Summery : "Mau bagaimana lagi.. Sayang kekasihmu ini masih dalam proses pertumbuhan jadi wajar cepat lapar.."/ Emerald Sakura mengamati setiap gerakan kekasihnya itu mulai dari memakai helm sampai menghidupkan motor. "Berati kamu belum pubertas dong? Masak masih dalam proses pertumbuhan?.."/ Naruto mematung dan sedetiknya ia menunduk untuk menyamai tinggi badan Sakura. Mendekatkan wajahnya yang berbalut helm pada Sakura.
Warning : OOC, typo, aku tidak memakai aturan EYD ataupun kata baku yang berlaku, fic sanatai.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing :[ Naruto x Sakura]
Rated : T
recehan anak IPS
Di kelas XI-IPS 2 begitu ribut dan gaduh, maklum sekarang adalah jam pelajaran terakhir dan guru yang mengajar mapel geografi tidak masuk, alhasil seluruh siswa ditugaskan untuk mengerjakan 50 soal pilihan ganda dan 20 soal esay yang ada dibuku LKS mereka. Namun sepertinya tidak ada seorangpun yang mengerjakan tugas itu, ketua kelas yang seharusnya menjaga kelas agar selalu kondusif dan tertib nyatanya tengah asik bermain kartu uno dipojokan bersama 5 orang temannya.
Perlu diketahu kelas XI IPS di Konoha High School terdiri dari dua kelas yaitu IPS 1 dan IPS 2. Sudah menjadi tradisi turun temurun atau mungkin kutukan jika anak-anak IPS sangat terkenal dengan sikap, sifat, tabiat, kelakuan yang buruk. XI IPS 1 masih mending bisa sedikit diatur, buktinya jika ada upacara bendera pas hari senin setidaknya mereka masih ingat untuk sekedar membawa topi dan berbaris sejajar walaupun barisan mereka terlihat seperti ular dilapangan.
Nah kalau anak XI IPS 2 jangankan ingat untuk membawa topi, datang ke sekolah saja suka terlambat, alasannya pun bermacam-macam agar terhidar dari hukuman guru BP mulai dari alasan, ban motor kempes lah, tugas ketinggalan, mengantri beli bensinnya lama, nunggu jemputan pacar, sampai alasan basi yaitu telat bangun.
Di KHS sendiri menerima kelas IPA, IPS dan IPB. Kelas IPA terdiri dari 7 kelas disetiap tingkatan, Kelas IPB memiliki 5 kelas disetiap tingkatanya sedangkan kelas IPS hanya menerima murid yang memiliki niatan murni datang ke sekolah karena paksaan orang tua. Tak heran jika jumlah kelas mereka hanya terdiri dari 2 kelas disetiap tingkatnya
Uzumaki Naruto adalah satu dari 20 orang murid yang mendiami kelas XI IPS 2. Bosan kata itu yang tepat untuk menggambarkan keadaan hatinya saat ini. Handphone pintar miliknya lowbat dan sedang dicarger dengan powerbank. Dan sepertinya sang kekasih yang duduk sebangku dengannya tengah menepi dan berkumpul dibangku depan bersama teman-temannya. Arloji yang dipakai Naruto menunjukan sisa waktu 15 menit lagi sebelum bel pulang berkumandang.
Dengan tampang malas Naruto merapikan isi tasnya well sebenarnya dia tidak pernah membawa buku kesekolah karena semua buku baik itu buku paket, LKS sampai buku tulis disimpannya pada kolong bangku miliknya jadi bahunya yang kekar tidak mendapatkan beban 3 kilo setiap harinya karena harus bulak-balik membawa buku paket tebal belum lagi ditambah setiap mata pelajaran mewajibkan siswanya memiliki buku tulis catatan dan buku tugas yang terpisah.
Naruto hanya membawa tas selempang kecil yang muat untuk 3 komik, ponsel, powerbank dan dompet. Melirik malas gadis berambut pink yang masih tertawa dengan genk rumpinya, Naruto memilih memakai jaket tipis dengan motif kotak-kotak kepunyaannya.
