…
Aku mencintai mu seperti tidak akan ada lagi hari esok, aku membutuhkan mu seperti aku membutuhkan oksigen agar aku tetap bernafas. Perasaan ini adalah yang pertama kalinya, cinta ini adalah yang pertama kalinya. Orang yang membuat ku berdebar-debar dan cinta yang serupa dengan ku adalah dirimu. Siapapun yang melihat kekasih ku yang tampan akan iri dengan ku, aku yang biasa saja dan jauh dari kata sempurna bisa bersanding dengan pria hebat seperti mu, wajar jika mereka iri padaku.
Didalam hari mu, didalam hariku, karena kita bersama semua terasa indah. Saat aku dan kau saling mencintai, saat kita berciuman... Perasaan ini bahkan lebih manis daripada sepotong kue yang termanis, suara nafas mu yang menggetar kan hati ku yang beku.
Aku selalu mengangkat kepalaku untuk melihat mu, dan kau memandang ku, memberikan sebuah pelukan erat nan hangat dengan tangan besar mu, kau membuatku membeku dan meleleh disaat yang bersamaan. Aku akan tetap disini, mendengarkan perasaan mu, selalu berlari ke arah mu, setiap hari menepuk dan mengusap mu.
Mata ku dibutakan oleh mu, seberkas cahaya yang menghamburkan sinar lain, cahaya yang begitu kuat. Satu-satunya yang tertulis dikepala ku hanya dirimu, sebuah fantasi yang begitu nyata.
Tapi, suatu hari semua terasa begitu berbeda, saat kilau mu tiba-tiba menghilang. Udara terasa begitu sesak dan dingin, begitu sulit untuk bernafas. Ku ucapkan sesuatu padamu, meski aku yakin kau tidak mendengarnya.
Saat itu pada akhirnya aku merasakan jantung ini berhenti berdetak. Meski detak ini berhenti, meski sayatan luka terus-menerus tertoreh dihati ini, aku masih bisa merasakan dunia ini dibalut kebahagiaan ketika kau tersenyum padaku, meski kini senyum itu bukan hanya untukku lagi…
.
.
.
GyuMin407
Present
"We found the maturity"
Cast : Super Junior member, OC's, and SMent artist.
Rated-T, GS, Typo's, Newbie, Gak jelas, Alur berantakan
Romance, Drama, Family
Disclaimer: alur, ide cerita, setting, semua sah milik author. Kecuali para tokoh yang bersangkutan, mereka milik orang tua, agensi, dan fans mereka masing-masing. Author hanya meminjam nama demi kelangsungan cerita, jadi tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Tidak lah sopan meng-Copy paste cerita atau hasil karya tulis seseorang tanpa meminta izin dari author yang terkait. Hargai penulis, tinggalkan komentar setelah membaca, terima kasih :^)
.
Summary : Kyuhyun yang masih ingin menikmati masa muda nya kini harus tersudutkan dengan tekanan pernikahan dari orang-orang disekitarnya. Di tengah kebingungannya, sosok itu kembali muncul, membawa harapan masa depan tanpa komitmen yang Kyuhyun inginkan. Bagaimana Kyuhyun mengatasinya?
Enjoy^o^
.
.
.
Sungmin melihat kembali jam digital yang berada di meja televisi apartementnya, sudah pukul Sembilan malam dan sosok itu belum juga muncul. Sungmin menghela nafas dan melirik pada makanan yang sudah tertata rapih di meja makan. Jika memang ia pulang terlambat kenapa tidak mengabari Sungmin dulu, dia kan jadi tidak usah repot-repot memasakan makan malam untuk orang itu.
Sungmin mendumal dalam hati, makanan didepannya sudah siap sejak satu jam yang lalu, rasanya pasti sudah tidak enak karena sudah dingin. Sungmin mengetukkan jarinya ke meja marmer didapur, berfikir mau ia apakan makanan ini? Jujur saja, nafsu makan Sungmin sudah hilang karena terlalu lama menunggu.
Ketika Sungmin hendak memasukan masakan daging, yang merupakan masakan kesukaan orang itu, ia mendengar pintu apartement nya dibuka. Ia mendesah pelan, orang yang sejak tadi ditunggunya sudah datang. Niat untuk membuang makanannya pun ia pupuskan.
Sungmin berjalan melewati ruang tengah apartement nya untuk sampai ke lorong masuk apartementnya, atau lebih tepatnya apartement nya bersama sosok yang baru saja melepas sepatu dan kaus kakinya disana.
"Hai," sapa sosok itu,
Sungmin tidak menjawab, ia hanya diam menghampiri sosok itu, ia mengambil jas yang sosok itu sampirkan di lengan nya dan membantu sosok itu melepaskan dasinya. Pria itu tahu kalau Sungmin kesal, sudah sangat terlihat dari gelagat dan Bahasa tubuh tunangannya. Bukannya kesal, pria tinggi itu hanya tersenyum kecil, ia menarik dagu Sungmin dan menciumnya cepat. Sungmin melirik tajam pada pria yang kini tengah tersenyum lebar didepannya.
