WE GOT MARRIED
TaoRis Part1
"He is Mine!"
.
.
Rate: T
Main Cast : Kris, Tao, Luhan, Sehun
Side Cast : Heechul, Shindong, Xiumin
Cameo :
Pairs : TaoRis
.
.
Genre : Gender Switch (GS), Romance, Love, comedy, Drama
.
Disclaimer : EXO hanyalah milik Tuhan dan SM,
dan para member adalah milik orang tua dan diri mereka sendiri...
Yang author miliki di cerita ini hanya jalan ceritanya
serta semagat untuk terus mencintai EXO… ah.. Saranghaeyeo!
.
.
.
WARNING : TYPO IS EVERY WHERE
.
.
NEED REVIEW
NO BASH
NO PLAGIARISM
NO HATE
JUST LOVE EXO
.
.
HAPPY READING!
.
.
.
(Part 1: "He is Mine!")
Author Special POV
Hari yang cerah di kota metropolitan Seoul. Kota Seoul adalah kota yang sangat sibuk, Kota yang tak pernah tidur, Kota yang memiliki ribuan daya tarik, Kota yang belakangan ini begitu terkenal, Kota dengan berjuta kreasi. Tapi, kita tidak akan membahas tentang kota Seoul. Kita akan membahas sebuah kisah cinta yang terjadi di Kota ini. Sebuah kisah cinta yang manis, antara seorang Namja yang sangat tampan, berotak cerdas, memiliki karir yang cemerlang dan kisah cinta yang unik bersama seorang Yeoja manis, dengan tingkah laku yang menggemaskan dan membawa keceriaan.
Namja tampan itu bernama Kris Wu. Kris adalah seorang pengacara muda berbakat, namanya bahkan sudah terkenal sejak dia masih kuliah. Dia sangat dapat dihandalkan, dia tegas, pandai mencari solusi dan berwawasan luas. Tidak hanya itu, wajah Kris Wu sangat tampan, sangat susah untuk mendefinisikan ketampanan namja dengan tinggi badan 190cm itu. Senyumnya yang begitu memikat, lirikan matanya yang menjerat, caranya berjalan, caranya berbicara, cara makan bahkan caranya tidur begitu menggemaskan. Banyak sekali yeoja yang selalu ingin mendekatinya sejak dia masih dibangku sekolah menengah pertama. Namun tak satupun dari mereka berhasil mendapatkan hati Kris Wu pemilik julukan Ice Prince yang diam - diam mematikan itu.
Kecuali satu yeoja bernama Huang Zitao. Zitao adalah seorang siswa SMA yang sepintas terlihat biasa saja, namun dia memiliki suatu keuniknan yang dapat menarik hati si pangeran es itu. Keunikan Zitao adalah keahilannya. Keahlian yang hanya dimiliki Zitao, yaitu "Keahlian untuk membuat hidup Kris tidak pernah tenang". Zitao adalah anak tunggal dari seorang pengusaha Bak Mie bernama Shindong, ibunya meninggal ketika melahirkan Zitao, maka dari itu Shindong selalu menitipkan putri kecilnya di rumah tetangga dan juga sahabatnya. Keluarga Wu sangat menyukai Zitao, Hangeng Wu menyukai Zitao yang selalu riang dan tidak pernah memilih makanan, Heechul Wu juga menyukai Zitao karena dia begitu manis dan penuh aegyo, Heechul selalu merasa apapun yang dilakukan Zitao pasti manis, Luhan Wu putri bungsu keluarga Wu ini memiliki jarak usia 2 tahun dari Zitao sudah menganggap Zitao seperti adiknya sendiri. Mereka selalu bermain bersama dan berbagi cerita. Namun hanya satu anggota keluarga yang selalu bersikap dingin pada gadis lucu, imut, manis dan manja itu. Kris Wu, putra sulung keluarga Wu itu tidak menyukai sikap Zitao yang sangat cengeng, keras kepala, ngotot dan selalu mengaku bahwa dia adalah pacarnya.
Memang benar... sejak kecil Zitao selalu mengklaim bahwa Kris adalah miliknya, Kris adalah pacarnya, Kris adalah calon suaminya. Zitao selalu mengikuti kemanapun Kris pergi dan selalu berlagak menjadi pacar yang baik. Namun tak jarang sikapnya yang seperti anak kecil malah menyusahkan Kris. itu makanya kenapa Kris tidak menyukai Zitao... tunggu dulu, tidak menyukai? atau belum menyukai? atau berpura - pura tidak menyukainya?
Author special POV END
.
