My Hero Academia © Kohei Horikoshi

Warning: future!AR (di sini neito dkk udah kelas 11), ooc, agak buru-buru.

Saya tidak mengambil keuntungan berupa material apapun. Enjoy :)

.

"Hei."

Ada suatu masa di mana Itsuka akan tersenyum sedemikian lembut kapanpun mata teduh itu menatapnya. Ada suatu masa di mana ia akan balas menyapa seraya menggenggam balik tangannya. Ada suatu masa di mana ia akan berbagi bahu sekadar untuk melepas penat; saling mengisi kehangatan tanpa suara.

"Hei." Itsuka memasang wajah ceria yang kontan membuat senyuman Neito kian melebar. Pemuda itu menggenggam jemarinya. "Ada apa, Neito?"

"Entahlah." Dia menjawab kalem seperti biasa. "Rasanya sudah lama sekali aku tidak menggenggam tanganmu."

Suatu waktu yang lain, tindakan semacam ini mampu menghiasi kulit pipinya dengan semburat merah muda. Namun untuk kali ini, Itsuka hanya membalas dengan cengiran seadanya—yang bahkan untuknya sendiri, terkesan dipaksakan.

"Terima kasih." Ada nada pahit di lidahnya; Itsuka berharap dia tidak tahu apa itu. "Jadi kita akan pergi ke mana hari ini?"

Alih-alih menjawab, Neito justru menunjukkan dua buah tiket. Itsuka menerima dengan ekspresi kejut yang tak kuasa ditahan. Kepalanya kontan menoleh cepat ke arah sang kekasih.

"Kau serius?"

"Ya, tentu." Neito menjawab tanpa keraguan. "Kau suka motor, kan?"

"Dan aku tidak ingat kau memiliki kesukaan yang sama." Satu alis sang gadis berambut pirang strawberry terangkat naik. "Aku hanya ingat kau hanya terobsesi mengalahkan kelas sebelah."

Satu kedutan muncul di pelipis sang pemuda berambut pirang. "Jangan ungkit masa lalu lagi, Itsuka. Saat ini mungkin mereka lebih terkenal daripada kita. Tetapi ketika sudah menjadi pahlawan, akan kubuktikan sehebat apa kelas kita."

Itsuka terkekeh pelan. Hatinya sakit.

"Baiklah, baik."

Neito menggenggam jemarinya semakin erat. "Jadi ayo pergi …" Ucapkanlah nama lain, aku mohon. "… Itsuka."

"Ayo."

Tidak boleh begini. Tidak seharusnya seperti ini. Seharusnya dia bahagia. Seharusnya dia memasang senyuman lebar. Dia memiliki kekasih yang sangat perhatian dan dia harusnya menjadi gadis yang paling bahagia sedunia.

Entah sejak kapan.

Entah sejak kapan rambut pirang itu berubah menjadi seperak alumunium. Gigi yang tersusun rapi luntur menjadi deretan taring. Aura kalem yang dipancarkan sang kekasih digantikan oleh sentuhan semangat yang akan, dan, selalu, membuatnya hangat.

Itsuka memejamkan mata.

Dia tahu, seharusnya dia tidak jauh cinta pada orang lain.

.

Happy birthday, Monoma Neito

2k18 © Almond