Disclaimer : Masashi Kishimoto
1/2 sequel of a Cause de Toi (Sad Ending version)
.
I'm Go 'Cause I Love You
Inspired by B1A4 – Tried to Walk
Memandangmu itu seperti memandang sebuah lukisan Tuhan yang begitu indah sehingga sayang untuk dilewatkan. Bagaimana aku tidak terpikat, kamu sempurna dengan caramu sendiri. Sejak kita bersama, kebahagiaanmu turut membuatku juga merasakan hal yang sama.
Sudah ku bilang dari awal, kamu berbeda dari gadis kebanyakan.
Kamu seperti zat adiktif yang membuatku ketergantungan.
Namun saat semuanya mulai begitu terasa nyata bagiku, lantas hal tersebut menghilang perlahan-lahan. Saat aku tidak bisa membedakan hal apa yang bisa disebut sebagai fatamorgana disini.
Kehangatan itu masih menjalar ke dalam sumsum tulangku saat kamu masih saja memberikan senyum ceria seperti biasanya. Kamu bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa diantara kita. Seperti tak pernah ada pertengkaran diantara kita.
Kamu memang selalu berusaha untuk mencairkan atmosfir canggung di antara kita ―walaupun aku masih bisa melihat itu dari matamu. Kamu tetap tersenyum walaupun sesak itu masih ada dihatimu.
Aku tahu.
Aku tahu karena aku selalu memperhatikanmu lebih dari dirimu sendiri.
Sebesar itu aku mendambakanmu.
Semua ini membuatku merasa sangat lelah dan ingin beristirahat sejenak saja. Dan di saat ini aku memulai untuk memperkecil jarak diantara kita.
Mataku menangkap gerak gelisah darimu ―mungkin kamu merasa risih dengan keadaan kita yang tidak sepantasnya seperti ini. Kamu tidak tahu jika aku mati-matian menahan gejolak di dalam dadaku untuk membawamu berlabuh ke dalam pelukanku dan berkata 'aku selalu ada untukmu'.
Aku mulai membuka mulutku yang sedari tadi terkatup rapat. Mungkin ini akan menjadi pembicaraanku yang terakhir untukmu.
"Aku mencintaimu."
―Dan mungkin akan menjadi ciuman kening yang terakhir untukmu.
Karena setelah ini aku akan berjalan sendiri untuk melupakanmu. Memudarkan bayanganmu perlahan. Mengubur cinta untukmu yang telah terbakar dan berhenti untuk menerka-nerka isi hatimu.
Bibirmu bergetar, aku tahu namun aku berusaha untuk tidak melihatnya. Namun kamu menarik tubuhku dan membiarkan airmatamu berlabuh pada bahuku dengan derasnya. Kamu tidak tahu betapa aku ingin menghentikan waktu sejenak saja dan memelukmu erat; sampai tidak ada yang bisa memisahkan kita berdua.
Namun yang ku lakukan sekarang berbanding terbalik dengan apa yang sebenarnya ingin aku lakukan.
Aku berbalik, berjalan keluar dari bayang-bayangmu. Menenangkanmu bukanlah tugasku, akan lebih baik jika lelaki berambut pirang itu yang melakukannya. Iya 'kan?
Lelaki pirang yang baru saja menghampirimu dan sekarang ia sedang mengelus kepalamu, mengucapkan kalimat-kalimat lembut yang menghangatkan hatimu.
Lelaki pirang yang sekarang sedang memelukmu, mengelus punggung kecilmu.
Lelaki pirang yang akhirnya membawamu menjauh, membawamu pulang, menjauh dari tempatku berada.
Lelaki pirang itu yang mampu melumpuhkanmu.
Dan kamu mencintainya.
Iya 'kan?
.
.
.
.
.
.
Setelah ini aku akan memulai perjalananku. Perjalanan dengan awal yang baru tanpa kamu.
Ucapan perpisahan antara kamu dan aku akan berbuah menjadi hal yang manis untuk kamu, walaupun aku tahu ini menyakitkan.
Karena apa?
Karena sebesar ini aku mencintaimu.
Haruno Sakura.
Owari
A/N: Terima kasih untuk yang telah membaca. Review please :D