.
.
"ya... ya... namja itu tampan sekali... yaa..."
"mwo? mwo? apa dia seorang pangeran?"
"Lihat dia begitu tinggi... waah... seringaiannya.."
"Daebak... ya.. ya.. panggil ambulance aku sepertinya akan pingsan.."
"aigooo sesanggee... jika melihat namja setampan itu aku benar - benar merasa dunia ini tidak adil"
"omonaa... Lihat caranya bersandar..."
"Kyyaa... bahkan diam saja tampan sekali..."
"dia mau apa di sekolah kita?"
beberapa kelompok siswa berkumpul disekitar namja tampan yang berdiri disamping mobilnya. Kris bersandar dimobilnya sambil melihat jam tangan dan ponselnya bergantian. Sesekali Kris mengusap tengkuknya karena bosan sudah menunggu selama 30 menit dan menjadi objek gosip oleh beberapa siswi yang lalu lalang bersama gerombolan mereka.
"YA! KALIAN SEDANG LIAT APA?!"
Seorang siswi tiba - tiba muncul dengan wajah kesal dihadapan segerombolan siswi lainnya yang sedang mengagumi Kris.
"Ya! Zitao... kau menghalangi kami!" kata salah seorang siswi berkacamata dalam gerombolan itu.
"Ya... kau ini... kami sedang mencoba mendekati namja tampan itu! arra!" seorang lagi berkata sambil berkacak pinggang.
Zitao mengibaskan rambutnya dan ikut berkacak pinggang, beberapa kali dia mendengus kesal karena geromobolan itu.
"YA! Kalian ini murahan sekali sih... menguntit namja seperti itu!" Zitao melotot dan meninggikan tangannya
"HEH! apa urusanmu?" seorang siswi bertubuh besar menghampiri Zitao dengan tatapan menantang
"Tentu saja ini urusanku.! NAMJA ITU! ADALAH NAMJACHINGUKU! ARRASEO!" Zitao berteriak kencang
"MWO?" gerombolan itu kaget berjamaah.
Mendengar suara Zitao yang sangat khas itu berteriak, Kris menyebar pandangannya ke sekeliling dan menemukan Zitao sedang berkacak pinggang didepan teman - temannya yang masih melotot. Kris berjalan menghampiri Zitao dengan langkah kesal.
"YA! ZITAO... kenapa lama sekali?!" Kris membentak Zitao dan membuat yeoja berambut sebahu dan mengenakan hiasan pita dikepalanya itu sedikit berjengit.
"Oppa... mianhae... aku harus memberishkan kelas dulu...mianhe.." Zitao menepukkan tangannya perlahan tanpa melihat wajah tampan Kris yang sudah dibuatnya kesal.
"Ya sudah... ayo cepat pulang... menyusahkan saja..." Kris langsung berbalik dan menuju mobilnya.
Zitao tidak langsung mengikuti Kris, dia malah mengejek teman - temannya yang masih menganga melihat namja tampan itu benar - benar menjemput Zitao.
"YA! PALIWAAA!" Kris kembali berteriak, Zitao yang sudah puas melihat wajah cengo teman - temannya itu langsung masuk kedalam mobil dan pulang bersama Kris.
Di dalam mobil Zitao masih tertawa terbahak - bahak mengingat ekspresi temannya, dia tertawa sambil bercerita penuh semangat. Kris berulang kali menarik napasnya dalam - dalam untuk mengatur emosinya, namun Zitao tak kunjung berhenti bercerita dengan suara serak - serak basahnya itu. Kris mencengkram erat setir mobilnya dan sesekali mengeratkan giginya, namun Kris tak tahan lagi.
"YA! SIKKEULEOUN" Kris berteriak memprotes Zitao yang sangat ribut itu. Zitao terdiam sejenak dan matanya memerah
"Huuaaaaa... oppa.. jahat... oppa kasar sekali padaku..." Zitao malah menangis dan mengerakkan kakinya seperti anak kecil
"Aiiissshhh... sekarang kau malah menangis... ya sudahlah,..." Kris mengacak kasar rambutnya dengan sebelah tangannya
"Oppa naneun miwoo... miwoo! huaaaaa..." Zitao mengeraskan volume tangisnya, air matanya bercucuran dan tangannya memukul - mukul kursinya.
"ah...sudah lah... ayo diam,... jangan menangis begini.. nanti disangkanya aku menculikmua... aiiissh.." Kris semakin pusing karena tangisan Zitao tak kunjung berhenti
"Akkuuuu... mauu... ice creeeaaaam..." Zitao kembali berkata dalam tangisnya.