"Baik, aku terlambat, mianhae, rapat itu ternyata berlangsung sangat lama," ucap pria itu, ia meletakkan tangan kanannya dipinggang tunangannya.
"Kau terlambat pulang satu jam dan sama sekali tidak menghubungi ku, Kyuhyun-ah, apakah kau sesibuk itu?" omel Sungmin, akhirnya ia meluapkan kekesalannya pada tunangannya, Kyuhyun. "Aku bahkan hampir saja membuang semua makan malam yang sudah ku buat untuk mu," lanjutnya.
Kyuhyun menatap Sungmin dengan tatapan minta maaf sekaligus memelas, "Bisakah kau memanaskannya lagi? Kekasih mu yang tampan ini belum sempat makan malam, jadi dia kelaparan,"
Sungmin menghela nafas, kalau sudah begini mana mungkin dia tega, "Geurom, selagi aku memanaskan makanannya, kau segeralah mandi, badan mu bau tahu,"
Kyuhyun terkekeh, "Aigoo, bahkan saat aku pergi ke China untuk urusan bisnis kau mengeluh merindukan wangi tubuh ku,"
Sungmin membesarkan kedua matanya, "YA! Cepat mandi!" pekik Sungmin, wajah nya memerah menahan malu karna Kyuhyun menggodanya.
Kyuhyun langsung beranjak menuju kamar mandi sambil tertawa kencang. Sungmin mendumal, setelah mendengar suara shower dikamar mandi, Sungmin pun segera menuju dapur dan mulai memanaskan makan malamnya satu persatu sambil sesekali melirik pintu kamar mandi yang tertutup.
Sungmin tersenyum kecil mendengar Kyuhyun bersenandung dikamar mandi, Sungmin menyukainya, suara Kyuhyun indah, bahkan Sungmin sering memintanya bernyanyi sebelum tidur. Sebenarnya Kyuhyun akan sangat bagus jika menjadi penyanyi, tapi sayang sekali ia harus memendam keinginannya, karna sekarang ia harus ikut andil dalam perusahaan keluarga nya. Sudah hampir tiga tahun Kyuhyun menjabat sebagai CEO di perusahaan keluarga nya membantu ayah dan kakak laki-lakinya. Namun walaupun tidak bisa menjadi penyanyi, Sungmin sering mengajak Kyuhyun untuk manggung di café milik rekan sepekerjaannya setiap akhir pekan, dan tentu saja Kyuhyun mau.
Sementara Kyuhyun menjadi seorang CEO, Sungmin memilih karir nya sebagai seorang guru Seni di salah satu sekolah menengah atas swasta di pusat kota. Sungmin tadinya sempat bingung dengan apa yang akan dijalani nya dimasa depan, kemudian ia pun sadar bahwa semuanya hanya sesederhana ini, hanya merasa nyaman jika berada dilingkungan sekolah. Dan Sungmin pun memutuskan untuk menjadi guru seni. Dan sampailah dia saat ini.
Hubungan Kyuhyun dan Sungmin baik-baik saja, namun bukan berarti hubungan mereka selalu baik, hanya saja sampai saat ini tidak ada masalah yang berarti menguji keduanya. Mungkin hanya pertengkaran-pertengkaran antar pasangan yang menurut mereka itu sangat wajar, dan justru setelah pertengkaran itu biasanya mereka malah akan bermanja-manja satu sama lain.
Keluarga Kyuhyun sangat mendukung hubungan mereka, apalagi Leeteuk dan Kangin, mereka senang karna Kyuhyun mendapatkan wanita sebaik dan secantik Sungmin yang merupakan anak dari sahabat mereka dulu. Keluarga Lee, alias keluarga Donghae juga tidak mempermasalahkan hubungan KyuMin, mereka mendukung asalkan Sungmin bahagia. Nenek Sungmin pun mendukung, walaupun kini usia nya semakin renta namun beliau masih tetap diberikan kesehatan yang prima di desa sana, Sungmin sudah meminta Nenek nya untuk tinggal bersama nya di Seoul, namun nenek nya menolak karna sudah nyaman didesa, katanya.
Dan hubungan Kyuhyun dan Sungmin pun sudah berkembang setelah mereka bertunangan tiga bulan yang lalu. Mereka bahkan sudah tinggal bersama sejak setahun yang lalu, tentu saja dengan kamar terpisah, mereka tidak pernah melakukan hal-hal diluar batas walaupun mereka tinggal bersama. Itu karena Kyuhyun menghormati Sungmin, dan Sungmin yang amat sangat menjaga dirinya sendiri.
.
.
.
