.

oOo

If I Would be Your ...

Close Friend or Boyfriend?

oOo

.

.

Rated T

Meanie Couple

Genderswitch

One Shot

.

.

Happy Reading

Kim Mingyu, siswa kelas sepuluh yang populer dikalangan para siswi. Ia masuk OSIS sebagai anggota sejak selesai masa orientasi, karena ia anak yang supel, mudah bergaul maka memudahkan ia dalam setiap kegiatan OSIS saat ada acara.

Jeon Wonwoo, siswi kelas sebelas yang pendiam. Ia juga anggota OSIS dengan jabatan bendahara, bersama dengan Lee Jihoon teman seangkatan namun beda kelas.

Mingyu dan Wonwoo mempunyai sifat yang bertolak belakang, mereka saling kenal saat Mingyu resmi bergabung sebagai anggota. Hubungan keduanya tidak berjalan baik, selalu ada masalah yang diributkan keduanya. Membuat Choi Seungcheol selaku ketua OSIS harus turun tangan untuk melerai pertengkaran.

Mereka biasa berkumpul saat istirahat atau setelah jam pulang sekolah. Saat ini Wonwoo sedang berkutat pada anggaran pentas seni yang akan diselenggarakan di sekolahnya. Seungcheol sedang berdiskusi dengan Jisoo selaku wakil dan Jeonghan selaku sekretaris mengenai acara yang akan ditampilkan. Disaat para sunbae sedang sibuk dengan kegiatannya, Mingyu malah terlihat asyik main game online dengan Seokmin. Mereka bermain dengan fasilitas wifi diruang OSIS.

Wonwoo yang mengetahui, merasa kesal karena mereka hanya mengganggu. Dengan santai, ia mematikan server wifi yang memang berada di mejanya dekat komputer. Tak menunggu waktu lama, Mingyu dan Seokmin berteriak, bukan karena menang atau kalah melainkan jaringan terputus.

Mingyu langsung menghampiri meja Wonwoo dan benar dugaannya, server wifi mati. "Hei, bisa tidak kamu menyalakan lagi wifi-nya?"

"Hei, bisa tidak bicara dengan sopan pada orang yang lebih tua?" jawab Wonwoo tanpa menoleh ke arah Mingyu.

"Untuk apa, kalau kamu saja tidak menghargai hasil kerjaku selama ini. Selalu menaruh curiga padaku." Jawab Mingyu sinis. Wonwoo akui sejak Mingyu bergabung, segala urusan OSIS menjadi lancar dengan adanya Mingyu yang ehem tampan dan pintar bernegosiasi saat butuh dana dari sponsor.

"Aku menyiapkan fasilitas wifi bukan untuk main tapi untuk kerja." Wonwoo masih tidak peduli, ia sibuk membolak balik kertas catatan anggarannya. Mingyu mendengus kesal sambil melirik sebal ke arah Wonwoo.

"Won, bisa kamu menyalakan lagi? Aku butuh untuk kirim email." Kali ini Seungcheol yang meminta, Wonwoo menurut langsung menyalakan kembali. Permintaan Seungcheol seolah melerai keributan kecil. Jisoo dan Jeonghan hanya menggelengkan kepalanya.

"Ayo Seok, kita keluar saja!" ajak Mingyu tapi langkahnya tertahan karena bebarengan Seungkwan membawa sekantung besar berisi ramen gelas dan Hansol terlihat mendorong air galon dengan troli untuk persediaan air minum.

"Hei, makan dulu semuanya!" ajak Seungkwan riang mengeluarkan semua ramen gelas yang baru dibelinya. Para anggota lain langsung mendekat mengambil bagiannya kecuali Wonwoo. Ia masih sibuk sendiri. Tersimpan ide jahil Mingyu untuk membalas Wonwoo. Ia menyeduh ramen untuk Wonwoo lalu memberikannya.

"Sunbae, makan dulu. Maafkan aku tadi ya." Mingyu tersenyum sambil meletakkan ramen di meja Wonwoo.

"Hmm terima kasih." Wonwoo tidak langsung memakannya. Hingga ia menyempatkan makan dengan diam-diam Mingyu memerhatikan dari jauh.

Uap ramen yang panas membuat kacamata bulat yang Wonwoo pakai sampai mengembun, membuat Mingyu terkekeh geli melihatnya. Hingga beberapa suapan, Wonwoo terdiam lalu ia berlari keluar sambil membekap mulutnya. Mingyu menahan tawanya agar yang lain tidak curiga.

