LIGHT IS BACK WITH ANOTHER GAJE FIC!

Oke... Ini cerita gaje... Dan orang yang mengerti cerita ini pasti lebih hebat dariku.

Dan untuk orang gila atau edan dan semacamnya... Jangan baca cerita ini... Entar kalian gak akan bisa menanggapi cerita ini. (warning)

Yang ada, kalian tambah gila saking mumetnya tuh otak karena stress sebelumnya! (warning)


RATE : T

SASUHINA, SASUSAKU, KAKASAKU, NARUSAKU

ZZZZZZZZZZZZZZZZ


Kau percaya dengan takdir? Hahaha... hal itu pasti didapatkan oleh semua orang. Semuanya pasti memiliki takdir yang dimaksud. Termasuk aku. Aku adalah manusia yang percaya takdir dan memiliki takdir dan hidup berdasarkan takdir. Banyak yang mengatakan "Jangan percaya dengan takdir!" atau "Persetan dengan takdir!". Aku yakin itu semua karena mereka tidak mengerti arti takdir sesungguhnya. Aku heran pada mereka yang mengatakan itu. Seakan mereka tahu segalanya.

Memang, dahulu juga aku seperti mereka yang tak percaya takdir. Tapi, apa aku bisa mengubah suatu takdir yang telah digariskan untukku? Kurasa tidak.

Kau tahu? Saat ini, aku hidup tak sesuai keinginanku. Tapi, percaya atau tidak... aku bahagia. Aku seakan menemukan hal baru dalam hidupku.

Yaah... saat ini. Takdir memang telah mempermainkan aku. Percaya? Atau tidak? Tapi, itulah kenyataan. Saat ini, aku akan segera bersanding dengan seorang pria... yang sangat aku sayangi, kasihi dan cintai.

Percaya atau tidak... aku sama sekali tak berharap dengannya lah aku bersanding. Tapi, takdir berkata lain. Aku percaya ini bukanlah suatu yang salah. Karena, takdir yang digoreskan untukku, aku yakin telah melalui izin Tuhanku. Itu artinya, Tuhan percaya aku dapat melewati takdir tersebut. Dan aku percaya dengan apapun yang Tuhan berikan adalah yang terbaik untukku. Dan aku percaya, pria yang tengah menungguku untuk menikahiku dan berikrar di sampingku ini, adalah pria yang tepat untuk menjadi pendamping hidupku. Aku tak percaya, pada akhirnya, dialah yang bersanding denganku. Untuk menjadi pemimpin dalam sebuah keluarga yang akan kami ciptakan.

Hah... mengingat masa laluku dengannya dan dengan semua teman kami. Aneh rasanya. Tapi, aku bersyukur. Karena, akhirnya aku bersama pria ini. Pria yang mencintaiku walau aku tak sepenuhnya mencintainya.

Upacara sakral pernikahan telah kami jalani. Kami berdua pun mendapat sambutan hangat dari para tamu yang kami undang. Mereka terdiri dari teman-teman kami, keluarga besar kami, dan pihak yang bersangkutan dengan keluarga besar kami. Sungguh pernikahan yang membahagiakan. Semuanya tertawa dan bersuka ria. Lelah tak kami rasa. Hanya kebahagiaan yang menerpa.

Lalu, pesta kami yang benar-benar hanya sekali seumur hidup itu kini telah selesai. Aku dan suamiku, pergi menuju hotel tempat kami menginap. Dalam kendaraan, kami bercanda dan tertawa bersama. Tak lupa, senyumannya yang menggemaskan selalu dia perlihatkan padaku. Yah... dia kini adalah milikku. Suamiku.

Kami pun sampai di depan hotel. Para pelayan menyambut kami dengan hangat. Aku tersenyum pada mereka. Begitu pula mereka. Aku dan suamiku langsung menuju kamar hotel. Semuanya telah disiapkan oleh keluarga besar kami berdua. Menyenangkan memang.

