Light within Darkness
Genre: Suspense, Crime *a lil bit of Angst and Drama*
Rating: M *for safe, also for violence and dark thingy*
Pairing: mid-KaiShin
Warning: semiAU, OOC, dark!Shinichi/insane!Shinichi, violence, blood, dark thingy, typo and SHONEN-AI ALERT! (don't like? don't read!)
.
Disclaimer:
Detective Conan © Aoyama Gosho
Light within Darkness © MSN1412
.
Summary: Karena masa lalunya yang hancur, dia terjerumus ke dalam kegelapan. Namun, setitik cahaya memasuki kegelapan itu dan mencoba untuk menyadarkannya.
Chapter 1: In the Dark Night...
.
"Ku... Kudo! Apa-apaan ini? Hentikan semua kegilaan ini!"
"Heh..."
Pada malam yang dipenuhi oleh kegelapan dan takdir, di sebuah atap gedung yang sepertinya tidak berfungsi lagi. Senyuman menyeringai licik, terpasang oleh seorang pemuda yang disebut 'Kudo' tadi. Dengan berpakaian segala hitam, ya... warna hitam yang memiliki pengertian kegelapan seperti malam ini. Dia masih saja mengarahkan pistol terhadap target yang telah dipergokinya.
Meskipun targetnya yang sepertinya mengenal Kudo, telah meminta ampun berkali-kali terhadap dirinya. Namun Kudo masih saja menyeringai licik bercampur bahagianya. Tidak perduli akan pengampunan targetnya. Kudo malah mengarahkan pistolnya tepat di kepala targetnya, dengan jemarinya di pelatuk pistolnya. Bersiap untuk membunuhnya tanpa memiliki sebuah perasaan di hatinya.
"Ku... dooo... Henti... kan!" seru targetnya dengan terbata-bata.
"Hattori..." Kudo langsung membuka mulutnya. "Kau mengenaliku layaknya aku mengenalimu. Kita telah memecahkan semua kasus-kasus yang kita alami bersama. Aku tahu kalau kau adalah sahabatku. Tapi..."
Tanpa pemberitahuan, pelatuk di pistolnya bakal ditarik oleh jemarinya. Targetnya yang disapa 'Hattori' tersebut, tidak bisa berkutik lagi. Kudo yang telah dia anggap sebagai sahabat detektif... benar-benar ingin melakukan ini terhadapnya!
"Maaf sekali, Hattori. Tapi, tempat ini akan menjadi kuburanmu," ucap Kudo licik.
"Ku... Kumohon, Kudo! Jangan lakukan—"
"Ck." Pemuda itu bersiap-siap untuk menembaknya. "Sayonara... Hattori Heiji," ucap Kudo terhadap Hattori untuk terakhir kalinya, dengan senyuman licik yang masih dia ukir.
"JANG—"
*DOOOOR*
Tanpa mendengar kata terakhir dari Hattori, Kudo malah menembaknya langsung di bagian kepala. Darah yang berasal dari kepala yang telah tertembus oleh peluru pun langsung bercucuran, mengalir sampai tanah tanpa henti. Hattori langsung terbaring tidak berdaya, dengan simbahan darah yang masih mengalir sampai ke arah Kudo berdiri.
Setelah dia membunuh dan menumpaskan kerabatnya untuk sekali lagi, Kudo pun malah menginjak kepala Hattori tanpa berperasaan. Senyuman liciknya masih belum hilang dan ditunjukkanlah kepada kerabatnya yang sudah tidak bernyawa. Dia langsung tertawa tanpa henti-hentinya. Tertawa dengan gilanya, di malam kegelapan tanpa cahaya dari bulan maupun bintang.
"HAHAHAHA! AKHIRNYA... SATU KERABATKU MUSNAH DENGAN TANGANKU SENDIRI! KAMI-SAMA, AKU MERASA PUAS MALAM INI!" teriak Kudo sekencang-kencangnya, dan berteriak melewati batas.
Dia pun tertawa kembali, menggema sekeliling atap gedung tersebut. Meskipun, tidak ada seseorang yang bakal mendengar tawaan gilanya. Tertawa sambil menendang mayat Hattori sepuas mungkin.
