol
daman gakkeusshik geujeo geumiso
yeogi naegedo nanwojul sun eoptnayo
birok sarangeun anirado

eonjenga hanbeonjjeumeum dolabwajugetjyo
haneobshi dwieseo gidarimyeon
oneuldo chama mothan gaseumsok hanmadi
geudae saranghamnida

eojedo chaeksange eopdeuryeo
geudael geurida jamdeuleotnabwayo
nuneul tteoboni nunmule noga heuteojyeoitdeon
shirin geudaeireumgwa heotdwen baraemppunin nakseoman

eonjenga hanbeonjjeumeun dorabwajugetjyo
haneobshi dwieseo gidarimyeon
oneuldo chama mothan gaseumsok hanmadi
geudae saranghamnida

ijen neomunado naege iksukhan
geudae dwitmoseubeul barabomyeo
heureuneun nunmulcheoreom sorieobtneun geumal
geudae saranghamnida

Tim Hwang - Saranghamnida

Aku memejamkan mataku. Meresapi makna lagu ini begitu mendalam. Lagu yang sedikit banyak mewakiliku terhadap Chanyeol. Sesekali aku melirik dirinya yang duduk diantara ratusan penonton. Entah hanya imajinasiku saja atau memang nyata, aku melihatnya tersenyum kearahku. Begitu lembut dan menawan.

Aku mengakhiri lagu ini dengan membungkuk pada penonton. Mereka memberiku standing ovation aku tersenyum pada mereka sebelum akhirnya kembali ke backstage.

Chanyeol POV

"ya! ya! ya! ya! apa yang kalian lakukan? Hei jangan dorong dorong! Aduh! Aww Sehun kakiku!" aku protes saat Luhan, Kai, dan Sehun menyeretku ke backstage. Astagaa~ kenapa mereka menyeretku seperti narapidana yang melarikan diri. Grrr~ awas saja mereka.

"Baekhyun-ah~ whoa.. hebat! Penampilanmu tadi sungguh mengaggumkan! Iya kan Chanyeol?" Luhan melirikku. Kenapa matanya kedip-kedip seperti itu? Dasar ganjen!

"aarrrgghh! Luhan! Kenapa kau menginjak kakiku?!" aku mengangkat kaki kananku yang baru saja diinjak Luhan. Astaga badannya memang mungil tapi tenanganya.. "iya iya, penampilanmu sangan keren," ucapku pada Baekhyun.

"terima kasih," jawabnya sambil tersenyum. Ada sedikit rona kemerahan diwajahnya. Ahh.. manisnya.

"omo! Sehun-ah aku lupa membawa tasku! Aiisshh.. ayo antarkan aku!" Luhan tiba-tiba menarik tangan Sehun untuk pergi.

"yya! Tunggu aku juga ikut!" kai mengekor dibelakangnya. Dasar! Aku dan Baekhyun hanya diam dan tak lama kemudian muncul seorang noona-noona ke ruangan ini.

"hei.. saatnya menghapus make up Baekhyunie" ucapnya ramah. Dia mendekati Baekhyun dan bersiap dengan kapas dan milk cleanser. Baekhyun memejamkan matanya saat noona itu mengolesi wajahnya dengan pembersih susu itu. "hei, kau yakin mau menghapus eyeliner ini?" Tanya noona itu.

"huh? Memangnya kenapa? Bukannya memang harus dihapus?" Baekhyun balik bertanya.

"tidak. hanya sajaa.. kau terlihat lebih manis dengan eyeliner. Bagaimana kalau aku pakaikan lagi nanti?" noona itu mulai mengusapkan kapas diwajah Baekhyun.

"terserah noona saja. Memangnya pantas ya noona? Aku malah merasa sedikit aneh," Baekhyun membuka sedikit matanya dan melihat noonanya dari cermin besar dihadapannya.

"aiisshh.. cocok sekali! Kalu tidak percaya kau bisa tanyakan pada pacarmu itu!" aku membulatkan mataku. Apa itu? Kenapa dia menunjukku dengan dagunya saat mengatakan 'pacarmu'?

