143
NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
RATED : T
WARNING: AU, OOC, TYPO(S)
SasuSaku [as a couple] and NaruSaku [as a family]
This Story © Mochizuka Kei
.
.
.
.
.
.
.
"Oi! Teme! Jangan lupa ya besok jam 2 siang dirumahku." Teriak pria berambut jabrik dengan lantangnya. Padahal jarang orang yang ia teriaki tidak lebih dari 3 meter darinya.
"Hn." Jawab pria berambut emo dengan calmnya 'Dasar Naruto-dobe. Selalu saja berteriak. Sungguh mengganggu.' Gumamnya lalu pergi melangkah menjauhi kampusnya.
.
.
.
Uzumaki Naruto, pria berambut jabrik dilengkapi dengan sepasang mata sapphire blue yang sangat ceria-ah mungkin memang terlalu ceria dan hiperaktif- Naruto adalah mahasiswa yang tidak terlalu pintar tetapi tidak terlalu bodoh. Meskipun begitu, jangan kaget. Dia termasuk pria yang sangat tampan dan baik hati. Mungkin bisa dibilang 20% mahasiswi di kampusnya terkagum-kagum oleh sosok Naruto ini. Naruto mempunyai hobi bernyanyi dan bermain gitar bersama teman masa kecilnya-Sasuke-
Uchiha Sasuke, pria bermata onyx dengan model rambut emo ini termasuk pria yang dingin dan cuek. Tetapi meskipun begitu ia sangat jenius dan tampan. Makadari itu tidak heran jika 50% mahasiswi di kampusnya jatuh hati padanya dan tak jarang beberapa dari mereka berani menyatakan cintanya secara blak-blakan didepan Sasuke. Tetapi… seperti yang kalian tahu, Sasuke selalu acuh dan tak peduli. Sama seperti Naruto, Sasuke pun mempunyai hobi menyanyi dan bermain gitar bahkan terkadang ia menciptakan sebuah lagu.
.
.
.
Naruto lalu berjalan menuju rumahnya, ya memang tidak heran Naruto memilih untuk berjalan dibandingkan mengendarai mobil sport pribadi miliknya. Karena Naruto memang menyukai kesederhanaan lagipula jarak dari rumahnya ke kampus pun tidak terlalu jauh.
"Tadaima!" Serunya yang langsung menggema diseluruh lorong rumahnya yang kebetulan sedang sepi.
"Okaeri, Naru-nii. Jangan teriak-teriak begitu dong. Berisik tau." Protes gadis cantik bersurai merah jambu seraya menggembungkan pipinya.
"Ah, Sakura. Heheheheh Gomen.. gomen… oh iya Ayah dan Ibu.. mereka kemana?" tanya Naruto yang langsung merebahkan diri di sofa.
"Ayah dan ibu sedang pergi ke Canada. Katanya ada cabang perusahaan yang harus mereka urus disana." Jelas Sakura lalu memberikan segelas air dingin kepada kakak kesayangannya itu.
"Souka… berapa lama?" Naruto menerima gelas itu dan langsung meminum air tersebut sampai habis.
"Katanya sih 1 minggu. Oh ya! Mereka menitip pesan katanya mereka minta maaf karena tidak memberi tahumu sebelumya karena mereka harus berangkat dengan tiba-tiba." Jelas Sakura
"Oh.. eh, bagaimana dengan…." Belum selesai Naruto menyelesaikan kalimatnya, Sakura sudah memotongnya
"Untuk urusan keuangan mereka sudah mengisi ulang kartu kredit kita, jadi jika kita ingin membeli sesuatu kita bisa langsung menggunakannya, dan mereka juga berpesan jangan menggunakannya untuk membeli hal-hal yang tidak penting. Lalu untuk urusan makanan, akulah yang akan memasak, jangan khawatir untuk bahan masakan semuanya sudah komplit ada dikulkas." Jelas Sakura panjang lebar, Naruto hanya tercengang mendengar penjelasan adik semata wayangnya ini.
.
.
.
