Saya pinjam nama cast dari Super Junior, Shinee, Girl Generation, TVXQ, JYJ, f(x), TRAX, EXO, etc. Oiya, ini ff KYUMIN, tapi mungkin beberapa couple lain akan saya bahas di sini. Semua cast bukan punya saya, tapi cerita ini punya SAYA. Jadi, dilarang copy paste dengan metode dan model apapun!

Saya akui bahwa saya masih amatir dalam pembuatan ff, jadi kalau ff saya ini berantakan di mana-mana saya mengharapkan masukan dan komentar. Kritik juga saya harapkan, tapi saya ingin kritikan yang yang membangun, bukan malah menjatuhkan semangat saya. Dan satu lagi, tolong jangan bash cast-cast di ff ini. Terima kasih sebelumnya untuk semua reader yang sudah membaca, baik yang berkenan mereview maupun untuk semua silent reader. Gomawo

Warning : Gaje, typho, out character (maybe), garing, usia sudah saya konversi menyesuaikan kebutuhan ff, ngebosenin (maybe), aneh, bahasa tidak sesuai EYD, tanda baca kurang tepat dll, tapi yang penting di ff saya ini, Kyu jadi chef (seperti yang selalu ada di imajinasi saya).

Jam masih menunjukkan pukul 08.00 pagi. Seorang gadis tampak masih asyik menyelami alam mimpinya. Tidak memperdulikan sinar matahari yang sudah menembus kegelapan kamarnya dari gorden jandelanya yang tidak terlalu tebal. Tapi keadaan yang tenang itu tidak berlangsung lama, saat tiba-tiba sebuah bunyi menyebalkan dari benda pink yang duduk dengan manis di meja nakasnya itu membuatnya terlempar dari dunia mimpi.

"Ah...siapa sih pagi-pagi menelpon, kurang kerjaan saja!", gumam gadis itu sambil mengejap-kejapkan matanya. Masih setengah tersadar, perlahan ia dudukkan badannya. Kemudian diraihnya handphone pink miliknya yang sudah sejak tadi berbunyi nyaring.

"Yeoboseo!", sapanya dengan malas kepada sang penelpon yang menurut gadis itu benar-benar sudah mengganggu tidur nyenyaknya.

"Ya, Lee Sung Min, gadis macam apa kau ini, sudah jam 8 pagi masih tidur-tiduran. Siapa pria yang kelak mau menikahimu?", sembur si penelpon. Gadis itu pun spontan menutup telinganya. Karena teriakan itu, mungkin kalau diukur intensitasnya akan menunjukkan angka beratus-ratus Desibel, dengan frekuensi ratusan ribu kilo Hertz.

"Umma, kau mau anakmu yang cantik ini tuli ya. Lagi pula darimana umma tahu kalau aku baru mau bangun tidur?". jawab gadis yang teryata bernama Lee Sung Min itu tidak mau kalah.

"Tentu saja umma tahu. Aku ini sudah 21 tahun menjadi ummamu. Sekarang umma minta kamu cepat-cepat mandi, lalu bantu kami di kafe. Hari ini kafe kita ramai sekali. Umma, appa, dan Changmin sudah kewalahan...", sambung umma Sungmin.

"Iya , aku akan segera berangkat. Lagi pula siapa suruh tadi tidak membangunkanku, sekarang kerepotan sendiri kan!", balas Sungmin sambil beranjak dari ranjang nyamannya.

"Dasar kau ini. Kami ini kasihan karena kau harus menyelesaikan tugas akhirmu, makanya tadi pagi umma tidak membangunkanmu. Tapi sekarang keadaan sudah mendesak. Ah, sudahlah pokoknya CEPAT KE KAFE!", putus umma Sungmin.

TUUT TUUT TUUUT..

"Dasar umma, bahkan hari Minggupun tidak bisa santai", gumam Sungmin sambil menyambar handuk, peralatan mandi dan pakaian ganti.

HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH

Sementara di kediaman keluarga Choi yang begitu mewah, terlihat beberapa mobil terparkir dengan rapi di halaman yang begitu luas itu. Sementara di ruang tengah, beberapa maid sedang sibuk mondar-mandir sambil menyiapkan berbagai perlengkapan pesta. Sebab hari ini, pewaris tunggal grup Choi, Choi Si Won akan pulang ke Korea setelah selama lima tahun menuntut ilmu di Inggris, tentu saja dengan hasil yang sangat memuaskan, karena ia berhasil menyelesaikan kuliah S1 dan S2 nya sekaligus, sehingga ia sudah mengantongi gelar master. Sungguh pencapaian yang cukup memuaskan bagi seorang Choi Si Won.

"Taeminie chagi, apa semua sudah siap?", tanya kepala keluarga, Choi Min Ho sambil merapihkan kemeja yang nampak begitu pas di badannya. Ya, walaupun sudah berumur 48 tahun, tapi wajahnya masih terlihat begitu tampan dan badannya masih terlihat atletis. Memberi kesan kalau ia adalah namja yang selalu menjaga penampilannya

"Kata Jessica ahjumma semua sudah siap. Tinggal menunggu beberapa anggota keluarga kita datang. Oiya yeobo, sini aku pakaikan dasimu!", sang istri Choi Tae Min yang juga masih nampak bagitu cantik dan langsing di usianya yang ke 46 tahun itu kemudian mendatangi suaminya di depan cermin dengan senyum mengembangnya yang nampak bagitu manis.

"Aku masih tak percaya. Hari ini putera kita akan pulang dengan gelar masternya. Ya, meskipun aku agak menyesal karena tidak bisa menghadiri wisuda S2 nya kemarin.", ucap sang suami sambil sedikit menunduk saat istrinya memasangkan dasi ke kemejanya.

"Tidak apa-apa, Wonnie anak yang baik dan pengertian. Pasti dia mengerti keadaan kita.", jawab sang istri. Tangannya masih sibuk merapikan dasi suaminya.

"Hah...waktu benar-benar berjalan begitu cepat. Sepertinya kemarin aku baru mengenalmu saat ospek di kampus, aku masih ingat saat seorang temanku membentakmu. Kemudian kau menangis dan karena aku tidak tega kemudian aku memelukmu. Meskipun setelah itu aku kena hukuman karena seharusnya sebagai pembimbing aku tidak boleh pilih kasih kepada mahasiswa baru.", kenang Min Ho lalu tersenyum sejenak.

"Kemudian kita berpacaran, lalu sehari setelah aku wisuda, aku melamarmu dan kita menikah saat usiamu bahkan masih 21 tahun. Bagaimana bahagianya aku saat mengetahui kau hamil dan kemudian dengan susah payah melahirkan putera kita satu-satunya. Dan sekarang ternyata dia sudah begitu dewasa." , Minho kemudian mencium kening istrinya dengan lembut.

"Chagi, saranghae.", lanjut Minho.

Mendengar ucapan suaminya, Taemin menghentikan kegiatannya memakaikan dasi. Ia kemudian tersenyum dan memeluk suaminya erat.

"Nado saranghae yeobo.", ucapnya, diakhiri dengan ciuman lembut keduanya yang tidak sadar kalau ada sepasang mata yang sudah setia mengintip sedari tadi dari balik pintu yang sedikit terbuka itu.

"Appa dan umma memang tidak berubah.", ucap pengintip yang ternyata adalah sang putera, Choi Si Won yang sudah sampai ke kediamannya tanpa diketahui oleh siapapun

Mendengar ada yang berbicara, Minho dan Taemin pun melepaskan ciuman mereka .

"Wonnie, kau sudah pulang Nak!", ucap Taemin kemudian menghampiri Siwon. Taemin memeluk puteranya. Siwon membalas pelukan ummanya penuh kerinduan. Taemin pun kemudian mengecup dahi puteranya lembut.

"Kau tidak mau memeluk appamu?", tanya Minho sambil berdiri di belakang istri dan puteranya dengan senyum mengembang.

Taemin melepaskan pelukannya dan Siwon pun menghampiri appanya kemudian memeluknya.

"Appa aku sudah memenuhi janjiku bukan.", ucapnya.

"Aku bangga padamu Wonnie!", balas Minho.