"Sayang pulang yuk.." Sakura berhenti tertawa sejenak menatap lekat iris safir itu. "Pulang? Bel juga belum.. Entar aja ya, lagi seru nih ngobrolnya.." 3 gadis lain yang menemani Sakura tadi ikut menaruh atensi pada Naruto.
"Yaampun Naruto kalau mau bolos jangan ngajak-ngajak Sakura deh.." Gadis dengan dengan warna rambut hitam dikuncir satu serta beberapa helaian jatuh menjadi poni panjang meletakkan novel yang dipinjamnya dari Sakura. "Mendingan kau diam Guren aku mengajak Sakura bukan kau, jadi tidak usah repot-repot berceramah ya.." Naruto mendongkak menatap gadis yang bernama Guren itu, kedua tangannya disemayamkan pada saku celananya. Namun sedetik kemudian Naruto menjatuhkan kepalanya dibelahan leher Sakura membuat tiga gadis lain merona dengan pemandangan itu.
Dan Naruto sedikit membisikkan sebuah kalimat sontak membuat Sakura merona dan sedikit merinding karena kumis tipis Naruto seperti menggelitik kulit lehernya. Naruto menyeringai dengan repon Sakura dan sedetiknya senyum mengembang diwajahnya yang tampan original.
"Yaudah deh, dari pada ribut nggak jelas.. Ayo sayang kita pulang, aku duluan ya teman-teman.." Sakura berdiri dan melambai centil pada genk PARI yang memiliki kepanjangan 'perkumpulan anak rumpi ips'
"Bye Sakura happy weekend beb.." Gadis dengan rambut panjang berwarna pirang pucat melambai ringan takut jika polesan kuteks barunya barantakan gara-gara belum kering.
"Daahhh.. Sakura inget ya besok kita kumpul di K'bar.. Jangan telat!.." Sara yang masih bercermin dengan kaca kecil ikut melambai dan mengingatkan jadwal pertemuan PARI yang rutin mereka lakukan.
"Ok tenang aja.. Nanti chat digrup kita Sara.. Bye.." Sakura menggandeng lengan kekar kekasihnya menuju bangku mereka, Guren, Shion dan Sara menatap iri Sakura.
Yah dari mereka berempat hanya Sakura yang memiliki kekasih dikelas yang sama. Sedangkan Guren dia sedang menjalani proses LDR dengan kekasihnya yang sedang kuliah, kalau Shion pacarnya berada di kelas sekutu yaitu kelas IPA dan Sara menjalin hubungan dengan salah satu sahabat Naruto dikelas sebelah yaitu Sasuke.
"Enak sekali Sakura, setiap hari ngedate mulu.. Giliran aku punya kekasih yang jarang kasik kabar" Guren berujar lesu, efek terbawa perasaan setelah membaca novel romantik milik Sakuran dan melihat tingkah kedekatan pasangan paling difavoritkan di IPS.
"Yang sabar ya mbak.." Sara dan Shion menyemangati setelahnya karena tidak ada Sakura dan bahan obrolan mereka sudah habis akhirnya mereka bertiga sibuk dengan gejet mereka masing-masing.
Sakura memakai cardigan berwarna navi itu dan menggulung rambutnya yang panjang dengan jedai mengingat ia dan Naruto akan pulang bersama otomatis dia tidak ingin rambut indahnya kusut oleh angin. Setelah selesai Sakura merapikan buku catatannya yang sempat ia keluarkan dan memasukkan novelnya juga. Naruto yang berdiri tidak jauh dari Sakura dengan susah payah menengguk ludahnya sendiri kenapa? Karena saat ini leher Sakura terpangpang sempurna dihadapannya dan samar-sama ia mencium bau strobery yang manis. Farfum Sakura adalah salah satu hal yang dapat membuat Naruto mabuk dan kehilangan kendali.
"Ayo pulang!.." Naruto yang tidak sabaran langsung mengamit jemari Sakura. Mereka berdua pulang dengan bergandengan tangan. Tak banyak yang melihat mereka berdua membolos karena para guru sedang mengajar dikelas masing-masing.
