Love You Again
Chapter 1
Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun
Support cast : dokjun (Jackson bocah yang mirip sama chanyeol tuh..)
baekyeol – chanbaek slight Krisbaek dan beberapa otp lainnya
Gender switch (GS) for uke
Warning typo
Ini hasil pemikiran author sendiri.
Pagi pagi sekali chanyeol sudah duduk manis didalam ruang tunggu bandara Internasional Heathrow London, pria tinggi itu melirik jam tangannya yang menunjukan pukul 8.00, sebentar lagi dia akan berangkat menuju korea selatan. Chanyeol tak henti-hentinya tersenyum, hatinya berbunga bunga seperti seorang remaja yang tengah jatuh cinta. 2 jam menunggu di bandara tidak ada artinya dengan penantiannya selama ini untuk kembali ke negara kelahirannya-korea selatan-
Chanyeol mengutak-atik ponsel pintarnya, membuka galeri banyak memperlihatkan foto seorang anak laki laki yang hampir mirp dengannya, lihat saja matanya yang besar, senyumnya yang menawan dan raut keceriaan yang terdapat di wajah bocah tersebut, sangat mirip dengan chanyeol. Bayangannya menerawang ke 4 tahun lalu, dimana Chanyeol sedang bermain dengan anak berumur dua tahun, ia sangat senang menggoda dan mengajak anaknya bicara meski pada saat itu ia belum mengerti apa yang diucapkan balita manis bernama Dokjun. Bagaimana keadaannya sekarang? Dia pasti sudah tumbuh jadi anak yang tampan, chanyeol dengar dua bulan lagi anaknya akan lulus dari taman kanak kanak. Dia berjanji akan hadir dalam acara kelulusan dokjun. Tak sabar rasanya ingin segera kembali ke korea, bertemu dengan jagoan kecilnya.
"Dokjunie... Appa pulang, sayang"
...
Seoul, 5 PM
Suasana kantor galaxy Corp sudah mulai sepi, jam kerja baru saja selesai tak sedikit karyawan sudah pulang, namun masih ada beberapa yang masih tinggal, seperti ruangan sekertaris presedir yang masih terisi oleh seorang yeoja cantik, mata sipitnya dengan sedikit polesan eyeliner masih sibuk menatap setumpuk berkas pekerjaan.
"Baek, kau tidak pulang?" tanya wanita bermata belo dari balik pintu yang dibuka tanpa permisi.
"aku belum menyelesaikan satu berkas lagi soo"
Mendengar jawaban baekhyun membuat kyungsoo menarik nafasnya berat. Lagi lagi alasan itu yang menahan baekhyun untuk pulang, Ia melangkah maju menuju meja kerja sahabatnya tersebut.
"setiap hari kau selalu pulang telat, tidak maukah kau pulang lebih awal hari ini?"
"tidak bisa, wu sajangnim menyuruhku menyelesaikan berkas laporan dan juga materi presentasi untuk rapat besok, aku harus menyelesaikan ini semua sesegera mungkin, aku tidak mau menunda sehingga pekerjaanku semakin menumpuk" jabar baekhyun pada kyungsoo, hanya ditanggapi anggukan dingin.
"heol bisa bisanya wu sajangnim menyuruhmu maraton seperti ini, dia pikir hidupmu hanya untuk mengurusi perusahaannya apa? " dengus kyungsoo kesal.
"kyungsoo-ya, aku mendapat uang dari mengurusi perusahaannya ini, jadi tak masalah"
"aku hanya tak ingin kau kelelahan baek, lihatlah wajahmu, setiap pagi kau hampir tidak punya waktu untuk berdandan" kyungsoo memperhatikan wajah baekhyun, biarpun baekhyun tak pernah berdandan kyungsoo akui baekhyun tetap cantik dan manis. Kulit baekhyun yang putih memberikan kesan pucat pada wajahnya, kyungsoo sedikit khawatir, ia tau baekhyun tidak hanya sibuk di kontor tapi juga dirumah.