Sungmin tersenyum ketika pintu kamar mandi terbuka, ia menghirup nafas dalam-dalam ketika aroma khas Kyuhyun ketika sehabis mandi memasuki rongga hidungnya. Ia suka mencium wangi Kyuhyun ketika selesai mandi, terasa sangat segar dan wangi. Pencampuran antara wangi sabun cair dan aroma laki-laki. Sungmin bertanya-tanya, apakah wangi semua pria akan sesegar ini ketika sehabis mandi?
"Aroma nya lezat sekali, perut ku sudah protes minta di isi," ucap Kyuhyun ketika ia sampai di meja makan.
Kyuhyun tampak santai dengan celana pendek dan kaus oblong nya, handuk ia biarkan tergantung dilehernya sambil sesekali ia gunakan untuk mengusap rambutnya yang masih basah.
"Duduklah, kita makan bersama," ajak Kyuhyun sambil duduk di kursinya.
Sungmin tersenyum, ia ikut mendudukan tubuhnya di didepan Kyuhyun.
Sungmin mengambil piring Kyuhyun dan mengisinya dengan lauk pauk serta nasi di mangkuk kecilnya. Kyuhyun tersenyum mendapati perhatian Sungmin, memang ini sudah menjadi kebiasaan Sungmin untuk mengambilkan Kyuhyun makanan setiap kali mereka makan bersama dirumah. Kyuhyun tidak mempermasalahkan, Kyuhyun suka dengan perhatian Sungmin yang sangat keibuan.
Namun kemudian ekspressi Kyuhyun berubah heran ketika melihat Sungmin hanya menyiapkan satu piring, dan itu hanya untuknya saja.
"Kenapa hanya satu? Kau tidak makan?" tanya Kyuhyun, menerima nasi dan lauk pauk nya.
Sungmin menggeleng, "Sebenarnya nafsu makan ku sudah hilang entah kemana,"
"Karna menunggu ku?" sela Kyuhyun, "Kau harus tetap makan, Sungmin-ah. Aku tidak suka makan sendirian,"
Sungmin bersikukuh menggeleng, "Aku sudah makan sedikit saat menunggu mu pulang dan aku sudah kenyang,"
Kyuhyun menghela nafas mengalah, "Baiklah,"
Dan Kyuhyun pun mulai memakan makan malamnya sementara Sungmin hanya memperhatikan dari sebrang meja, seperti biasa Kyuhyun akan selalu memuji masakan Sungmin yang memang luar biasa enak. Ini lah salah satu alasannya selalu mengusahakan untuk makan malam dirumah, masakan Sungmin jauh lebih baik daripada masakan restoran termahal dikota.
"Bagaimana hari mu disekolah?" tanya Kyuhyun disela-sela makannya.
Melihat noda saus disudut bibir tunangannya, Sungmin beranjak maju dan mengusap noda itu dengan tangannya sebelum menjawab, Kyuhyun tersenyum kecil mendapat perhatian kecil itu.
"Hari ku baik, sejauh ini tidak ada kendala apa-apa. Hanya saja aku sedikit kasihan dengan anak-anak didik ku, gara-gara peraturan jam tambahan setelah pulang sekolah sepertinya membuat mereka sangat kelelahan," keluh Sungmin.
"Kau juga terlihat lelah," sahut Kyuhyun,
Sungmin mengangguk, "Tentu saja lelah, mana ada pekerjaan yang tidak membuat lelah, tuan CEO," Sungmin menjulurkan lidahnya, meledek Kyuhyun.
Kyuhyun berdecak, "Selalu kau dan mulut mu itu,"
Sungmin tertawa kecil, "Bagaimana pekerjaan mu dikantor?"
"Sebenarnya ada sedikit masalah hari ini, makanya rapat tadi berlangsung lama, tapi tenang saja semua sudah teratasi. Selebihnya tidak ada yang menarik, hanya pekerjaan kantoran yang monoton," lapor Kyuhyun.
Sungmin mengangguk, "Kau sudah mengosongkan jadwal mu untuk besok, kan?" tanya Sungmin.
"Geurom,"
"Pastikan kau jangan terlambat, acara pemberkatannya jam sepuluh pagi, aku akan berangkat lebih pagi darimu," ingat Sungmin.
Kyuhyun menyelesaikan makannya dan meneguk air mineral yang disediakan Sungmin, "Kau sudah mengingatkan ku hampir setiap jam hari ini, mana mungkin aku lupa,"
Sungmin beranjak bangun, mulai memberesi meja makan, "Tentu saja, ini acara suci, sebuah pernikahan Kyuhyun! Mana mungkin kau bisa terlambat,"
Kyuhyun menatap punggung Sungmin, "Ya, baiklah,"
Sungmin tidak menanggapi, ia memilih untuk fokus mencuci piring-piring kotor sementara Kyuhyun memilih untuk menonton televisi. Walaupun sedang asik menonton saluran televisi yang sedang menayangkan pertandingan sepak bola klub kesukaannya, Kyuhyun tidak bisa fokus, berkali-kali ia melirik Sungmin yang kini sedang merapihkan piring di rak.