"Kita mau kemana sih?" Setelah tiba di parkiran Naruto memakaikan Sakura helm bogo.
"Iya kita jalan-jalan aja.. Makan siang mungkin, aku lapar.." Dengan tampang sok imut Naruto memegangi perutnya, seolah menunjukan bahwa dirinya memang benar-benar lapar.
"Baru juga habis makan siang tadi, dasar perut karet.." Sakura menyikut pinggang Naruto, kekasih pirangnya itu benar-benar imut dimatanya.
"Mau bagaimana lagi.. Sayang kekasihmu ini masih dalam proses pertumbuhan jadi wajar cepat lapar.." Emerald Sakura mengamati setiap gerakan kekasihnya itu mulai dari memakai helm sampai menghidupkan motor.
"Berati kamu belum pubertas dong? Masak masih dalam proses pertumbuhan?.." Naruto mematung dan sedetiknya ia menunduk untuk menyamai tinggi badan Sakura. Mendekatkan wajahnya yang berbalut helm pada Sakura.
"Perlu aku buktikan kalau aku sudah pubertas?.." Bisik Naruto, "Uhh.. gadisku mesum sekali.." Cicit Naruto kemudian membuat Sakura memalingkan wajahnya kesamping. "Ish.. apaan sih, yang mesum itu kamu" Sakura yang malu akhirnya menunjuk balik Naruto.
"Yah.. malah nunjuk balik.. wuuhh, Sakura mesum" Dengan gemas Naruto mencubit hidung kekasihnya, karena kesakitan Sakura menurunkan dengan kasar kaca helm miliknya membuat tangan Naruto terjepit disana.
Sragg..
"Aww.. duduh.. sakit.." Rengak Naruto. Lelaki itu meniup-niup tangannya yang terjepit. "Rasakan.. Bandel sih.." Nyalang Sakura dengan tawa nistanya. Naruto marah ia melirik Sakura yang sedang tertawa atas kemenangannya.
"Nih rasakan.." Naruto memukul lembut helm Sakura, walau tidak keras tapi cukup membaut helm bogo itu bergeser ke samping karena terlalu kebesaran dikepala Sakura.
"Sudahlah.. Cepat naik atau kita akan ketuan bolos oleh guru piket.." Tegas Naruto.
"Iya Sayang.." Dengan nada manis yang dibuat-buat Sakura mendudukkan bokongnya dikursi belakang dan memeluk erat pinggang ramping Naruto. Si lelaki tersenyum sumbringah karena gadisnya sangat penurut, inilah sebabnya Naruto lebih suka pergi ke sekolah dengan menggunakan motor ketimbang mobil. Alasannya cukup simple karena ia bisa merasakan pelukan Sakura dan tentunya sebagai lelaki ia tidak akan melewatkan kesempatan untuk merasakan dada Sakura yang menggencet kuat punggungnya. Itu saja cukup membuat juniornya menangang Ups sekarang siapa yang mesum.
Naruto mempermanis gayanya dengan memakai kaca mata hitam. Mengingat siang ini begitu terik dan helm yang ia kenakan tidak memiliki penutup kaca seperti helm milik Sakura. Motor vespa primavera 125 bike keluaran terbaru itu melaju dengan kecepatan standar. Untungnya gerbang KHS terbuka lebar hingga kegiatan bolos Naruto berjalan lancar tanpa kendala.
Yah kalau anak IPS jangan heran, mereka bisa seenaknya saja berkeliaran di KHS karena sudah dari sana-Nya setiap angkatan memiliki ciri khas kenakalan. Mereka berfikir jika peraturan ada itu adalah untuk dilanggar, para guru serta jajaran eksekutif komite sudah tidak bisa menangani sifat urakan anak IPS.
Dengan tangan kiri yang memegang tangan ramping Sakura, Naruto mengelusnya lembut. "Sayang kita pergi ke mall ya? Aku mau belanja sesuatu nih.." Naruto menautkan alisnya namun setelahnya ia mengangguk sebagai jawaban. Mungkin belanja sambil makan bukan ide yang buruk.
