Hate or...?
.
Genre : friendship, romance, hurt/comfort, dll
.
Summary :
Kuroko tetsuna, siswi SMP Teikou yang phobia terhadp lelaki. Tapi entah keberuntungan atau kesialan yang menimpanya, ia terpaksa tinggal serumah dengan Akashi selaku ketua OSIS disana yang ternyata sangat sadis! [ Akashi x fem! Kuroko ]
.
.
.
Kuroko Tetsuna. Murid 2 SMP Teikou yang keberadaannya sangat sulit diketahui. Bahkan gurunya memerlukan GPS untuk mencarinya. Itupun kalau kuroko-nya nyalain GPS-nya. Kalau nggak? Yang penting, kuroko itu orang yang pendiam dan temannya sedikit. Ingat! Se-di-kit! Bukannya nggak ada sama sekali! Dia memiliki teman sepermainan –yang kalo ga salah pernah kebawa truk pas nyari lucky itemnya- ya, dia adalah Midorima Shintaro selaku wakil ketua OSIS di sana. Kok bisa? Tanykan pada pensil ajaib (tapi cibop)-nya.
Hari ini hari selasa. Seperti biasa, kuroko selalu pulang sendiri di hari tersebut karena midorima punya urusan OSIS setiap hari selasa. Seringkali kuroko menawarkan bantuan, namun selalu ditolak midorima dengan wajah masam. Waktu ditanya 'kenapa', midorima pasti selalu menjawab 'udah, pulang aja sono!'. Memang kurang ajar temannya itu. Tapi karena kuroko itu tipe orang yang mudah nurut, dia pasti langsung meng-iya-kan seluruh jawaban. Eit- tapi kalau waktu ngoreksi pekerjaan temen ga pernah di benerin semua.
Kuroko itu phobia terhadap lelaki, karena dulu dia pernah di siksa oleh ayahnya. Tapi kenapa ia bisa berteman dengan seorang lelaki bernama midorima? Soalnya, dia berpikir kalau cowok bertampang baik itu orang jahat. Sedangkan bertampang aneh itu orang baik. Sejak kapan dia berpikir seperti itu? Tayakan pada midorima saja.
Tapi, sejak ortu-nya meninggal, dia selalu menginap ke rumah Midorima, walau ia tahu kalau tak selamanya ia akan ada disitu.
Oke, udah cukup, kan profilnya kuroko? Balik ke cerita!
Kuroko sedang berjalan pulang, namun tiba-tiba kertas yang ia pegang terbang karena angin. Ia mengejar kertasnya itu. Untungnya kertasnya menuju ke taman yang jarang dihuni- salah, dikunjungi. Ia menangkap kertasnya itu.
Namun, sialnya ia tersandung oleh 'sesuatu' sehingga ia terjatuh. Anehnya, ia tak merasakan sakit. Dengan perlahan, ia membuka matanya dan ia mendapati seorang lelaki yang tengah memandangnya heran. Kuroko baru sadar kalau dirinya tengah terbaring di atas tubuh lelaki bersurai merah dan warna matanypun merah tersebut. Mengingat kuroko itu phobia terhadap lelaki, ia langsung menghindar dan langsung bergegas pergi.
"Kuroko...san?"
Panggilan tersebut menghentikan pergerakan, dan menoleh ke sumber suara yang ternyata lelaki tadi. Sungguh, kuroko sangat tidak ingin berurusan lagi denga lelaki itu. Namun, karena pensaran akan cowok itu bisa mengetahui namany walaupun ia sangat jarang 'dilihat' oleh orang lain, ia memilih untuk meladeninya.
"A-apa?" ucapnya gagap.
"Ini kertas milikmu?" lelaki itu mengangkat sebuh kertas yang diduga milik kuroko.
"E-eh? I-i-i-iya, itu milikku."