Kyuhyun langsung memalingkan wajahnya ke televisi ketika Sungmin selesai.
"Aku akan langsung tidur, jika sudah selesai menonton tolong matikan semua alat elektronik yang masih menyala, selamat malam," ucap Sungmin di depan pintu kamarnya.
"Baik, Mom. Selamat malam, aku mencintaimu," teriak Kyuhyun sambil tertawa kecil,
Pintu dibanting dengan keras, bersamaan dengan teriakan Sungmin, "Aku juga mencintai mu, idiot!"
Dan Kyuhyun pun tertawa terpingkal-pingkal mendengar ucapan selamat malam yang 'luar biasa' itu.
.
.
.
Keesokan harinya.
Sungmin menatap pantulan dirinya di cermin sambil tersenyum. Ia menggenggam erat sebuah bucket bunga ditangannya sambil sesekali menghembuskan nafas nya pelan, berusaha menghilangkan gugup didalam dirinya.
Sungmin tampak cantik dalam balutan gaun putihnya, wajahnya kelihatan sangat cantik walau hanya di make up tipis oleh penata rias dari Wedding Organizer yang mengatur segala sesuatu untuk acara ini. Rambutnya yang panjang kini disanggul sederhana namun tetap meninggalkan kesan modern, memperlihatkan leher jenjang nya yang putih dan juga seksi. Tak lupa sebuah tiara cantik tersemat dengan indah di sanggul nya.
Sungmin tampak sangat sempurna. Benar-benar cantik.
"Pengantin perempuan silahkan ke altar," pekik seorang petugas WO, kemudian kembali menghilang dengan kesibukannya.
'Semoga saja si bodoh itu sudah bangun dari tempat tidurnya, kalau dia sampai tidak datang, awas aja,' geram Sungmin dalam hati. Ia mengecek ponselnya dan belum melihat tanda-tanda dari tunangannya.
Sungmin menghembuskan nafasnya pelan, melirik pada Hyukjae dan Ryeowook yang ada disebelahnya, tampak gugup sama seperti dirinya. Ryeowook tampak cantik dalam balutan gaun yang sama dengan yang dipakai Sungmin, hanya saja Ryeowook tidak menyanggul rambutnya seperti Sungmin. Gadis itu hanya mengepang rambut nya dengan kepangan sulit saja, namun sama sekali tidak mengurangi kecantikan gadis mungil tersebut.
"Hyukkie, kajja," ajak Sungmin, mengulurkan tangan kanannya pada Hyukjae yang tampak gugup. Bahkan sangat gugup.
Hyukjae tampak luar biasa cantik, gaun pengantin terusan panjangnya terlihat sangat pas ditubuh rampingnya. Make up nya lebih tebal daripada make up Sungmin dan Ryeowook, tentu saja.
Ryeowook ikut mengulurkan tangannya pada Hyukjae dan membantu nya berdiri.
"Aku sangat gugup, bagaimana jika aku menghancurkan acara nya?" cicit Hyukjae, tangannya bergetar ketika mengamit kedua lengan sahabatnya.
Sungmin tertawa kecil, "Bagaimana bisa kau menghancurkan pernikahan mu sendiri, Hyukjae-ah?"
"Akhirnya kau menikah juga, Hyuk," ucap Ryeowook sambil tersenyum tipis menatap sahabat tersayangnya.
Hyukjae mengerucutkan bibirnya dan memandang kedua sahabatnya dengan mata berkaca-kaca, "Aku akan menikah, aku akan menikah dengan ikan jelek itu, dan kalian adalah pengiring ku, sahabatku adalah pengiring pengantinku,"
Sungmin dan Ryeowook tertawa keras mendengar ucapan Hyukjae, mereka pun akhirnya berhasil menghela Hyukjae agar mau melangkah keluar ruang pengantin wanita.
.
Acara pemberkatan pun selesai dengan sangat lancar. Kini tibalah saat yang paling melelahkan, resepsi.
Walau lelah, namun senyum tidak pernah lepas dari wajah Hyukjae dan Donghae selama acara berlangsung. Terlihat jelas rona kebahagiaan diwajah kedua nya ketika menyambut para tamu yang datang. Bahkan ketika jam sudah menunjukan pukul sembilan malam pun, kedua pengantin itu masih memperlihatkan senyum cerianya kepada para tamu yang hadir sampai akhirnya memutuskan untuk undur diri karena jemputan mereka untuk bulan madu sudah menunggu didepan hotel.
"Nikmati waktu kalian, jangan lupa oleh-oleh ya," Ryeowook memeluk Hyukjae erat sebelum akhirnya melepaskannya dan kembali kedalam rangkulan suaminya, Kim Yesung.