Setelah memarkirkan motor vespa itu, Naruto menggandeng tangan Sakura mereka berdua berjalan beriringan ditengah keramaian mall terbesar di Konoha itu. Akibat ulah mereka banyak orang yang melayangkan tatapan iri well bagaimana tidak? Pasangan beda warna rambut itu menjadi pemandangan yang mencolok ditengah keramaian.
"Kita mau makan apa belanja dulu?" Sakura menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi pandangannya, kini rambut panjang itu sudah tergerai indah menambah kesan cantik plus-plus pada gadis bermarga Haruno itu. Walaupun Naruto sudah menjaga Sakura agar selalu dekat dengannya namun beberpa lelaki masih menatap kekasih pink-nya itu dengan tatapan buas.
"Memangnya kamu mau beli apa?" Naruto memandang lurus sesekali ia berucap permisi pada orang lain yang menghalangi jalannya. Mengingat sekarang hari sabtu dan besok weekend jadi mall Konoha lumayan ramai.
"Aku mau beli itu.." Cicit Sakura ia sedikit menjinjit guna mengatakan 4 kata tadi. Naruto mengagkat alisnya tanda tidak mengerti.
"Itu apa? Jangan bilang kamu mau beli baju dalam?" Naruto berujar dengan sedikit berbisik yang sontak membuat Sakura malu, namun bukan itu maksud dari gadis Haruno itu.
"Bukanlah.. Tapi saudaranya baju dalam dan kebutuhan pribadi wanita.." Naruto memutar bola matanya, ia sekarang mengerti maksud Sakura.
"Kalau begitu aku tidak ikut, aku mau keliling dilantai satu.." Sebenarnya Sakura agak kecewa dengan jawaban Naruto tapi bagaimanapun dia juga tidak bisa memaksa Naruto untuk ikut menemaninya berbelanja kebutuhan bulanan wanitakan?
"Iya.. Aku tidak akan lama kok.." Sakura membenarkan tas ransel ukuran sedang yang dibawanya.
"Yasudah, nanti telpon aku jika sudah selesai.. Sini biar aku yang bawa tasmu.." Sakura tersenyum kekasihnya itu memang baik hati. Tak lama setelah mengeluarkan dompet dan ponselnya Sakura menyerahkan tas ranselnya pada Naruto.
"Makasi sayang.."
Setelahnya kedua remaja itu menuju tempat tujuan masing-masing, Naruto mengedarkan pandangannya ke beberapa stand makanan yang menarik perhatiannya. Salah satunya adalah stand ramen. Wangi kuah ramen yang menusuk indra penciumannya semakin membuat perut putra tunggal Uzumaki itu semakin menggila.
Remaja laki-laki itu menengguk ludahnya sendiri. "Wuah.. mumpung tidak ada Kaa-chan, ramen jadilah khu..khu..khu.." Batin si-pirang. Kakinya dengan cepat melangkah ke kedai yang memiliki konsep unik untuk sebuah stand ramen.
Helaian merah muda itu terlihat memasuki blok mall yang menjual produk khusus kebutuhan sehari-hari. Dengan sedikit membaca arah jalan menuju tempat barang yang akan dibelinya, tak butuh waktu lama Sakura sudah sampai dan memilih barang yang akan dibelinya.
"Pakai sayap, atau tidak ya?" Batinnya menimang. "Sama saja sih-kalau kalau keluar banyak ya pasti bocor" Tak butuh waktu 5 menit, Sakura mencomot random produk baru yang dilihatnya. Setelahnya gadis itu menuju tempat pembayaran yang ada diujung utara blok.
Karena sedikit tergesah dan suasana mall yang sedikit padat Sakura tak sengaja menyenggol seseorang. Sang-korban memasang senyum maklum, yah untunglah Sakura tidak mendapat makian darinya. "Maaf aku tidak sengaja.." Sakura berujar dengan kikuk, dan disambut anggukan oleh lelaki itu.
Mata emeraldnya tak sengaja melihat stand makeUp, secara alami naluri gadisnya menuntun tubuh Sakura untuk sekedar melihat-lihat isi stand itu.