Wonwoo memuntahkan ramen yang baru dimakannya di toilet, ia baru makan sedikit namun sudah dikeluarkan. Tubuhnya lemas setelah muntah, ia tahu dikerjai oleh Mingyu yang dengan sengaja menaruh kecoa di ramen yang Wonwoo makan. Wonwoo merasa jijik.

Semuanya selesai makan, Mingyu bersedia membersihkan sisanya, Wonwoo belum kembali dari toilet. Mingyu mengambil ramen milik Wonwoo dan melihat kecoa mainan miliknya masih berada disana. Ia membersihkan ramen Wonwoo untuk menghilangkan bukti, anggota OSIS lain tidak menaruh curiga Wonwoo mual karena apa, mereka kembali sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Mingyu bersiul senang setelah membuang sampah, ia bertemu dengan Wonwoo yang baru keluar dari toilet. Mereka tidak saling menyapa, Wonwoo sudah terlanjur kesal namun ia malas meladeni Mingyu.


oOo


Di siang hari lainnya, Wonwoo seperti biasa duduk dengan tenang di mejanya di ruang OSIS. Jihoon dan Soonyoung masuk ke ruangan setelah dari ruang guru.

"Whoah apa ini Nu?" tanya Soonyoung menunjuk sekotak kue di meja dekat sofa.

"Kue, kalau mau makan saja."

Mendapat izin dari Wonwoo, Soonyoung langsung memotong cake, lalu menyuapi Jihoon kekasih mungilnya yang mulai ikut sibuk membuka buku laporan, duduk berhadapan dengan Wonwoo. Wonwoo melihatnya kedua temannya hanya tersenyum.

"Kue dari mana Soonyoung-ah?" tanya Seungcheol yang baru datang bersama Jeonghan kekasih cantiknya. Seungcheol tertarik dengan kue yang sedang Soonyoung pegang saat menyuapi Jihoon.

"Tidak tahu, tapi boleh dimakan."

Seungcheol ikutan makan sepiring berdua dengan Jeonghan. Mingyu datang bersama Jisoo dan Seokmin, ia kaget karena anggota lain sedang makan kue.

"Oh Gyu, makan sini. Kuenya enak." Ajak Seungcheol.

"Ini kue?" Mingyu mengingat kue yang sedang dimakan teman-temannya.

"Oh tidak tahu darimana, tapi Wonwoo bilang boleh dimakan." Ucap Soonyoung.

Dengan mata berkilat-kilat menahan amarah, Mingyu mendekati Wonwoo. "Bisa tidak minta izin dulu! Itu pemberian dari fans aku kan? Dia menitipkannya disini karena hanya ada kamu diruangan ini!"

"Iya memang itu dari fans kamu. Apa salahnya berbagi makanan pada yang lain?" Wonwoo mulai kesal mengalihkan perhatiannya dari buku laporan meladeni Mingyu yang sedang marah hanya masalah kue.

"Yak! Aku tidak pelit makanan tapi setidaknya izin dulu padaku!" Mingyu mengacungkan jari telunjuknya pada Wonwoo.

"Baiklah aku minta izin! PUAS!" Wonwoo mulai tidak terima bangun dari duduknya.

"DASAR TIDAK TAHU SOPAN SANTUN!"

"YAK! TARIK KEMBALI UCAPANMU!"

"DASAR GADIS JUTEK!"

"MEMANG KENAPA KALAU AKU JUTEK HAH!"

"DASAR GADIS KURUS!"

"YAK! BERHENTI MENGEJEKKU HITAM!"

"SUDAH SUDAH HENTIKAN! Bisa tidak kalian tidak ribut, sehari saja?" Seungcheol ikut marah melihat anggotanya bertengkar terus. Mingyu yang kesal langsung keluar ruangan, sementara yang lain hanya diam.


oOo


Hari semakin mendekati pentas seni, membuat semua pengurus OSIS sangat sibuk. "Aaaakkk ini bagaimana? Kenapa tidak balance? Jihoon menggerutu sebal, pusing mengatur keuangan.

"Oh astaga tadi uangnya untuk apa saja?" Jihoon panik sendiri.

"Kenapa Ji?" tanya Soonyoung ikut panik.

"Aku lupa tadi beli apa saja ya? Aku tidak mau nombok bisa habis uang jajanku."

