CINTA PUNYA CERITA
Kuroko no basuke © Tadatoshi Fujimaki
Rate : T
Genre : Romance, Friendship, Drama(?)
Pair : AkaKuro and other pair(s) lainnya.
Warning : AU, OOC, Typo(s), EYD tidak sempurna, sho-ai/boys love, bahasa tidak baku, gaje, absrud, cerita pasaran, alur nge-slow.
"Don't Like, Don't Read!"
Chapter 1
Di sebuah kamar bernuansa biru langit terlihat gundukkan selimut yang enggan menyapa matahari yang semakin meninggi. Di ujung selimut tampak surai sewarna langit musim panas yang belum ingin beranjak bangun padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Sinar sang surya tampak menyinari wajah manis nan imut yang menyembul sedikit dari selimut tebalnya. Dari luar pintu kamar seorang pemuda bersurai merah terlihat tidak sabar mengetuk pintu, karena sudah habis kesabaran sang pemuda menerobos masuk ke dalam kamar tersebut. Pemuda itu menghela napas pasrah melihat pemuda baby blue masih belum beranjak dari tempat tidur. Berjalan santai menghampiri kasur king size tersebut untuk membangunkan malaikat pemalasnya, dengan tergesa sang pemuda pemilik 'emperor eyes' tersebut menyibak selimut yang menutupi tubuh mungil pemuda baby blue tersebut. Pemuda bersurai merah yang menyandang marga Akashi itu harus ekstra sabar ketika menghadapi pemuda bersurai langit yang masih 'ngebo' tersebut.
Kuroko Tetsuya yang kehilangan kehangatan selimutnya tampak meraba-raba sekitarnya untuk mengambil selimut yang di rampas oleh pemuda merah tersebut. Pemuda mungil itu malah mendapati tangan kekar yang terasa hangat di samping kanannya, karena tidak ingin kehilangan kehangatan tersebut dia segera menarik pemilik tangan kekar itu untuk berbaring bersamanya. Pemuda bersurai merah yang belum siap menerima tarikan tersebut hanya bisa merelakan tubuhnya oleng di samping Si Mungil, dan Kuroko Tetsuya segera memeluk erat tubuh yang terbaring disampingnya dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang pemuda Akashi. Alis merah Akashi Seijuurou berkedut mendapati pemuda mungil itu semakin terlelap dengan menjadikan lengan kanannya sebagai bantal dan sepasang lengan mungil memeluk pinggangnya erat.
Akashi Seijuurou menghela napas panjang mendapati pemuda manis bersurai langit tersebut malah semakin erat memeluknya. Kalau keadaan ini dibiarkan terus bisa-bisa pemuda baby blue tersebut tidak akan berangkat ke kampus karena kesiangan. Akashi Seijuurou mengangkat pemuda manis dipelukkannya dengan lembut ke kamar mandi walaupun sang pemuda baby blue masih terlelap damai dalam pelukkannya. Berniat memandikan malaikat pemalasnya, pemuda merah itu telah mencapai bak mandi yang terisi air setengahnya. Dengan sangat hati-hati pemuda itu menurunkan Kuroko Tetsuya di pinggir bak mandi untuk melepaskan seluruh pakaian yang dikenakan sang pemuda bersurai langit. Begitu tubuh mungilnya menyentuh air mau tidak mau Kuroko Tetsuya terbangun dari tidur lelapnya, manik azure itu mengerjab sesaat untuk menfokuskan pandangan. Warna pertama yang dilihatnya adalah merah dengan manik ruby yang menawan menatap lembut dirinya. Rasa dingin menerpa tubuhnya membuat Kuroko Tetsuya mengalihkan pandangan ke bawah, manik aquamarine itu membulat mendapati tubuh mungilnya tidak terbalut pakaian seketika membuat wajah manis sang pemuda baby blue merah padam.
"Sudah bangun, Tetsuya?" Suara baritone dari pemuda dihadapannya menghampiri telinga.
"Sei-kun, apa yang kau lakukan?" Bukannya menjawab pemuda biru itu balas bertanya.