Namikaze Sakura, gadis bersurai merah jambu dengan iris emerlard ini merupakan adik semata wayang Naruto. Marga mereka memang berbeda, karena marga Sakura mengikuti ayahnya-Namikaze Minato- sedangkan Naruto mengikuti marga ibunya-Uzumaki Kushina- Sakura dan Naruto terpaut umur 2 tahun. Jadi, kini Sakura masih kelas 3 SMA. Sakura adalah gadis yang ceria, jago memasak dan cerdas oleh karena itu tak heran jika ia berhasil mendapatkan peringkat pertama selama 2 tahun berturut-turut disekolahnya meskipun begitu terkadang ia menjadi gadis sangat polos dan lemot.
.
.
.
Melihat Naruto yang tercengang tentu membuat Sakura bertanya-tanya "Ada apa?"
"Iie, ternyata cara kau menjelaskan sesuatu masih sama."
"Masih….. sama?" Sakura memiringkan kepalanya
"Hm, masih sama. Tetap sangat cepat dan panjang lebar seperti kereta." Ujar Naruto enteng. Sedangkan Sakura hanya memasang wajah datarnya.
"Jangan ngambek begitu, kau terlihat jelek tahu." Goda Naruto sambil mencubit kedua pipi Sakura
"Aaaaa… itte…"
"Hahaha, gomen. Aku ke kamar dulu yah." Pamit Naruto lalu beranjak pergi karena tidak ingin mendapat cubitan balasan dari Sakura.
Sakura hanya bisa mendengus sambil memegang kedua pipinya yang memerah akibat cubitan Naruto tadi.
"Oh iya Sakura, jangan lupa untuk membuat makan malamnya ya!" Seru Naruto saat menaiki tangga. Sakura hanya mengangguk sambil menatap kakaknya kesal.
Keesokan harinya, Sakura bangun lebih dahulu dibandingkan Naruto. Sakura langsung membereskan kamar dan rumahnya meskipun sudah bersih.
Jam sudah menunjukan pukul 12 siang, dan Naruto masih belum juga bangun. Tentu itu membuat Sakura sedikit kesal dan berinisiatif untuk pergi ke kamar Naruto untuk membangunkan kakak kesayangannya itu.
Saat Sakura membuka pintu kamar Naruto, gadis bermata emerald itu langsung tercengang melihat keadaan kamar kakaknya itu.
Hanya satu kata yang terlintas dipikirannya "BERANTAKAN" ah mungkin seharusnya dua kata, karena itu harus menjadi "BERANTAKAN SEKALI"
Sungguh, barang-barang tak tersimpan pada tempatnya, banyak sekali sampah terutama sampah kertas yang berserakan dilantai ditambah laptop hitam milik Naruto yang masih menyala. Sedangkan sang empunya sedang enak-enak tertidur dikasurnya dengan bantal, selimut dan gulingnya berserakan dimana-mana.
"NARU-NII!" teriak Sakura dengan lantangnya serasa berkacak pinggang.
Tetapi Naruto tidak menunjukan tanda-tanda akan bangun dari dunia kapuknya. Sakura tidak menyerah, dia terus menyerukan nama kakaknya itu dengan lantang sambil menggoyang-goyangkan tubuh kekar Naruto.
Hasilnya tetap nihil. Dan cara terakhir yang menurut Sakura paling ampuh adalah….
BYUR!
Sakura menyiram Naruto dengan seember air yang ia ambil ditoilet kamar Naruto, tak peduli ia harus mencuci sprei kakaknya itu yang terpenting adalah kakaknya itu harus bangun.
"HUAAAA! BANJIR! BANJIRR!" teriak Naruto heboh sambil berusaha berlari kearah pintu tetapi gagal karena ia terpeleset dan jidatnya sukses menyentuh lantai.
"Aish… Itte…" gumamnya.
"Naru-nii baka desu ne. banjir darimana, hah?" ujar Sakura dengan wajah kesalnya
"T-tadi, Tadi itu basah kan? Itu…" Naruto terdiam sebentar sambil mengusap kepalanya, Sakura menatapnya bosan sambil berkacak pinggang karena kesal.
"KAU MENYIRAMKU?" Teriak Naruto yang baru terdasar.
"Heu eum." Balas Sakura enteng sambil menganggukan kepalanya. "Habis kau susah dibangunkan sih."
"Aish.. kau memang adik yang kejam! Awas saja kau!"