"Coba diingat-ingat lagi." Soonyoung menenangkan kekasihnya yang panik mengatur keuangan sendiri karena Wonwoo tidak masuk sekolah sudah 2 hari. Biasanya kalau ada Wonwoo kemungkinan kecil tidak ada kesalahan, Wonwoo selalu dapat mengatasi masalah keuangan. Sejak insiden bertengkar dengan Mingyu, Wonwoo keesokannya tidak masuk karena sakit. Penyakit maag-nya kambuh karena sering telat makan.

"Ji, uangnya kurang. Aku hanya dapat sebagian." Jun laporan setelah belanja keperluan bersama Minghao dan Dino.

"Kok bisa? Kamu tidak cek harga lagi Ji?" tanya Seungcheol membuat Jihoon makin panik karena uang kas terbatas.

"Oh astaga, aku pusing jadinya. Wonu dimana? Aku butuh Wonu!" Jihoon frustasi, Soonyoung berusaha menenangkan. Mingyu yang melihat kekacauan hanya diam.

"Biar aku bantu Jihoonie." Jisoo mendekati Jihoon untuk mengecek apa yang salah.

"Memang, si gadis jutek itu kemana?" Mingyu bertanya pada Seokmin.

"Entahlah katanya sakit maag atau lambung begitu karena telat makan." Jawab Seokmin.

"Bagaimana bisa? Padahal aku selalu membelikan makan untuk semua anggota." Ucap Seungkwan, gadis berpipi bulat itu memang selalu bertugas untuk menyiapkan makan.

"Tapi aku perhatikan saat ia makan akhir-akhir ini, ia makan dengan takut-takut dan hanya makan sedikit." Ucap Hansol.

"Wonu eonnie dulu tidak begitu, ia orang yang sangat rapi. Ia sangat menjaga tubuhnya."

Mingyu hanya diam, ada rasa bersalah dari dalam hatinya. Mingyu pamit pulang duluan, keadaan masih kacau namun Mingyu juga tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasinya.

.

.

Mingyu duduk seorang diri didepan rumah, menurut info sang pemilik rumah orang yang dicari Mingyu sedang keluar jadi Mingyu menunggunya diluar. Mingyu mendatangi alamat Wonwoo dengan berbekal informasi dari bio data pengurus OSIS.

"Sunbae!" panggil Mingyu karena orang yang ia tunggu terus berjalan melewatinya. Wonwoo menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Sunbae sakit apa? Kelihatannya baik-baik saja."

"Apa itu tujuanmu? Mau ajak ribut?"

"Maaf. Bukan itu maksudku. Kudengar sunbae sakit."

"Oh itu, penyakit lamaku kambuh lagi. Akhir-akhir ini aku agak trauma dengan makanan. Saat mau makan bayangan kecoa terus menghampiri. Aku tidak tahu ada dendam apa hingga ada yang tega berbuat seperti itu." Wonwoo langsung pada intinya, ia tidak suka berbasa basi.

"Maaf. Aku minta maaf." Mingyu menunduk tanda sangat menyesal.

"Pulanglah, hari sudah mulai gelap." Wonwoo tidak peduli, ia berjalan masuk ke dalam rumah yang menjadi tempat tinggalnya. Semacam asrama putri untuk para pelajar dari luar kota.

"Sunbae, apa besok kamu masuk?"

"Kenapa? Tidak ada lawan adu mulut?"

"Jangan berprasangka buruk, keadaan kacau karena sunbae tidak masuk. Kasihan Jihoon noona, ia stress."

"Ooh karena kamu kasihan pada Jihoon, lalu saat aku masuk kamu mau kerjai aku apa lagi? Masih belum puas kamu mengejekku didepan yang lain?"

"Aku sungguh minta maaf sunbae!" Mingyu membungkuk hormat, meminta maaf tanda sangat menyesal karena perbuatannya hingga membuat Wonwoo sakit.

"Lihat saja besok, pulanglah." Wonwoo berjalan lagi masuk kedalam rumah menuju kamar sewanya. Ia memang tinggal jauh dari orang tuanya karena orang tuanya ada di Changwon. Mingyu menatap tubuh gadis kurus itu hingga menghilang dibalik pintu kayu dan melihat 1 ruangan menyala lampunya yang ia yakini adalah kamar Wonwoo.

.

.

Keesokannya Wonwoo masuk, Jihoon bernafas lega karena keadaan kembali normal. "Won, jangan sakit lagi." Jihoon memeluk Wonwoo, dan Wonwoo membalasnya dengan tersenyum.

