Partner in Crime
.
Kwon Soonyoung
Lee Jihoon
Kim Migyu
Jeon Wonwoo
Cast lain akan bermunculan seiring alur cerita
.
Rate : M
.
Warning!
Genderswitch, typo(s), crime
DLDR
.
.
.
-gimmelatte-
.
.
.
Prolog
.
.
.
Pemuda berumur 24 tahun itu melangkahkan kakinya menyusuri lorong rumah sakit dengan cepat. Jas putih yang di gunakannya itu sudah menjadi ciri utama apa pekerjaannya. Map biru tua yang ia bawa itu berisikan berkas penting yang harus di selidiki lebih lanjut. Senyum pemuda itu mengembang saat melihat sahabatnya sedang menunggu di ruang tunggu.
"Jun!" pemuda yang mengenakan setelan kator lengkap itu menoleh kearah dokter muda yang berjalan menghampirinya.
"Ini berkas yang di minta oleh kepolisian, ini hanya analisis sementara, hasil otopsi keluar lima hari lagi." Jas putih yang bertuliskan 'Dr. Kwon Soonyoung Sp.F' itu menjadi identititas kedua dari pemuda berpipi tembam itu. Soonyoung menyerahkan biru tua itu kepada pemuda di depannya ini.
Pemuda berdarah China di depannya membuka map yang di berikan Soonyoung kemudian membacanya dengan seksama, kemudian kembali menutup map itu.
"Oke aku terima ini." Jun menggoyangkan map yang di pegang olehnya. "Kalau begitu permisi." Jun membungkukkan badannya hormat sebelum meninggalkan rumah sakit.
Soonyoung merentangkan tangannya keatas. Dia butuh tidur sekarang. Semalaman ia mengerjakan tugas dari pihak kepolisian untuk menganalisis hasil lab yang akan keluar 5 hari lagi. Soonyoung langsung melenggang menuju ruangan pribadinya yang berada di lantai 6.
"Hyung!" Soonyoung menoleh kearah suara dan mendapati Mingyu –dokter yang bekerja di lab itu menghampiri dirinya.
"Ada apa?" Soonyoung menekan tombol lift di depannya.
"Kau sudah makan?"
"Belum."
"Ayo makan di kantin."
"Aku butuh tidur sekarang, apa kau tidak lihat lingkaran hitam ini?"
"Menganalisis lagi?" tebak Mingyu, dan anggukkan kepala Soonyoung adalah jawabannya. "Aku jadi ingin sekolah lagi, mengambil jurusan ilmu kedokteran forensik."
"Kau pikir pekerjaanku mudah?" Soonyoung dengan enteng memukul tengkuk Mingyu cukup kencang.
"Ya ku akui, pekerjaanmu itu lebih berat daripada pekerjaan seorang dokter patologi klinik." Mingyu dan Soonyoung langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift. Soonyoung langsung menekan tombol '6' pada deretan tombol-tombol yang berada di dalam lift.
"Ngomong-ngomong kasus kali ini apa?"
"Sama saja, pembunuhan."
...
Jihoon menetralkan nafasnya. Astaga, ia sudah berlari 6 kilometer jauhnya, namun ia tak menemukan tanda-tanda sedikitpun. Gadis bertubuh mungil yang menggunakan jaket hitam itu meraih handy talkie yang ia letakkan di celananya.
"Masuk."
"Yak! Bodoh! Kau dimana?!" Jihoon menghela nafasnya kasar. Dalam situasi ini, masih bisa-bisanya gadis bermata onyx itu meneriakinya, yang benar saja. Mata sipit itu di edarkan melihat plang-plang toko tempatnya sekarang.
"Aku ada di gang kecil yang lumayan jauh dari tempat kita berkumpul tadi."
"Kau lihat apa di situ?"
"Aku tepat berdiri di depan gerai makanan, jaraknya sekitar 6 kilometer dari tempat kita berkumpul, pokoknya disini banyak gerai toko."
"Yak! Kenapa kau sampai kesana?"
"Tadi aku melihatnya lari kesini, cepat suruh yang lain kemari."
"Arra." Jihoon langsung meletakkan kembali handy talkienya. Saat Jihoon hendak berjalan menuruni tangga, tiba-tiba saja suara tembakan terdengar nyaring.
"Astaga!" Jihoon langsung berlari dan tak lupa ia keluarkan sebuah senapan angin yang ia bawa di saku jaketnya. Jihoon berjalan pelan menyusuri gang yang sepi ini. Ia melirik ke kanan-kiri dan belakang untuk menjaga keamanan.
Jihoon merapatkan tubuhnya ke dinding tepi gang saat suara derap langkah mendekat kearahnya. Gadis mungil itu makin memepetkan tubuhnya saat derap langkah makin mendekat kearahnya. Jihoon menganggukkan kepalanya yakin, kemudian berdiri tegap di tengah jalanan gang dengan senapan angin yang mengarah lurus kedepan. Bolamatanya memutar jengah saat melihat rekan kerjanya berdiri tepat di hadapannya dengan tangan di angkat.
"Yak!" Jihoon berteriak nyaring kepada pemuda di depannya.
"Kenapa?" tanya pemuda bermarga Choi itu dengan santai.
