Naruto © Masashi Kishimoto

.

Story by Cal Kaktus

(republish dengan sedikit gubahan karakter)

.

Percayalah, apa yang ada di sini bukan typo. OOC? Maybe yes maybe no. Suka atau tidak, jangan lupakan RnR.

Happy Reading, Guys!

.

Haruno Sakura in action

.

.

MONSTER STALKER

Dr. Orochimaru, seorang ilmuwan yang bereksperimen membuat suatu virus, dimana virus itu sengaja dibuat untuk menghasilkan Mutan, praktek illegal ini bisa dihentikan namun beberapa generasi berikutnya, Dr. Kabuto Mangkuwanito Tanpobusono, yang notabene generasi ke-7 dokter gila tersebut berhasil menstimulasikan virus itu dengan ekstrak bunga Edelweis, si bunga abadi, sehingga mutan yang dihasilkan tidak bisa mati, hingga suatu hari dia menyuntikkan formula itu pada seorang kanibal bernama Zetsu, seorang yang tinggal di tempat terpencil di bagian Eldorado of Cantona.

CHAPTER 1

Sakura menutup kembali akun fastbook miliknya dan berbaring. Setelah berkoar-koar di switter, lalu upload selfie terbarunya di kilogram, gadis itu kembali merenungkan nasib. Matanya menatap langit-langit kamar miliknya, tepatnya kamar rahasia di balik toilet asrama Kunoichi. Entahlah, dia hanya suka kamar itu. Lalu alis matanya bertaut. Mungkin dia sedang berpikir, jangan percaya dengan jidat lebarnya, karena otak pun ia tak punya.

"Misi Monster Stalker Tsunade sensei, susah. Tapi, tidak boleh menyerah begitu saja. Aku pasti bisa!" Gumamnya berapi-api sambil mengepalkan tangan kanan bersamaan dengan kedua kakinya yang diangkat.

"Masalahnya, bagaimana aku bisa melaksanakan misi ini tanpa senjata ninja sama sekali? Bahkan kalau sampai ada yang tahu aku ikut misi ini aku dinyatakan gagal. No weapon no cry, tapi aku bisa mati cantik di sana, aku frustasi, terjadi konspirasi hati, help me, ah harus update status biar semua orang tahu kalau aku sedang frustasi, eh jangan, nanti sensei mendiskualifikasiku, no way, saya galau luar biasa sodarah sodaraaaaah!" Sakura berguling-guling sambil menjambak rambutnya yang gimbal acak-acakan. Sepertinya dia butuh otak. Benar-benar butuh otak.

"Aha!" Cling. Muncul bohlam 5 watt.

Sakura tiba-tiba bersila sambil melipat tangannya di dada, "Tanya sensei saja!" Teriaknya sambil tersenyum aneh. Aneh? Sakura bahkan tidak bisa menggambarkan senyuman aneh itu seperti apa. Mungkin seperti senyum tiga setengah jari, yang menampakkan barisan gigi amburadul Sakura, dan tak lupa bekas cabai di taring kiri, iler di sudut kanan. Sempurna.

Sejurus kemudian, Gadis berambut pink itu mengendap-endap ke ruangan Tsunade. Malam yang lumayan sepi dan berangin. Untung saja Sakura sudah minum Nolak Angin, lumayan untuk membablaskan angin yang hendak masuk tubuhnya yang seksi.

"Mau kemana?" Tanya seseorang tiba-tiba.

"Omaigat, sensei, aku terkejut loh, beneran ih, sensei nakal suka ngagetin anak orang! Kalau aku kena serangan jantung, sensei mau tanggung jawab? Kalau aku semaput, abang Sasuke enggak bisa kasih nafas buatan ke aku dong. Dia lagi ada misi. Lalu siapa yang bantu menyadarkanku?" Kata Sakura dengan lagak centilnya yang mirip cacing kedinginan.

"Ada apa mengendap-endap seperti itu? Mau jadi maling?" Tanya Tsunade sambil mengelus babi kesayangannya. Tidak terlalu menggubris ocehan Sakura.

"Loh, sensei tiada tahu ya kalau saya kan mau manggung di kampung sebelah, itu loh ada yang nikahan, makanya saya pake sepatu boots warna pink, sama baju biduanita saya." Jelas Sakura sambil ngupil.

"Kapan-kapan ajak akika juga dong cintah, gini-gini akika jago dangdutan juga loh. Sakitnya tuh disini, disini, disini." Kata Tsunade sambil terus meladeni Sakura yang sebenarnya ingin bertanya tentang misi. Beberapa jam berlalu, mereka berdua asyik goyang dumang, take a selfie with tongkat sakti, dan Sakura pun akhirnya teringat akan misinya untuk bertemu guru seksinya tersebut.

"Shoushou, saya mau tanya tentang misi." Sakura sedikit berbisik.

"Boleh."

"Ehm, misinya hanya itu?"

Tsunade pun mengangguk, "iya, hanya itu."

"OKE!" Sakura berteriak dan membuat bumi bergetar, "itu pertanyaan saya sensei. Arigatou gozaimasu." Sakura menyalami gurunya yang terheran-heran lalu berlari menuju toilet.

Dalam langkah kaki yang cepat gadis itu memantapkan hati, "Jangankan misi ini, hati abang Sasuke pun bisa aku dapatkan dengan cepat. Huwahahahaha!"