"tenang saja, aku sudah minum vitamin agar aku tidak kelalahan"
"hhmmm... baiklah. Aku pulang duluan ya baek, jongin sudah menjemputku"
"iya.. hati hati soo" baekhyun tersenyum kearah kyungsoo sebelum ia kembali lagi dalam kesibukannya mengurusi laporan laporan.
Dengan anggun kyungsoo melangkah pergi meninggalkan bekhyun, namun langkahnya terhenti sejenak ketika mengingat sesuatu, ia berbalik dan kembali menatap baekhyun.
"oh ya, aku dengar presedir Hyundai grup telah kembali dari London"
"siapa?" tanya baekhyun dingin tanpa melihat kyungsoo.
"Park Chanyeol"
baekhyun menghentikan kegiatan sejenak ketika mendengar kyungsoo menyebutkan nama dari presedir Hyundai grup "itu bukan urusanku"
"aku tau kedatangan chanyeol ke korea bukan urusanmu, tapi kau harus ingat dokjunie perlu tau ayahnya pulang"
Setelah kyungsoo meninggalkan ruangannya, baekhyun menyandarkan tubuh rampingnya dikursi, ia menarik nafas dalam, berfikir sejenak sekaligus mengistirahatkan otot ototnya yang kaku.
Park Chanyeol, sudah lama sekali baekhyun tidak mendengar nama itu apa lagi bertemu dengan orangnya, Chanyeol mengambil alih perusahaan hyundai di London selama 3 tahun dan sekarang ia kembali. Apakah ia harus memberi tau anaknya jika chanyeol telah kembali ? namun ada sebuah kekhawatiran di benak baekhyun tentang kedatangan chanyeol
...
"Cyu..Cyu..Cyu.." efek suara tembakan terdengar dari bibir mungil anak kecil yang sedang memainkan beberapa robot. Robot robotnya ia jejerkan bersama mobil mobilan dan berhadapan dengan sebuah mainan dinosaurus yang dianggapnya sebagai monster. Anak berusia 6 tahun ini terus memukulkan robot mainannya pada dinosaurus, karana terlalu bersemangat tanpa sengaja robot yang ada di genggamannya terlepas membuat tangan sang robot terpisah dari badannya.
"Yaaah...robotku rusak lagi, payah..." dokjun mengambil mainan rusak tersebut dan membawanya keluar untuk mencari seseorang, ia sudah berkeliling rumahnya, namun Shin ahjuma tidak ada disana. Dokjun kesal, ia menghentakan kakinya kelantai dengan mata yang memerah dan berair. Belum sempai ia menumpahkan air matanya, suara berdering dari I-pad yang di simpan di atas buffet mengalihkan perhatiannya. Susah payah dokjun mengambil benda pipih itu, dengan berjinjit akhirnya dokjun berhasil mengambil alat komunikasi berlambang buah apel tersebut.
"APPA..." teriak dokjun saat melihat wajah pria yang selama ini ia rindukan berada di dalam layar.
"sayang, appa merindukanmu"
"dokjun juga merindukan appa, appa kapan pulang?"
"hari ini Appa sedang dalam perjalanan pulang" jawab Chanyoel dengan ceria mebuat dokjun terperanga dan membuka mulutnya lebar lebar.
"waaah, benarkah ? Dokjunie ingin bertemu Appa saat appa tiba nanti"
"appa baru tiba di korea malam hari,dan besok Appa harus bekerja,jadi maaf appa belum bisa bertemu denganmu. Tapi jangan sedih Appa sudah membawakan banyak mainan untuk putra kesayangan appa "
"hmm..." dokjun mengerutkan keningnya, sekilas ia tampak sedih, tapi mau bagaimana lagi, ia tau appanya sangat sibuk bekerja.
