Cerita ini merupakan cerita tentang sedikit masa kecil Naruko… Mungkin hanya 2 chapter pendek. Khusus di cerita ini, saya akan bongkar sedikit masa lalu Naruko :D Oh ya, Di cerita ini banyakan narasi daripada dialog… semoga ga bosan ya :D Kebanyakan Flashback… Nanti akan menyambung di chapter entah berapa, karna … itu rahasia.
semua hal yang berkaitan dengan naruto bukan punya saya
masa lalu
Ayah… Ibu, kalian dimana?
Apa kalian begitu benci padaku, sehingga diriku dibuang?
Ibu, Ayah… Aku ingin bertemu kalian.
Walaupun Aku dibuang, aku tidak benci kalian dan tetap ingin bertemu dengan kalian.
Betapa besar keinginan seorang gadis kecil yang tidur di pinggir jalan tersebut ingin bertemu dengan orang tuanya yang bahkan ia tidak ketahui nama dan wajahnya. Ia tidur di pinggir jalan karena karena ia baru saja diusir dari rumah oleh orang yang mengasuh dirinya. Gadis kecil itu dalam kondisi pakaian yang sangat kotor, usang dan tak layak pakai. Tidur hanya beralaskan kardus. Di tangan kanannya terdapat bekas luka sayatan dan darah yang mongering. Penduduk sekitar mengacuhkan gadis kecil malang ini yang tidur diselimuti dinginnya malam hari. Daritadi gadis tersebut menggumamkan kata-kata yang sama, bermakna ingin bertemu dengan kedua orang tuanya. Gadis tersebut nampaknya memiliki tubuh yang lemah, memiliki surai pirang yang mempesona, kulit putih seputih susu sapi.
Seorang anak laki-laki tanpa sengaja menemukan sosok gadis tersebut. Awalnya anak laki-laki tersebut hanya ingin kabur dari kejaran ibunya karena ia mau disuruh membeli barang yang merepotkan dan juga berat. Yah, walaupun akhirnya ia nyasar di daerah yang asing baginya. Saat menemukan sosok gadis tersebut, ia menatap miris sosok gadis mungil itu. Ia tak tega melihat gadi bersurai pirang tersebut menggigil kedinginan. Bahkan Anak laki-laki itu menemukan banyak luka sayatan di tangan dan kaki gadis tersebut yang telah mengering, bahkan ia tidak tahu apakah luka tersebut menjadi infeksi atau tidak karena ia tahu bahwa luka tersebut tidaklah diurus oleh gadis ini. Bahkan anak laki-laki itu bisa mendengar suara lirih gadis kecil itu yang nampaknya ingin bertemu dengan orang tuanya.
Anak laki-laki tersebut adalah Shikamaru Nara. Ia memiliki sifat yang sangat pemalas. Baginya tidur adalah kegiatan yang paling ia sukai. Tentu saja selain tidur, ia suka memandang langit yang membuatnya merasakan damainya hidup ini dan berharap tidak ada bencana di masa depan.
Shikamaru mendekati gadis kecil tersebut lalu menepuk pelan pipi gadis itu sebanyak empat kali. Gadis kecil yang diketahui bernama Naruko tersebut mengerang pelan lalu membuka matanya perlahan. Shikamaru sempat terkesima dengan bola mata Naruko yang berwarna violet. Naruko pun mengubah posisinya yang semula dalam posisi tidur, berubah menjadi duduk. Nampaknya Naruko masih setengah bangun. Naruko mengucek matanya seraya bergumam kecil, "Apakah sudah pagi?"
Shikamaru menggeleng dan menjawab gumaman Naruko, "Ini masih malam, sebaiknya kamu jangan tidur disini, gadis manis tidak boleh tidur di tempat kumuh seperti ini." Shikamaru mengutuk mulutnya yang keceplosan tanpa ia sadari. Beruntungnya Naruko asih setengah sadar.
Satu menit kemudian.
Tiba-tiba Naruko menggigil ketakutan, dia mundur ke belakang. Tatapan matanya tersirat ketakutan, kepedihan, dan pasrah, bercampur menjadi satu. Dengan tergagap karna takut, ia berkata, "To-tolong maaf-maafkan Na-Naru ji-jika Na-Naru punya salah. To-tolong ja-jangan sa-sakiti Naru. Na-Naru mohon… Hiiks."
'Seberapa keras kehidupanmu? Tatapannya begitu memilukan. Bahkan tidak ada secercah kebahagiaan di tatapannya.' Analisis Shikamaru sambil iba dengan sosok gadis di depannya. Ia menjadi tak tega jika meninggalkan gadis kecil tersebut. Dia mendekat ke arah Naruko lalu berjongkok sambil bertanya, "Namamu Naru kan? Perkenalkan Namaku Shikamaru…" Belum selesai Shikamaru menyelesaikan ucapannya, ia mendengar suara yang begitu horror di belakangnya.
"Ketemu kau, bocah nakal!" seru sosok di belakang Shikamaru yang kini menjewer dengan keras telinga Shikamaru. "Kenapa kau… Eh, ada gadis manis. Namamu siapa, gadis manis?" Tanya sosok di belakang Shikamaru yang ternyata adalah ibunya Shikamaru. Dia menatap miris sosok gadis kecil tersebut. Bahkan ia yang bukan ahli psikologi saja tahu bahwa gadis ini sangatlah menderita. Dia pun melepaskan jeweran di telinga Shikamaru lalu mendekat ke gadis itu dan mengelus rambut gadis tersebut.
"Okaa-san, kono onna no namae wa Naru." Ujar Shikamaru sembari mengelus telinganya yang memerah.
"Naru-chan, ya. Naru-chan, mau ikut pulang bersama kami?" Tanya Ibu Shikamaru. Naruko tersentak kaget, tanpa pikir panjang ia mengangguk sembari menangis dan menggumamkan kata terima kasih. Ia senang ada yang mau menerima dirinya.
'Entah perasaanku saja atau terdapat 'sesuatu' di bagian kepala, bukan, bagian otak Naru-chan. ' batin ibunya Shikamaru sambil berdiri dan mengulurkan tangannya ke Naruko sambil tersenyum hangat yang membuat wajah Shikamaru memerah karena terpukau dengan senyuman ibunya. Dengan senang hati Naruko menerima uluran tangan ibunya Shikamaru.
'Mata gadis ini mengingatkanku dengan sahabatku yang tomboy yang berasal dari clan hebat, Uzumaki clan. Kushina, dimanakah engkau berada?' batin Ibu Shikamaru menatap langit yang dipenuhi bintang.
Mereka bertiga pulang ke rumahnya Shikamaru. Tanpa mereka sadari, sebuah bencana akan menerjang kota ini.
TBC
Nantikan Chap terakhir Ova ini :v
