TYPO

OOC

Ada beta reader cuma ga disuruh edit.

sisa dibawah


Langit biru bermandikan cahaya oranye. Matahari tenggelam ditengah garis pembatas antara langit dan bumi.

Burung gagak beterbangan dilangit dengan bebasnya. Suara khasnya menggema keseluruh ruang lingkup yang mereka lewati dan terdengar jelas hingga kedalam rumah-rumah dibawahnya

Dari balik kaca, seorang anak berumur 12 tahun yang ditelantarkan oleh orang tuanya melihat bagaimana burung pertanda kematian itu terbang dengan agungnya dilangit oranye. Matanya berkilauan bersamaan dengan bola matanya yang mengikuti kemana gagak-gagak itu pergi.

"Victor!"

Anak itu menoleh kearah sumber suara. Didepan pintu yang hampir reyot berdiri seorang lelaki berjas hitam dan matanya ditutupi oleh kacamata hitam, hal itu membuat kesan kalau dia adalah seorang yang misterius dan juga terpandang.

"Ayo ikut denganku."

Perintahnya ketus. Anak yang bernama Victor itu tidak punya pilihan lagi selain menurut perkataannya. Dia mengekor dibelakang orang dewasa yang menuntunnya kesebuah mobil hitam yang terparkir didepan rumahnya. Orang dewasa itu membukan pintu lebar-lebar lalu menyuruhnya masuk kedalam. Setelah mereka berdua masuk, barulah mobil melaju menuju tempat yang Victor sama sekali tidak ketahui.

Victor Nikiforov adalah nama lengkapnya. Seorang yatim-piatu yang masih menetap dirumah mendiang orang tuanya, rumah dimana orang tuanya dibunuh secara sadis oleh sekelompok orang yang sama sekali ia tidak kenal. Kejadian pembunuhan ini terjadi saat malam natal yang kebetulan juga hari ulang tahunnya. Malam itu, ia bersembunyi dilemari dengan maksud untuk mengejutkan ayahnya yang sehabis pulang dari kantor. Dari celah pintu lemari, ia melihat ayahnya sedang berbicara dengan ibunya sebelum akhirnya mereka teralihkan oleh suara ketukan pintu. Saat masuk, ayahnya tengah membicarakan sesuatu dengan seseorang.

"Dimana kau sembunyikan buku itu!"

"..."

"Pembual! Kalau kau tidak mengatakannya maka—"

Ayahnya melemparkan sesuatu lalu tiba-tiba terdengar suara tembakan. Bersamaan dengan itu, terlihat cipatran cairan merah yang membasahi dinding putih. Teriakkan perempuan, ibunya menggema saat melihat jasad ayahnya terbaring kaku. Setelah itu, terdengar lagi suara tembakkan terakhir lalu ibunya jatuh tergeletak dilantai. Victor membungkam mulutnya. Badannya gemetaran takut. Seketika juga badannya kaku dan air mata mengalir deras. Ia terdiam didalam sana, tidak bisa bergerak karena takut sekali hingga akhirnya salah satu dari mereka yang ditugaskan untuk mengecek keseluruh ruangan menemukannya. Laki-laki itu berpakaian jas hitam yang terbalut oleh mantel cokelat. Ia menarik Victor keluar dari tempat persembunyian lalu membawanya kehadapan seseorang tidak ia kenal. Ia hempaskan badannya hingga membentur lantai. Ia tidak bangun, hanya menangis saja.

"Bos saya menemukan dia bersembunyi didalam lemari."

Laki-laki itu menatapnya dengan intens. "...Anak dari bajingan itu ya?"

"Iya bos."

Laki-laki yang dipanggil bos itu terdiam beberapa saat, memikirkan sesuatu setelah melirik kue ulang tahun diatas meja makan yang tak jauh dari hadapannya.

"Biarkan dia hidup. Anggap saja sebagai kado ulang tahun untuknya."

"Baik bos!"

"Dan Yakov, mulai hari ini kutugaskan kau menjaga anak bajingan itu. Jaga dia baik-baik dan juga ajari dia berbagai macam hal karena suatu hari dia akan sangat berguna bagi kita."

"Ta-tapi bos—!"

"Kau adalah satu-satunya orang yang mengerti tentang kebudayaannya dan bahasa ibunya. juga kau adalah anak buahku yang paling terampil dalam hal membunuh orang. Maka dari itu, kuserahkan dia kepadamu. Ajari dia semua hal yang kau ketahui. Oh aku sampai lupa. Kau akan tinggal disini mulai besok."

"B-Baik!"

Victor menangis dalam diam saat kedua orang dewasa itu tengah berbicara. Ia menahan tangisannya karena menyadari situasi yang tengah ia hadapi. Lelaki yang baru saja menyeretnya berjongkok lalu memeluknya erat.

"Jangan menangis Victor. Kini aku akan menjadi orang tua barumu karena itu, jangan menangis lagi."

Victor yang baru saja menginjak umur 5 tahun hanya bisa menangis. Ia sama sekali tidak mengerti perkataan laki-laki itu.