"Ayo semuanya kita selesaikan pekerjaan kita!" ajak Seungcheol pada anggota lain untuk ke lapangan basket tempat diadakan pentas seni, semuanya membawa berbagai perlengkapan keluar ruangan. Mereka akan menghias panggung utama. Kecuali Wonwoo yang masih menyelesaikan laporan selama ia tidak masuk. Wonwoo sendirian diruangan, itu sudah biasa.

Mingyu masuk ke dalam ruangan OSIS membawa sekantung berisi makanan. "Sunbae, makan dulu. Aku tidak tahu kesukaanmu apa jadi aku beli beberapa yang ada di kantin." Mingyu mengeluarkan ada roti cokelat, samgak kimbab, biskuit, susu pisang, susu strawberry.

Wonwoo mengehentikan kegiatannya, ia memandang dengan tajam ke arah Mingyu. "Sunbae tenang saja, tidak ada kecoa didalamnya. Ini masih dibungkus rapat. Aku minta maaf. Sungguh aku minta maaf untuk semuanya. Makanlah, aku tidak mau sunbae sakit lagi."

"Hmm terima kasih. Tapi aku tidak lapar."

"Makanlah sedikit kumohon, sejak kemarin aku merasa sangat berdosa. Aku benar-benar menyesal." Tanpa sadar Mingyu menggenggam tangan Wonwoo. Wonwoo berdehem agar Mingyu melepas tangannya.

"Maaf sunbae." Mingyu melepas genggaman tangan dan merasa ada yang aneh pada dadanya, ia menatap Wonwoo yang sedang menulis.

'tangannya halus sekali, dan wangi.' Mingyu mencium telapak tangannya lalu menoleh ke arah Wonwoo lagi dan duduk berhadapan dengan Wonwoo. Biasanya Jihoon yang duduk disitu saat sedang membuat laporan dengan Wonwoo.

"Aku bantu boleh? Aku hanya membantu."

"Kamu tidak ke lapangan?"

"Tidak, disana panas nanti tambah hitam."

Wonwoo menatap Mingyu yang sudah duduk didepannya dan tertawa geli. Mingyu kaget melihatnya, ini pertama kalinya ia melihat Wonwoo tertawa. Sangat cantik. Mingyu baru sadar kalau Wonwoo sangat cantik, andai ia melepas kacamatanya dan melepas ikatan rambutnya pasti terlihat sangat cantik.

"Maaf kalau aku sempat bilang hitam padamu."

"Tidak apa sunbae, aku memang akui kalau kulitku lebih gelap dibanding yang lain. Hmm apa boleh aku panggil noona? Agar lebih akrab." Jujur saat itu Mingyu sangat tertarik pada Wonwoo, mungkinkah ia mulai menyukai kakak kelasnya itu?

"Ini dimakan, biar aku bantu hitung sambil temani noona makan."

Wonwoo tersenyum, Mingyu berubah jauh lebih sopan. "Ini tolong dihitung." Wonwoo memberikan bon pembelian dan kalkulator, Mingyu menurut langsung membantu. Wonwoo mengambil roti yang sudah dibeli. Mingyu tersenyum melihat Wonwoo mau makan.

"Oh astaga ternyata kamu disini Gyu! Ayo cepat yang lain sudah menunggu." Ucap Seungcheol mau menyeret Mingyu.

"Ah hyung, aku disini saja ya kasihan Wonu noona sendirian."

Seungcheol terdiam mendengar penuturan Mingyu. "Apa? Noona? Sejak kapan? Kalian sudah berbaikan?"

"Iya hyung. Ya aku disini saja ya. Nanti kalau Wonu noona sakit lagi tidak ada yang menolong bagaimana?"

"Ah alasan. Nanti aku suruh Jihoon agar membantu Wonu."

"Tapi hyung…" Mingyu tak bisa menolak diseret Seungcheol ke lapangan basket untuk membantu yang lain. Wonwoo hanya tersenyum melihat tingkah Mingyu.


oOo


"Won, ada yang cari." Ucap Jun menghampiri mejanya, ia baru keluar kelas saat bel istirahat berbunyi namun kembali lagi karena ada yang tertinggal.

"Siapa?"

"Mingyu." Jawab Jun dan membuat Wonwoo berhenti saat sedang membereskan bukunya. Wonwoo dan Jun memang sekelas dan sama-sama pengurus OSIS.

"Hah? Mingyu? Ada apa?" Wonwoo bingung sementara Jun hanya mengedikkan bahunya, selanjutnya ia pergi keluar kelas lagi.

"Noona, bawa bekal?" Mingyu tidak sabar menunggu langsung masuk kedalam kelas Wonwoo.

"Tidak."