"Menurutmu itu lucu ya...?"
Tiba-tiba, tawaan gilanya pun mengecil ketika Kudo melirik ke arah suara dari belakangnya. Diliriknya seorang pemuda berpakaian segala putih... Putih yang mempunyai pengertian cahaya. Tampaknya dibalik monocle yang dia kenakan, wajah pemuda itu sepertnya mirip sekali dengan Kudo.
Kudo pun malah meliriknya dengan sinis, mengetahui kalau kerabatnya yang selalu muncul di kegelapan malam, menghampirinya.
"Apa?" Kudo malah tidak mendengarkan perkataan pemuda tadi, dan malah mengabaikan mayat yang berada di dekatnya.
"Menurutmu lucu ya, Shinichi? Membunuh semua kerabat dekatmu hanya karena hidupmu hancur berkeping-keping?" tanya pemuda itu kembali.
"Khu... Khu khu khu." Kudo—atau Shinichi—malah meresponsnya dengan tawaan yang begitu dalam. Begitu dalam menuju kegelapan.
"HAHAHAHA... Menurutmu, my favorite Thief-san... Kaitou KID?" tanya Shinichi balik ke KID dengan menyeringai licik.
KID malah menggertakkan giginya. Kepalan tangannya pun semakin mengerat. KID sudah tidak tahan lagi akan kelakuannya. Dia berpikir kalau Tantei-kun favoritnya itu sudah gila malam ini! Membunuh sahabatnya sendiri lagi tanpa berperasaan.
Dia langsung berlari mengarah Shinichi, dan memukulnya di bagian pipinya. KID sudah puas dengan memukul Shinichi untuk menyadarinya. Lalu, KID menarik kerah baju hitam Shinichi, dengan emosi yang masih berkobar, memukul Shinichi berkali-kali tanpa batas. Namun Shinichi, begitu dia telah dipukul hingga membuat pipinya memerah dan bibirnya mengeluarkan darah, malah tidak merasakan sakit. Dia masih saja tertawa segila-gilanya sampai tidak mau berhenti.
"Keh! Percuma saja KID, aku tidak akan merasakan sakit dari pukulan keras itu! Ada satu… ada satu rasa sakit yang masih aku rasakan!" serunya gila.
"Hm? Rasa sakit yang masih dirasakan? Maksudmu, masa lalu kelammu itu?" tanya KID memiringkan salah satu alisnya sambil menarik kerah bajunya lebih keras.
"Lebih dari itu…," ucap Shinichi pelan.
'Eh? Lebih dari itu?'
Shinichi pun melirik ke arah KID dengan sinis, dan mencoba untuk melepaskan eratan kerah bajunya dengan meninju perut KID dengan keras, hingga membuat KID terdorong kerasnya sampai-sampai KID pun terbentur di tembok dan terkapar. KID mencoba bangkit kembali dari rasa yang sakit itu, meskipun rasa tinju dari Shinichi masih terasa di perutnya. Dia mencoba untuk menahan rasa sakit yang lebih dari biasanya, dan dari pandangannya KID melihat Shinichi yang tersenyum menyeringai sendirinya. Di benaknya, senyuman Shinichi itu… seperti senyuman sang iblis yang turun ke Bumi.
"Lebih dari itu, brengsek!" seru Shinichi hingga menggema kembali. "Keluargaku… Sahabatku… sebenarnya… APA YANG SEBENARNYA MEREKA INGINKAN? KALAU MAU, COBALAH UNTUK KEMBALIKAN MASA LALUKU YANG KEPARAT ITU!"
KID pun mulai membuka mulutnya dengan perlahan-lahan. "Shinichi… Aku tidak mengerti, kenapa kau—"
"Tidak usah banyak omong, KID," potong Shinichi sambil mengarahkan pistolnya ke arah KID. KID pun melenguh terkejut, melihat Shinichi yang sepertinya… dirinya yang bakal menjadi target selanjutnya.
"Atau… kau mau aku menguburkan dirimu di tempat ini? Sama seperti Hattori ini?" tanya Shinichi sambil menendang lagi mayat Heiji pelan.