"Jangan bilang kau yang menembak tadi?" Jihoon menatap pemuda yang lebih tua satu tahun darinya itu dengan penuh selidik. Seungcheol menganggukkan kepalanya. Jihoon malah berjalan maju, mendekati pemuda itu.
"Kemari kau, Choi Seungcheol." Jihoon menggerakkan jari telunjuknya mengisyaratkan pemuda di depannya untuk menghampirinya. Jihoon langsung menarik kepala pemuda di depannya kemudian memukul tengkuk itu menggunakan senapan anginnya.
"Akh!" ringis Seungcheol. Astaga, sebenarnya di depannya ini seorang gadis tulen atau gadis bohongan? Sikapnya terkadang sama sekali tidak mencerminkan bahwa dirinya seorang gadis.
"Bodoh." Jihoon langsung mendorong tubuh yang lebih tinggi darinya itu. "Kau melakukan itu yang ada dia malah kabur." Jihoon menatap sebal pemuda di depannya.
"Maaf." Selanjutnya Jihoon hanya bisa mendecak sebal, namun tak lama, mata sipit itu membulat sempurna saat melihat orang incarannya berada di belakang pemuda di depannya ini dengan pisau yang berlumuran darah di tangannya.
"Awas!" Jihoon langsung mendorong Seungcheol dan memepetkannya di tembok saat sesosok pemuda yang memegang pisau tadi berjalan mendekat kearah mereka dengan mengacungkan pisaunya itu. Dengan cepat, Jihoon langsung mengangkat pistol miliknya dan menembak kaki kanan orang yang memegang pisau yang berlumuran darah itu. Jihoon langsung menyambar borgol yang di sampirkan pada ikat pinggang milik Seungcheol kemudian berjalan dengan santai menuju orang yang di tembaknya tadi.
Namun saat hendak memborgol tangan pemuda tadi, tiba-tiba saja Jihoon merasakan perih pada lengan kanannya. Seungcheol yang melihat ada darah yang mengalir di lengan Jihoon langsung berjalan dengan cepat kearah gadis mungil itu dan mengambil alih pekerjaan Jihoon untuk memborgol tangan pemuda yang melukai Jihoon itu.
"Ssh!" Jihoon menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakitnya. Sepertinya lukanya kali ini cukup dalam pasalnya darah segar sedari tadi terus mengalir.
Setelah Seungcheol selesai dengan pekerjaannya, ia langsung meraih handy talkienya dan berbicara dengan rekannya yang lain.
"Kalian kesini cepat, dia sudah di tangkap, dan jangan lupa bawa perlengkapan p3k, detektif Lee terluka." Tak lama setelah itu, segerombolan orang berjaket hitam datang menghampiri mereka.
"Cepat bawa dia." Titah Seungcheol. Pemuda bertubuh tegap itu berjalan menghampiri Jihoon dengan sapu tangan putih miliknya.
"Lain kali kalau mau memborgol yang membawa senjata, lepaskan senjatanya dulu." Seungcheol menarik pelan tangan Jihoon kemudian mengikatkan sapu tangannya tepat di bawah sikut Jihoon.
"Iya, sshh." Jihoon menggigit bibir bawahnya saat merasakan lengan kanannya benar-benar nyeri dan ngilu.
"Sepertinya kita harus ke dokter." Jihoon menggeleng.
"Tidak usah, ini hanya luka biasa."
"Ini sayatannya cukup dalam, kalau tidak buru-buru di tangani akan terjadi infeksi." Seungcheol sebenarnya tidak tega melihat wajah mungil itu yang menahan rasa nyeri dan ngilu. Entah melihat itu, hati kecilnya merasa di cubit cukup kencang seakan ada bekas biru nantinya. "Ke rumah sakit ya?" Seungcheol bertanya lagi dengan nada yang halus dan akhirnya Jihoon mengangguk setuju.
TBC/END?
Halo~
Aduh, gim, please deh ini apa lagi? Gim sendiri juga gatau ini apa lagi, pokoknya tadi abis beresin folder-folder di laptop, iseng-iseng gim buka folder got7 (dulunya gim ahgase) eh pas gim liat ada ff, gim buka, dan gatau kenapa gim pengen publish, mungkin ini bakal jadi first ff gim yang genrenya crime. Ini ff bener-bener pure first ff got7 gim, sebenernya ini ff got7 sama oc tapi entah kebisik setan apa, gim malah ngeremake jadi ff soonhoon, gs lagi duh ya pls:( Gim greget sendiri bayangin Jihoon jadi detektif, uwaaah~ Jadi detektif, pinter bela diri, bad girl banget ya kesannya wkwkwk
Kenapa gim kasih rated M? Bukan karena ada adegan maturenya, tapi gim kasih rated M karena ini genrenya crime, dan banyak adegan yang berhubungan dengan darah/pembunuhan, kalau kalian ngebayanginnya aja udah geli, mening gausah di lanjutin bacanya ya.
Lanjut gak nih? Gim sih terserah para readers-nim mau di lanjut atau nggak
Buat ff-ff lainnya, on progress kok dan bakal gim selesain satu-persatu seiring waktu berjalan *asek *apasih-
Udah dulu ya~
Bye~