"pacar? Siapa?" dia membuka matanya. "maksud noona Chanyeol? Aniyo! Dia temanku. Aiisshh noona ini."

"haiihh pura-pura! Kalau bukan pacar kenapa dia mau repot-repot menunggumu disini? Hanya berdua loh Baekhyun" goda noona itu. Aku mengusap tengkukku karna canggung. Terlihat seperti sedang berpacaran yah?

Baekhyun tertawa garing namun wajahnya sedikit merona,"hahaha.. noona ada-ada saja. Tentu saja ituu.. ituu.. karna.. " Baekhyun terlihat mencari kata yang tepat.

"kami masih dalam masa pendekatan kok noona," jawabku spontan.

"ahh.. nah i- apa?" Baekhyun melotot kearahku. Hahaha.. kalau kalian melihat wajahnya kalian pasti akan tertawa. Aku tersenyum seadanya.

"ohh.. kalau begitu semoga kalian sukses. Nah Baekhyun sekarang pejamkan matamu aku mau memakaikan eyeliner!" perintah noona itu. Dia mengambil sesuatu yang berntuknya mirip spidol hitam menurutku.

"aiishh tidak usah noona. Lagi pula aku juga mau pulang!" tolaknya.

"pakai saja. apa salahnya memakai eyeliner saat pulang. Lagi pula kau manis." Ucapku jujur. Dia memberiku deathglare gratis. Aku terkekeh melihatnya. Noona itu akhirnya memaksa Baekhyun dengan caranya hingga akhirnya garis hitam kini menghiasi mata indah Baekhyun.

"Byun Baekhyun," panggilku. Dia hanya menggumam. Apa dia marah? "lagu tadii.. apa itu untukku?" tanyaku. Dia terbatuk.

"apa? percaya diri sekali!"

"matamu!"

"hah?" dia reflek bercermin dan melihat daerah sekitar matanya. "apa? tidak ada apa-apa kok."

"bodoh! Maksudku matamu itu yang mengatakan padaku kalau lagu itu kau nyanyikan untukku!"

Dia terbatuk lagi. Bingo! "bu-bukan! Memangnya salah aku menatap penonton?"

"ohh.. hmm.. ternyata kau mencintai semua orang ya? kupikir hanya aku yang kau cintai. Padahal aku mencintaimu seorang loh Byun Baekhyun," ucapku. Aku tidak bohong. Baekhyun menoleh dengan mata yang melebar hampir 2x lipat dari biasanya.

"a-apa?" tanyanya gugup. Aku menggeser kursiku hingga kini aku berada didekatnya.

"saranghamnida.. Byun Baekhyun," ungkapku sembari menatap matanya. Aku tak bisa berhenti tersenyum. Sungguh ini meneganggkan!

"apa yang kau bilang tadi?" tanyanya lagi.

"ck! Pacarku tuli rupanya!" ejekku.

"yya Park Chanyeol! Jangan merusak suasana! Aiisshh…" aku dan Baekhyun menoleh kearah pintu ruangan ini dimana Luhan, dan Kai berdiri disana dan tak ketinggalan Sehun yang sedang membawa kamera.

"jadi, kita akan makan dimana?" Tanya Sehun jahil.

"ck! Apanya, dia bahkan belum menjawabku," jawabku sambil mengusak rambut Baekhyun. Dia menatapku dengan tatapan entah apa.

"Baekhyuunnn.. cepat bilang iya, I will, nado or else asal kau menerima dia! Atau kau yang harus mentraktir kami makan!" ancam Kai. Baekhyun terlihat losing his mind sekarang.

"huh? Uh.. molla! Yya! Aiisshh.." dia mengacak rambutnya sendiri. Kami tertawa pelan.

"aku anggap itu 'Ya'. nah ayo makan!" ajakku. Aku menggandeng Baekhyun yang masih linglung dan merangkulnya saat berjalan.

The End!

.

.

.

.

