Your business, not my business?
Pairing : Niou/Yagyuu (trial and error FF…baru nyoba)
Summary : Side story dari Polaroid (Ind. Version) dengan time line yang gak jauh beda. Yagyuu adalah seorang ketua OSIS yang super sibuk, sedangkan Niou berusaha untuk selalu bisa dekat dengannya. I'm using Yagyuu's POV…
Disclaimer : Konomi-sensei ini sabar banget ya, semua tokoh2nya dipakein ma orang gak bertanggung jawab kayak saya...^^
Warning : Ide cerita ini saya ambil pas liat DJ mereka berdua di situs Online Video (idih, gak kreatif! nyontek!). Tapi saya mau bikin sedikit lebih emosional (emang bisa…?). Jadi kalo hasilnya kurang OK's, ya maap2 aja coz baru pertama bikin pake pairing mereka berdua. Gak bermaksud mengecewakan penggemar pairing ini juga sih…Still trying to get their souls. Fyuuuh…-_-;
Yagyuu's House. 6.15 a.m
Ring…ring…
Alarm jamku berbunyi cukup kencang, sampai bisa membangunkanku sepenuhnya. Aku tidak pernah mau terlambat datang ke sekolah. Setelah mematikan alarm, aku langsung mandi dan berpakaian. Sebelum turun dari kamar, aku memeriksa kembali buku pelajaran yang harus sesuai dengan jadwal pelajaran hari ini. Ditambah lagi satu map berisi berkas laporan kegiatan OSIS untuk bulan ini. Aku sangat berharap tidak ada yang terlewat, jadi aku tidak perlu mengkhawatirkan sesuatu saat sudah sampai di sekolah.
Turun ke ruang makan, Ayah dan ibu serta adik perempuanku sudah menungguku untuk sarapan bersama. Menu sarapan kali ini sangat menyemangatiku.
"Hari ini aku akan pulang telat lagi, Kaa-san. Panitia festival sekolah masih membutuhkan tenagaku untuk menyelesaikan tugas mereka."
"Jaga kesehatanmu, Nak. Cuaca sedang tidak jelas di luar sana."
"Hai. Ittekimasu…"
Rikkaidai Fuzoku. Student Council Office
Setibanya di sekolah, aku meletakkan tasku di kelas dan langsung pergi ke ruang OSIS. Keluar dari kelas tadi, aku sudah dicegat oleh 4 orang siswa yang tergabung dalam panitia festival tahunan sekolah. Daripada berbicara tidak keruan di koridor, aku menggiring mereka masuk ke ruang OSIS.
"Baik, ada perkembangan apa sampai hari ini, Sakamoto-kun?"
Ketua panitia ini bernama Sakamoto, dari kelas 2-A. Meski masih kelas 2, aku sudah mempercayakan dia memegang acara ini sepenuhnya.
"Kami sudah mendapat surat izin dari Kepala Sekolah untuk mensterilkan lapangan atletik untuk arena bazaar. Karena jika kita memakai arena parkir sekolah, tidak akan muat."
"OK. Bagaimana dengan harinya?"
"Kepala Sekolah memutuskan acara ini akan berlangsung pada hari Kamis, Jum'at dan Sabtu. Beliau sudah setuju untuk meniadakan kegiatan belajar di hari itu."
"Bagaimana dengan sumber dana? Acara ini akan berlangsung 2 minggu dari sekarang. Aku tidak mau kalian harus tombok sana sini karena ini akan menambah pekerjaan kalian 2 kali lebih berat."
"Untuk itu…uhm…"
"Sakamoto-kun. Kau tidak bisa menghadapku kalau belum mempunyai keterangan jelas. Masalah sumber dana seharusnya bisa diselesaikan dalam waktu dua sampai tiga hari. Kau bilang punya bendahara yang bisa dipercaya. Proposal saja belum sampai ke tanganku."
"Saya akan susulkan segera. Hari ini juga, lengkap dengan laporan keuangannya."
"Sekali lagi kau terlambat mengantarkan proposal itu padaku. Kalau memang sudah siap, berikan proposal itu kepada Yanagi Renji, selaku sekretaris OSIS."
"Ya, Yagyuu-kaichou."