"Geure...gueree...aku akan membelikanmu ice cream sebanyak yang kau mau.. tapi berhenti menangis!" Kris menyerah
"Cinca? Cinca?... gumawo oppa..." Secepat kilat wajah menangis Zitao berubah menjadi senyum merekah diwajahnya, Zitao langsung mengambil tissue di dashboard mobil dan mengelap air matanya tadi. Setelah itu Zitao kembali tersenyum dan menyetel radio di mobil Kris.
Kris hampir gila semobil dengan Zitao. Dia sangat heran begitu cepatnya kah pengaruh ice cream terhadap moodnya.
"Barusan menangis kencang... sekarang malah menyanyi.." gumam Kris penuh kekesalan
"Oppa bilang apa?" Zitao melirik kearah Kris dan mengedipkan matanya imut
"Anii... tidak bialng apa - apa.." Kris langsung memasang wajah coolnya kembali.
Kris memarkir mobilnya di areal parkir sebuah Ice Cram Parlor tempatnya biasa membelikan Zitao ice cream. Biasa?... ya... Kris memang sudah terlalu sering terjebak dalam tangisan Zitao dan satu - satunya jalan keluar yang ampuh dan masih tetap berlaku hingga sekarang adalah "ice cream"
"Oppa mau yang rasa apa?" tanya Zitao setengah berjingkrak sangking senangnya mengantri
"Aku tidak mau... kau saja yang pesan.. aku tunggu di sana" Kris menunjuk sebuah meja kosong dan akan beranjak pergi namun Zitao berhasil menangkap tangan Kris dan menahan namja dengan wajah malas itu.
"Jangan pergi... temani aku disini sampai aku dapat es krimnya.."
"YA! Huang Zitao... aku sudah mentraktirmu, mengantarmu dan sekarang harus menunggumu antri? Kenapa tak sekalian saja kau menyuruhku berjoget bersama badut maskot itu?" Kris mengomel kesal
"Oh... jika oppa menyukai maskot itu... ayo kita berfoto bersamanya setelah ini.." Zitao melompat dua kali karena senang
Kris lagi lagi mengacak rambutnya karena kesal dan tak bisa berbuat apa - apa. Rambut Kris yang tadinya rapi seketika berubah tampilan, rambutnya kini acak - acakan dan berdiri persis rambut tokoh kartun bernama Goku di serial Dragon Ball.
.
.
.
.
"Kris... bagaimana dengan kasus sengketa tanah yang akan disidangkan besok? kau sudah menyiapkan berkasnya?" tanya seorang namja yang meja kerjanya bersebelahan dengan meja kerja Kris
"Sudah hyung... tinggal disatukan dengan berkas laporan acara saja.." Kris merapikan beberapa kertas yang berserakan di mejanya.
"Akhir - akhir ini banyak sekali kasus mengenai sengketa lahan, tanah dan semacamnya... seperti tidak ada hal lain saja.." namja ber name tag Jung Yunho itu membawakan cup yang berisi kopi pesanan Kris.
"Majja hyung... semua orang akhir - akhir ini gemar sekali berebut... bahkan hal sepelepun diperebutkan.." Kris mulai menyeruput kopinya
"Tapi semakin banyak orang - orang berebut, semakin banyak juga rejeki kita... hahahahaa..." Yunho bergurau dan disambut tawa Kris dan staff lainnya.
.
.
.
.
"Ya! Berikan kami uangmu!" Segerombolan preman sekolah mengitari Lay sahabat Zitao
"aaa...aku... tidak.. punya uu...aang..." Lay terbata - bata ketakutan, gadis mungil itu hanya bisa menunduk dan kakinya gemetar.
Sekitar 8 siswa laki - laki dari sekolah lain sedang mencoba untuk memalak gadis polos itu.
"YAA! BERIKAN SAJA UANGMU! JANGAN PANCING KAMI UNTUK BERBUAT KASAR!" Teriak siswa yang wajahnya paling sangat.
Tiga orang siswa memegang tubuh Lay dan dua orang lagi membuka paksa tas Lay.
"HEI! APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA TEMANKU!" Zitao yang sedang berjalan menuju halte bus melihat kejadian itu, bukannya lari atau menyelamatkan diri, Zitao malah berteriak kearah gerombolan itu.
"Zitao-ah... dowajuseo..." Lay beegumam lemah
"Hei anak kecil! kau mau ikut campur urusan kami?" Seseorang menghampiri Zitao dan menoyor kepala Zitao dengan telunjuk
"yaa... singkirkan tanganmu! Lepaskan temanku! atau kalian dalam bahaya!" Bentak Zitao tanpa memperhatikan bahaya dari kata - katanya.