Dan jangkrik pun berhenti bernyanyi.

Pagi yang cerah, mentari yang luar biasa panas menyerbu tanah Konoha dan mulai mengusik makhluk-makhluk yang masih mendengkur. Tak terkecuali Sakura yang sudah menyiapkan semuanya.

"Hmm, panci buat helm, cek, tali puser, cek, hah?! Kok tali puser sih, tali raffia pink, cek, batu bata, kerikil, batu akik, batu ginjal, cek, cemilan serta toplesnya, cek, peta, cek, minuman, cek, dan ini dia, yang tidak boleh ketinggalan, gadget. Jaman gini pergi enggak bawa gadget, kamseupay." Sakura mengecek barang bawaannya dan memasukkan satu persatu ke dalam ransel pink.

"Trus, peta untuk apa kalau GPS sudah ada? Ah tak apalah, buat jaga-jaga. Siapa tahu sinyal di sana jelek. Kan kampungan." Tambahnya lagi.

"Oke, sekarang saatnya bertarung beibeh." Mata Sakura berbinar-binar bagaikan api yang berkobar-kobar. Nafasnya memburu dan kekuatannya sudah terisi penuh. Kalau di gambarkan, Sakura yang jadi mirip Rock Lee ini berdiri dengan kaki kanan di atas batu pinggir tebing, trus pakai sarung yang diiket di leher, berkibar-kibar ditiup angin, trus ada ombak yang menampar pinggir tebing. So dramatic. Lalu, diam-diam Sakura membuka pintu kamarnya dan terlihat koridor asrama yang masih lengang.

"Tadaaaaa, sebelum berangkat misi wajib update status dulu." Sekejap dikeluarkannya hape dengan inisial SONIA. Lalu jempolnya memukul-mukul layarnya dengan cepat.

"Selesai, dan aku harus segera ke ruang rahasia asrama untuk bertemu Tsunade sensei." Kata gadis pink itu sambil terus berlari menuju tempat yang dimaksudkan sambil mengendap-endap lagi. Stop, musik berganti jadi musik warkop yang edisi ada polisi-polisinya, itu loh musik yang…entahlah. Bayangkan sendiri.

Beberapa menit kemudian, Sakura sudah berada di sebuah ruangan bersama sensei tercintanya. Ruangan yang bertuliskan TSUNADE'S SECRET itu tertutup tanpa jendela dan hanya ada sebuah pintu masuk. Ruangan itu berukuran 5x5 meter.

"Kau sudah siap, Sakura?" Tanya Tsunade sambil mengelus babi miliknya.

"Siap." Jawab Sakura mantab. Wanita setengah abad yang masih terlihat muda karena jamu gendong itu lalu bergumam membacakan sebuah mantra. Backsound pun berubah jeng jeng jeng. Kini di depan Sakura terdapat kabut berwarna merah bercampur biru, berbentuk bulat lonjong dan pipih, mungkin itu yang dikatakan Tsunade, sebuah portal yang berasal dari elemen api dan udara.

"Masuklah, dan jangan sia-siakan waktumu yang hanya sebentar." Nasihat wanita itu membuat mata Sakura berbinar takjub.

"Aku hanya pergi tuk sementara, bukan tuk meninggalkanmu selamanya, houwoo."

"Enyahlah kau dari hadapanku!"

Duagh! Tanpa ba-bi-bu, Tsunade menendang bokong Sakura hingga akhirnya gadis itu meloncat indah masuk ke dalam portal.

"Uhuk, portal buatan sensei mirip asap pembakaran sampah. Tahu gitu pake masker." Gerutu Sakura sambil mengibaskan tangannya karena pandangannya tertutup asap portal.

"Eh, ini?" Mata gadis itu melotot, mulutnya menganga, nafasnya berhenti. Mati.

Tidak jadi mati. Pembaca kecewa. Gadis itu masih menganga tak berkedip. Walaupun pandangan matanya terhalang belek separuh, tak mampu menepis keterkejutan dari apa yang ia lihat sekarang.

"Gila mameeen! Jadi ini yang namanya Eldorado of Cantona. Pantas saja semua sensei melarang bocah-bocah datang ke tempat ini, karena tempat ini benar-benar spektakuler. Luar biasa menakjubkan. Apanya yang menakutkan, ini namanya surga dunia!" Mulut Sakura tak henti-hentinya bergumam tentang keindahan tempat sakral itu. Terlihat dalam manik matanya, pantulan air terjun besar yang dikelilingi tumbuhan hijau yang cantik, bunga-bunga yang bermekaran, serta hewan-hewan yang imut dan lucu.

"Ada air terjun, mandi ah." Tanpa diduga, gadis bertubuh papan itu melayang bagaikan bidadari turun dari kahyangan menuju sungai jernih di bawah kucuran air terjun.

Byuuuurr!

"Huwaaaaaaa!"

~TBC~

Note :

Bagaimana kelanjutan kisah Sakura?

Ada di chapter berikutnya.

Silakan tunggu yaa.

Terima kasih untuk RnR dan silent reader.

Big thanks to Zeedezly, Lhylia Kiryu, Sjxjs, Suket Alang Alang, Caesarpuspita, Miss M, Mantika Mochi, Ikalutfi97, and LittleGuri,.