"Nih," ucapnya menyerahkan kertas itu, namun sama sekali tak beranjak dari temppatnya, sehingga membuat kuroko harus mendekat untuk mengambil kertas tersebut. Akhirya dengan segenap teaga dan kekuatannya, kuroko mendekati lelaki tersebut dengan menutupi wajahnya dengan tasnya. Mengulurkan tangannya seraya meminta kertasnya tersebut. Dengan heran, lelaki tersebut memberikan kertas yang ia pegang ke tangan kuroko yang terulur, dan tak sengaja tangan mereka sempat bersentuhan sehingga kuroko langsung kabur setelah merebut kertasnya dari lelaki itu.
Sesampainya di rumah tumpangannya –rumah midorima-, ia mendapati seorang lelaki berumur 20-30-an sedang berbicara dengan ibunya midorima. Ia mendekati mereka (yg tentu sambil menjauhi lelaki yg tak dikenalnya).
"Oh, jangan-jangan ini yang namanya Kuroko Tetsuna?" ucap lelaki tersebut menolehkan pandangan ke tetsuna yang sedari tadi bersembunyi di balik bibinya –ibunya midorima-. Kuroko tak berkata ap-apa, kemudian bibinya (a.k.a ibunya midorima /dahtau!) berkata kepada lelaki tersebut, "maaf, dia itu phobia terhadap lelaki."
"Oh, begitu. Kalau begitu kusapaikan pesanku sekarang dan pergi. Dengar, kuroko tetsuna-san, mulai nanti malam kau akan tinggal dirumahku. Maid-maid yang akan menjemputmu nanti akan menjelaskan kepadamu secara rinci. Aku pamit dulu," kemudian lelaki tersebut pergi setelah menundukkan kepalanya. Tak mempedulikan wajah kuroko yang tengah shok.
.
.
.
"Jadi besok kau akan pindah, kuroko? Eh, bukannya aku peduli, ya! Aku hanya SEDIKIT penasaran nodayo!" ucap midorima.
"e-eh.. iya..." kuroko meluk boneka.
"ke rumah siapa?"
"nggak tau,..."
"lha?!"
"dia tidak memberitahuku!"
".. kalau begitu, aku akan tanya ke ibuku. Ibu-" midorima pun beranjak ke dapur, diduga ibunya disitu. Dan beberpa menit kemudian ia kembali dengan keringat dingin di wajahnya. "Siap-siap mati, kuroko."
"eh?"
Keesokan harinya
(kuroko POV)
Kini aku sudah berada tepat didepan sebuah rumah yang megahnya luar binasa nauzubileh (kamu OOC ya lama2, kur /gegarasiapa?!) meskipun masih jam 10 mlam. rumah tersebut bertingkat 6 lantai. Aku tak mengerti ini mansion atau rumah? Ah, keduanya sama saja. Bahkan ada air mancur di halaman yang luasnya seperti sawah. Pemilik rumah ini kelewatan kaya rasanya.
Oh, iya. Bagi yang penasaran tentang obrolanku dan midorima-kun tadi malam, dia tetap tak memberitahuku nama orang yang akan mengizinkan aku tinggal dirumahnya. Ya, aku harap ada anak perempuan di rumah ini. Ya kali aja orang kaya begitu belum nikah. Oh, iya. Kalau tidak salah papan nama di gerbang masuk bertulis 'Akashi'. Aku merasa mengenali nama itu, namun masa bodoh lah.
Saat aku memasuki rumah itu dengan ragu, seorang maid menyambutku dan mengantar ke kamar baruku di lantai 3. Setelah menunjukkan kamar dan mengatakan peraturan di keluarga 'akashi', maid tersebut berpamit pergi ke dapur. Aku pun hanya menganggukan kepalaku.
Beberapa menit kemudian, aku akhirnya selasai merapikan barang-barangku. Aku sedikit merasa aneh sdikit? Nggak juga... sepi? Iya. Biasanya kalau aku pulang kerumah midorima-kun, aku pasti disambut bibi yang tengah menjemur baju. Da itu membatku sangat nyaman. Disini aku merasa sepi karena tak ada teman bermain.
Kemudian lantunan musik dari biola terdengar di sebelah kamarku. Apa ada anak lain yangtinggal disini? Pertanyaan itu membuatku penasaran dan pergi ke luar kamar. Di sebelah kamarku tertulis 'ruang musik'. Oh, hei. Apa ini sekolah? Sampai ada ruang musiknya segla...