Keluarga itupun kemudian berbincang melepas kerinduan sambil bersenda gurau bahagia

HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH

Bersamaan dengan kebahagiaan keluarga Choi, di kediaman keluarga Cho yang mewah dan tidak kalah luas dibandingkan dengan kediaman keluarga Choi, tampak seorang pria setengah baya sedang memandang seorang pemuda yang duduk di depannya dengan sengit. Pemuda itu hanya menunduk.

"Kau ini seorang Cho, tapi kenapa kelakuanmu sama sekali tidak memperlihatkan bahwa dirimu adalah seorang Cho ha!", gertak pria setengah baya itu dengan emosi yang sudah memuncak.

"Appa, aku ingin mandiri, ijinkanlah aku menemukan duniaku. Aku tidak ingin hanya menjadi seorang yang bergantung pada pemberianmu!", jawab sang putera.

"Kyunie, dengarkanlah appamu, apa kau ingin bisnis keluarga kita mengalami kemunduran?", tanya sang umma lagi.

"Masih ada Kibum noona. Dia itu tak kalah cerdas denganku. Bahkan dia kemarin lulus S3 nya dengan gelar cumlaude. Dia juga sudah berhasil mengembangkan usaha kita di China. Apa lagi yang kurang?", tanya pemuda itu tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Kau...benar-benar anak kurang ajar. Mulai hari ini aku tidak mengakuimu menjadi putera keluarga Cho, pergilah, temukan dunia yang kau idam-idamkan itu!", usir sang appa yang memang sudah sangat kesulitan mengontrol emosinya.

"Yeobo, tolong jangan sekejam itu kepada Kyunie. Dia hanya ingin...", perkataan sang umma dipotong oleh puteranya.

"Sudah umma, mungkin ini jalanku. Aku harus melepas statusku sebagai seorang Cho, demi cita-citaku." ,ucap Kyu.

"Tapi Kyu ... kau tidak boleh seperti itu.", sang umma memegang lengan putera kesayangannya erat-erat.

"Hannie, tolong berilah pengecualian. Kali ini, demi aku...tolong Hannie!", kali ini sang umma memeluk kaki suaminya.

Terlihat sang suami menghela napas panjang," Baik demi kau Heenim. Anak kurang ajar, aku beri kau kesempatan untuk meraih impianmu, tapi ingat, jangan pernah pulang sebelum menjadi seorang yang sukses, dan jangan pernah gunakan nama besar keluarga Cho untuk meraih mimpimu itu!", titah sang appa.

"Terima kasih Hannie!", sang umma pun tersenyum lega.

Kyu menuju kamarnya untuk berkemas. sang umma mengekor dari belakang.

"Kyunie, benarkah kau sudah yakin ingin menjadi seorang chef?", tanya sang umma.

"Umma sudah tahu jawabannya bukan. Aku bahkan diam-diam sudah kuliah untuk menjadi seorang chef profesional di Amerika.", jawab Kyu sambil memasukkan baju-bajunya ke dalam koper.

"Benar, dan hal itu membuat appamu terpukul.", sambung sang umma, Heechul.

"Tapi aku juga sudah menyelesaikan doktorku untuk bidang manajemen, umma!", Kyu menjawab dengan nada agak tinggi.

"Karena itu appamu tambah kecewa. Kau putera keluarga Cho dengan kecerdasan di atas rata-rata, dengan kata lain, kau ini jenius Kyu! Appamu berharap sangat besar kepadamu", terang ummanya.

"Sudahlah umma, aku pasti akan sukses. Itu saja yang perlu umma ingat. Oke, aku berangkat umma. Maafkanlah puteramu yang sudah mengecewakan ini!", Kyu pun membungkuk sopan kepada umma yang sangat dicintainya itu.

"Umma doakan semoga kau berhasil. Ini bawalah sedikit uang untuk bekalmu!", kata Heechul sambil menyerahkan sejumlah uang tapi Kyu menolaknya.

"Aku masih punya uang hasil kerja sambilanku waktu di Amerika. Oiya, sampaikan salamku pada appa!", ucap Kyu lalu meninggalkan ummanya yang sudah kembali menitikkan air mata.

TBC

Apakah ff ini layak dilanjutkan? Kepada semua reader yang sudah membaca, tolong berikan sepatah dua patah kata sebagai review atas ff ini.

Gomawo ...