"Bahaya? siapa yang akan dapat bahaya?" Siswa dengan bau rokok itu mendekat terus kearah Zitao, Zitao mulai gugup namun tetap tak mau menyerah.
"Jika kalian tidak meninggalkan tempat ini segera! maka aku... aku akan...akaaan.." Zitao memutar otaknya berusaha mencari ide untuk melawan geng berandalan itu
"AKAN APA? HAH?" orang itu berteriak lagi hingga muncrat
"Hei... jangan berteriak... mulutmu bau sekali.." Zitao memprotes lagi - lagi tanpa mempedulikan kata - katanya
"Kurang ajaaaar..." orang itu menyeret Zitao hingga tersungkur didekat Lay yang masih bergetar.
Zitao langsung berdiri tak terima diperlakukan kasar, Zitao langsung mengambi ponselnya lalu berkata, "Tunggu dan lihat saja.. bagaimana oppaku akan menghajar kalian"
Zitao mendial nomor Kris, Zitao berdoa dalam hati agar oppanya itu mau mengangkat telponnya.
*percakapan telepon*
"yoboseyeo?"
"Oppa neun oddie?"
"aku di kantor, wae?"
"Oppa cepatlah ke sekeolahku, aku ada di pintu belakang arah ke halte"
"aku sibuk"
"Oppa jaebal...butagheo..."
"wae... kau kenapa?"
"aku sedang diserang grombolan preman... oppa... aku tidak tau harus bagaimana... sarrahajuseo..."
PIP
"oppa... oppaa... aiiisshh"
Zitao memandang kesal ponselnya, dia mengutuk Kris dalam hati yang tak pernah bisa diajak kerjasama. Zitao kini ketakutan, dia berdua bersama Lay tersudut diantara 8 orang preman sekolah yang berwajah sangar, bau dan mengerikan.
.
.
Kris menutup telponnya, dia langsung berdiri tanpa memperdulikan seorang client sedang berkonsultasi dengannya.
"ceongseohamnida... ceongmal ceongseohamnida... aku harus segera pergi... ini mendadak" Kris membungkuk 90 derajat berulang kali kepada clientnya.
"Yunho hyung... gantikan aku sebentar nde... jaebal...aku harus segera pergi"
Kris langsung berlari bahkan sebelum Yunho sempat mengangguk. Kris berlari kearah basement tempat mobilnya terparkir, namun mobilnya tak dapat keluar, ada mobil lain yang parkir di sekeliling mobilnya. Kris kembali melakukan kebiasaan mengacak kasar rambutnya ketika dia sedang kesal dan kehabisan akal. Kris langsung memutuskan utntuk meminjam sepeda satpam yang berjaga di gedung kantornya. Kris mengayuh sepedanya sekncang mungkin, kepalanya hanya memikirkan keselamatan Zitao.
"anak itu... kenapa harus menelponku... kenapa tidak menelpon yang lain"
"yaa... kenapa aku mau saja bersusah payah seperti ini"
"Ya Kris wu, no michoseo?"
Kris terus mengomel dalam kepalanya mempertanyakan apa yang dia lakukan sekarang.
.
Tepat ketika para gerombolan preman itu akan memukul Zitao yang dari tadi sudah banyak omong. Kris datang dan membuang sepedanya sembarang
"YA!... LEPASKAN TANGANMU DARINYA!" Kris berteriak, napasnya masih terengah.
"OPPA! NAN OPPA!" Zitao berteriak dan melambaikan tangannya meminta bantuan pada Kris
Segerombolan orang itu kini melihat Kris berdiri beberapa meter dari mereka, Mereka mendekat kearah Kris dan Kris pun ikut mendekat kearah gerombolan itu. Kris menerobos gerombolan itu bermaksud untuk mencari Zitao, namun seseorang mencengkram tangannya.
"Ya... mau kemana?"
"Urusan kita belakangan,.. biarkan aku membereskan urusanku dengan gadis itu..." Kris menatap tajam siswa ingusan yang rata - rata lebih pendek daripadanya itu.
Kris berjalan sok tenang kearah Zitao, tubuh Zitao kini lebih bergetar melihat seringaian kejam Kris seakan mencabik - cabik tubuhnya.
"Kau pergilah... biar aku yang menyelesaikannya"
"Tapi... oppa bagaimana?"
"Tinggalakn aku... SEKARANG!"
