WARN: AU, TYPO, Alur gak jelas,
Disclaimer : Masashi Kishimoto.
Hallo salam kenal :D ini cerita pertama saya yang saya beranikan untuk dibaca orang lain. Saya hanyalah seseorang yang sedang dalam proses pembelajaran, maka dari itu apabila cerita ini kurang bagus atau malah jelek, untuk kesan pertama cerita ini, mohon bantuan berupa saran dan kritikannya tapi saya tidak terima flame atau komentar pedas, karena itu akan membuat saya down dan tidak mood lagi melanjutkan tulisan saya. Terima kasih dan selamat membaca
STEP SISTERby Yumeiko21 Fumasaki
Anko Mitarashi menyerahkan bayi yang berada dalam gendongannya pada seorang wanita muda. Disebelah wanita itu berdiri seorng lelaki muda yang diketahui sebagai suaminya. Mereka adalah pasangan suami istri yang baru menikah, namun sang istri di diagnosa tidak akan bisa melahirkan seorang anak. "jangan khawatir. Bayi ini akan kami rawat sebaik mungkin. Tolong jangan temui dia lagi. Dia adalah anak kami mulai dari sekarang" ujar wanita itu sambil memperhatikan bayi perempuan mungil yang kini sedang tertidur pulas dalam gendongannya. Anko hanya mengangguk dalam diam. Ada rasa tak rela yang menjalari hatinya ketika ia harus merelakan bayinya pergi bersama orang lain. Setitik airmata mengalir di pelupuk mata Anko. Namun ini adalah satu-satunya jalan terbaik yang bisa dilakukan Anko untuk melindungi anaknya dari kemarahan suaminya. "sudahlah Anko, suamimu takkan bisa mencelakai bayimu, sekarang bayimu sudah aman ditangan mereka" ujar salah seorang pengasuh di panti asuhan yang bernama Shizune. Matanya memperhatikan mobil pasangan suami istri tadi yang semakin menghilang dari pandangan.
Suara tangis bayi menyusup diantara suara derasnya hujan, dengan tergesa-gesa, Shizune langsung berlari menuju ruang anak dan mendapati seorang bayi perempuan yang baru lahir menangis di keranjang bayinya. Shizune mengangkat keranjang bayi itu dan mengayunkannya perlahan. Kasihan, bayi ini baru dilahirkan tadi pagi namun ibunya meninggal ketika melahirkannya. Sementara ayahnya bekerja di perantauan dan jarang sekali pulang. Karena tidak memiliki sanak saudara, pihak rumah sakit mengirim bayi tersebut ke panti asuhan. Bahkan bayi perempuan ini belum sempat merasakan ASI ibunya. Shizune menjadi iba melihatnya. Di leher bayi perempuan itu, melingkar sebuah kalung liontin. Ditengahnya terukir sebuah nama, nama si bayi.
"dimana bayi itu!?" terdengar suara teriakan seorang pria dari ruang depan. Shizune yang mendengarnya langsung menuju ke sumber suara. Di lobi panti asuhan, Shizune melihat seorang pria dewasa mencoba untuk menampar pipi Anko. Dengan sigap Shizune berlari kearah mereka dan mencoba menghalangi aksi pria itu. "Hizashi hentikan!" seru Shizune. Wajah datar Hizashi Hyuga kini tak lagi terlihat, yang tampak hanyalah ekspresi kemarahan. Bola mata perak Hizashi menatap berang pada Shizune. Sedetik kemudian pandangannya teralihkan pada keranjang bayi yang berada dalam gendongan Shizune. "ini dia si bayi haram itu!" dengan sekali hentakan, keranjang bayi dalam gendongan Shizune berpindah ke cengkraman Hizashi. Lalu dengan kasar diseretnya Anko untuk menaiki mobilnya di tengah hujan badai. Sebelum Shizune sempat mencegah, mobil Hizashi telah menghilang dari pandangan.
"anak ini adalah aib! Ia harus dimusnahkan!" seru Hizashi sambil menyetir mobil dengan kecepatan tinggi. Anko hanya menangis, meskipun bayinya sudah aman bersama orang lain, tapi ia tetap berkilah seolah-olah bayi di jok belakang mobil adalah bayinya dan Hizashi. Bayi hasil dari perbuatan kotor mereka, bayi hasil perselingkuhan mereka selama ini. "tidak! Hizashi kau tidak boleh berbuat begitu! Bayi itu adala anakmu! Anak kita!" teriak Anko tertahan. "tidak ada yang boleh tau tentang hal ini! Kau dan bayimu bisa mencoreng nama baik keluarga Hyuga! Aku akan mengirimmu dan bayimu ke pengasingan. Jangan tunjukkan lagi batang hidungmu di depan wajahku!" seru Hizashi dengan kejam. Anko terbelalak. "kau sendiri yang telah menjatuhkan nama keluargamu! Kau tak bisa melakukan ini padaku!" teriak Anko lagi. Sementara bayi di jok belakang mengis semakin keras, mewarnai pertengkaran mereka malam itu. "beraninya kau bicara seperti itu! Aku menyesal telah bertemu denganmu! Bayi itu bukanlah anakku! Istriku sudah memiliki bayi lali-laki yang kelak akan membanggakan klan Hyuga! Bukan seperti bayimu yang kotor itu!" Hizashi berteriak lagi, emosinya sudah mencapai ubun-ubun. "tidak! Turunkan aku! Turunkan aku sekarang!" Anko meraih kemudi mobil dan membantingnya secara asal ke sebelah kanan. Akibatnya, mobil yang ditumpangi Hizashi dan Anko menabrak pohon besar yang tumbuh di sisi jalan.
…
Malam ini merupakan malam yang sangat berat bagi Shion ketika ia harus menyaksikan jasad suaminya yang terbujur kaku dihadapannya. Disamping mayat suaminya, tergeletak seorang mayat perempuan yang lebih muda darinya. Dari hasil yang telah diketahui, bahwa wanita itu adalah Anko Mitarashi yang dua tahun belakangan ini menjalin hubungan gelap dengan Hizashi Hyuga. Dan dari hasil hubungan gelap mereka berdua, diketahui bahwa telah lahir seorang bayi perempuan. Shion mengeratkan pelukannya pada bayi laki-laki yang tertidur pulas digendongannya ketika matanya melihat seorang suster rumah sakit yang sedang menggendong bayi perempuan yang tengah menangis. Suster itu menatapnya seakan mangatakan 'aku turut berduka cita'. tapi pandangan matanya teralihkan pada bayi perempuan yang digendongnya dan kembali menatap Shion lagi. Seakan tahu apa yang sedang berusaha disampaikan suster itu lewat pandangan matanya, Shion malah menitikkan airmatanya. Dan nama yang terukir pada kalung liontin bayi perempuan itu adalah, Tenten. Hanya Tenten. Tapi akankah Shion harus mengubahnya menjadi Tenten Hyuga?
TO BE CONTINUED
Huaa! Maafkan ceritanya yang pendek, karena ini masih permulaan. Dan maafkan juga karakternya yang aneh dan abal T,T soalnya saya tidak tahu lagi harus menggunakan karakter siapa. Maaf kalo masih banyak typo yang bertebaran dan bahasa yang gak jelas -_- saya berusaha sebaik mungkin. Semoga ada yang mau menyempatkan diri untuk membaca dan mereview cerita aneh ini :D kalau ada, maka saya ucapkan terimakasih