Sungmin melepaskan rangkulan Kyuhyun dipinggang nya dan berjalan menghampiri Hyukjae, dan tanpa kata langsung memeluk Hyukjae dan Donghae bergantian.
"Hey, kenapa menangis, eoh?" ucap Donghae ketika Sungmin langsung menubruk tubuhnya dan langsung memeluk erat kecil gadis itu.
Hyukjae hanya tersenyum maklum melihat Donghae dan Sungmin, ia sudah sangat tahu bagaimana hubungan keduanya, jadi dia sama sekali tidak masalah. Karna bingung apa yang harus dilakukan, Donghae pun memberi isyarat pada Kyuhyun untuk mendekat.
"Hey, kau kenapa, hm?" ucap Kyuhyun, perlahan-lahan menarik Sungmin dari dekapan Donghae dan merangkulkan tangannya ke pinggang gadisnya.
Sungmin menggeleng, "Aku bahagia, kalian bahagia. Jangan pedulikan airmata ini, nikmati liburan kalian dan bawakan aku keponakan saat pulang nanti ya,"
Donghae tertawa kecil, sedangkan Hyukjae menunduk karena malu,
"Sungmin-ah, kau ini bicara apa," bisik Hyukjae.
"Sebaiknya kalian segera berangkat, kalian pasti tidak mau ketinggalan pesawat bukan?" ucap Yunho mengingatkan.
Setelah berpamitan dengan semua yang ada disana, mobil Hyukjae dan Donghae pun perlahan melaju meninggalkan lobby hotel yang masih tampak ramai oleh beberapa tamu dan keluarga yang mengantar kepergian sepasang suami istri baru ini.
.
.
.
"Kau lelah?" tanya Kyuhyun, mencondongkan tubuh untuk memasangkan sabuk pengaman untuk kekasihnya, "Mau makan sesuatu sebelum pulang?"
Sungmin menggeleng, menyandarkan kepalanya ke jendela, "Aku lelah, kita langsung pulang saja, ya?"
Kyuhyun mengangguk, "Apapun untuk mu, sayang,"
Sungmin hanya mengangguk, setelahnya Kyuhyun langsung menyalakan mesin mobilnya dan bergegas meninggalkan lapangan parkir hotel dimana mobil mereka di parkir.
.
Kyuhyun melirik ke sebelah kanannya dan melihat Sungmin sedang menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Ini aneh, biasanya Sungmin akan terus mengoceh jika sedang didalam mobil bersamanya, apa karena terlalu lelah makanya gadis itu diam?
"Hyukjae dan Donghae… Mereka terlihat bahagia sekali, ya? Sama seperti saat Ryeowook dan Yesung oppa menikah tahun lalu," ucap Sungmin masih dengan pandangan keluar jendela.
Kyuhyun tanpa sadar menghela nafas lega ketika Sungmin akhirnya berbicara. Tapi Kyuhyun tidak bisa mengabaikan kesedihan didalam nada bicara kekasihnya, Kyuhyun tahu betul apa yang membuat kekasihnya sedih, dia tahu betul.
"Kita akan menikah, Min, itu pasti," ucap Kyuhyun lembut, mencoba mendapat perhatian Sungmin.
Kyuhyun berhasil, Sungmin akhirnya menoleh ke arahnya, "Tapi kapan? Usia kita sudah dua puluh lima tahun, bahkan kita sudah tinggal bersama setahun belakangan ini, Kyu,"
Kyuhyun menggeram, lagi-lagi pertanyaan yang sama, "Nanti, Min. Kau tahu aku belum siap menjadi seorang kepala rumah tangga, kita masih muda, nikmati saja dulu apa yang ada sekarang, kenapa kau selalu memusingkan hal-hal yang berbau pernikahan? Toh aku pun tidak akan kemana-mana,"
Sungmin menatap Kyuhyun dengan tatapan tidak percaya, bahkan Kyuhyun tidak menatapnya ketika mengucapkan kalimat itu. Sungmin mendesah pelan, memilih untuk mengalah dan kembali memalingkan wajahnya keluar jendela.
Tujuh tahun menjalin hubungan dengan Kyuhyun membuat Sungmin tahu satu hal. Kyuhyun takut berkomitmen, pemuda itu takut dengan pernikahan yang mengikat. Selalu seperti ini jika Sungmin mengungkit masalah pernikahan. Kyuhyun akan terus mengatakan 'nanti' dan 'nanti' bahkan tidak jarang mereka bertengkar karena masalah ini.
Tapi bukan hanya tinggal bersama yang Sungmin inginkan, melainkan sebuah komitmen, sebuah jaminan akan masa depan. Jaminan akan status dan posisinya dihati pemuda itu. Awalnya Sungmin memahami keinginan Kyuhyun untuk tidak menikah muda saat usia mereka dua puluh tiga tahun, tepat setelah mereka lulus kuliah. Tapi kini keadaannya sudah berbeda, usia mereka sudah dua puluh lima tahun, mereka sudah dewasa dan mapan. Apa lagi yang Kyuhyun tunggu?