"apa Appa membelikanku robot? Robot pemberian Appa tahun lalu rusak, lihat.. tangannya terlepas" keluh dokjun sembari menunjukan robotnya tanpa tangan. Wajah muramnya berubah seketika, Melihat anaknya memajukan bibirnya lucu sambil mengeluh tentang robotnya, rasanya ingin sekali chanyeol memiliki kekuatan teleportasi sehingga dapat pindah secara instan kehadapan anaknya dan memeluk erat putranya yang terlampau imut.
"Appa sudah membelikan robot yang lebih bagus dan besar untukmu ,nanti saat kita bertemu, kita habiskan waktu dengan bermain robot, otte?"
"Ne... setuju, cepat selesaikan pekerjaan appa, junie sudah tidak sabar"
"oke.. sudah dulu ya, pesawat appa sebentar lagi berangkat, bye junie, saranghae"
"nado saranghae appa, muach" dokjun menunjukan aegyo andalannya pada sang ayah, dengan memajukan bibirnya sambil mengedipkan matanya imut. Chanyeol terkekeh gemas pada anaknya.
Dokjun berjalan menuju sofa ruang tengah, ia sedikit kecewa karena ayahnya tidak dapat menemuinya segera. Rasa rindunya selalu ia tahan apalagi saat chanyeol berada di london selama 3 tahun, ia hanya bisa melihat ayahnya dari dalam layar i-pad yang tersambung pada chanyeol saat melakukan video call.
Jarak memang memisahkan ayah dan anak tersebut, tapi rasa sayang chanyeol pada dokjun tidak pernah berkurang sedikitpun, ia sering mengirm mainan ataupun semua keperluan yang dokjun inginkan-meski kenyataannya baekhyun juga dapat memberikan hal yang sama-. Chanyeol sampai membayar seseorang untuk mengawasi tumbuh kembang dokjun yang kemudian dilaporkan secara berkala pada chanyeol. Ini memang sedikit aneh, sampai chanyeol harus menyuruh orang untuk menguntit anaknya sendiri tapi hanya ini yang dapat ia lakukan, jika chanyeol bertanya pada baekhyun maka 100% baekhyun tidak akan pernah menjawabnya.
"Eomma pulang... dokjunie.."
"EOMMAA..." kaki kecil dokjun berlari menghampiri baekhyun, ketika melihat sosok perempuan cantik yang ia panggil eomma masuk kedalam rumah. baekhyun menunduk dan mengecup pucuk kepala anaknya.
"anak eomma sudah mandi?"
"sudah eomma"
"hmm.. pantas saja kekasih mungil eomma ini sudah wangi dan tampan. bermainlah, eomma akan menyiapkan makan malam spesial untukmu, tapi ingat jangan membuat rumah berantakan"
Baekhyun belum sempat mengganti pakaian kerjanya namun ia sudah harus berkutat di dapur, 'yah sekalian kotor' batin baekhyun, sudah menjadi kesehariannya untuk menyiapkan makan malam. Karena shin ahjumma hanya bekerja di apartmennya sampai jam 6 sore dan kembali lagi jam 8 pagi. baekhyun tidak terlalu suka ada orang asing kecuali keluarganya berada dirumahnya. Baekhyun lebih senang menghabiskan waktunya berdua bersama dokjun. Lagi pula pekerjaan rumah tangga tidaklah sulit, sebelum ia menjabat sebagai sekertaris presedir galaxy Corp, dia pernah menjadi ibu rumah tangga meski sebentar.
Selesai memasak baekhyun sedikit menata rumahnya, mengambil Ipad yang berada di sofa, ia mengecek beberapa panggilang masuk, dan benar saja, terdapat panggilan dari chanyeol satu jam yang lalu. Baekhyun memang sengaja menyediakan ipad dirumahnya, selain sebagai alat pengganti telefon rumah, ipad ini adalah salah satu sarana untuk dokjun berkomunikasi dengan Chanyeol. Tidak perlu repot repot memberi tau dokjun tentang kepulangan chanyeol, dokjun dapat mengetahuinya sendiri.