Dan semenjak hari itu, Victor memulai kehidupannya yang baru. Kehidupan yang membuat dirinya menjauh dari manisnya khayalan. Ia harus berhadapan dengan kenyataan keras nan pahit. Lalu dari situ ia menyadari kalau bertahan hidup dari segala sesuatu adalah yang paling terpenting.

Selama 7 tahun lamanya, Yakov melatih Victor dengan keras. keterampilan membongkar pasang senjata, berkamuflase, membuka berangkas, merayu perempuan, mengendarai mobil, bela diri— itu adalah baru sebagian hal-hal yang diajarkan oleh Yakov. Tidak hanya itu, Yakov juga mengajari Victor tentang fisikia, kimia, biologi dan matematika. Setelah berhasil melewati latihan yang menyiksa fisik dan juga mentalnya akhirnya Victor kecil berubah menjadi seorang ripper.

Kini ia dibawa kesebuah mansion megah yang menurutnya adalah markas para Yakuza itu. Mobil berhenti didepan halaman mansion.

"Victor, ayo keluar."

Mereka berdua keluar dari mobil lalu pergi memasuki mansion. Didepan pintu mereka disapa dua orang lelaki berjas hitam bersenjata AK-47. Saat memasuki ruang tamu mansion, Victor merasa kagum karena ruangan itu begitu megah. Walaupun kakinya terus bergerak mengikuti orang yang ada didepannya tapi matanya melihat keseliling ruangan yang terasa asing baginya. Dari ruang tamu, memasuki lorong yang dipenuhi orang-orang hingga akhirnya mereka sampai kesuatu ruangan yang Victor tidak ketahui. Mereka berdiri didepan pintu lalu orang dewasa itu mengetuk-ngetuk pintu sebanyak dua kali.

"Masuk!" lalu orang itu membuka pintu. Masuk kedalam ruangan diikuti oleh Victor yang mengekor.

"Permisi—" sapanya. "Bos, saya sudah membawa orangnya."

"Tunjukkan padaku."

Orang dewasa itu menoleh kebelakang. Victor yang mengerti maksudnya maju satu langkah sehingga ia bisa dilihat oleh orang itu.

" Sudah 7 tahun lamanya kita tidak berjumpa, Victor Nikiforov. Dirimu tidak begitu banyak berubah.—Yakov, apa kau sudah pernah menerjunkan si hijau ini?"

"Sudah bos. Dia setidaknya sudah membunuh 10 orang yang mengancam penjualan narkoba dan prostitusi. Itu adalah sebuah pencapaian yang besar."

"...Begitu ya. Untuk sekarang kita bisa tenang karena sudah mendapatkan seorang pembunuh lagi. "

Bos menghela nafas panjang bersamaan dengan keluarnya asap putih bekas cerutu yang ia hisap.

"Yakov, aku ingin anak ini tinggal disini."

Yakov terkejut dengan pernyataan Bosnya. "Ke-Kenapa bos?!"

"...Aku ingin menyekolahkan dia dan juga aku ingin menjadikan dia sebagai bodyguard anakku. Jadi Victor, mulai sekarang aku akan tinggal disini. Karena itu packing semua baju dan benda-benda milikmu."

"B-Baik bos!"

0000000000000000000

"Victor, selamat karena bos telah memilihmu sebagai seekor anjing keluarga."

Entah Yakov merasa kesal atau apa tapi Victor sendiri tidak mempedulikannya ucapan selamat yang terdengar seperti ledekkan semata. Matanya terfokus pada pemandangan yang bergerak mundur kebelakang.

"...Anaknya bos ya, seperti apa kira-kira dia?" bisiknya pelan namun Yakov dapat mendengarnya dengan jelas.

"Seperti apa dia? Tidak ada yang tahu banyak tentang anak kedua bos tapi yang kudengar dia seorang laki-laki, 5 tahun lebih muda darimu."

"Jadi sekarang aku seorang babysister begitu?"

"Lebih baik jadi babysister dari pada menjadi seekor anjing."

Victor memejamkan matanya yang berat lalu saat ia membuka matanya kembali ternyata dirinya sudah sampai mansion lagi. Ia mengeluarkan tas dan koper berisi barangnya lalu masuk kedalam. Yakov menuntunnya lagi kesebuah kamar yang bisa dibilang megah untuknya.

"Karena jabatanmu tidak lebih dari seekor anjing pemburu sepertiku, maka mulai sekarang kau akan tinggal disini. Beda dengan rumahmu sebelumnya kan? Hmm kuyakin kau akan menyukai tempat ini."

Victor masuk dan meletakkan barang-barangnya. Didalam kamar itu terdapat kasur ukuran king size, lemari, Tv dengan lebar 24 inch, Ps4, dan juga kamar mandi. Jendela kamar nya menghadap ke zen garden. Setelah puas melihat sekeliling ia langsung menghempaskan dirinya keatas ranjang. Yakov yang melihatnya menghela nafas panjang.

"Walaupun kau seorang ripper tapi dirimu juga tak lebih dari seorang anak kecil, Victor. Btw makan malam setiap jam 8 malam tapi kalau kau mau datang jam 7 juga sih tidak masalah. Aku pergi dulu, jaga dirimu Vitya."