"Kalau begitu, aku bawa bekal. Mau makan disini atau dimana?" Mingyu datang membawa sekotak makanan dan sebotol termos kecil.

"Aku biasa makan di kantin."

"Eih, makanan dari rumah lebih enak dan bersih. Aku membuatnya sendiri tadi pagi, khusus untuk noona."

"Oh astaga Kim, apa kepalamu terbentur sesuatu?"

"Iya terbentur dengan sangat keras oleh paras ayumu noona. Jadi, mau makan dimana?" Mingyu tersenyum malu saat menatap Wonwoo yang memandangnya heran.

"Kita makan di ruang OSIS saja ya, disini banyak yang melihat." Tanpa ragu Mingyu menarik tangan kurus Wonwoo agar segera keluar dari kelas.

"Lepas Kim! Sakit!" pekik Wonwoo kesakitan karena Mingyu terlalu kencang memegang tangannya.

"Oh apa aku melukaimu? Maaf. Apa sakit sekali?" Mingyu melepas dan refleks mengelus tangan Wonwoo. Sikap Mingyu membuat pipi Wonwoo merasa hangat.

"Aku tak apa." Wonwoo menyembunyikan kegugupannya, dan merasa aneh dengan yang dirasa.

"Ayo kita makan, tenang saja tidak ada kecoa." Mingyu tersenyum kembali mengajak Wonwoo ke ruang OSIS, entah mengapa Wonwoo menurut untuk mengikutinya. Makan gratis pikir Wonwoo, lumayan menghemat pengeluaran dimana ia tinggal jauh dari orang tuanya.

Dengan hati yang berbunga, Mingyu membuka pintu ruangan OSIS didepannya saat akan masuk namun ia kaget dengan yang dilihatnya. Seungkwan dan Hansol sedang makan bersama dan mereka suap-suapan.

"Oh maaf, sepertinya aku harus cari tempat lain." Mingyu buru-buru menutup pintu.

"Bagaimana kalau kita ke atap saja? Disana pasti sepi." Ajak Mingyu dan Wonwoo hanya menurut. Wonwoo merasa aneh, ada rasa ketertarikan pada sosok adik kelasnya. Apa yang di katakan Mingyu, seolah ia menurutinya.

"Lihat, sepi kan?" Mingyu tersenyum puas saat sampai diatap tapi lagi-lagi ia terkejut karena melihat Soonyoung dan Jihoon sedang makan berdua.

"Won!" sapa Jihoon melambaikan tangannya, Wonwoo mendekat.

"Tumben kesini?"

"Diajak Mingyu. Mana makanannya kita bergabung saja dengan mereka." Wonwoo langsung duduk disebelah Jihoon.

"Kalian pacaran?" tanya Soonyoung.

"Tidak."

"Belum, dan akan." Jawab Mingyu cepat mengoreksi jawaban Wonwoo.

"Cih, pede sekali." Ledek Wonwoo. Soonyoung hanya tertawa melihatnya. Mingyu membuka bekal yang ia bawa dan memberikan sumpit pada Wonwoo.

Jihoon dan Soonyoung yang melihat hanya menatap heran karena kedua temannya terlihat akur setelah acara pentas seni. Mingyu terlihat sangat perhatian pada Wonwoo sejak mengetahui Wonwoo sakit.


oOo


"Kyaaaaaa! Tikus tikus tikus tikus!" Wonwoo berteriak karena di mejanya ada tikus, karena ruang OSIS lama tidak terpakai setelah pensi jadi para pengurus datang untuk membersihkan. Wonwoo masih berteriak sambil berdiri diatas kursinya, ia merasa geli. Mingyu langsung mendekat untuk mengecek.

"Dimana?"

"Itu disitu. Waaaaaa!" Wonwoo turun dari kursinya dan tanpa sadar menempel pada Mingyu saat Mingyu mencoba mencari keberadaan tikus yang bersembunyi. Mingyu menahan tubuh Wonwoo dan memeluk pinggang rampingnya dengan erat dan sebelah tangannya lagi memegang penggaris berusaha mengusir tikus. Si tikus sudah kabur sempat ditendang oleh Jun keluar ruangan. Namun Wonwoo masih menempel pada Mingyu karena masih ketakutan. Mingyu hanya senyum-senyum merasa enak, ditambah aroma parfum yang menguar dari tubuh Wonwoo. Aromanya manis, semanis senyuman Wonwoo.