"sayang.. ayo makan, eomma sudah membuatkan sup dan ikan" perintah baekhyun pada anaknya yang sedang asik menonton serial pororo di tv. Tanpa menunggu lama dokjun sudah berada di hadapan baekhyun untuk makan. Dalam diam Dokjun sangat hikmat menikmati makannanya.
Baekhyun merasa ada yang aneh pada sikap anaknya sejak ia pulang tadi, dokjun tak banyak bicara dan wajahnya sedikit tertekuk sedih. Akhirnya baekhyun mengambil inisiatif untuk mengawali pembicaraan, ia sedikit menggeser mangkuk makannanya untuk menempatkan tangannya diatas meja. Matanya menatap anaknya lamat lamat.
"eomma tau tadi appa menelefonmu kan?"
Dokjun menghentikan kegiatan makannya kemudian menatap mata indah ibunya
"hmm..." dokjun mengangguk sebelum melanjutkan perkataannya "appa bilang. Appa sedang dalam perjalan pulang"
"wahh... bagus kalo begitu. Tapi kenapa wajah anak eomma yang tampan ini terlihat sedih"
"Appa tidak bisa menemuiku, eomma. Appa sibuk" dokjun tertunduk sambil menggit sumpit plastiknya. Baekhyun jadi merasa sedih melihat anaknya tak seceria biasa. Ia bangkit dari kursi dan menghampiri dokjun, baekhyun berlutut untuk menyamai tinggi anaknya itu yang sedang duduk di kursi.
"hiks..."
"shuuh... sayang jangan nangis"
"Junie merindukan Appa..hiks...hiks"
"Appa pasti akan menemui dokjun asalkan dokjun sabar, weekend nanti pasti Appa akan menjemput dokjun untuk bermain. Jangan sedih sayang.. masih ada eomma disini" baekhyun menenangkan anaknya yang sudah berling air mata. Baekhyun menggendong dokjun menuju ruang tengah sambil menepuk punggung dokjun, sama persis seperti seorang ibu yang tengah menina bobokan anakya.
Meski kehangatan baekhyun sudah menjalar sepenuhnya di tubuh dokjun, ia tetap terisak dalam pelukan baekhyun, penyebabnya simple, dokjun menginginkan Appanya. Ia merindukan Chanyeol teramat sangat. Rasanya dokjun ingin sekali meminta eommanya untuk mengijinkan Appanya tinggal bersamanya lagi, tapi itu tidak mungkin. Dokjun tidak mau melihat eommanya menangis menyedihkan seperti 3 tahun lalu. Masih lekat diingatan bagaimana eommanya menangis saat menjelaskan bahwa eomma dan appanya tidak dapat bersama lagi. Entah apa penyebabnya, dokjun kecil tak pernah tau. Setiap ia menanyakan prihal kepergian ayahnya ataupun merengek meminta ayahnya kembali, saat itu juga wajah baekhyun berubah sedih dan dokjun tidak mau melihat wajah eommanya yang cantik bersedih, sejak saat itu dokjun tidak pernah menanyakan prihal ayahnya lagi.
Perceraian baekhyun dan chanyeol yang membuat dokjun merasakan penderitaan diusianya yang masih kecil. Ia harus tinggal bersama satu orang tua, meskipun begitu baekhyun tak pernah melarang dokjun untuk bertemu ayahnya. Chanyeol berhak atas dokjun dan dokjun juga berhak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Sebisa mungkin baekhyun membuat dokjun tetap merasakan kasih sayang penuh kedua orangtuanya. Meski kenyataannya sulit. Ini seperti bernafas dengan satu paru paru, meski bisa bernafas tapi terasa sesak. Meski merasakan kasih sayang kedua orangtuanya tapi masih terasa kurang.