Epilogue (Bonus)

Baekhyun POV

Aku berjalan disamping seseorang yang kini resmi jadi kekasihku. Kami sedang berjalan menuju rumahku. Aku sengaja meminta berhenti di depan gang, karna aku ingin jalan kaki sebentar tapi tak kusangkau dia malah ikut. Agak canggung. Mungkin karna perubahan status kami yang begitu tiba-tiba tanpa adanya penyesuaian.

"Chanyeol" aku memberanikan diri untuk membuka percakapan lebih dulu.

"hmm? Ada apa?" sahutnya.

"itu.. apa kau serius? Kita.. status.. eung.. kau yakin?" tanyaku. Kuharap Chanyeol mengerti maksudku.

"berapa lama?" tanyanya tiba-tiba. Apa maksudnya? "kau menyukaiku sudah berapa lama?" jelasnya. Oh!

"eung.. aku lupa. Sepertinya sudah 1 tahun lebih."

"aku butuh waktu 6 bulan untuk mengagumi, 6 bulan untuk meyakinkan diri, dan sekitar 10 bulan untuk mempersiapkan diri. Menurutmu, apa itu bercanda?"

Aku termangu. 22 bulan. Hampir 2 tahun, jadi..

"maaf, aku tak menunjukan begitu jelas ya? aku masih takut akan kemungkina ditolak olehmu dan merasa tidak cukup baik untukmu. Tapi, ucapanmu saat dilapangan basket itu semakin membuatku yakin jika perasaan ini tak salah. Aku tidak seharusnya menyerah pada kemungkinan yang belum tentu terjadi bukan? Karna itulah hari ini aku memberanikan diri. Yah meskipun dengan cara yang cukup aneh menurutku."

Aku diam. Aku terlalu bahagia dan terharu. Jadi.. selama ini cintaku tidak bertepuk sebelah tangan? Dia berhenti dihadapanku. Menatapku lembut dan tersenyum manis. Kedua tangannya terulur untuk meraih kedua tanganku.

"I Love You" ucapnya pelan.

"Love You too Park Chanyeol" balasku. Dia melebarkan senyumnya. Wajahnya semakin mendekat kewajahku. Oke.. aku harus menutup mataku bukan?

"woff.. woff!" suara gonggongan anjing membuatku kembali membuka mataku. Anjing berbulu coklat itu tengah duduk didekat kakiku.

"Monggu-ya, sedang apa kau disini heum?" aku menggendong Monggu si anjing kecil itu.

"bukannya itu anjing Kai?" Tanya Chanyeol. Aku mengangguk.

"dia menitipkan Monggu dirumahku selama seminggu karna Ibunya menginap di flatnya. Rumahku sudah dekat kau pulang saja ok! Kajja Monggu!"

"Baek.. Seriously.. No gift?" dia merengek.

"baiklah. Aku punya satu. Menunduk dan pejamkan matamu!" perintahku. Dia menurut. Melihatnya memejamkan mata seperti itu membuat evil side-ku turn on!

CUP!

Chanyeol membuka matanya begitu benda basah ini menyentuh bibirnya.

"woff!"

"Yya! BYUN BAEKHYUN! KAU…"

Aku segera berlari kerumahku sebelum dia menghajarku habis-habisan.

"YYA! ITU CIUMAN PERTAMAKU BYUN BAEKHYUN! KENAPA KAU BERIKAN PADA MONGGU?! AAARRRGGGHHHH… TIDAAAKKKKKK!"

END! Ini Ciyus Lho!

Hahaha.. endingnya geje woyy! Hahaha mianhae~ ini out of bayangan awal! Kekekeke.. tapi BaekYeol ga rusuh itu ga rame brooo! *pose sailorMoon bareng Sehun*

O ya,, ini bisa dikategorikan SongFic ga sih? Bener ga sih ini SongFic? U.U

Sebenernya ini cerita serada curhat sodara-sodara wakakakaka.. ^^v *damai broh* adakah yang merasakan juga? Semoga pada suka yah..

Review donk review

See You di next Song yah.. *entah kapan* ahahaha..

.

.

.

Salam Bebs