Pintu ditutup, meninggalkan Victor sendiri dikamar barunya. Ia melepaskan jaket yang ia kenakan sebelum akhirnya tertidur kembali diatas kasur yang empuk.

00000000000

Saat ia terbangun lagi, jam didinding menunjukkan pukul 8 malam. Ia dengan malas beranjak dari kasur untuk mencari makan. Ia teringat dengan kata-kata Yakov tapi ia sendiri tidak tahu dimana tempat mereka makan. Akhirnya dengan rasa malas dia memutuskan untuk mencari tempat itu sekaligus berkeliling mengintari mansion yang luas ini.

Walaupun ia belum sadar sepenuhnya tapi saat berjalan-jalan mengintari mansion, hatinya berdecak kagum dengan kemewahan tempat ini. Terbesit dipikirannya kira-kira butuh berapa miliyar untuk membangun mansion ini tapi ia yakin kalau harga nya pasti diatas miliyaran. Langkah nya terhenti didepan sebuah taman. Bukan karena taman itu sangat indah melainkan karena ia mendengar suara tangisan seorang anak keci. Ia mendekati sumber suara lalu menemukan seorang anak lelaki tengah menangis.

"K-kau kenapa menangis?" tanya victor ramah. Tapi anak itu masih menangis. Ia berjongkok disamping anak laki-laki itu sebeum akhirnya membelai rambut hitamnya.

"K—Kaca mata—ku- Hiks..."

"Kenapa kacamatamu?"

"P-Pe—pecah—huweeee—" tangisnya pecah sembari menunjukkan kacamatanya yang sudah rusak. Victor mengambilnya lalu memasukkannya bagian kacamata yang masih bagus kedalam kantung celana.

"sudah-sudah tidak usah menangis lagi sayang... Orang tuamu ada dimana?"

Anak itu menggeleng sebagai respon. Victor menghela nafas lalu terbesit diotaknya sebudah ide cemerlang.

"Kalau begitu bagaimana kita mencarinya saja?"

"S-Seperti per—permainan harta karun?!"

"Um, seperti itu! jadi jangan menangis lagi oke lalu ayo kita main!"

Tangisan anak itu tergantikan oleh teriakkan semangat dan hal itu membuat Victor lega. Lega bisa menghasut seorang anak kecil degan mudahnya. Anak kecil itu bangun lalu menari pergelangan tangan Victor. Dan untuk sementara, Victor berpura-pura sebagai anak buah dari bajak laut kecil itu. Victor mengikuti semua permainannya. Dari berpura-pura berjalan diseutas tali yang dibawahnya terdapat jurang yang sangat dalam, mencoba menghindari pasir hisap hingga akhirnya mereka berjalan menuju peti harta karun— Kamar anak itu sendiri. Tapi sebelum mereka sampai, Yakov dan bos tengah berbincang-bincang.

"...Ayah!" teriak anak itu sembari menghampiri bosnya.

"Ooh, anakku sayang~ apa yang sedang kau lakukan?" balasnya sambil menggendong putranya

"A-aku bermain bajak laut dengan kakak berambut silver panjang itu loh! Seruu sekali!"

"wow benarkah?"

"Um!"

"Karena ini sudah malam, kembali lah kekamarmu, oke"

"Baik ayah."

Bos mencium kening anak itu lalu menurunkannya.

"Terima kasih telah bermain denganku kak, sampai jumpa besok." Katanya sambil berlari menuju arah yang berlawanan. Suasa kembali menjadi sdikit tegang. Bos menatap Victor dengan penasaran.

"Kenapa kau bisa bertemu dengan anakku? Padahal aku ingin mengejutkanmu besok—"

"A-Aku bertemu dengannya tadi.. ditaman... d-dia sedang menangis dan saat kutanya kau kenapa dan dia bilang dia menghancurkan kacamatanya." Jelas Victor sambil menyodorkan kacamata anak itu yang rusak.

"...Haah Yuuri— Terima kasih Victor telah membuat anakku senang."

"Sama-sama."

"Orang yang kau ajak main itu adalah orang yang akan kau jaga nantinya jadi tolong buat hubungan kalian sedeikat mungkin."

Victor mengangguk mengerti. Bos akhirnya masuk kedalam salah suatu ruangan bersama yakov, meninggalkan Yuuri diluar sendiri. Tiba-tiba perutnya berbunyi, tanda kalau ia sangatlah kelaparan.

'uhh— dimana aku bisa menemukan makanan?"


Terima kasih telah selesai membaca

ALOHA. berhubung sudah jam 10 menjelang jam 11. Jadi author (dengan kampretnya) buat stories lagi. Bisa dibilang sedikit terinspirasi sama fan art nya mba minatu tapi ana ambil konsep nya lain :D. kan kalo dia pemimpin mafia nya Yuuri kalo disini... ehrm ehrm (?) (maaf saya terlalu lelah untuk menjelaskan)

Sekali lagi, terima kasih telah membaca. saya akan berusaha! :D