"Membangunkan putri tidur yang enggan untuk bangun." Jelasnya santai.
"Hmmph..." Pemuda Kuroko seketika mengerucutkan bibir mungilnya menambah kadar keimutan pemuda manis tersebut, seakan tidak terima di panggil putri tidur sedangkan dirinya laki-laki tulen.
"Jangan menggodaku sekarang, Tetsuya!" geram Pemuda Akashi menahan hasrat untuk tidak menyerang makhluk manis di depan matanya.
"Aku tidak merasa menggoda, Sei-kun." Sanggah pemuda biru sambil menolehkan wajahnya yang merona ke samping untuk menghindari tatapan manik ruby kembar Sang Surai Merah.
"Hn. Sekarang kau mandi atau aku yang memandikanmu!" Perintah mutlak terucap dari bibir tegas pemuda bersurai merah tersebut.
"Baiklah, Sei-kun. Sekarang Sei-kun keluar dulu aku mau mandi!" Pemuda biru itu meminta sang pemuda merah meninggalkannya.
"Hn. Cepatlah aku tunggu di bawah!" Pemuda merah tersebut meninggalkan pemuda manis tersebut setelah sebelumnya mendaratkan kecupan kecil di bibir mungil sang pemuda biru.
Mendapat perlakuan lembut dari pemuda bersurai merah membuat senyum tipis mampir di paras manis yang biasanya sedatar tembok. Segera dirinya menyelesaikan ritual paginya dengan cepat, niat membolos hari ini gagal karena dibangunkan paksa oleh pemuda merah pewaris Akashi Corp. merangkap dosen di kampus tempatnya menuntut ilmu. Sebenarnya dia malas sekali datang ke kampus inginnya bermalas-malasan di rumah, badan mungilnya menggigil kedinginan setelah mandi segera disambarnya sehelai handuk lalu mengambil pakaian bersih dari lemari dan bergegas keluar kamar untuk menemui sang pemuda Akashi di lantai bawah. Kuroko Tetsuya berjalan santai menuju ruang makan merangkap dapur di apartemen minimalis yang ditinggalinya bersama Akashi Seijuurou.
Pemuda merah itu Akashi Seijuurou tengah menikmati morning tea yang dibuatnya sendiri sembari menunggu pemuda manisnya selesai mandi. Kuroko Tetsuya tampak sangat tidak bersemangat hari ini, sebenarnya tubuhnya sangat lemas membuat alis merah sang emperor terangkat sedikit, merasa heran dengan keadaan sang pemuda baby blue. Sedikit perasaan khawatir menghampiri hatinya melihat Pemuda Kuroko itu berjalan sempoyongan menuju dirinya. Segera sang pemuda merah menghampiri Si Baby Blue untuk memeriksa keadaannya, tangan kekarnya terulur meraba kening Kuroko Tetsuya yang terasa hangat. Seketika raut kecemasan menghampiri paras tampan Pemuda Akashi tersebut ternyata pemuda manis bersurai langitnya terkena demam walau masih tahap ringan.
Akashi Seijuurou menyuruh Sang Baby blue untuk memakan sarapannya dan berangkat ke kampus setelah sebelumnya meminumkan obat penurun demam setelah selesai sarapan. Mereka berangkat bersama ke kampus akan tetapi, sebelum sampai di pintu gerbang keduanya berpisah karena tidak ingin ada yang mengetahui status hubungan mereka. Akashi Seijuurou menghampiri Kuroko Tetsuya sebelum berpisah bibirnya mencium kening Sang Baby Blue lembut, Sang Emperor juga memberi peringatan kecil kepada pemuda mungil dihadapannya. Kuroko Tetsuya berjalan sendiri menuju kelasnya tubuh mungil Sang pemuda bersurai biru tersebut semakin lemas, keringat dingin semakin mengucur deras karena sudah tidak dapat menahan Pemuda baby blue berjalan gontai menuju UKS untuk tidur sejenak dan membolos kuliah jam pertama.