Saat ini, aku sedang menikmati indahnya malam di kota Metropolitan ini. Di Konoha. Kota yang tak pernah tidur. Cahaya yang gemerlapan membuatku serasa berada di langit. Karena, aku melihat bintang di bawahku. Hahaha... aneh memang khayalanku ini.

"Sakura... ada apa?" tanya suamiku padaku. Aku yang terkejut pun segera membalikan badan. Suamiku dan aku kini berada di beranda kamar kami. Dia memakai piyama tidurnya. Sedangkan aku masih memakai gaun pengantinku.

"Tidak apa-apa, Naruto... aku hanya sedang menikmati langit malam... dan keadaan malam..." jawabku dengan senyuman yang suamiku-Naruto sukai. Naruto pun nyengir.

"Sayang... maaf ya, keluarga kita memilih hotel ini sih... jadinya, kamu tak bisa menikmati udara malam ini..." ujarnya seraya memeluku dari depan. Dia merangkul pinggangku. Yah, memang sih, beranda ini semuanya tertutup. Seperti kotak. Sangat canggih sebenarnya untuk zaman ninja begini. Tapi, percayalah pada takdir. Ini mungkin takdir Konoha. Memiliki keterampilan dan pengetahuan yang mengagumkan.

"Tak apa, Naruto..." ucapku membalas ucapannya. Yah... semuanya begitu spesial bersamamu, Naruto. Begitu juga aku dan kehidupan kita. Aku mengeratkan pelukanku pada Naruto. Hangat. Hanya dengan Naruto, aku bisa melupakan semua kenangan buruk. Walau tidak semuanya buruk sih. Hanya... kenangan yang ingin aku lupakan... mungkin?

LONG FLASHBACK : ON

"Anak-anak... semuanya harap tenang ya! Tadi kepala sekolah bilang bangku kalian saat ini bukan sebangku tiga orang... tapi, sebangku dua orang!" seru seorang guru yang punya codet panjang lurus di hidungnya.

"Kyaa! Aku mau bersama dengan Sasuke-kun!" seru beberapa siswi perempuan.

"Cih..." sahut seorang lelaki berambut emo warna biru kehitaman bermata onyx dan mirip pantat ayam. Tangannya dia jadikan sebagai penopang agar dagunya tidak jatuh.

"Hah... merepotkan..." ujar lelaki berambut nanas dan berwajah kusut menyebalkan, Nara Shikamaru.

"Hehehe... Shikamaru... jangan begitu... krauukkks..." sahut seorang lelaki gendut berambut aneh. Pokoknya paling gendut. Sambil memakan kripik kentangnya.

"Yahh.. kita ga bisa sama-sama lagi dong..." ujar seorang perempuan berambut kuning bermata biru, Yamanaka Ino.

"Iya... i, itu..." tambah seorang perempuan bermata putih tak berpupil yang disangka lavender dan berambut indigo.

"Huah... mau bagaimana lagi..." ucap seorang perempuan berambut cepol dua. Ketiganya menghela nafas lelah.

"Yang penting aku tak usah bersama dengan si pantat ayam..." ucap seorang siswi berambut pink dengan mata emeraldnya. Membuat semua siswi yang lain selain Hinata, Ino dan Tenten mendelik kejam pada Sakura. Sakura acuh saja menanggapinya.

"Aku tak pernah bilang aku suka sebangku denganmu kan, jidat lebar?" ujar Sasuke si pantat ayam. Perkataannya sukses membuat Sakura mendelik dengan ekor matanya.

"Apa? Coba kau katakan lagi apa yang tadi kau bilang?" seru Sakura marah tertahan.

"Dasar tuli" ucap Sasuke dingin. Ingin sekali rasanya saat ini, Sakura langsung saja memberi tendangan pisau pada si pantat ayam. Atau mungkin bogem mentah yang telak mengenai kepala dan wajahnya. Namun, beruntung, saat itu, Tenten dan Hinata sigap menenangkan Sakura.