Sungmin hanya bisa menghela nafas dan mulai memejamkan matanya ketika keheningan menguasai suasana didalam mobil selama sisa perjalanan pulang mereka.
.
.
.
Sungmin langsung berjalan masuk ke kamarnya ketika mereka sampai di apartement, Kyuhyun hendak menyusul ketika dengan cepat Sungmin menutup pintunya dan menguncinya dari dalam.
Kyuhyun mencoba mengetuk, "Sungmin-ah, jangan begini,"
"Aku lelah, bisakah kau biarkan aku beristirahat? Besok aku mengajar pagi," sahut Sungmin dengan pelan dibalik pintu.
Kyuhyun tahu betul, bahkan hanya dengan mendengar suaranya saja, ia tahu Sungmin sedang menahan tangis. Kyuhyun merutuki kebodohan dan kepengecutannya yang membuat tunangannya sampai menangis seperti ini.
"Baiklah, jaljayo, aku mencintaimu," Kyuhyun menunggu respon Sungmin.
Namun hening, Sungmin tidak membalas ucapan Kyuhyun. Dengan langkah gontai Kyuhyun pun berjalan memasuki kamarnya, sama sekali tidak tahu jika dibalik pintu kamar Sungmin, Sungmin sedang menangis tanpa suara.
.
.
.
Keesokan harinya.
Kyuhyun menguap lebar sambil meregangkan tubuhnya yang terasa kaku, ia menoleh dan melirik jam yang sudah menunjukan angka delapan, ia melotot kaget, sudah sesiang inikah? Ia pun bergegas keluar, dan benar saja apartementnya sepi.
Kyuhyun menghela nafas, Sungmin masih marah.
Kyuhyun berjalan ke dapur untuk mengambil minum dan melihat bahwa sarapan sudah siap di meja. Namun bukan itu yang membuat Kyuhyun mendekat, melainkan note yang ada diatas tutup panci makanannya.
"Maaf tidak membangunkan mu, kau terlihat sangat lelah hingga aku tidak tega membangunkan mu, sarapan dahulu ketika hendak bekerja, jangan lupa membawa air mineral untuk dibawa ke kantor. Maaf juga tidak bisa menyapa mu secara langsung karena aku ada kelas pagi ini, -LS."
Kyuhyun tersenyum senang, beginilah Sungminnya. Semarah apapun dia dengan Kyuhyun, tunangannya itu pasti akan tetap memperhatikannya. Kyuhyun merasa sangat beruntung memiliki Sungmin.
.
.
.
"Jadi kalian sedang dalam perang dingin sejak semalam?" tanya Ryeowook, menatap Sungmin pengertian.
Sungmin mengangguk pelan, sedang asik menatap kesekeliling café langganannya dan kedua sahabatnya ketika ingin hang out disela-sela kesibukan masing-masing. Berhubung Hyukjae sedang bulan madu, kini hanya ada Sungmin dan Ryeowook saja lah yang absen hari ini.
"Aku tidak mengerti, sampai kapan Kyuhyun akan terus begini? Takut pada pernikahan…" ucap Sungmin diakhiri dengan helaan nafas.
Ryeowook menggengam tangan Sungmin erat, "Sungmin-ah, mungkin benar jika Kyuhyun belum siap. Kau harus lebih bersabar mulai sekarang, banyak kok pria dewasa yang masih takut pada komitmen pernikahan," Ryeowook tersenyum tulus, "Tugas mu sekarang adalah menyakinkan Kyuhyun bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan soal komitmen dan pernikahan, kau bisa kan melakukannya?"
Sungmin mengangguk mantap, "Tentu saja aku bisa!"
.
.
.
Kyuhyun menatap layar ponselnya dan menghela nafas ketika tidak mendapatkan kabar dari tunangannya. Ini sudah jam makan siang dan Sungmin masih belum mengabarinya. Kyuhyun meletakkan ponselnya dimeja dengan raut wajah lesu, sepertinya Kyuhyun harus makan siang sendiri hari ini.
Ketika Kyuhyun sedang memejamkan sejenak matanya, terdengar suara sekretarisnya dari pengeras suara yang mengatakan bahwa kakak laki-laki nya sedang menunggu di luar. Kyuhyun menjawab melalui telepon dan menyuruh sekretarisnya untuk membukakan pintu untuk kakak nya.
Selang beberapa detik kemudian, Hangeng pun masuk ke dalam ruangan Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum simpul, mengisyaratkan kakak nya untuk duduk di sofa diruangannya.
"Ku lihat ruangan mu tertutup rapat, jadi ku simpulkan kau sedang mengurung diri, aku benar?" tebak Hangeng dan seratus persen benar.