Kuroko merebahkan tubuhnya untuk meredakan rasa lelah yang sejak tadi menggelayuti tubuhnya. Memejamkan manik aquamarine indahnya dari dunia, mengurungkan niat untuk memberi tahu pemuda bersurai merah agar tidak mengkhawatirkannya. Rasa lelah kini menghampiri pemuda manis tersebut, kaki rampingnya menuju ruang kesehatan hanya untuk meredakan rasa pusing yang sedang dialaminya. Beruntung ruang UKS sudah terbuka dan dengan segera membaringkan tubuh mungilnya di salah satu ranjang disana. Rasa pening di kepalanya sedikit mereda mencoba kembali ke alam mimpi yang sempat tertunda karena harus minum obat terlebih dulu, kini pemuda manis tersebut malah mendapatkan belaian lembut di puncak kepalanya. Belaian itu terus berlanjut hingga dirinya terbuai mimpi, kini tangan kekar itu beralih mengelus lembut pipinya seakan tak ingin membangunkan tidur lelap sang malaikat tanpa sayap didepannya.
Pemuda yang sedari tadi mengelus pipi kenyal pemuda biru itu tidak lain adalah Akashi Seijuurou, pemuda mungil bersurai biru semakin menyamankan dirinya dengan memeluk erat tangan hangat pemuda bersurai merah tersebut. Manik ruby menawan Sang Pemuda menatap lembut Kuroko Tetsuya yang semakin terlelap. Tangan kanan sang pemuda Akashi meraba kening pemuda manis yang tengah terlelap, menghela napas lega ketika panas demam pemuda Kuroko telah menurun. Mengusap penuh sayang puncak kepala yang ditumbuhi mahkota baby blue tersebut dengan badan tegap Akashi Seijuurou condong ke depan seakan memeluk pemuda manis yang tengah terbuai di alam mimpi.
Tak lama pintu ruang kesehatan terbuka menampilkan surai warna-warni minus sang surai merah karena telah meninggalkan ruang UKS sebelum keempat orang mahasiswa tersebut membuka pintu. Sang Surai Kuning segera menghampiri Si Baby Blue yang kini masih terbaring di ranjangnya. Raut khawatir masih terpahat di paras manisnya sebenarnya pemuda itu ingin memeluk tubuh yang terbaring tersebut namun, tertahan oleh lengan kekar berkulit tan yang melingkar di pinggang rampingnya. Pemuda bersurai navy blue yang ternyata mencegah pemuda manis bersurai kuning tersebut, akan sangat merepotkan jika pemuda manis dipelukkannya sampai menerjang pemuda baby blue yang tengah terlelap damai di ranjangnya.
"Apa yang ingin kau lakukan, Kise?" Tanya pemuda dim yang memeluknya dari belakang.
"Aku ingin melihat keadaannya saja, Aomine-cchi." Balas pemuda kuning tadi yang ternyata Kise Ryouta.
"Kau hanya akan mengganggu istirahat Tetsu, Kise." Bantah pemuda dim itu tidak lain adalah Aomine Daiki.
"Mine-chin benar Kise-chin kau akan mengganggu istirahat Kuro-chin jika Kise-chin memeluknya sekarang." Sang Rasaksa Ungu membela pemuda pemuda tan untuk mencegah pemuda Kise tersebut. Pemuda bersurai ungu tersebut Murasakibara Atsushi memasukan keripik kentang dipelukannya ke dalam mulutnya dengan tatapan malas memperhatikan pasangan kopi-susu didepannya.
"Kau akan mendapat masalah jika sampai mengusik tidur Kuroko, Kise. Bukan aku peduli padamu atau apa jangan salah sangka." Elak pemuda bersurai hijau sambil membenahi kacamatanya yang tidak bergeser semili pun. Tetap saja tsundere walaupun sudah memasuki tahun terakhir pendidikan di Universitas Tokyo falkutas kedokteran tersebut. Pemuda bersurai hijau itu Midorima Shintarou mahasiswa tingkat akhir sekaligus asisten dosen dari pemuda bersurai merah, Akashi Seijuurou.
