New Life, New Hope With Him
Genre : Drama, Romance
Disclaimer : Kamichama Karin © Koge Donbo*
*Cerita dimulai setelah pertempuran dengan Kirihito di kediaman Karasuma*
a/n : Assalamualaikum! :D Baiklah senang bisa kembali menulis di sini. Maafkan saya yang sudah menelantarkan fanfic ini untuk dua tahun. Ya, seperti yang saya ceritakan di profil author, hal tersebut dikarenakan masa SMA dengan satu tahun pertama asrama dan kesibukannya di tahun kedua pulang sekolah pukul 4 sore dilanjutkan dengan kursus yang membuat saya setiap hari (kecuali minggu) baru sampai rumah pukul 8 malam. Dan waktu malam di rumah digunakan utk membuat tugas, jadi berat hati untuk mengakui bahwa sedikit sekali waktu luang untuk menulis. Oh sebenarnya tetap masih ada waktu santai, seperti satu atau dua jam bisa dipakai untuk menulis pada hari minggu, dan atau libur semester tapi anggap saja pemaparan di atas sebagai alibi sempurna untuk memaklumi peristiwa penelantaran ini.
Berita penting lainnya, saya memutuskan untuk re-write cerita ini yang sebelumnya telah mencapai enam chapter. Bertujuan agar more sense untuk dibaca karena cara penulisan saya dulu seperti anak ababil hehe. Inti cerita tidak akan berubah. Jadi bagi pembaca yang sudah membaca fanfic ini sebelumnya, semoga menyenangkan untuk membaca kembali dan diharapkan hasilnya lebih memuaskan daripada yang dulu. Serta bagi yang baru baca, saya harap fanfic ini enjoyable untuk dibaca. Dan saya harap readers berkenan untuk selalu mengikuti ceritanya
Maklumi curhatan panjang di atas ya. Terimakasih banyak untuk pembaca apalagi yang meninggalkan review. Sangat menyenangkan untuk mengetahui pendapat pembaca tentang cerita ini
HAPPY READING! ^^
CHAPTER 1
Sepertinya terlahir kembali hari biasa, ya sepertinya. Pagi yang indah dan kecerahan matahari yang sempurna seperti biasa. Pohon-pohon tinggi di sekeliling mansion tersebut tumbuh rindang, dedaunan tertata apik dan terawat baik tak ada perubahan. Ramainya kicauan burung di pohon tidak mengganggu orang di jalanan karena telah menjadi backsound setiap paginya. Dan secara teratur burung-burung tersebut terbang bergiliran ketika sinar matahari megarah kepadanya tiba-tiba.
Pria setengah baya bertopi hijau mengayuh sepedanya dan berhenti di depan pagar hitam metalik tinggi yang memetakkan mansion tersebut. Membuka pagar yang tak dikunci dan jalan santai ke dalam sambil memegang dua botol kaca susu sapi segar. Tak ada rasa canggung sedikitpun di setiap langkahnya, karena memang itulah rutinitasnya. Diletakkannya dua botol susu sapi segar tersebut didepan pintu. Alisnya naik sebelah karena ketidak-adaya dua botol kosong di depan pintu, hal yang tidak seperti biasanya. Mungkin pelanggannya lupa menaruh dan itu bukan masalah bisa diambil besok, batin tukang susu tersebut tak mau ambil pusing dan segera meninggalkan kediaman Kujyou untuk mengantar ke pelanggan lainnya. Hanya penghuni mansion itulah yang tahu bahwa hari ini bukan hari yang biasa.
Kringg..Kring…Kring..
"Demi kacamata si anak berkacamata jangan bilang monster kecil itu mulai memanggil," batin Karin yang tidak mengakui bahwa nyatanya dia sudah setengah sadar dan tampaknya dia juga sedang berusaha menghilangkan kesadarannya. Semua penghuni mansion itu tahu Karin sangat benci dengan semua benda bahkan semua makhluk yang mencoba mengganggu tidurnya. Dia tidak suka saat harus mengakhiri perannya sebagai seorang sleeping beauty. Dengan percaya diri Karin menganggap sangat disayangkan mengakhiri tidurnya, karena dia sangatlah cantik saat tidur. Demi Britney Spears dan semua skandalnya, alasan tersebut tidak cukup kuat untuk mendukung aksi tidurnya di pagi hari.
