GOOD MORNING KISS

DRRR! © Ryohgo Narita

This Story contains MALExMALE relationships

Shizuo POV

"-Chan.. Shi.. ann. Shizu-chan!"

Entah kenapa, tiap aku bangun orang pertama yang kulihat adalah orang yang sangat menyebalkan dalam hidupku.

"Shizu-chan, ohayo~"

Aku menghembuskan nafasku setelah melihat sosok didepanku yang sedang tersenyum itu.

"Bisakah berhenti datang kerumahku tiap pagi, kutu? Aku benci harus melihatmu tiap kali aku bangun!"

"Heh.. salahmu sendiri susah dibangunkan, Shizu-chan! Namiko-san yang memintaku datang untuk membangunkanmu tiap hari."

Yah, memang benar sih. Setelah si brengsek ini muncul, entah kenapa aku sudah tidak pernah terlambat kesekolah.

"Shizuo-kun, ayo cepat berkemas. Jangan buat Izaya-chan menunggu lama!"

Dan sialnya Ibuku mulai menyukai si-brengsek ini.

"IZAAYAAAA!" Teriakku kesal, tentu saja bukan tanpa alasan aku meneriakkan nama si kutu itu. Ia selalu mencari gara-gara denganku, seperti sekarang ini. Aku mendapati wajahku penuh coretan tidak jelas, dan hanya seorang yang berani melakukannya padaku. Izaya Orihara.

"Oh, hai Shizu-chan! kenapa wajahmu?" si kutu itu hanya tersenyum tidak bersalah padaku.

"Kenapa katamu? Sudah jelas ini ulahmu, brengsek!" sebelum akhirnya aku melemparnya ke planet Mars, bell jam pelajaran telah berbunyi. Dengan kesal aku melepas cengkramanku dari baju merahnya. Mau tidak mau aku harus mengurungkan niatku, lebih baik daripada harus berdiri berjam-jam sambil diceramahi di ruangan konseling. Izayapun memamerkan senyum kemenangannya padaku.

o0o0o

"Ohayo tukang tidur~" Lagi. Wajah itu selalu muncul ketika aku membuka mataku. Tapi kali ini.. dekat.. wajahnya terlalu dekat!

"Woa! A-apa yang kau lakukan?"

"Hahaha.. kau lucu Shizu-chan, cepat ganti bajumu. Aku tidak ingin terlambat."

Apa-apaan tadi? Jantungku seperti mau meledak.

"Oh, Shizu-chan menurutmu mana yang lebih menarik?"

"Melihatmu lenyap selamanya."

"Bukan itu maksudku, Shizu-chan! Minggu depan Festival Kebudayaan Sekolah kita, menurutmu sebaiknya kelas kita akan membuat Rumah Hantu atau Maid Caffe?"

"Terserah, aku tidak peduli."

"Mou.. dasar Shizu-chan!"

Ngomong-ngomong soal Festival, mungkin tidak buruk juga. Para guru dan murid sibuk dengan berbagai persiapan, aku bisa memakai semua waktu luangku untuk tidur selama persiapan…

"Shizu-chan bangun!" Tiba-tiba saja suara menyebalkan mengganggu tidurku.

"Jeez.. jangan ganggu tidur siangku, kutu."

"Bisa-bisanya kau tidur! Kenapa kau tidak menggunakan waktu luangmu untuk bantu-bantu di kelas?"

"Kenapa harus aku?"

"Karena aku menyuruhmu. Ayo kembali ke kelas!" dia menarik lenganku seenaknya.

"Oy, kutu!"

o0o0o

"Shizuo-kun, kenapa kau tidak pernah mengajak Izaya-chan main kesini lagi?" aku sedikit terkejut mendengar pertanyaan acak dari Ibuku.

"…a-aku tidak pernah mengajaknya main! Dia sendiri yang seenaknya datang. Lagi pula dia sibuk karena festival sebentar lagi!"

"Hmm.. bagaimana kalau kau ajak dia makan malam disini?"

"Hah? Kenapa harus aku? Dan kenapa aku harus makan malam bersama si kutu?"

"Tidak ada salahnya, 'kan? Dia juga sudah mau repot-repot membangunkanmu tiap pagi, dan setelah dipikir-pikir, nilai pelajaranmu jadi bagus karena Izaya-chan yang mengajarimu, bukan?" Ugh. Aku ingin sekali menyangkal semua kata-kata Ibuku tapi tidak bisa. Karena semua itu memang benar. Dan jangan salahkan aku kalau cara mengajar Izaya lebih mudah dimengerti.

"…baiklah." Jawabku sedikit mendesah.

Untunglah Izaya sedang sendirian mngerjakan tugas-tugasnya. Lebih mudah mengajaknya jika tidak ada yang menggangu.

"Oy, kutu, Ibuku mengajakmu makan malam dirumahku malam ini.." aku menggaruk kepalaku mencoba menghiraukan suasana canggung ini. Semoga saja dia tidak menertawakanku.

"Namiko-san? Oh, tentu saja aku mau. Trima kasih sudah mengundangku, Shizu-chan!" dia tersenyum senang kearahku. Oh ya ampun, kenapa si kutu ini memasang wajah seperti itu?