"Bukan begitu, Shinichi! Hanya saja…" KID pun menunduk kepalanya pelan, termenung seketika akan kejadian ini. Lalu, dia mengangkat kepalanya kembali. "… Apa... apa yang telah terjadi denganmu? Kenapa kau membuat dirimu menghilang selama tiga bulan? Kenapa kau sekarang menjadi begini? Dan kenapa… kenapa kau sekarang suka membunuh—"
"CUKUP!"
Pertanyaan-pertanyaan KID langsung terhenti seketika. Shinichi hanya bisa menggertakkan giginya setelah dia mendapatkan beberapa pertanyaan yang membuat pikirannya kacau kembali. Dengan geramnya, Shinichi pun mengarahkan pistolnya ke arah KID dan menembaknya. KID pun terkejut, dan segera mengarahkan badannya untuk menjauh dari peluru yang mengarahnya.
Namun, peluru dari pistol Shinichi meluncur sangat cepat, sehingga peluru tersebut mengenai bahu kanan KID. Tapi untunglah KID bisa lincah menghindarinya hingga bahu kanannya hanya mengeluarkan darah yang tidak begitu banyak, namun tidak sedikit pula.
"Sayonara… Pencuri keparat~!"
KID pun memegang bahunya, dan kembali mengarahkan pandangannya menuju Shinichi di saat dia mendengar ucapan terakhir Shinichi kepadanya. Namun, Shinichi yang tadinya berdiri di depannya pun menghilang seketika. Dia bergegas melihat jalan raya dari atap tersebut. Namun sial, jejak Shinichi terhapus begitu saja. KID berpikir, sepertinya Shinichi menerjunkan dirinya untuk kabur darinya, dan menghilang lagi di gelapnya malam. Tapi… dia bakal mati kalau dia melakukan hal itu! Yang lebih aneh lagi, jejaknya menghilang begitu saja dari benaknya. Bagaimana dia bisa selamat dari penerjunan itu?
Itu masih menjadi misteri….
'Sialan… Sialan sialan sialan sialan sialan, SIALAAAAN! Dia kabur lagi. Brengsek!' batin KID.
Daripada dia marah-marah sendiri karena itu, KID pun mengangkat mayat Heiji yang masih saja tergeletak di situ. KID hanya melihat mayat itu dengan wajah sendu, berpikir mengapa Shinichi sekarang sudah menjadi detektif yang keparat. Detektif yang tugasnya membunuh sahabat dekatnya.
'Ini sudah ketiga kalinya Tantei-kun membunuh kerabat dekatnya. Sudah Takagi-keiji itu, terus ilmuwan cilik itu, sekarang… Tantei-han ini,' keluh KID selagi dia mengubah jubahnya ke gantolenya, dan terbang menuju arah barat. Membawa mayat Heiji ke tempat yang semestinya.
'Sebenarnya… Ada apa dengan dirimu, Tantei-kun? Apa yang membuat masa lalumu menjadi hancur… sehingga membuatmu menjadi begini?' pikir KID selagi dia mengatur arah terbangnya.
.
.
.
To be Continued….
A/N: there it is... my first dark fic._.
sebenarnya, ide ini muncul tiba-tiba di saat aku lagi pergi ke suatu tempat. dan honestly, fic ini keinspirasi dari KaiShin fanfic yg dark!Fic. khususnya dari dark!fic yang dibikin oleh my favorite author, Shimizu Hikaru :) terus, temenku dari twitter yang selalu kusebut Belbel *nickname-nya XD* bilang ke aku via twitnya, kalo aku membuat dark!Shinichi seperti Light XD *demo... hontou desu ka?._.a*
dan aku meminta maaf yang sebesar2nya untuk Heiji FC, kalau aku membuat Heiji mati dengan sadis di chap ini m(_ _)m
aku ulang sekali lagi, mid-KaiShin karena tidak bakal ada fluff romance tentang mereka, melainkan dark-romance story yg bakal muncul di chap2 yang akan datang :) dan yeah... my first M-rated fic! *hype* XD
.
sepertinya, aku bakal memikirkan kembali jalan cerita untuk fic ini sekali lagi._. but at last, sankyuu telah membaca fic ini! :D last words, review? :)
jaa-matta nee~~
Love and Peace, MSN1412...