Kulihat kedalam ruangan tersebut lewat kaca di pintu. Kulihat ada seseorang yang sedang bermain biola. Wajahnya tak dapat kulihat dengan pasti. Kututup mataku dan kufokuskan mendengar lantunan musik tersebut. Tak lama kemudian musik tersebut terputus, dan pintu didepanku terbuka sehingga membuatku terkejut dan membuka mataku. Kulihat yang ada didepan mataku adalah seorang lelaki yang kemarin kutemui di taman. Oh, ya ampun kenapa aku tak mengingatnya dia, kan Akashi Seijuro, ketua OSIS di sekolahku dan sangat berbakat dalam semua bidang!
Karena kaget, aku terjatuh terduduk di lantai koridor.
"Kau... anak yang mulai hari ini tinggal disini, kan, Kuroko Tetsuna-san? Kudengar kau phobia laki-laki." Kenapa dia bisa tahu? Ah, mungkin dia diberitahu ayahnya tadi. Dan aku harus bagaimana ini? Aku tak boleh berteriak karena peraturan dan ini masih pagi buta.
"I-iya."
"Akashi Seijuro desu. Yoroshiku," ia mengulurkan tangannya seraya menyuruhku untuk berdiri. Ragu, aku menerima tngannya itu. "K-kuroko... tetsuna desu... y-yoroshiku mou..." aku pun ditarik berdiri olehnya. Hampir saja aku ingin menangis karena takut.
Ia mendekatkan kepalanya ke telingaku dan berkata, "Jangan sampai kau menggangguku," dengan wajah mengancam kemudian kembali masuk ke ruang musik. Kami-sama, kenapa aku harus tinggal seatap dengan orang yang menyeramkan itu?!
Karena tidak tahu apa yang harus kulakukan, aku memutuskan untuk pergi mandi. Aku tidak percaya di kamarku ada kamar mandi yang lengkap. Ah, jadi ingat waktu aku masih tinggal di rumah midorima-kun... biasanya kami suit dulu sebelum pergi mandi karena kamar mandi hanya ada satu disana. Tnpa pikir panjang lagi, aku langsung beranjak mandi setelah melepas bajuku (eit! Yang reader cowok ga boleh berpikir mesum loh!). kurendam badanku ke bathtub yang ada disana. Asanya nyaman sekali. Dan lagi, dari kamar mandi itu, aku dapat mendengarkan musik dari ruang sebelah. Sepertinya dia masih memainkan biolanya.
Setelah selesai mandi, jam dinding di kamarku masih menunjukkan jam 10 lewat 30 menit. Apa sebaiknya aku tidur? Aku membaringkan diriku di atas kasur. Aku coba untuk memejamka mataku, dan *bziit bziiit* ponselku bergetar tanda e-mail masuk. Setahuku aku belum membeli paket internet, tapi sepertinya rumah ini memiliki wi-fi gratis. Sesekali kupakai untuk fb-an bareng midorima-kun, ah~ ok, mulai OOC.
Kuraih ponselku dan membuka e-mail yang masuk. Rupanya dari midorima-kun.
From : Midorima Shintaro
To : Kuroko Tetsuna
Subject : pr & disana
Pr mtk sudah selesai? Halaman berpa, ya? Aku tidak mencatatnya. Dan maaf mlam-malam begiini. Tapi karena kamu sukanya tidur tengah malam, jadi kukira masih bangun. Klo udh tidur lupain ajadeh.
Btw, disana enak nggak? Aku sih pernah ke rumahnya sesekali, tapi dia kan sadis, jadi apa kau baik-baik saja? Eh, ini bukan berarti aku peduli padamu lho, ya! Jangan salah paham!
Kupesankan agar jangan membantah apapun darinya, atau gunting akan melayang.
Seperti biasa, e-mailnya selalu panjang lebar. Dan seperti biasa, dia tetap tsundere walaupun di e-mail. Tapi, dengan begini aku bisa agak rileks. kubuka buku catatanku, dan mengirimkan info pr kepada midorima-kun. Setelah terkirim, aku menutup buku catatanku dan beranjak ke kasurku. Eh, kok ada yang kelupaan, ya...?