Baekhyun menidurkan tubuh kecil dokjun dalam ranjang kingsize miliknya. Tampak Mata dokjun bengkak habis menangis.
"Dokjunie..." baekhyun pengusap rambut yang menutupi kening dokjun, ia menatap sendu anak yang ia lahirkan 6 tahun lalu.
"jika dokjun bertemu dengan Appa, dokjun harus janji-"
Dokjun mengerjap lucu kearah baekhyun yang menghentikan perkataannya. Baekhyun meraup tangan mungil anaknya kemudian ditempelkan ke pipi halus miliknya. Sekuat tenaga baekhyun menahan airmatanya untuk tidak menangis didepan dokjun
"—untuk tidak akan meninggalkan eomma."
"aku janji tidak akan meninggalkan eomma, karena aku sangat menyayangi eomma"
"eomma juga sangat menyayangimu.. jangan tinggalkan eomma.. eomma mohon"
Baekhyun memeluk erat tubuh dokjun, tak hentinya mengecup pucuk kepala pria mungil yang menjadi satu satunya alasan untuk tetap hidup. baekhyun tak kuasa menahan tangis,butiran bening mengalir deras membasahi pipinya.
"kenapa eomma menangis? " tanya dokjun polos
"eomma menangis karena eomma sangat mencintaimu, sudah jangan pedulikan eomma. Dokjun tidur yah... besok kau harus sekolah"
"ne.. jaljayo eomma"
...
Hari pertama chanyeol di Seoul sudah disibukan oleh beberapa agenda meeting. Masih tercetak jelas pada wajahnya yang tampan jika ia kelelahan karena baru tidur pada dini hari tadi.
"tidak usah masuk kerja, istirahatlah dulu" perintah nyonya park-ibu chanyeol- yang pagi pagi sudah terlihat cantik meski wajahnya sudah menunjukan guratan halus khas wanita berusia 50 tahun. Dengan berhati hati ia menyuguhkan kopi dan beberapa kue pie untuk chanyeol.
"tidak bisa, aku harus bertemu dengan investor untuk membicarakan proyek baru, meetingnya tidak bisa ditunda ataupun dibatalkan"
"kehilangan satu investor tidak akan membuat keluarga kita miskin" ucap nyonya park santai
"eomma...tidak bisa begitu"
Chanyeol menyesap kopi hangatnya dan memanlingkan pandangannya dari tatapan tajam ibunya
"keras kepala..." chanyeol memang keras kepala jika sudah memiliki janji maka tidak akan bisa digganggu gugat sama seperti Park Jungsoo –Appanya- "kapan kau akan membawa dokjun kemari? Kau sudah pulang dari london dan tidak akan kembali lagi kesana. Jadi tidak ada alasan untuk tetap membiarkan dokjun bersama ibunya"
"aku akan membawa dokjun jika kurasa waktunya sudah tepat"
"apa maksudmu? Dulu kau mati matian membayar pengacara mahal agar kau bisa mendapatkan hak asuh dokjun. Sekarang kau malah membiarkannya bersama baekhyun"
"biarkan saja, baekhyun adalah eommanya,lagian aku tidak mungkin mengambil dokjun secara mendadak"
chanyeol mengurut keningnya, memandang kedepan dengan tatapan kosong. Perkataan eommannya memang tidak salah, sudah menjadi hak chanyeol untuk membawa dokjun dan tinggal bersamanya. tapi bukankan selama ini chanyeol sudah terlalu egois pada baekhyun. dia tau apa yang akan terjadi pada mantan istrinya jika ia mengambil dokjun secara paksa dan mendadak.
"baekhyun bukan yayasan penitipan anak, aku membiarkan dokjun tinggal bersama baekhyun selama aku di London, dan mengambilnya saat aku pulang. aku pasti akan terlihat sangat kejam jika aku merebut dokjun saat ini. eomma tunggu saja, jika waktunya sudah tiba aku akan membawa dokjun pulang"
