Bleach © Tite Kubo
Untukmu, yang kurindu © Jong Aeolia
Teruntuk yang kurindu,
Takdir mengawali segalanya dari sebuah pertemuan―bukan juga pengecualian bagi kita. Dan aku mengawali ini dengan setangkai rindu bertalu dari palung rasa.
Kemarin angin kerinduan itu bertiup sepoi membuka berlembar-lembar halaman jurnal ingatan. Tersingkap meloncat secara acak dari satu halaman ke halaman lain. Dimana aku tak satu pun lupa akan detailnya. Semua sudah terekam sempurna. Dan ketika aku tersadar, hujan asin telah meluruh deras, menganak sungai tanpa bisa dibendung.
Bukan selengkung sesal yang terefleksi, melainkan segaris syukur atas menautkanku pada memoar yang tersaji. Karena rindu berakar dari tunas perpisahan. Sedang perpisahan adalah hulu arus sungai pertemuan.
Di sini, kubisikan salam pada Sang Bulan yang bertahta anggun di atas permadani kelam. Hanya sepatah rasa rindu yang nyata setelah kautinggalkan. Memang bukan lagi di titik yang sama, namun aku stagnan akan penantian. Mengharap secuil iba dari salju bulan Desember agar sukarela membawa balasan darimu.
Salam rindu,
Dari yang selalu merindumu…
Fin
Didedikasikan untuk:
seseorang di masa lalu, yang beberapa hari lalu saya temui dalam dimensi mimpi.
Extra
Toushirou Hitsugaya memandang sendu selembar kertas bergoreskan rapih kuas bertinta pekat dalam genggamannya. Tak lama, ia kembali melipatnya menjadi tiga bagian lalu menyelipkannya di bawah pot bonsai di atas meja kerja letnanya―tempat kertas tersebut disembunyikan oleh si pemilik asli. Riak parasnya kembali mengeras lagi datar. Dan langkahnya berangsur menjauhi kantor Divisi 10. Hilang tertelan pekat tengah malam tanpa meninggalkan jejak atas tindakannya malam ini.
Menyalahgunakan wewenang sebagai Kapten Divisi 10 untuk memasuki ruangan kantor utama cuma demi memeriksa secarik kertas (yang tanpa sengaja ia lihat sore tadi sekembalinya dari toilet) yang diselipkan letnanya, Rangiku Matsumoto, di bawah pot bonsai miliknya. Tak ada rasa penasaran atau semacamnya yang berlebih sampai Toushirou memergoki gurat sendu dan sorot sayu bertengger pada wajah ayu Rangiku. Hingga dorongan rasa ingin tahu membuatnya mirip arwah gentayangan yang berkeliaran dalam bangunan kosong tak berpenghuni.
Sejauh ini Toushirou belum pernah merindukan seseorang yang tidak akan pernah bisa ia temui lagi, setidaknya orang-orang terdekatnya masih dapat ditemui jika tiba-tiba rindu mendesak (Toushirou sangat bersyukur untuk hal ini). Untuk itu, detik ini juga ia mematri janji tak terucap, selama tiga hari ke depan akan sedikit melonggarkan pengawasan pada wakilnya yang gemar berbuat semaunya. Entah tulah macam apa yang akan menimpa Divisi 10 akibat niat baiknya menghibur (secara tidak langsung) sang wakil kapten.
End of the story