"Hei kalian... sudahlah... Sekarang ambil kertas yang ada dalam kotak disini... Lalu, katakan padaku. Aku akan menempati kalian pada nomor yang sesuai dengan peta tempat duduk.." ujar Iruka-sensei. Akhirnya pemilihan bangku pun dimulai. Dan hal itu berlangsung memakan waktu yang cukup lama.

"Huh! Dasar sial... MENJENGKELKAN!" seru seorang gadis sambil mencak-mencak gak karuan. Beberapa orang di dekatnya yang didedikasikan sebagai sahabatnya hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Sakura... Tenanglah!" seru Tenten yang mulai bosan dengan tingkah sahabatnya.

"Tch! Mana bisa aku tenang! Aku harus sebangku sama orang menyebalkan termenyebalkan sedunia!" seru Sakura tak kalah berisik dengan suasana kantin SMA Konoha Academy.

"Halaahh.. paling juga kamu bakalan nelen sendiri kata-kata kamu... kayak biasanya..." ucap Ino yang sudah malas melihat Sakura bertingkah. Sakura menggembungkan pipinya. Hinata terkikik dibuatnya.

"Kita kan sudah lama musuhan tuh sama gengnya si pantat ayam! Emang aku suka gitu sebangku sama pantat ayam?" sahut Sakura.

"Maksudmu... Sasuke, Shino, Shikamaru, Kiba?" tanya Hinata. Sakura mengangguk. Keempatnya menghela nafas atas kejadian naas kali ini.

Sebenarnya, geng Sakura yang terdiri dari Sakura, Ino , Tenten dan Hinata ini dulu berteman baik dengan geng Sasuke. Sasuke, Shino, Shikamaru dan Kiba pun tak semenyebalkan sekarang.

Pertengkaran mereka dimulai sejak ada rapat bulanan tentang rencana satu bulan ke depan untuk kelasnya. Tiba-tiba saja, salah satu murid wanita mengata-ngatai murid laki-laki. Tentu saja, geng Sakura membela wanita dan geng Sasuke membela laki-laki. Dan semenjak itu, kedua geng ini sering adu mulut.

Hebatnya, kedua geng ini sama sekali tidak ditentang pihak sekolah yang mempunyai peraturan khusus dilarang membuat geng. Tentu saja, karena kedua geng ini mempunyai prestasi yang tak kalah dalam berbagai bidang. Keadaan kedua geng ini malah menguntungkan sekolah. Tak ada pihak rugi di pihak manapun. Istilahnya simbiosis mutualisme untuk hewan.

Sakura adalah ketua dari Taekwondo yang selalu menjuarai setiap kejuaraan Taekwondo dan selalu membawa pulang piala juara umum bergilir. Hinata berasal dari klub SAINS yang bisa mendidik adik kelasnya dan mereka semua selalu memenangkan lomba Sains atas bimbingan Hinata. Tenten tak pernah absen dari kemenangan lomba memanah. Ino adalah ketua tim Cheerleaders yang mampu menyaingi semua SMA terkuat yang pernah ada.

Dalam kelompo Sasuke, prestasi pun tak teralakan. Sasuke yang ketua tim basket. Kiba ketua tim sepak bola. Shino ketua karate yang dikenal sebagai pangeran tendangan. Shikamaru pemenang pertandingan catur yang saat ini belum ada yang mampu mengalahkannya.

Sejujurnya, ada satu hal yang tidak diketahui oleh semua orang siapapun itu. Ini adalah kisah asmara.

"Sasuke-kun... kamu sudah makan siang? Ini, aku buatkan bekal..." ujar seorang gadis berambut indigo bermata lavender. Orang yang dipanggil Sasuke hanya tersenyum menanggapi gadis itu. Membuat gadis itu blushing dengan sendirinya.

Mereka kini sedang berduaan di atap sekolah. Keduanya menyandarkan punggung mereka di tembok atap itu. Sasuke membantu Hinata membuka bekalnya.