"Yak! Tikusnya sudah keluar Kim!" Seungcheol menyadarkan Mingyu, dan Wonwoo melepas pelukannya lalu merapihkan rambut dan seragamnya. Mingyu tidak rela Wonwoo melepas pelukan, rasanya ingin lagi. Tubuh Wonwoo sangat pas rasanya saat Mingyu memeluknya, Mingyu menyesal sempat mengejek Wonwoo kurus. Kenyataanya, Mingyu sangat menyukai bentuk tubuh Wonwoo dan semakin ingin memilikinya apalagi Wonwoo tidak sedang dekat dengan lelaki lain.

Jihoon dan Soonyoung hanya tertawa melihat ekspresi Mingyu. Wonwoo melanjutkan membersihkan mejanya, menyortir kertas yang sudah tidak terpakai. Mingyu ikut membantunya membuang sampah.

.

.

Bel pulang berbunyi semua murid bersiap pulang termasuk Wonwoo yang masih sibuk merapihkan buku-bukunya.

"Won, aku duluan ya."

"Hmm iya Jun."

Jun memang duduk bersebelahan dengan Wonwoo, Jun terbiasa pulang bersama Minghao. Sementara Wonwoo? Sudah biasa pulang sendiri, tapi akhir-akhir ini Mingyu selalu menemaninya pulang kalau tidak ada latihan basket.

"Noona, ada kedai es krim baru. Mau coba?" ajak Mingyu. Saat bel berbunyi, ia langsung menyusul ke kelas Wonwoo.

"Hmm boleh." Wonwoo mengiyakan, ia mulai merasa nyaman dengan Mingyu. Usaha Mingyu mendekati Wonwoo dimulai dengan memberi perhatian, walau kecil tapi Wonwoo menyukaianya. Mingyu merasa Wonwoo tidak sedingin saat baru mengenalnya. Wonwoo pun merasa kalau Mingyu orang yang hangat tidak menyebalkan saat baru pertama mereka bertemu.

"Fans kamu." Ucap Wonwoo saat melewati gerombolan para siswi yang tersenyum ke arah Mingyu.

"Hmm? Biarkan saja." Mingyu melirik ke arah Wonwoo berharap sang gadis pujaan ada reaksi cemburu namun biasa saja, Mingyu sedikit kecewa.

.

.

"Noona mau rasa apa?"

"Apa saja, terserah kamu. Aku ikut."

"Yakin terserah aku? Noona tipe gadis penurut sepertinya." Mingyu memperlihatkan taringnya sementara Wonwoo hanya menatapnya dengan datar.

"Ehem, noona duduk saja biar aku yang antri." Mingyu beralasan karena ia takut dengan tatapan Wonwoo, dan Wonwoo menurut untuk mencari tempat untuk duduk.

"Aish, mulut ini tidak bisa dikontrol jangan sampai ia ilfil." Tak lama Mingyu mulai memesan.

Saat ini sudah mulai memasuki musim panas. Wonwoo menyeka keringat yang menempel di area wajah dan lehernya. Mingyu telah selesai membeli es lanjut membawa nampan berisi semangkuk es krim mangga. Ia menyusul Wonwoo yang sedang duduk.

"Noona ini es-nya, menu baru disini dan favorit." Mingyu meletakan nampan didepan Wonwoo dan duduk berhadapan. Mingyu seketika diam melihat Wonwoo yang sedang menghapus keringat dengan tissu. Saat itu Wonwoo melepas kacamatanya. Mingyu baru pertama kali melihatnya, sepasang mata dihadapannya begitu cantik.

"Cantiknya…" Wonwoo memekik gemas melihat tampilan es didepannya. Semangkuk es krim dengan topping buah mangga dipotong dadu, sirup, berbagai topping warna warni dan ada stick wafer cokelat. Tampilannya sangat menarik dan cantik, sampai Wonwoo berfikir sayang untuk dimakan.

"Iya cantik."

"Foto dulu ya." Wonwoo mengambil ponselnya untuk foto es krim.

"Oh mau difoto?" tanya Mingyu ikut mengambil ponselnya.

"Iya foto dulu." Wonwoo membidik kameranya ke arah es krim. Wonwoo tersenyum dengan hasil foto, Mingyu pun ikut tersenyum.

"Gyu, kamu foto apa?"

"Foto noona, tadi kan noona bilang minta difoto. Benar-benar cantik saat noona melepas kacamata." Mingyu tersenyum malu-malu.

"Yak! Maksud aku itu, aku mau foto es krim. Sini! Kemarikan ponsel kamu!" Wonwoo merebut ponsel Mingyu.