"Huaa.. lipstik matte, lip balm, lipgloss semua warna ada.. Kuteks juga ada.." Seru antusias Sakura, dan tanpa sadar gadis itu merogoh koceknya lebih dalam demi menambah koleksi terbaru alat makeUp dikamarnya.
Setelah melunasi pembayaran, Sakura mengotak atik ponselnya berusaha menelpon sang kekasih. Namun sudah dua kali ia mencoba selalu suara operator yang menggangkat panggilannya. "Maaf nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif.." Kurang lebih begitulah suara operator itu.
"Yah..bagaimana sih, kenapa nomornya tidak aktif.." Guman Sakura, gadis itu melai kesal karena terhitung sampai saat ini ia sudah mencoba menggubungi ponsel si-pirang jabrik lebih dari 7 kali. Karena lelah akhirnya Sakura memutuskan untuk mencari sendiri Naruto ke lantai bawah.
Sementara itu, Naruto yang sedang leha-leha menyeruput ramen jumbo pesanannya tidak ingat jika ponselnya yang mati masih terhubung dengan powerbank. "Huahh.. enak sekali, ini baru surga.." Seru Naruto, membut pelanggan lain yang sedang menunggu antrian memandangnya heran.
"Ganteng-ganteng kok aneh.."
"Baru pertama kali makan ramen kali.."
"Setres tuh anak orang.."
Terhitung hanya butuh waktu 15 menit Naruto makan dengan lahap dan hasilnya mangguk besar itu sudah kosong dan sangat bersih hanya menyisakan sumpit saja. Leki-laki itu menggosok perutnya yang sedikit kembung, dan rasa kantuk mulai menghinggapinya karena sudah kenyang.
"Duh.. Sakura mana sih? Lama banget, cuma belanja itu doang.." Dengan bosan, Naruto mengetuk-ngetuk jarinya diatas meja.
Dengan tampang kesal Sakura, berkeliling ke seluruh tempat dilantai satu tapi keberadaan si-pirang tidak terlihat juga memalui sedotan? Dan sepanjang jalan gadis pink itu berusaha menghubungi ponsel kekasihnya itu.
"Fuck kau Naruto, aku sudah seperti orang bodoh sekarang.." Geram Sakura tertahan.
15 menit berikutnya, karena mengantuk Naruto malah menyandarkan kepalanya pada lipatan tangannya diatas meja. Semangkuk porsi jumbo ramen itu menghipnotis alam bawah sadarnya untuk segera menuju ke alam mimpi.
Sejauh kaki melangkah, oaisi pirang itu tak kunjung ditemukan. Sakura haus ia memilih menepi ke sebuah kafe yang menyediakan minuman dingin. Tak lama pesanannya datang, dengan ganas Sakura menyesap habis isi gelas itu hanya dalam hitungan 3 menit. Otaknya berfikir dimana keberadaan si-rubah kesayangannya itu.
"Aduh.. rubah jelek awas ya kalau ketemu.." Sakura mengepalkan tangannya hingga berbunyi gemerutuk. Setelah membayar tagihan minuman Sakura melanjutkan misinya untuk menemukan si-lelaki pirang itu. Matanya menangkap keberadaan kelai ramen yang begitu mencolok dengan bau khas kuah mie yang menguar sampai keluar kedai.
Twich.. perempatan siku-siku muncul jidatnya yang lebar. Asumsi sementara Naruto pasti pernah tertarik dengan kadai itu mengingat lelaki kesayangannya itu adalah salah satu dari ribuan orang yang memuja olahan mie asal jepang itu. Dengan langkah tenang Sakura memasuki stand itu, dan benar saja tidak sampai 5 detik ia berdiri emeraldnya dapat menangkap keberadaan pria pirang itu yang sedang duduk dipojokan dengan kepala menunduk.
"Nah.. ketemu kau.." Sakura berjalan dengan menenteng kresek plastic serta dompet dan ponsel ditangannya. Setelah sampai dimeja ia menaruhnya dengan kasar, sedetik kemudian tangannya menarik kuat telinga Naruto yang masih asik tidur.