Zitao menyeret Lay dan meninggalkan tempat itu setengah ikhlas.
"YA! KALIAN MAU KEMANA!" ketua geng berandalan itu berteriak. Kris membalikkan badannya masih dengan tatapan mengerikannya
"Urusan kalian adalah denganku!" Kris berkata dengan nada tenang dan mengancam.
Kris mampu melihat beberapa dari anak SMA ingusan itu ketakutan melihat ekspresi wolfnya yang seakan - akan memang ingin menelan mereka hidup -hidup. Kris melihat beberapa orang mundur, namun sesorang yang berbadan paling besar maju dan langsung melakukan gerakan menghantam.
Kris dengan refleks memiringkan tubuhnya menepis pukulan itu. Kris dengan sigap membuka kancing jasnya dan menepis pukulan lainnya, Kris awalnya tidak mau memukul anak itu, namun dia sudah tersudut karena dua siswa lainnya ikut mengeroyokknya bahkan salah satunya mampu memukul pipinya hingga darah segar mengucur dari sudut bibirnya.
Kris mulai mengerang kesal, Kris memijat sedikit pergelangan tangannya dan melakukan pemanasan, kemudain Kris memukul orang yang tadi berhasil mendaratkan tangannya di wajah tampannya itu. Seseorang lagi mencoba menyerang Kris dari belakang namun Kris menunduk hingga orang itu memukul temannya sendiri. Pertarungan itu berlangsung cukup sengit karena Kris diserang dan dikeroyok bertubi - tubi. Kris yang tersulut emosinya mengangkat seorang siswa dan membantingnya kearah siswa lain yang jatuh.
*langsung setel Growl*
Yo! Okay!
Neo hogshi molla gyeonggo haneunde (jaldeureo)
Jigeum wiheomhae (So Dangerous!)
Jakku nareul jageug hajima (Keunilla)
Nado nal molla
*sorry itu hayalan author doang,,, kkekeke..
Kembali ke Kris!.
Setelah beberapa bocah berhasil Kris banting, gerombolan itu langsung berlari terbirit - birit meninggalkan Kris. Kris melihat bocah - bocah itu berlari tunggang langgang ketakutan. Setelah mereka menghilang Kris langsung membelai pipinya yang terasa benar - benar ngilu dan tak bisa digerakkan.
.
.
.
Sesampainya dirumah Kris langsung melihat Zitao dengan wajah super cemasnya menunggu Kris bersama Heechul dan Luhan.
"Oppa... gwuenchana...?" Luhan menghampiri kakaknya dengan raut wajah super cemas
"Adeul? aaa... mani appo?" Heechul dengan tingkat kecemasan yang sama juga bertanya
"Gwuenchana eomma..." Kris menjawab singkat
"Oppa... mianhae..." Zitao mendekati Kris dengan takut. Kris hanya memberikan death glarenya lalu meninggalkan ruang depan dan segera masuk ke kamarnya.
Zitao mengetuk pelan pintu kamar Kris yang terkunci, namun Kris tak menghiraukannya, Kris bahkan tak menghiraukan perutnya yang lapar sangking kesalnya.
"oppa... ayo makan malam dulu..." Zitao mengetuk pintunya lagi, namun Kris tidak bergeming
"Oppa... mianhae... aku hanya mencoba menyelamatkan temanku..." Zitao berkata setengah merengek
"Guere... menyelamatkan temanmu dan mengorbankan aku..?" gumam Kris yang berbaring ditempat tidurnya
"Oppa... aku benar - benar minta maaf oppa... jaebal..." Zitao masih setia menunggu Kris
"Oppa... keluarlah... makanlah dulu... tidak apa - apa jika oppa kesal padaku, tapi oppa harus makan..." Zitao merengek, suaranya seperti dia sedang menangis
Kris mengeluarkan dua buah triple cheese burger yang tadi dia beli dan sebotol cola untuk makan malamnya. Kris sudah bisa menebak jika Zitao akan mengusiknya di rumah, jadi dia tidak akan makan dengan tenang, maka dari itu dia harus mempersiapkan dirinya agar bisa bertahan dari gangguan gadis cerewet itu.
Kris memakan burgernya dengan santai dan tenang sambil menonton variety show favoritnya tanpa menghiraukan Zitao yang masih menangis dan mengetuk pintunya.
"Zitao-ah...appamu sudah menjemput... kau pulang saja dulu... Kris pasti sedang ingin sendirian.." Heechul terdengar seperti membujuk Zitao.