"Noona mau apa? Jangan dihapus. Aku belum punya foto noona." Mingyu merengek seperti anak kecil meminta kembali mainan yang telah direbut. Wonwoo hanya diam melihat Mingyu yang memelas, ia tidak tega jadi mengembalikannya tanpa menghapus foto yang telah Mingyu ambil. Seketika Mingyu tersenyum senang lagi.

"Terima kasih. Ini es krimnya dimakan nanti mencair."

"Kenapa hanya satu Gyu?" Wonwoo bingung karena Mingyu hanya membeli semangkuk namun ada 2 sendok.

"Oh itu, takut kurang enak jadi aku pesan satu saja. Makanlah."

"Kamu tidak makan?"

"Hmm, aku nanti saja kalau noona sudah selesai makan, nanti aku yang habiskan."

"Kamu mau makan bekas aku?" Wonwoo menatap sinis.

"Tidak masalah kalau itu bekas noona, memangnya noona mau makan semangkuk berdua denganku?" Mingyu menopang dagu dengan sebelah tangannya sambil menatap Wonwoo.

"Hmm, benar juga. Aku makan dulu ya." Wonwoo mengambil sendok langsung mencicipinya. Raut wajah Wonwoo tersenyum senang menikmati es krim, dan Mingyu ikut tersenyum melihatnya.

"Hmm, tidak enak makan sendiri. Temani aku makan, ambil sendokmu."

"Noona serius? Apa tidak masalah?" Mingyu sudah tersenyum malu-malu.

"Makanlah, ini enak sekali nanti keburu mencair tidak enak."

"Noona yakin? Tidak risih makan bersamaku?"

"Memang kenapa?"

"Maaf, aku takut tidak sopan saja."

"Makanlah sebelum aku berubah pikiran!' omel Wonwoo dan Mingyu buru-buru mengambil sendoknya, raut wajah Mingyu menggambarkan kegembiraan saat menyantap es krim di depannya.

"Ini enak!"

"Benar kan? Makanlah." ucap Wonwoo.

.

.

Mingyu mengantar Wonwoo pulang dengan naik bis, karena hari sudah malam maka keadaan bis tidak terlalu banyak penumpang. Wonwoo langsung memilih tempat duduk yang kosong di bangku tengah. Mingyu menariknya, mengajak ke bangku pojok kanan belakang. Biasanya bangku pojok kanan belakang khusus untuk orang pacaran seperti di drama-drama. Mingyu sering melihatnya saat ikut menonton drama bersama ibunya, jadi ia ingin mempraktekannya.

"Kenapa disini?" tanya Wonwoo bingung.

"Disini lebih enak, banyak pemandangan dan tidak terganggu yang lain." Mingyu menjawab asal. Wonowo hanya tertawa meledek menganggap alasan Mingyu tidak masuk akal.

"Hoamm.." Wonwoo menguap.

"Noona mengantuk? Tidur saja, masih jauh nanti aku bangunkan kalau sudah mau turun."

"Apa tidak apa-apa?"

"Hmm iya tidak apa, aku tidak mengantuk. Tidurlah."

Tak lama Wonwoo benar-benar tertidur, Mingyu melihatnya ingin tertawa karena wajah Wonwoo sangat lucu. Kepala Wonwoo mendekat jendela, Mingyu buru-buru menahannya agar kepala sang gadis tidak terantuk kaca jendela. Dengan perlahan, Mingyu menaruh kepala Wonwoo untuk menyender pada pundaknya. Mingyu merasa ada yang aneh saat mereka berdekatan, Mingyu menatap sekeliling dan penumpang bis terlihat sibuk masing-masing, ada juga yang tertidur. Mingyu mengumpulkan keberanian, ia menoleh kesamping dan diam-diam dia mencuri kecupan di puncak kepala Wonwoo.

Mingyu merasa jantungnya berdetak sangat cepat, wajahnya seketika langsung merona hebat padahal hanya melakukan skinship sedikit. Wonwoo yang masih tertidur tampak nyaman bersandar pada pundak Mingyu. Rasanya perjalanan itu cepat berlalu karena Wonwoo harus segera turun, kalau boleh Mingyu ingin bis terus berjalan agar bisa terus bersama dengan Wonwoo.

"Noona, bangun sudah mau sampai." Mingyu mengusap pelan tangan Wonwoo. Tak lama Wonwoo menegakkan tubuhnya dan mulai membuka matanya, wajahnya terlihat sangat lelah. Mingyu menarik tangan Wonwoo agar segera bangun dan menekan tombol untuk memberi tahu supir agar berhenti di halte terdekat.