"WUahh.. Aduh.." Jeritan itu keluar dari bibir tipis remaja Uzumaki itu. "Jadi enak ya?.. makan sendiri, tidur sendiri ditempat ber-AC lagi.." Nyalang Sakura dengan berdecak pinggang, Naruto mengamati dari sudut matanya kemarahan gadis musim semi itu. Dan tangan tan itu berusaha melepas jeweran Sakura dari telinganya.
Sontak sekali lagi seluruh pelanggan bahkan pelayan di kedai ramen itu melayangkan pandangan heran dan tatapan tidak percaya. Well seperti itulah kira-kira jika seorang gadis sedang marah.
"Yaampun tidak tau malu.."
"Mereka anak KHS kan? Kok berkeliaran di mall sih?"
"Belum menikah saja sudah seperti itu, apalagi sudah menikah habis nasib si cowok tuh.."
"Padahal cowoknya ganteng, kok ceweknya galak amat sih..?"
Bisik-bisik itu terdengar melalui telinga Naruto yang bebas dari jeratan tangan Sakura. "Aduh.. sayang sakit.. Ampun" Rintih Naruto, rasa malunya tertutupi oleh rasa pedas yang menyerang daun telinganya. Setelahnya Sakura melepaskan telinga kiri Naruto dengan kasar.
"Akh.. Uhh SAkit.." Naruto menggosok-gosok telinganya merusaha meredakan rasa pedas dengan tangan.
"Kenapa ponselmu tidak aktif?" Nyalang Sakura. Gadis itu tidak peduli dengan keberadaan orang lain dan seolah-olah cuek.
"Ehh.. ponselku? Tidak aktif?" Naruto mengernyit heran, dengan pernyataan Sakura. Dan gadis itu hanya memutar bola matanya bosan.
"Yang benar saja, sayang dari tadi aku menunggu telpon darimu kok sungguh.." Naruto dengan tampang kesakitan masih ingin membela diri dengan berusaha membuktikan bahwa ponselnya aktif dan tuduhan Sakura yang salah.
Setelah mengeluarkan smarphone warna hitam itu, Naruto membelalak ternyata benar ia lupa jika ponselnya sempat lowbat dan tersambung pada powerbank setengah jam yang lalu.
"Ups.. hehe maaf sayang aku lupa menyalakannya.." Naruto tersenyum kikuk sambil menggaruk helaian pirangnya yang tidak gatal.
"Hari ini kamu lupa jika sudah punya ponsel, dan besok mungkin kamu akan lupa jika sudah punya aku.." Dengan nada betek Sakura berujar dan menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
"Aku tidak bermaksud begitu kok sumpah.. Aku benar-benar lupa.. Maaf sayang" Naruto membujuk Sakura dengan menarik tangannya.
"Udah deh aku mau pulang.. Aku Betek tau udah keliling nyariin kamu ehh malah tidur disini.. " Tegas Sakura masih dengan nada betek dan dengan kasar mengambil tas ransel miliknya yang ada disebelah Naruto.
Kegiatan Sakura membuat tubuh Naruto mendapat pukulan akibat menarik kasar ranselnya. "Aduh pelan-pelan dong.." Naruto berdiri ia mulai marah dan ikut merapikan barang bawaannya.
"Kalau marah ok bisa ngertiin, tapi jangan berlebihan memangnya tidak malu apa sama orang lain? Bahkan anak-anak melihat kita tadi!.." Nasihat Naruto pada Sakura, tapi sepertinya hanya dianggap angin lalu bagi si-pinkis
Setelah membayar ramennya, Naruto dan Sakura masih melalukan perang dingin. Terbukti sepanjang perjalanan Sakura tidak bicara pada Naruto dan remaja pirang itu juga hanya diam menancap gas penuh menerobos jalan.
Sakura yang awalnya marah dan mati-matian mempertahankan posisinya agar tidak jatuh dari motor karena Naruto yang ngebut akhirnya mengalungkan kedua tangan kecilnya dipinggang kokoh itu. Memang sih terlihat agak egos tapi itulah kenyataannya, Sakura harus menurunkan egonya agar tidak terlempar dijalanan.
END
hah, ideku mentok. ini hanya pelarian :v