"Nde... ajhuma... ajhuma bilang pada Kris oppa bahwa aku sangat menyesal... hiks.." Zitao akhirnya meninggalkan kamar itu dan menyeka air matanya.
.
.
.
Kepala Kris terasa sangat berat dan pusing, Kris melihat jam di ponselnya "baru jam 6 pagi... dan ini hari minggu.." Kris bergumam sambil mengucek matanya dengan malas.
"oh... suara apa itu?" Kris mencoba memperpeka indra pendengarannya mencoba mendengar seperti ada orang berteriak memanggil namanya dari luar. Kris bergidik karena merasa seram, tapi lama kelamaan suara itu sangat familiar di telinganya.
"Aaaah... Huang Zitao... apa lagi sekarang?" Kris menarik selimutnya sampai menutup semua badannya namun suara Zitao masih terdengar.
Sementara itu didepan rumah Kris, Zitao sedang duduk bersimpuh, tangannya mengangkat sebuah kertas manila berukuran 1x1 meter yang berisi tulisan permohonan maafnya.
"Kris oppa... aku menyesal... aku benar - benar minta maaf... ampuni aku... Kris oppa.." Zitao berteriak lagi. Beberapa ibu - ibu berkerumun disekitar Zitao yang berteriak sambil bersimpuh di depan rumah Kris. Ibu - ibu itu berbisik sesuatu mengomentari apa yang Zitao lakukan.
"Kris oppa... aku menyesal... aku benar - benar minta maaf... ampuni aku... Kris oppa.."
"Kris oppa... aku menyesal... aku benar - benar minta maaf... ampuni aku... Kris oppa.."
"Kris oppa... aku menyesal... aku benar - benar minta maaf... ampuni aku... Kris oppa.."
Zitao mengulangi permintaannya berulangkali. Heechul, Hangeng dan Luhan segera keluar dan melihat gadis itu bersimpuh dan mengangkat seruan minta maafnya dan meminta maaf sambil menangis pada Kris.
"Zitao-ah... apa yang kau lakukan?" Shindong mencoba membangunkan putri semata wayangnya itu, namun hasilnya nihil, Zitao terus bersikeras melakukannya.
"Zitao-ah,... jangan seperti ini... oppa pasti sudah memaafkanmu..." Luhan membujuk Zitao sambil menghapus air mata gadis itu.
"Kris oppa... aku menyesal... aku benar - benar minta maaf... ampuni aku... Kris oppa.." Zitao berkata lagi tanpa memperhatikan Luhan dan appanya.
"Zitao-ah... masuklah kedalam rumah,... ini bisa dibicarakan.." Heechul resah dengan kerumunan orang - orang dirumahnya.
Kris hanya menonton adegan itu dari jendela kamarnya. Tiba - tiba sesorang mengetuk pintu kamarnya.
"Aboji..."
"Cepatlah keluar dan maafkan Zitao..."
"Shireo yeo... dia membuat aku babak belur"
"Kris! Dia bahkan menyiksa dirinya untuk meminta maaf padamu, udara diluar sangat dingin, dia bisa sakit... kakinya pasti sudah keram"
"Shireo yeo..."
"KRIS!"
Hangeng menegaskan suaranya dan menatap tajam putra sulungnya itu
"Turun dan bawa dia masuk sekarang juga!"
Hangeng kemudian meninggalkan Kris yang mendengus kesal. Kris menyeret kakinya menuruni tangga dan berjalan kearah luar rumahnya. Kris benar - benar masih kesal, ya... dia masih kesal, tapi bukan kesal pada Zitao atau anak - anak yang membuat wajah tampannya babak belur. Kris masih kesal pada dirinya sendiri yang dengan bodohnya selalu menuruti keinginan Ziato.
Kris membuka pintu pagar rumahnya dan mendapati Zitao masih bersimpuh sambil mengangkat kertas berisi permohonan maafnya. Kris mendekat kearah Zitao dengan langkah santai yang malas. Semua orang melihat namja muda dan tampan itu berjalan, ibu - ibu yang berkerumun tadi masih setia dengan bisik - bisik mereka.
Kris mengambil kertas yang Zitao pegang, membaca tulisan Zitao lalu menunduk melihat Zitao, mata Kris dan mata Zitao sempat bertemu, namun Zitao yang takut mengalihkan pandangannya. Kris berjongkon menatap kepala Ztao yang tertunduk. Kris mengangkat dagu Zitao dengan telunjuknya dan menatap lagi mata yang balas menatapnya itu.