.

.

"Pulanglah Gyu, sudah malam."

"Tidak, aku akan antar sampai depan rumah seperti biasa." ucap Mingyu tersenyum melihat muka bantal Wonwoo sangat menggemaskan.

"Lucu sekali." Mingyu tidak tahan langsung mencubit pipi Wonwoo.

"Yak! Sakit!" Wonwoo berusaha membalas namun karena perbedaan tinggi badan, Wonwoo kesulitan membalasnya ditambah Mingyu menghindar sambil tertawa.

"Noona! Bagaimana kalau kita pacaran?"

"Pulanglah Gyu, sudah malam. Nanti dicari ibumu."

"Jawab dulu. Aku tidak mau pulang sebelum kamu menjawabnya." Mingyu mengejar Wonwoo yang terus berjalan.

"Tidak." Wonwoo berjalan meninggalkan Mingyu.

"Ah serius? Noona tidak menyukaiku?"

"Tidak."

"Lalu kenapa noona mau setiap aku ajak?"

"Noona?"

"Pulanglah. Sudah malam."

Mingyu tetap diam ditempatnya hanya menunduk sedih karena baru saja ditolak.

"Gyu, pulanglah." Wonwoo mendekati Mingyu.

"Kamu dengar tidak? Ini sudah malam! Pulanglah, aku bisa jalan sendiri, lagipula sudah dekat." Wonwoo menatap Mingyu yang sedang terdiam. Mingyu masih terdiam, hatinya terasa sangat sakit. Ia sangat berharap Wonwoo mau menerimanya, karena mereka semakin dekat akhir-akhir ini.

"Iya aku pulang, terima kasih sudah mau bersamaku akhir-akhir ini." ucap Mingyu lirih lalu balik badan berjalan ke lain arah melangkah dengan lesu.

"Gyu, kabari aku kalau sudah sampai. Istirahatlah, jangan lupa makan dan minum tentunya. Aku pacar yang baik kan?" ucap Wonwoo gugup karena tidak ada romantis-romantisnya dan baru pertama bagi Wonwoo memberi perhatian. Mingyu menghentikan langkahnya kemudian berbalik.

"Tadi bilang apa?" Mingyu langsung mendekat dan menatap Wonwoo dengan jarak yang sangat dekat hingga membuat nafas Wonwoo tercekat karena kaget.

"Beri kabar." jawab Wonwoo lirih tidak berani menatap Mingyu.

"Bukan, yang lain."

"Makan dan minum."

"Bukan, yang satunya lagi."

"Yang mana? Sudah itu saja."

"Noona, katakan lagi kumohon. Yang tadi." Mingyu makin gemas.

"Hmm itu? Hmm…" Wonwoo menatap ragu, sementara Mingyu terus menatapnya membuat Wonwoo tidak nyaman.

"Pacar yang baik." jawab Wonwoo lirih hampir kehilangan suara. Mingyu tertawa senang mendengarnya.

"Jangan berisik! Nanti kamu disiram air!" omel Wonwoo.

"Jadi noona tidak menolakku? Kita pacaran?" Mingyu memainkan kedua pipi Wonwoo karena gemas.

"Lepas! Ini sakit Kim!"

Mingyu melepas tangannya dan Wonwoo mengusap pipinya yang makin panas rasanya. "Jadi, tadi kenapa menolakku?"

"Siapa yang menolak?"

"Eih tadi jawabnya 'Tidak' hayo…" Mingyu tertawa meledek makin membuat Wonwoo malu.

"Aish pulanglah sana!"

"Ya sudah aku pulang ya, sampai jumpa besok." pamit Mingyu berjalan mundur sambil terus tersenyum pada Wonwoo.

"Yak! Antarkan aku! Kenapa kamu pergi! Disana anjingnya galak! Aku takut!" Wonwoo ketakutan ditinggal sendiri. Mingyu tertawa langsung berlari menghampiri lagi kemudian menggandeng tangan Wonwoo mengantarnya pulang. Wonwoo tersenyum malu, tangannya terus digenggam Mingyu. Wonwoo belum berani menempel lebih dekat karena mereka baru jadian. Mingyu terus tersenyum, keinginan untuk memiliki Wonwoo sang gadis pujaan telah terlaksana.

.

.

THE END

Annyeong,

Ini hanya selingan saja, untuk ff rated M disimpan dulu :) . Semoga menghibur, walau ceritanya biasa saja.

Happy Fasting bagi yang menjalankan.