Kringg..Kring…Kring..
Itu bunyi ronde kedua panggilan si monster kecil. Tak beda yang pertama, suaranya tetap menggelegar memenuhi ruangan. Bahkan Karin selalu beranggapan bahwa bunyinya melebihi kekuatan kekuatan dewanya- God Thunder, dan efeknya dapat menyebabkan gempa lokal di kamarnya. Setiap pagi di ruang makan Karin berteriak untuk meminta Kazune menyingkirkan monster kecil itu karena dapat membuatnya tuli. Tapi tentu saja tidak dilakukan Kazune karena artinya benda itu mengemban tugasnya dengan sempurna.
Karin menyerah, langsung saja dengan muka tanpa dosa dia melempar Shii – kucing peliharannya yang masih terlelap disampingnya ke arah monster kecil itu. Hilang sudah muka yang menurut Karin ekspresi sok unyu di paras Shii. Terdengar bunyi dentuman keras di lantai disusul berhentinya nyantian memekakkan si monster kecil. Senyum kemenangan terukir seketika di muka Karin. Dan ya, Hanazono Karin sudah terlatih untuk melempar kucing peliharaannya tepat sasaran.
Baru saja ingin memejamkan matanya kembali, tiba-tiba,
"Karin-chan kau jahat sekali- Shii!" Shii melompat ke badan Karin dan berteriak kuat. "Aaah aku kan jadi sebel banget deh," sambung Shii dengan nada khas-nya seperti banci cucok dan rempong yang suka rumpi, dicurigai dipelajarinya dari Michiru.
Karin tertawa ringan "Hehe maafkan aku Shii-Chan, aku tadi hanya bercanda," bujuk Karin sambil mencubit, lebih tepatnya menarik pipi Shii sepanjang mungkin.
"Aku sedari tadi tidak ingin membangunkanmu -Shii. Kupikir Karin-chan masih lemah karena pertempuran semalam, tapi melihat aksi Charlie's Angel dadakan mu tadi aku yakin Karin-Chan sudah sembuh-Shii. Dan berhenti Karin-Chan, itu hanya memperburuk keadaanku," kata Shii dengan berusaha keras melepaskan tangan Karin yang melengket di pipinya. "Dan Karin-Chan kau harus cepat bangun dan menyiapkan sarapan!" seru kucing dewa itu.
"Tapi, aku masih mengantuk Shii-Chan," jawab Karin sambil menguap. "Lihat jam itu!" Shii-Chan menunjuk ke arah si monster kecil yang masih tergelatak di lantai. "Sudah jam setengah 6 pagi, ayo cepat bangun! Kazune-Chan dan Himeka-Chan masih lemah keadaannya jadi untuk saat ini kau, lebih tepatnya kita tidak bisa bermalas-malasan walaupun sekarang masih libur."
Karin menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Oh iya kau benar juga Shii-Chan," gumamnya menyetujui.
"Dan satu lagi, Kyuu-Chan sedang pulang kampung ke Sragen katanya dia ingin bertemu dengan Bu'de dan Pa'de nya sudah lama gak ketemu, jadi kita berdua harus bekerja keras !" demi gaun daging sapi Lady Gaga entah bagaimana ceritanya sampai Kyuu-Chan pria tua asli Jepang itu bisa memiliki keluarga di Sragen atau memang kepala Shii sedang terganggu karena lemparan tadi.
"Baiklah Shii-Chan aku bangun sekarang," Karin menyibakkan selimut yang sedari tadi menutupi tubuhnya. Tapi, tak disadarinya bahwa Shii masih diatasnya, alhasil kucing kecil itu terlempar ke lantai bersama selimut itu. Shii terlentang di lantai dengan mulut terbuka serta kedua matanya berubah bentuk menjadi spiral. Wah rupanya Shii tetap berpose saat terjatuh, pose yang menarik bagi Karin.
Tak mengulur waktu, Karin keluar kamar dengan memakai sandal rumahnya yang sangat lembut dan berwarna merah muda. Tidak perlu menunggu Shii bangun, dia percaya Shii pasti baik-baik saja. Tujuan pertamanya menuju dapur. Dia melangkah sambil mengucek-ngucek mata dan langkahnya gontai. Harus diakui kantuk masih menyelubungi Karin sepenuhnya. Bisa ditebak gadis itu tidak terlalu memperhatikan arahnya melangkah. Lambat laun dia merasakan hal yang janggal. Seratus bagi pembaca yang menebak Karin salah jalan, dan ya dia akhirnya sadar akan kesalahannya melangkah.