"Kau mau apa? Sudahlah, aku masih banyak pekerjaan. Lebih baik kau bereskan kamarmu ini lalu mandi. Pokoknya aku tidak peduli selesai aku memasak kamarmu sudah harus beres dan rapi! Titik! " perintah Sakura lalu bergegas menuju dapur meninggalkan kamar Naruto.
"Ha'i.. Ha'i…" balas Naruto malas. 'Dia sudah seperti ibu saja. Dasar.' pikirnya
Naruto lalu membereskan kamarnya hingga benar-benar bersih. Lalu ia bergegas mandi dan turun kelantai bawah untuk makan bersama adik merah muda kesayangannya.
"Yosh aku sudah selesai. Arigatou makanannya. Ini enak." Puji Naruto lalu bergegas mencuci piring bekas ia makan, tentu saja ia lakukan itu. Mana tega ia melihat adiknya harus mencuci semua piring-piring kotor itu.
Setelah selesai mencuci piring Naruto kembali ke kamarnya. Sedangkan Sakura masih berkutat didapur.
"Hm… hari ini masak kue apa yah?" gumam Sakura sambil membuka lemari tempat bahan-bahan untuk memasak kue.
"Cupcakes aja deh, kalau tidak salah bahan-bahannya ini,ini,ini,ini dan ini. Yosha!" gumam Sakura lalu langsung berkutat dengan semua bahan-bahan yang sudah diambilnya tadi.
Menit demi menit sudah terlewat,
TING TONG
TING TONG
"Sebentar.." Teriak Naruto kecil sambil berlari turun dari tangga.
"Ah kau, masuk." Perintah Naruto setelah siapa manusia yang memencet bel rumahnya.
"Kau membawa kertasnya kan?" Tanya Naruto
"Hn."
"Hn itu artinya apaan sih? Bukankah sudah berkali-kali aku bilang, aku tidak mengerti arti kata itu." Protes Naruto. Sasuke lalu duduk dan menyimpan gitar yang sedari tadi ia pegang itu disampingnya.
"Ya."
"Oke! Kalau begitu aku bawa gitar dulu yah. Kau diam disini." Titah Naruto seenak jidatnya. Sedangkan Sasuke hanya menatapnya datar.
Naruto lalu bergegas menaiki tangga. Tak lama kemudian…
PRANG
'Apa itu? Suaranya dari arah sana.' Pikir Sasuke lalu beranjak dari sofa yang ia duduki tadi menuju ke sumber suara. Ketika menemukan asal dari sumber suara itu Sasuke sedikit mengintip dari balik tembok.
"Aish.. jadinya tumpah. Baiklah aku harus membuat adonannya kembali." Gumam gadis bersurai merah muda yang sedang asik sendiri dengan alat-alat masaknya
'Siapa gadis itu?' pikir Sasuke yang masih mengintip gadis yang sedang mengocek adonan itu.
Merasa ada yang memperhatikan Sakura menengokan kepala kearah pintu dapur tentu Sasuke langsung menyembunyikan dirinya.
"Ah mungkin hanya perasaanku saja." Gumam Sakura lalu kembali melanjutkan aktifitasnya.
"OI! SASUKE, KAU DIMANA!" Teriak Naruto dari arah ruang tengah.
Teriakan tersebut sukses membuat Sasuke dan Sakura kaget. Sakura lalu berjalan keluar menuju pintu dan diwaktu yang bersamaan Sasuke juga keluar dari balik tembok.
"Naru-nii, Nani-huaaaaa" jerit Sakura kaget karena bertubrukan dengan pria jangkung yang tak ia kenal.
"Awas!"
SET.
Sasuke memegang pinggang Sakura menahannya agar tidak terjatuh.
Mata Onyx dan Emerald itu saling bertukar pandang dan muncul semburat merah di pipi mereka.
"Sasu- eh?"
-TO BE CONTINUE-
A/N:
Akhirnya chapter 1 selesai..
Semoga suka yah ^^
Terimakasih sudah membaca.
Maafkan jika ada beberapa kesalahan di fict ini yah, maklum saya masih baru di dunia per-Authoran heheh.
Mohon Kritikan dan Sarannya^^
Mind to review?
Arigatou~