Selalu seperti ini. Jika acaranya sudah mendekati hari 'H', ada saja masalah yang harus diselesaikan. Terutama dalam laporan keuangan. Sebagai ketua OSIS, akulah yang paling sering dimintai pertanggungjawaban kalau sampai ada kendala di acara nanti. Kegiatan sekolah tidak hanya satu ini, tetapi masih banyak lagi yang harus dikoreksi. Untung saja selama aku menjabat sebagai ketua OSIS Rikkai, belum ada keluhan dari para siswa mengenai kegiatan-kegiatan sekolah. Aku memang percaya pada orang-orangku, terutama anggota inti OSIS yang seluruhnya adalah anak kelas tiga.
Setelah 4 orang siswa tadi meninggalkan ruangan, aku tidak bisa langsung bersantai karena di meja kerjaku sudah menumpuk laporan-laporan kegiatan bulan ini yang sudah diajukan setiap seksi bidang (SekBid). Kalau aku menyetujui salah satu kegiatan, maka aku harus menandatangani proposal pengajuannya, lalu harus mengadakan rapat dengan orang-orang terkait. Hal seperti ini hampir terjadi setiap minggunya. Membaca laporan-laporan ini kadang membuatku lelah. Gara-garanya, aku jadi suka terlambat masuk kelas.
Tok…tok…
"Ya, silakan masuk."
Saat pintu ruang OSIS terbuka, aku terkejut bahwa yang masuk adalah Niou Masaharu, partnerku bermain tenis. Dengan tatapan matanya yang biasa, dia tersenyum dan menyapaku.
"Ohayou, Gentleman."
"Ohayou gozaimasu, Niou-kun. Tumben kau mau datang ke sini."
"Kau tidak ke kelasku pagi ini. Jadi aku memutuskan untuk mencarimu."
"Ah, sumimasen. Pagi tadi aku dicegat panitia pelaksanaan festival tahunan sekolah, mereka ingin membicarakan perkembangannya padaku. Daripada ngobrol di koridor kelas, langsung saja aku ajak mereka ke sini."
"Tidak biasanya kau menghabiskan waktumu di ruangan ini. Tidak kesepian? Mana Okazaki? Mengapa tidak mewakilkan tugasmu pada dia saja?
"Dia belum datang. Mungkin nanti siang dia ke sini."
"Jadi, ada kemungkinan kau akan ke ruang OSIS lagi saat makan siang nanti?"
"Hm…ya, begitulah."
"…"
Tatapan mata laki-laki berambut perak ini kemudian agak meredup. Tadinya dia sudah mau duduk di kursi depan mejaku, tetapi dia mengurugkan niatnya.
"Bel sekolah akan berbunyi 5 menit lagi. Kau tidak ke kelas, Yagyuu?"
"Ya, tapi kau duluan saja. Aku masih harus review satu laporan lagi."
Dan dia meninggalkan ruangan OSIS tanpa berbicara apa pun padaku. Sedangkan aku kembali tenggelam dengan segudang laporan-laporan ini…
Rikkaidai Fuzoku. Class 3-A.
Jam istirahat biasanya aku akan pergi makan siang atau ke perpustakaan. Tapi kali ini aku memilih berada di kelas karena setelah ini akan ada ulangan Matematika. Jam istirahat yang hanya berlangsung 20 menit ini kuhabiskan dengan membaca catatan rumus yang sangat banyak. Otakku hampir tidak bisa berhenti bekerja. Aku butuh penyegaran kurasa, tetapi ada saja hal yang harus aku pikirkan setiap harinya. Lama-lama aku bisa menjadi manusia super kaku, mungkin bisa disejajarkan dengan Sanada Geniichirou di kelas ini. (untung orangnya gak ada. Coba kalo ada, situ bisa dibac-*dijeblosin ke peti mati*)
Belum lama aku memikirkan si Kaisar Rikkai itu, ternyata orangnya sudah masuk kelas bersama Yanagi Renji. Sekretaris OSIS-ku ini membawa sebundel proposal. Pasti dia baru dari ruang OSIS tadi.
"Maaf mengganggu acara belajarmu, Yagyuu. Ini proposal untuk acar Festival Budaya Tahunan Rikkai."
"*naikkin kacamata* Hm…OK, aku akan membaca nanti. Apa mereka sudah melampirkan sumber dana dan laporan keuangan yang lain?"