Kediaman Kujyou memang besar, tapi tak pantas lagi untuk Karin sampai salah arah menuju suatu tempat di sini, karena hampir satu tahun dia menempati rumah ini. Kamarnya berada di lantai dua, tepat di depan tangga. Dapur di lantai bawah, jika mau ke dapur tinggal menuruni tangga lalu belok kanan. Karin setuju semua ini dampak dari kantuknya tadi.
Dia berpikir seharusnya, mencuci muka terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berjalan keluar. Sambil mengumpulkan kembali kesadarannya yang sebenarnya, dia lihat sekeliling mencoba untuk menentukan dimana tepatnya dia sekarang berdiri.
Karin hampir frustasi, dia tak kunjung tahu dimana dia berdiri. Apakah memang segitu lambatnya otaknya bekerja saat mengantuk. Dia menghela napas dan melihat ke belakang – jalan yang sudah dilewatinya. Dahinya berkerut, jika berjalan lurus , lalu diujung lorong aku belok ke kiri maka aku kembali ke kamar. Setelah itu dia kembali melihat ke berjalan maju sampai di ujung koridor dia menemukan dua belokan. Pertama dia langsung melihat ke kanan, Karin tersentak dan seketika kantukknya hilang. Baru disadari Karin, ini jalan menuju kamar Dia!
Demi rambut Katy Perry yang warna warni, apakah karena Karin terlalu mengkhawatirkannya sehingga alam bawah sadarnya menuntun ia menuju ke sana. Dan inilah dia berdiri di depan kamar Kazune. Perlahan dia menggeser pintu kamar dan mendongakkan kepalanya ke dalam. Kamar yang rapih dan bersih, semua buku di rak masing-masing, semua tertata seperti biasanya. Hanya saja lampu kamar tetap menyala, biasanya Kazune tidur dengan ruangan yang gelap. Hal yang lebih tak biasa lagi melihat pria pirang dengan perban di kepalanya sedang terbujur lemah di atas futonnya. Karin melangkah pelan ke dalam berusaha untuk tidak membuat dia terbangun. Karin menjatuhkan diri di samping futon berwarna putih itu dan mengenggam lembut pergelangan tangan Kazune.
Karin menghela nafas dalam, bukan karena dia sedang jengkel tapi dia baru saja mengeluarkan helaan nafas lega dan bersyukur atas suhu tubuh pria tampan dihadapannya sudah kembali normal. Sepulang dari rumah Anak Berkacamata Kesurupan semalam, Kazune bertarung dan Karin ingin sekali memaki kebodohannya yang tidak menghiraukan lukanya bertambah parah dan tenaganya terkuras habis alhasil tubuhnya menjadi dingin sedingin es. Saat itu Karin sangat lega mereka bisa memenangkan pertarungan dan yang terpenting bisa membawa Kazune pulang secepatnya. Pikiran pertama terbesit di benaknya bahwa Kazune tidak bisa terselamatkan melihat keadaannya yang kritis.
Namun dia hanya bisa berharap semua akan baik-baik saja. Demi seluruh pengikut Nicki Minaj di twitter, Karin tidak ingin kehilangan Kazune, dia mencintainya. Oh tunggu cinta, cinta? Dia bilang cinta? Tidak. Karin telah tinggal bersamanya dan sudah dianggap keluarga sendiri, tentu saja mereka akan saling peduli dan Karin tidak ingin kehilangan anggota keluarganya. Ya bukan karena cinta. Lagi pula Kazune terlihat lebih tertarik sama Himeka, Karin tampak kecewa memikirkan itu. Dan untuk apa Karin kecewa, oh dia pun tidak tahu. Sungguh hari ini bukanlah hari yang biasa.
Semalam merupakan malam pembuka lembaran baru dihidupnya. Karin baru tahu latar belakang hidupnya karena pertempuran dengan Karasuma Kirio yang dikuasai oleh jiwa Karasuma Kirihito – ayah angkat kakak-adik Kirio. Ternyata Karin adalah istri Prof. Kujyou Kazuto, dia sebenarnya adalah Hanazono Suzuka. Karasuma merupakan rekan kerja Kujyou dalam penelitian tentang memiliki kekuatan dewa, disebut Kamika. Awalnya just for fun berubah menjadi malapetakan karena ambisi Karasuma.
