Naruto © Masashi Kishimoto

Diikutsertakan untuk flash fic festival. saya tidak mengambil keuntungan dalam bentuk material apapun. enjoy :)

.

Impian gadis itu tak ubahnya seperti kebanyakan remaja lainnya; suatu saat nanti aku akan menikah dengan lelaki yang aku cintai dan mencintaiku setulus hati. Kami akan punya rumah sederhana di tanah luas, membesarkan anak-cucu hingga mati dengan damai.

Jika saja dunia kembali diputar, orang-orang akan mendapati semu merah menghiasi pipi; menjawab dengan senyuman malu-malu tentang siapa yang berada dalam hati. Lantas mereka akan tertawa menggoda, gelak tawa merekah seolah masalah esok hanyalah bualan mimpi.

Seharunya memang begitu.

Bukan seperti ini. Seharusnya tidak begini. Dia pantas mendapatkan kebahagiaan lebih dari ini.

"Hinata …"

Matanya. Matanya. Matanya. Mata yang membuatnya jatuh cinta itu; mata yang harusnya hanya menatapnya seorang itu. Mata yang memikat, tetapi tidak menghipnotis. Mata yang membuatnya kembali mengenal, apa itu warna di antara kelamnya alpaka.

"Hinata … maafkan aku." Dia menunduk. "Tolong … beri aku kesempatan …"

Hubungan toxic itu apa?

Apakah dijerat dengan rasa posesif? Apakah mendapat perlakuan fisik setiap saat? Ataukah gestur tubuh yang menolak keberadaanmu?

Hinata sudah tidak tahu lagi. Dia sudah tidak peduli lagi.

Lelaki itu menggenggam tangannya. Iris safir memantulkan bayangan seorang gadis yang menatap hampa.

"Hinata … beri aku kesempatan…"

Mana mungkin, 'kan?

"Beri aku kesempatan … untuk belajar mencintaimu …"

Tuhan…

Dosa apa yang telah dia perbuat?

Kenapa dari sekian banyak lelaki … calon suaminya ternyata seorang penyuka sesama jenis?

.

Pemanasan(?) sebelum naruhina tragedy day xD (masih lama lol)

udah lama ga nulis, rasanya kaku sekali ketika mengetik. semoga ini menjadi langkah awal supaya bisa produktif kembali xD

anyway, terima kasih sudah membaca!

2k18 © Kikuoka Almond