"Bukan aku yang mengundangmu! Dan bisakah kau tidak memanggilnya seperti itu? Tidak Ibuku, tidak namaku." aku bertaruh dia tidak pernah mendengarkan kata-kataku yang satu ini.

"Kenapa? Namiko-san yang menyuruhku memanggilnya seperti itu. Dan tidak, Shizu-chan. Shizu-chan nama yang pantas untukmu~" Benar 'kan? Dia tidak pernah mendengarkanku. Dasar kutu sialan.

"Apa malam ini akan ada pesta?" tanya Kasuka. Tentu saja dia heran karena Ibu memasak banyak makanan enak malam ini.

"Tidak, Kasuka. Orang paling menyebalkan akan makan malam bersama kita malam ini."

"..Izaya-san muksudmu, Nii-san?"

"Yah, siapa lagi orang paling menyebalkan selain dia?!"

"Tapi yang kulihat.. Nii-san yang paling senang makan malam bersamanya, bukan?"

"Ap-Hah? kenap- aku tidak.. Y-yang benar saja?!" Sial. Entah kenapa semua perkataanku jadi tidak karuan. Sebelum aku mengoreksinya, terdengar suara bel dari arah pintu masuk. Tidak lama kemudian Ibuku langsung membuka pintu untuk memastikan siapa yang datang.

"Konbanwa." Suara itu! aku panik sejenak. Dan Kasuka melontarkan pandangan curiga padaku.

"Oh, Izaya-chan, irasshai!"

"Terima kasih sudah mengundangku makan malam disini. Ah, aku membawa makanan penutup untuk-"

"Ah-ha, terima kasih Izaya-chan, tapi kau tidak usah bersikap seperti tamu malam ini. Anggap saja rumah sendiri." Ibuku menyela perkataannya dan kemudian memasukan kotak pemberian Izaya kedalam lemari es. Tercium aroma manis dari sana.

"Hai Shizu-chan, Kasuka." Dia melambaikan tangannya kearahku dan Kasuka, sebelum akhirnya mengikuti Ibuku kearah dapur.

"Mohon tunggu sebentar lagi yah, Izaya-chan."

"Kalau begitu biar kubantu, Namiko-san."

"Hmm.. kau santai saja disana sambil menunggu persiapan."

"Tapi malam ini aku bukan tamu, jadi biarkan aku membantu."

"Ah, baiklah. Bisa tolong letakan ini di meja?"

"Tentu."

Terdengar pembicaraan murahan dari arah dapur. Entah sejak kapan, mereka berdua jadi akrab. Membuatku merasa tidak enak saja. Aku dan Kasuka akhirnya duduk di meja makan, kemudian diikuti Ayahku yang baru keluar dari kamarnya.

"Wah Izaya-chan ternyata juga pandai memasak yah?"

"Yah, aku biasa melakukannya karena orang tuaku jarang ada dirumah."

"Duh, kau pasti bisa jadi calon istri yang baik!"

"Ano.. Namiko-san, aku ini laki-la-"

"Bagaimana? Mau menikahi Shizuo-kun?"

"EHH?!" "Y-yang benar saja!" teriakku berbarengan dengannya, menyangkal pertanyaan tidak jelas dari Ibuku. Wajahku mulai memanas dan kulihat wajah si kutu sejenak, dia sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Aw kalian ini benar-benar lucu, aku hanya bercanda kok." Itulah yang dikatakan Ibuku setelah hampir membuatku jantungan.

"Tapi.. sepertinya Nii-san yang paling ingin menikahi Izaya-san"

"Kasuka!" Tidak lagi, kenapa semua orang ingin sekali mengganggu kehidupanku. Sampai Ibuku dan adikku sendiri. Disisi lain, Ayahku hanya diam saja sambil menyantap hidangan di atas meja. Jeez.. Hari yang menyebalkan.

"Kalau begitu aku permisi dulu. Terima kasih atas hidangannya."

"Tentu. Sering-sering main kesini ya. Shizuo-kun, jangan lupa antar Izaya-chan!"

"Yaah.." jawabku sedikit mendesah.

"Maaf soal tadi. Sepertinya Ibuku benar-benar menginginkan anak perempuan, dia juga menganggapmu begitu waktu pertama kali kau datang, bukan?" Jeez.. salahmu juga punya wajah manis seperti itu. Tunggu, barusan aku menganggapnya apa? Tidak, aku tidak menganggapnya manis!

"Bukan masalah, Shizu-chan. Aku tidak menghiraukannya kok!" tidak menghiraukan bagaimana? Padahal tadi wajahmu sudah semerah tomat.

Waktu terasa begitu cepat. Padahal aku yakin, jarak stasiun dengan rumahku tidak sedekat ini.

"Sampai disini saja. Aku bisa naik kereta sendiri." Katanya memecah keheningan.

"Baiklah kalau begitu. Oyasumi!" aku bersiap membalikan badanku kearah lain, tapi gerak-geriknya menunda aksiku. Bukan cengiran seperti biasa, bukan juga lambaian tangan atau sorakan yang ia lakukan. Tapi.. dia malah menundukan kepalanya sebelum akhirnya menjawab.

"O-oyasumi.."

Tunggu, apa barusan si kutu ini.. malu?


Thank's for reading! Mind to review? :)