"Ya, karena itulah mereka terlambat menyerahkannya padamu. Kata mereka, sebenarnya sudah akan menyerahkan pagi tadi. Tapi kau menolaknya."
"Bagaimana mungkin aku menerima laporan tidak lengkap, Yanagi-kun?"
"Jadi, siang nanti tidak akan ada rapat?"
"Tetap ada. Karena aku ingin menyampaikan hal penting untuk acara itu. Kau mungkin akan menjadi orang pertama yang mendengar ideku ini, Yanagi-kun. Aku berencana akan mengadakan kontes fotografi nanti."
"Kontes…fotografi, katamu?"
"Ya, bagaimana menurutmu? Rikkai ini punya pemandangan yang unik untuk bisa diabadikan dalam satu klik kamera semua orang."
Ide ini mendadak muncul di kepalaku karena setahuku kontes macam ini belum pernah diadakan di Rikkai. Ini menarik, aku bisa mengetahui pendapat para siswa mengenai sekolah ini lewat foto-foto yang mereka hasilkan.
"Aku punya perasaan tidak enak soal ini…" *agak berbisik ngomongnya*
"Kau bicara sesuatu, Yanagi-kun?"
"Oh tidak. Sebaiknya aku menolak untuk memberi pendapat dulu. Akan aku pikirkan nanti. Karena ada seseorang yang sepertinya sangat senang mendengar hal ini…*melirik ke Sanada*"
"Apa maksudmu?"
"Lupakan. Aku harus kembali ke kelas sekarang. Sampai jumpa di lapangan tenis. Kau juga, Geniichirou."
Selang Yanagi meninggalkan kelas, diantar oleh Sanada, aku melihat Niou masuk ke kelasku. Aku tersenyum menyapanya. Dia lalu duduk berhadapan denganku.
"Sibuk sekali sepertinya."
"Festival ini akan berlangsung sebentar lagi. Aku tidak bisa bersantai-santai sekarang."
"Ini proposalnya?" *bolak balik halaman proposal*
"Ya, Yanagi-kun yang membawakannya padaku. Aku harus menyerahkan kepada Kepala Sekolah setelah ini."
"Kau sudah makan siang?"
"Ah ya, aku belum makan. Tapi waktunya tidak cukup kurasa."
"Saking sibuknya sampai lupa makan siang. Kau bukan robot, Yagyuu! Pikirkan kesehatanmu! Apa jadinya jika kau pingsan ditengah-tengah menjalankan tugasmu?"
Aku terkejut mendengar Niou tiba-tiba menaikkan nada bicaranya. Aku melirik ke kiri dan kananku, semoga tidak ada yang mendengar dia marah tadi. Aku menghela nafas, berusaha untuk tenang dan menenangkannya juga.
"Pagi tadi aku sarapan cukup banyak, jadi aku tidak lapar sekarang. Jangan khawatirkan aku, Niou-kun."
"Kau…sibuk sekali belakangan ini, Yagyuu. Aku rasa datang ke kelasmu pun juga bukan waktu yang tepat untuk bicara."
"Niou-kun…"
"Aku harap kau bisa segera menuntaskan pekerjaanmu. Aku kembali ke kelas."
"Chotto mat-"
Belum sempat mencegahnya pergi, dia sudah keburu melengos lebih dulu meninggalkan kelasku. Aku menghela nafas, agak panjang kali ini. Dia benar, aku memang terlampau sibuk. Tetapi memang seperti inilah rutinitasku di sekolah. Aku ketua OSIS, semua hal yang berkenaan dengan kesiswaan sudah menjadi tanggung jawabku…
To be continue~
Gimana gimana? Permulaan yang…bagus kah? Ato malah kurang 'nendang' pembukaannya?
Niou : sini gue tendang…*duagh!*
kRieZt : kyaaa! Itte~!
Niou : gimana sih? Katanya kurang nendang…
Yagyuu : dapet info dari mana kalau aku ini menjabat ketua OSIS, Mrs. Author?
kRieZt : dari…err…dari mana ya? Po-pokoknya…ada lah yang bilang gitu…^^;
Niou : NGARANG!
Ya sudahlah, comment/review-nya ditunggu ya…