Untuk melindungi istrinya, Kujyou mengubah Hanazono Suzuka menjadi kecil kembali, menghapus ingatannya, dan dia menjadi Hanazono Karin. Lebih mengejutkan lagi mengetahui bahwa Kazune terlahir sebagai hasil kloning Kujyou Kazuto yang dirancang tubuhnya untuk ber-kamika. Dia bertugas melindungi Himeka – anak pasangan Kujyou, karena jiwanya telah terbagi menjadi dua. Dengan kata lain Karin dan Kazune dari lahir sudah menjadi pasangan suami isteri dan Himeka merupakan anak mereka. Mereka adalah keluarga.
Memang benar terkadang kebenaran sangat menyakitkan. Karin tak bisa mengelak sakit hatinya yang merasa dibohongi, sungguh dia ingin sekali memarahi Kazune karena menyembunyikan info penting itu darinya. Semua orang berhak mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Karin kembali berusaha mengingat kejadian semalam, yang hanya dia ingat sesampainya di rumah dari rumah Karasuma hanya kepanikan Kazusa dan Michi merawat dirinya, Kazune, dan Himeka.
Jemari Karin mengusap rambut pirang pria dihadapannya, menyelipkan helaian rambut yang menutupi mukanya. Lebih tepatnya jemari Karin bergerak sendiri. Dia tak mengakui dirinya-lah yang memerintahkan gerak tersebut. Terasa sensasi hangat menjalar di seluruh tubuhnya, mengingat ini pertama kalinya dia mengusap kepala Kazune.
"Kazune-Kun, kau idiot karena selalu menganggap dirimu lemah! Kau tidak pernah sedetik-pun menjadi lemah, aku tahu itu. Tugasmu sudah selesai dengan sangat baik. Kau memang pemuda pelindungku dan Himeka-Chan, arigato Kazune-Kun. Sulit dipercaya ternyata kita suami-istri. Cepatlah bangun biar aku bisa memukulmu karena telah membohongiku!" gumam Karin beranggapan Kazune bisa mendengarnya. Kembali Karin menggenggam tangan Kazune. Oh demi celana dalam Superman yang diluar, Karin tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menyentuh tangan itu.
"Sekarang ini bukan musim dingin, jadi cepatlah bangun Kazune-Kun! Sungguh aku tidak sabar berdebat lagi denganmu atas tindak kau membohongiku. Sebenarnya aku masih ingin disampingmu untuk memberi tahumu betapa menyebalkannya dirimu itu, tapi aku harus menyiapkan sarapan untuk kita. Hari ini aku akan memasak kesukaanmu,croquette jadi jangan sampai kau lewatkan ya!" Karin mencium sekilas pipi Kazune.
Oh Tuhan apa yang merasuki Karin, dia tidak bisa menahan untuk menyentuh pria fobia serangga itu. Dia ingin sekali mendekap tubuh itu untuk waktu yang lama sangat lama memberikan kehangatan lebih. Karin menggeleng keras membantah pikiran gilanya yang ia curigai dampak dari pertempuran semalam, sungguh pertempuran yang melelahkan dan semua orang hampir mati, hampir. Tentu saja dia tidak bisa melakukan itu. Karin beranjak pergi, sebelum menggeser pintu kamar itu dia bergumam "Ohaiyo Kazune-Kun," dan berjalan keluar.
Tujuan Karin menuju ke dapur, langkahnya terlihat bersemangat. Tak lama dia berhenti di depan kamar Himeka, pintunya berwarna merah muda dengan ukiran cantik menutupi seluruh permukaan pintu tersebut. Terlihat anggun dan mewah. Tak susah mencapai kamar Himeka, karena sebelum menuruni tunggu untuk ke dapur pasti melewati kamar tersebut. Karin ingin melihat keadaan Himeka – putrinya sendiri. Diraihnya pegangan pintu, dan satu hal lagi yang tak biasa di hari itu. Pintu kamar Himeka terkunci.
To be continued
Thanks for reading
Review? :)