"Kali ini, kamu bawa apa, Hinata?" tanya Sasuke lembut.

"Emm, aku bawa sushi... entah enak atau tidak, tapi, ini pertama kalinya aku membuatnya..." jawab hinata malu-malu. "ini, silahkan..." ucap Hinata sambil menyerahkan kotak tempat makanannya yang berisi shushi pada Sasuke. Sasuke mendorong kotak itu pelan.

"Tidak... Aku ingin kamu yang menyuapiku... Kalau seperti ini, kau malah terlihat seperti pembantuku dibanding kekasihku..." ujar Sasuke. Hinata menghela nafas, lalu dia mengambil sumpit hendak menyuapi Sasuke.

"Tidak-tidak... Aku tak mau... Aku tak mau memakai sumpit ini. Kalau seperti ini, kau terlihat seperti babysitter ku daripada kekasihku... pakai tanganmu..." ujar Sasuke seraya berkata manja. Hinata menghela nafas lagi. Lalu, dia mengambil sushi dan menyuapkannya dengan tangannya. Jari telunjuk dan ibu jari pun mengapit sushi di kotak tersebut. Lalu, dengan lembut, Hinata menyuapkannya pada Sasuke. Sasuke tersenyum riang dan menerima makanan yang disuapkan oleh Hinata dengan suka hati.

Tiba-tiba, Sasuke memegang tangan Hinata yang hendak kembali mengambil sushi yang lain lagi. Jarinya dia pegang lembut membuat Hinata semakin panas. Tak sampai disitu, Sasuke mengulum jari telunjuk dan tengah Hinata dengan sangat eksotis. Membuat Hinata mengerang tertahan.

"hahahaha..." tawa Sasuke membuncah melihat ekspresi Hinata. Hinata yang sadar sedang dikerjain oleh Sasuke pun merasa malu. Dia memalingkan wajahnya.

"He, hei... Hinata... lihatlah aku... maaf ya... hei!" ucap Sasuke seraya membelai lembut rambut panjang Hinata.

"Sasuke-kun... kamu jahil sekali ya!" seru Hinata. Matanya tak berani menatap Sasuke. Sasuke semakin nyengir saja. Lalu, memeluk Hinata dari samping membuat Hinata tersentak kaget. Sasuke menelusupkan kepalanya ke pundak Hinata. Tepat di belakang lehernya, dia menyesap aroma tubuh Hinata.

"Sasuke-kun..." ucap Hinata. Wajahnya sangat memerah. Dia memejamkan matanya.

"Hn... jangan dilepaskan" sahut Sasuke seraya memeluk Hinata lebih erat. Hinata pun diam dan lebih memilih menikmati. Tangannya meraih tangan kekar Sasuke yang melingkar di perutnya.

"Hinata-chan... kamu darimana saja?" tanya Ino yang sudah berada di kelas bersama Sakura dan Tenten.

"Maaf... tadi aku ada keperluan penting..." jawab Hinata seraya menundukan kepalanya sedikit.

"Hinata... tak perlu sungkan pada kami... Ya tidak apa-apa kalau kamu ada urusan..." ujar Sakura. Hinata tersenyum menanggapi. Lalu, mereka kembali bercengkrama sampai bel menunjukan waktu mereka bebas beristirahat telah selesai. Semuanya kembali ke tempat semula.. Sasuke bersama Sakura. Hinata bersama Kiba. Tenten bersama Shino. Ino bersama Shikamaru.

Pintu kelas terbuka. Seorang wanita cantik masuk. Kurenai namanya. Guru bahasa yang lembut tapi tegas.

Siswa kelas X.5, kelas Sakura, dkk. Merasa aneh dengan kedatangan guru satu ini. Bukan, buka karena dia guru yang aneh. Melainkan, karena, saat ini bukan mata pelajarannya. So? Apa yang membuatnya datang ke kelas ini?