"Kau... benar - benar menyesali perbuatanmu?" Kris berbisik pada Zitao, Zitao mengangguk pelan
Kris lalu membalikkan tubuhnya dan masih berjongkok, Zitao memandang punggung lebar milik Kris dengan tatapan bingung.
"Kakimu pasti keram... naiklah, dan sarapan bersamaku.." Kris meminta Zitao untuk naik kepunggungnya.
Zitao yang masih takut mengikuti perintah Kris. Setelah Zitao menempel dengan baik di punggungnya, Kris langsung berdiri dan menggendong Zitao. Kris menghampiri eommanya "eomma...suruh ibu - ibu itu bubar.."
"ajhusi.. ayo kita sarapan bersama" Kris mengajak Shindong yang wajahnya sangat cemas melihat putrinya digendongan Kris
.
.
"oppa mianhae" Zitao berkata setelah mereka selesai sarapan
"Aku... tidak bermaksud untuk mencelakakan oppa... aku hanya mau menyelamatkan temanku saja" Zitao kembali menjelaskan
"Arraseo... Aku sudah memaafkanmu... tapi lain kali jangan pernah menantang orang seperti itu lagi, jangan pergi sendirian dan jangan lewat jalan belakang sekolahmu lagi... arraci" kata Kris sambil mengoleskan krim ke kedua kaki Zitao yang keram karena bersimpuh.
"Gumawo oppa.. ceongmal gumawo.." Zitao langsung memeluk erat tubuh Kris dan kembali menangis. Kris yang tentu saja kaget dan tidak enak menolak hanya bisa mengusap punggung Zitao dan memintanya berhenti menangis.
"Zitao ya... sekarang kan hari minggu... tidak baik jika menangis di hari minggu.." Bujuk Kris yang tak tau harus berkata apa untuk menenangkan Zitao yang cengeng itu.
.
.
.
Keesokan harinya Zitao kembali ke sekolah, namun teman - temannya meledek Zitao yang kemarin meminta maaf pada Kris dengan cara yang mereka bilang 'kampungan'. Seharian Zitao terus diejek dan diejek, tapi Zitao tidak mau menanggapi anak - anak usil itu, dia teringat pesan Kris agar tidak lagi mencari masalah dan ribut di sekolah. Zitao yang sangat malu hanya duduk dan menghabiskan seharian itu seperti di neraka.
Akhrinya bell pulang sekolahpun berbunyi, saat menuju pintu gerbang Zitao bertemu dengan Lay.
"Apa ini?" Lay menyodorkan sebuah kotak pada Zitao
"Gumawo Zitao-ah... jika kau dan oppamu tidak ada... aku apsti sudah celaka.." Lay berkata dengan mata berkaca - kaca
Zitao melihat kotak itu, ternyata isinya adalah coklat.
"Kau tak perlu memberiku ini... aku menolongmu karena... kau temanku kan.." Zitao mencoba tersenyum, tapi hatinya yang sudah kesal sepanjang hari ini tidak bisa ditutupi.
"Aniiaa... kemarin kau hingga rela bersimpuh berjam - jam demi memohon maaf pada oppamu itu...itu semua salahku.." Lay menundukkan kepalanya
"Gwuenchana Lay-ah... Kris oppa juga sudah memaafkanku.."
"Tapi sekarang kau malah diejek oleh anak - anak lain"
"Biarkan saja,,, nanti juga mereka berhenti jika sudah bosan... sudah jangan dipikirkan"
"Gumawo Zitao-ah... ceongmal..."
Zitao memeluk Lay dan menepuk pundak gadis itu dengan sayang. Namun pelukan persahabatan itu harus terganggu dengan hadirnya segerombolan siswi centil dan ganjen yang mengejek - ejek Zitao seharian ini.