Kyuhyun beranjak dari kursinya dan berjalan menuju sofa, "Hanya sedang menunggu kabar dari seseorang,"
"Sungmin?" tanya Hangeng, Kyuhyun mengangguk, "Kalian bertengkar? Sepertinya kemarin kalian baik-baik saja di pesta Hyukjae,"
Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya di sofa, menyadarkan punggungnya ke punggung sofa yang empuk, "Kami bertengkar setelah nya, masih masalah yang sama, pernikahan,"
Hangeng mengangguk mengerti, "Wajar jika Sungmin mulai mempertanyakan kelanjutan hubungan kalian, kalian berpacaran sudah lama sekali dan kalian sudah bertunangan selama tiga bulan, wajar jika Sungmin mulai bertanya tentang pernikahan,"
Kyuhyun menghela nafas, "Bahkan Kibum dan Hanni baru menikah setelah bertunangan selama lima tahun, Hyung. Sedangkan aku, aku dan Sungmin bertunangan baru tiga bulan,"
"Pabo! Kibum dan Hanni bertunangan selama lima tahun sebelum menikah karna usia mereka saat itu belum cukup mapan untuk menikah. Sedangkan usia mu dan Sungmin? Kalian seharusnya sudah memiliki minimal satu anak di umur segini,"
Kyuhyun memutar bola matanya malas, "Ayolah, kami baru dua puluh lima,"
"Mungkin bagi mu ini hanya angka, tapi bagi seorang perempuan usia itu sesuatu yang serius. Aku tidak akan memaksa mu untuk mengambil keputusan, tapi ada baiknya jika kau mulai memikirkan pernikahan mulai sekarang, Kyu. Kau tidak akan tahu apa yang terjadi besok, bagaimana jika suatu hari nanti Sungmin mulai lelah dengan sikap mu ini dan menemukan pria yang tidak takut akan komitmen pernikahan dan melamarnya? Kau siap jika itu terjadi?"
Kyuhyun menatap tajam kakaknya, "Itu tidak akan terjadi, Hyung. Jika pun Sungmin akan menikah, dia pasti akan menikah, dan pria itu harus aku. Tidak akan ada pria lain yang pantas mendampingi Sungmin kecuali aku,"
"Kalau begitu segera lah nikahi Sungmin," Hangeng beranjak bangun dari duduknya, "Aku akan makan siang dengan Heechul dan Hanchul, kau mau bergabung?"
Kyuhyun mengangguk, mulai beranjak dari duduknya, "Aku ikut,"
.
.
.
"Ku dengar pemilik yayasan sekolah tempat mu akan datang minggu ini?" tanya Ryeowook setelah memasukan suapan makan siang nya.
Sungmin mengangguk, "Menurut berita yang beredar disekolah dia akan datang minggu ini. Tapi ada yang aneh sebenarnya,"
"Apa yang aneh?"
Sungmin menopang dagu nya dengan telapak tangannya, "Ku dengar bisnis nya tidak hanya dalam bidang pendidikan, melainkan banyak bidang yang ia geluti, tapi dia memilih untuk mengajar di sekolah kami. Memang nya dia tidak cukup sibuk dengan bisnis nya yang lain?"
Ryeowook mengangkat bahunya, "Mana ku tahu, tapi mungkin saja sebenarnya bos mu itu memang lebih tertarik dalam bidang pendidikan. Memang rencana nya bos mu akan mengajar mata pelajaran apa?"
"Sejarah dan Bahasa asing, setahu ku, aku juga tidak terlalu tahu," Sungmin mengangkat bahunya dan mengecek jam tangannya, ia memekik ketika mengetahui jam makan siangnya sudah lewat hampir setengah jam.
Sungmin segera bergegas merapihkan barang-barangnya, ia tersenyum meminta perhatian pada Ryeowook, "Aku harus kembali,"
Ryeowook mengangguk, "Kembalilah, kali ini biar aku yang membayar,"
Sungmin tersenyum sumringah, "Baiklah, sampai jumpa lagi," dan ia pun langsung bergegas meninggalkan café tersebut dengan langkah tergesa-gesa.
.
.
.
Kyuhyun memarkirkan mobil nya di basement dan bergegas keluar dari mobil nya dengan tangan kanan yang menggenggam plastik putih besar berisi bahan makanan. Tadi pagi dia memang melihat bahwa bahan makanan di kulkas nya sudah mulai menipis, dan Kyuhyun berniat mengisinya beberapa, tentu saja dengan daging kesukaannya.
Kyuhyun tersenyum tipis melihat mobil Sungmin yang terparkir dengan jarak tiga mobil dari mobil Kyuhyun, jika ada mobilnya, itu berarti Sungmin sudah pulang dan semoga saja kekasihnya itu sudah tidak marah lagi dengannya. Dia benar-benar tidak tahan diacuhkan seharian ini oleh Sungmin.