"Baiklah... Saat ini Asuma-sensei sudah di pindahkan ke sekolah lain. Dan, kalian saat ini akan belajar dengan guru baru... Silahkan, Kakashi..." ucap Kurenai. Pintu terbuka kembali. Menampakan seorang pria dengan postur tubuh atletis dan wajah tampan (Kakashi tak memakai masker). Semua mata tertuju pada Kakashi. Bahkan, seorang Shikamaru yang asyik dengan mimpinya pun menyempatkan menatap guru baru yang dipanggil Kakashi itu. Kakashi menghampiri Kurenai dan mulai berbicara di samping Kurenai.

"Selamat siang... Namaku Hatake Kakashi... Aku akan mengajarkan matematika pada kalian.." ucap Kakashi seraya tersenyum manis.

"Dia adik dari kepala sekolah Hatake Jiraiya..." tambah Kurenai. Lalu, setelah itu, Kurenai undur diri dan pergi dari ruangan itu. Hening. Kakashi pun segera duduk di meja yang disiapkan untuk guru yang mengajar.

"Buka buku matematika kalian halaman 42..." ujar Kakashi. Semuanya menurut. Kakashi mulai mengajarkan matematika. Walaupun gaya belajarnya tidak formal, semuanya mudah dimengerti. Tak ada yang rumit.

"Sakura... Itu namamu gadis pink?" tanya Kakashi pada Sakura yang kini tengah mengobrol dengan Tenten yang berada di belakangnya. Tatapan matanya horror membuat Sakura bergidik ngeri.

"ya.." jawab Sakura seraya membalikan badannya dan tersenyum pada Kakashi.

"Adakah yang aneh dari caraku mengajar?" tanya Kakashi dengan nada berat dan dingin. Sasuke yang ada di dekat mereka hanya diam acuh tak acuh. Sakura menggeleng.

"Hmm... Kau ikut beasiswa ya... "ucap Kakashi. Nadanya merendahkan.

"Lalu, adakah yang salah dengan itu? 'sensei'?" tanya Sakura dengan penekanan.

"Tidak, aku hanya ingin mengatakan... tolong jangan 'menungging' di depanku seperti itu... cukup?" jawab Kakashi. Sakura pun merenggut kesal. "Kembali pada tempatmu nona Haruno..." lanjut Kakashi. Sakura berdecak kesal. Dia benar-benar benci mengatakan ini, tapi, dia membenci laki-laki tampang begitu. Walau keren tapi menyebalkan... tch!

"Ehm, kau mau mencoba kabur, Nona?" tanya Kakashi saat mendapati Sakura tengah menaiki tangga untuk keluar dari dinding pembatas sekolah dengan dunia luar. "kau tidak tahu, siapa aku dulu? Aku adalah... Ketua geng motor Yukihara, nona..." ucap Kakashi. Nadanya tajam. Sakura bergidik ngeri. Tapi, dia tetap acuh dengan Kakashi dengan tetap saja melanjutkan menaiki tangganya.

"Hei, kau!" seru Kakashi. Dia menghela nafas, lalu, dia langsung menggotong tangga itu beserta Sakura yang oleng. Hampir saja, Sakura terluka parah karena jatuh dari tangga yang saat itu dia baru naiki sekitar 2 meter di atas tanah. Sasuke yang berada disana dengan sigap menangkap Sakura.

"Arrgh... Sensei sialan!" bentak Sakura saat merasakan tubuhnya sedikit sakit walau sudah ditangkap Sasuke. "Kau juga, ngapain peluk aku? Dasar sial!" seru Sakura. Sasuke yang tak terima dikatai seperti itu oleh Sakura segera melepaskanSakura dengan kasar.


BERSAMBUNG NGEGANTUNG

Aku jamin, yang baca fic gaje ini pasti aneh...

Err, udah ada warning kan, orang edan dan gila gak boleh baca... nanti sarafnya makin tumpul!

jaaaa!