Midorima Shintarou tengah mengamati keadaan pemuda baby blue yang masih terlelap karena pengaruh obat yang diminumnya tadi. Keadaan Kuroko Tetsuya semakin menbaik demamnya telah turun hanya badannya saja yang masih terasa lemas, sebenarnya Pemuda Kuroko sudah terjaga sejak pintu di buka keempat pemuda tadi namun, karena masih lemas pemuda itu tidak membuka mata. Jika mereka menjenguknya kesini berarti ini jam istirahat dan jadwal mata kuliah berikutnya sekitar tiga jam yang akan datang. Setelah beberapa menit membiasakan diri dari suasana ruang kesehatan yang cukup berisik, manik aquamarine yang menawan menyapa dunia setelah tertutup kelopak pucat selama beberapa jam yang lalu. Paras manis seorang Kuroko Tetsuya menyapa empat pemuda bersurai warna-warni tampak terkejut melihat pemuda baby blue yang sebelumnya masih memejamkan mata dengan damai kini menatap mereka dengan sorot mata datar.
Segera keempat pemuda tersebut menghampiri dirinya dan menanyakan keadaannya saat ini, raut khawatir tak lepas dari paras rupawan mereka. Serentak menanyakan keadaan sang baby blue bahkan ada yang mengatakan ingin mengantar pulang pemuda manis tersebut. Dengan susah payah Kuroko Tetsuya meyakinkan teman-temannya agar tidak mengantarkannya pulang ke rumah. Akan sangat merepotkan jika mereka mengetahui apa yang selama ini disembunyikannya. Setelah beberapa saat kemudian semua teman-temannya pergi meninggalkannya sendiri walaupun masih agak susah membuat mereka meninggalkan ruang kesehatan tersebut. Kuroko Tetsuya kembali memenjamkan mata untuk meredakan rasa pusing yang kembali mendera. Baru memejamkan matanya beberapa menit terdengar pintu ruang kesehatan tersebut terbuka, Kuroko Tetsuya sudah tidak memperdulikan siapapun yang masuk ke dalamnya. Namun, orang itu semakin mendekati dirinya dan ketika telah mencapai ranjangnya berbaring tercium aroma parfum yang sangat familiar. Tangan kekar orang tersebut membelai lembut puncak kepalannya, juga terasa kecupan lembut dikeningnya.
Kuroko Tetsuya membuka matanya perlahan ketika merasakan kecupan singkat dibibirnya, dan mendapati pemuda bersurai merah menatapnya khawatir dengan keadaannya. Senyum tipis terlihat di paras manis pemuda baby blue tersebut mendapati sang pemuda Akashi mematapnya lembut dan memeluk tubuh mungilnya erat. Raut khawatir engan beranjak dari raut tampan pemuda bersurai merah didepannya, Akashi Seijuurou menangkup kedua pipi gembul sang baby blue. Demam KurokoTetsuya sudah menurun dan hal tersebut membuat pemuda didepannya lega, segera Kuroko Tetsuya diangkatnya menuju mobil mewah yang terpakir rapi di belakang ruang kesehatan. Jam kuliah telah lama berdering karena Kuroko ketiduran hingga langit berwarna jingga dan pada akhirnya pemuda baby blue tersebut membolos jam kuliahnya, mereka berjalan beriringan karena pemuda baby blue tidak mau digendong olehnya. Akashi Seijuurou menahan senyum geli dengan tingkah menggemaskan pemuda yang berada dipelukannya. Kisah cinta ini apakah terus berlanjut? Bagaimana kelanjutan hubungan kedua sejoli tersebut selanjutnya?
TBC OR END?
Review?
Kritik dan saran untuk fic abal ini selalu dinantikan selalu, tidak menerima flame yang hanya menjatuhkan! Pantaskah fic ini dilanjutkan? Saya tunggu di kotak review... jika ada typo's yang nyempil tolong di beritau yaa... XD
See you next chapter?
Sign,
Syabyaku