"hahahahaha... coba kita lihat anak menyedihkan ini... uhuuu.." seseorang dari gerombolan itu memainkan rambut Zitao
"Kau bilang namja tampan itu pacarmu..." siswi lainnya meledek Zitao
"tapi buktinya dia tidak mau memaafkan mu.. hahaha..." dan siswi alin ikut tertawa
"DIA SUDAH MEMAAFKANKU!" Zitao membentak teman - temannya karena sudah kelewat kesal
"Guere yeo... itu karena kau mempermalukan keluarganya didepan kerumunan orang - orang" siswi yang sepertinya adalah ketua geng centil itu mendekat kearah Zitao
"Menyedihkan sekali" kata siswi itu lagi
"Itu bukan urusan kalian... menyingkir dari jalanku sekarang juga!" Zitao mencoba menerobos gerombolan itu bersama Lay namun mereka terus memblok jalan Tao
"Dasar memalukan, kau masih bisa galak saat kau ketahuan berbohong!?" kata siswi berbadan gendut
"Aku? Berbohong apa?" Zitao membelalakkan matanya tak mengerti
"Kau bohong...namja tampan itu bukan pacarmu,.." Ketua geng itu berkacak pinggang sambil meledek Zitao
"Dasar gadis jelek mata panda menyedihkan!" Siswo gendut itu mendorong bahu Zitao
"Ya... jangan ejek Zitao seperti itu.." Lay memberanikan diri untuk membela Zitao
"Hei diam kao bodoh...!" tapi ketua geng centil itu membentakknya
"Zitao pembohong menyedihkan! hanya bisa mengakui namja itu sebagai pacarnya.." katua geng itu berkata sambil menunjukkan ekspresi prihatin
"JIKA AKU MEMANG PACARNYA, APA ADA MASALAH UNTUK KALIAN?"
"oh..."
Tiba - tiba Kris datang dan mengejutkan gerombolan itu, termasuk Lay dan Zitao
"Wae? Kenapa kalian kaget seperti itu?" Kris menaikan sebelah alisnya bertingkah sok polos
"Aa.. aanii.. anii.." Kata ketua geng itu setengah takut setengah terpesona
"Dasar kekanak - kanakan,.. senang sekali ikut campur urusan orang.."
Kris berjalan menuju Zitao melawati si ketua geng itu
"Bukan begitu... tapi dia sudah berbohong, dia bilang oppa adalah namjachingunya" ketua geng itu berteriak pada Kris
"Jangan menunjuk 'Zitaoku' seperti itu, dan jangan pernah memanggilku oppa!"
"eh..."
Kris berkata tajam lalu menutup mulut ketua geng centil itu dengan death glarenya. Kris lalu berdiri disamping Zitao, kemudian dia menggerakkan tangannya untuk merangkul Zitao.
"Guere... naneun...Kris Wu! Aku adalah namjachingunya Huang Zitao... apa ada yang kurang jelas?"
Kata - kata Kris itu seperti petir disiang bolong. Semuanya terkejut, bahkan mata Zitao seperti akan melompat sangking kagetnya.
"Sudah kubilang kan... aku tidak berbohong! Kris oppa... dia milikku!" Zitao mendongakkan kepalanya bangga.
"Zitao baby... ayo kita pulang sekarang... Lay mau ikut.." Kris masih merangkul Zitao, dan mengajak gadis itu pulang sebelum dia kembali cerewet.
"anii... aku sudah dijemput.." Lay berkata canggung
"Guere... hati - hati Lay-ah.." Kris melambaikan tangannya pada Lay yang berjalan menuju mobil jemputannya.
"Kalau begitu kami permisi..." Kris membelah kerumunan itu dan berjalan sambil merangkul Zitao.
Kris membukakan kursi penumpang dan mempersilahkan Zitao masuk, kemudian membantu Zitao memasang sabuk pengamannya, setelah itu Kris menutup pintu mobil dan berjalan ke pintu kemudi. Sebelum masuk Kris menyempatkan diri untuk melambaikan tangan pada geng centil yang masih menganga. Setelah puas melihat wajah cengo itu, Kris langsung menginjak pedal gas mobilnya meninggalkan sekolah Zitao.
-Terpaksa To Be Continue-
Anyeonghaseo... author balik lagi dengan sekuel WGM ini... sekali lagi ini WGM bukan WGM reality show ya,.. tapi ini tentang cerita kehidupan pernikahan pairs idola kita dan bagaimana mereka bisa menikah... hehehe... sebelumnya juga sudah ada WGM versi lainnya seperti KrisBaek, KaiSoo, ChanBaek, dan SuLay. Ini sekarang posting yang TaoRis... author terpaksa mendahulukan official pairs karena ceritanya udah antri.. mianhae... dan yang optional pairs akan di publish segera...
Nah... gimaan buat yang udah request TaoRis Version... apakah kalian lega akhirnya versi ini publish? yaaaay... tenang aja ini baru part 1, masih ada part - part selanjutnya yang asli dan dijamin lebih kocak lagi...
Thanks buat Readerdeul yang sudah mengoreksi kebiasaan typo(s) author, pas bikin ini author bener - bener ngelebarin mata sampe lebih lebar dari matanya Kyungsoo... *ups*
Akhir kata, seperti biasa,,,, author mengucapkan... aauuuuu... AH! SARANGHAEYEO!
Happy reading readerdeul!