.
.
.
Oh, iya! Pr mtk! Aku juga belum buat! Gimana, nih?! Biasanya aku tinggal nyalin dari mdorima-kun, tapi sekarang aku harus bagaimana?! Mtk, kan mata pelajaran terkutuk dari mata pelajaran terkutuk (?)!
Dan tanpa sadar, aku sudah ada didepan ruangan yang maid sebelumnya katakan itu adalah kamar seorang 'Akashi Seijuro' dengan buku mtk yang kubawa. Kupikir dia ada di kamarnya karena tidak terdengar apa-apa lagi di ruang musik.
Gmana, nih? Pengen nanya cara ngerjain, tapi takut diarahin! Lagipula tadi aku disuruh agar tak mengganggunya. Ditambah dengan e-mail dari midorima-kun yang bertulis 'dia kan sadis' 'jangan membantah apapun darinya, atau gunting akan melayang' membuatku tambah ragu.
"Nona Tetsuna, sedang apa didepan kamar tuan Seijuro?" tanya seorang maid kepadaku. Aku hanya terkejut sedikit. "A-aku hnya ingin bertanya sesuatu pada Akashi-kun..." ucapku sembari mengetuk pintu Akashi-kun tanpa sadar.
"Masuk," ucap akashi-kun dari dalam. Maid yang tadi ada di sampingku langsung kabur entah kemana. Eh, tunggu, 'masuk' katanya? Dia menyuruhku masuk? T-tapi takuuuut! Mengingat perkataa midorima-kun yang berbunyi 'jangan membantah apapun darinya, atau gunting akan melayang' mengantarknku ke dalam kabar tersebut. "P-permisi..." gumamku.
Kulihat ia sedang konsen dengan buku-buku dihadapannya. "Kau lagi... ada apa?" ia menoleh sesaat kepdaku, dan kembali pada buku-bukunya.
"e-e-e-etto... a-a-aku boleh minta diajari m-m-m-m-mtk?" ucapku canggung. Jelas, katanya dia sadis. Apa lagi aku memang phobia tehadap lelaki, jadi susah mengobrol.
"... kemarilah."
Akupun mendekatinya sesuai perintahnya. Tidak sesuai, sih... soalnya aku hanya mendekatinya 7 langkah kaki. Ingat! Aku ini phobia terhadap lelaki. Masalah?
"Kubilang kemari."
"A-aku phobia..."
JLEB
Gunting melesat ke arahku dan berakhir menancap dinding. Aku terdudk lemas. Melihat ini, aku jadi makin percaya padamu, midorima-kun...
"Kubilang kemari. Phobia, kek. Sakit, kek. Takut, kek. BODO AMAT. Perintahku absolut. Ingat hal itu!" ia mendekatiku, berjongkok sambil mengacungkan guntingnya. Akupun pingsan ditempat. Ya, kami-sama. Apa ini cobaan yang kau berikan? Kalau iya, tolong ampuni aku! Bebaskan aku dari orang ini! Kumohon!
~TBC~
Hai~ Kiseka disni~
Maaf, kisedai belum muncul. Tapi nanti mudah2an muncul di chapter 2/3.
[OC] Riku : PHP terus.
[OC] Saya : *ngangguk*
Kiseka : YAUDAH, SIH!
Ekhem, abaikan 2 orang khasmaran itu (Riku&Saya : SIAPA YG LU MAKSUD?!)
Gomen klo OOC~! Terus maaf juga AkaKuro-nya belom keliatan, bayak typo, dll~
Kayaknya ni fanfic bakal jarang update, deh... gomen...
Oh, iya.. mungkin ada yang belum ngerti logat jepang yang ikut keselip di fanfc ini, jadi kiseka kasih tahu, deh!
Yoroshiku : salam kenal / mohon kerjasamanya
Mou : juga. (misalnya yoroshiku mou, artinya salam kenal juga)
Kami-sama : tuhan / dewa
Gomen : maaf
RnR? Sama fav & follownya kalau boleh *blink blink*