Kyuhyun melihat layar lantai didalam lift sambil menghela nafas, pekerjaan nya hari ini cukup membuatnya kelelahan belum lagi masalahnya dengan Sungmin yang belum selesai. Beruntung kali ini hanya ada dirinya lah didalam lift, jadi tidak akan ada yang melihat betapa kacau nya seorang Cho Kyuhyun hari ini.
TING!
Kyuhyun keluar dari lift begitu pintu lift terbuka, ketika ia keluar seorang wanita masuk ke dalam lift dan pintu lift pun tertutup dibelakang Kyuhyun yang terdiam. Ia sepertinya mengenali wanita tadi, walaupun hanya melihat sekilas dan tidak fokus tapi Kyuhyun merasa seperti mengenali wanita tadi.
Kyuhyun menoleh kebelakang pada lift yang sudah tertutup itu. ia mengerutkan dahinya, mencoba mengingat-ingat, namun akhirnya menyerah karena mendapati jalan buntu. Ia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dan melangkah menuju pintu apartementnya.
.
.
.
Sungmin sedang asik menonton film kesukaan nya ketika pintu apartement terbuka, tanpa menoleh atau melirik pun ia tahu kalau Kyuhyun yang datang. Memang siapa lagi yang bisa masuk sesuka hati kesini selain dia dan Kyuhyun?
Sungmin melirik Kyuhyun, dan mengeryit ketika melihat kantung belanjaan ditangan kanan pria itu, "Kau berbelanja?" tanya Sungmin.
"Akhirnya kau mengajak ku bicara," Kyuhyun tersenyum lebar, "Ya, tadi pagi ku lihat persediaan di lemari es sudah mulai menipis jadi ku putuskan untuk belanja sedikit,"
Sungmin mengangguk, "Baiklah, letakkan saja di pantry. Lekas mandi dan bergabunglah dengan ku,"
Senyuman Kyuhyun semakin melebar, "Baik!" ia pun segera melakukan apa yang Sungmin suruh tadi.
Sungmin kembali fokus pada tontonan nya, ketika mendengar suara pintu kamar mandi tertutup, perlahan-lahan bibir mungilnya terangkat keatas membentuk sebuah senyuman yang manis.
.
.
.
Kyuhyun selesai melakukan acara mandi nya setelah hampir setengah jam berada dikamar mandi, setelah selesai berpakaian dan menaruh handuk yang ia pakai ke tempat handuk ia pun memutuskan untuk langsung bergabung dengan Sungmin yang masih asik menonton.
"Kau sudah makan malam?"tanya Sungmin ketika Kyuhyun duduk disampingnya.
"Tadi Hangeng hyung mengajak ku makan malam dahulu sebelum pulang, kau sudah makan malam?" tanya Kyuhyun kembali.
Sungmin mengangguk, menyandarkan kepalanya ke pundak Kyuhyun, "Aku sudah makan malam," katanya dengan pandangan masih menatap lurus ke arah televisi.
Kyuhyun mengangguk, dalam hati tersenyum puas. Ia melingkarkan lengannya ke pinggang Sungmin dan menarik kekasihnya untuk lebih merapat padanya. Kyuhyun lagi-lagi tersenyum cerah ketika mendapati Sungmin tidak memprotes tindakannya.
Itu berarti Sungmin sudah memaafkannya.
.
.
.
TBC/End?
Haii everbadeehh… hihi^^
Oke aku mau chit and chat buat yang bertanya-tanya siapa sosok Jack di ff ini, sebenarnya aku tidak memakai cast asli untuk sosok Jack, jadi dia Cuma khayalan belaka untuk melengkapi cerita.
Cerita di ff ini lanjutan dari cerita ff kemarin ya, Cuma ini kehidupan Kyumin setelah tujuh tahun mendatang, dan soal Kangteuk yang kenal sama Khuntoria gak aku jelasin secara detail soalnya gak akan fokus kesana, tapi mungkin pas bagian klimaks ff ini akan aku jelaskan sedikit.
Dan maaf, gak bisa balas review seperti biasa, mungkin mulai chapter depan yaa^^
Tengkyu banget, pelukcium sebesar-besar nya buat pembaca, pereview, kalian luar biasa! Terima kasih buat bimbingannya di ff-ff ku yang kemarin, semoga gak bosen dengan apa yang aku tulis, mohon bimbingannya^^
Gimana? Merasa tertarik kah? Inisih udah ketebak banget ya konflik nya apa, cerita begini udah pasaran banget, tapi pasti akan ada yang beda kok. penasaran? Yuk di vote, kalo banyak yang mau lanjut ya aku lanjut kalo sedikit yang mau lanjut terpaksa gak lanjut hehe.
Jadi, bagaimana?
Silahkan vote di kolom review^^
