Disclaimer: Semuanya bukan milik saya, kecuali saya bisa merampas hak milik dari Tadatoshi Fujimaki-sensei #plak!
Covered by: Christopher Mizutto
Genre: Humor/Parody
Warning: Jayus, OOC, TYPO, TYPO, OOC, TYPO. (?)
Extra Warning: Hanya sebuah Fic parody. tanpa ada maksud menjelek-jelekan atau melakukan pencemaran nama baik suatu merek atau jasa tertentu.
Special Warning: Saya sebagai author tidak bertanggung jawab kalau misalnya anda shock dan tanpa sengaja membanting entah itu PC, Laptop, ato HP anda. Atau jika anda patah tulang, diare, mirgen, etc. Jangan dibawa kedokter, karena dokter nggak akan bisa menyembuhkan efek samping setelah baca fic ini.
Hanya kumpulan fic pendek parodi iklan-iklan karya anak indonesia. Kalo nggak suka, ya nggak suka. Nggak mau baca, ya nggak usah baca.
[Mintang Toejueh Masuk Angin ver. Aomine Bejo]
Disuatu pasar tradisional, terdapat 2 orang yang menjadi pusat perhatian. Yang satu berambut gondrong dengan kacamata dan senyum yang aneh, yang satunya item dekilan dengan rambut cepak berwarna biru tua.
"Eh, pak Aomine, ihihi~" ujar cowok berambut gondrong yang kemudian diketahui diperankan oleh Imayoshi dengan nada ala ibu-ibu baru dapet arisan. Aomine, cowok berambut cepak itu cengar-cengir dan salaman sama Imayoshi. Setelah selesai salaman, Imayoshi senyum-senyum sendiri dan memandangi tangannya dengan tatapan jijik. Aomine dengan tetap mempertahankan cengirannya membalikkan badannya dan menatap ke arah kamera. Tiba-tiba, mukanya di zoom dan memenuhi layar.
"Saya itu bejo, benar-benar mirip Joko*i, KW 2" ujar Aomine dengan mata melotot sambil cengar-cengir. Kemudian layar memperlihatkan adegan dimana Aomine nyalim-nyalimin ibu-ibu yang cekikikan sendiri liat imayoshi yang masih senyum-senyum ngeliatin Aomine. Lalu habis salim-saliman, layar kembali menzoom muka nista Aomine bersama Imayoshi dibelakangannya yang lagi cengar-cengir.
"Sifat mirip. Bersih, jujur, ojo dumeh," kata Aomine lagi. Tiba-tiba Imayoshi terbatuk-batuk dan dengan bijak, kameramen kembali menzoom muka Aomine. Memperlihatkan bibirnya yang monyong-monyong.
"Suka Blusukan juga," kata Aomine dengan bibir monyong yang di zoom on.
"Nggak takut masuk angin! Masuk angin, minum Mintang Toejueh Masuk Angin." Akhirnya saat yang ditunggu-tunggupun tiba, muka Aomine diblur sampe nggak keliat lagi. Yang terlihat jelas cuma sebuah saset warna kuning mencurigakan. Adeganpun berganti jadi Aomine yang lagi minum jamu nista itu sambil geleng-geleng.
"Aromaterapi...langsung hangat! angin minggat! Bukan KW-Kwan!" kata Aomine sambil melambai-lambaikan tangannya kearah kamera. Pria dekil itu udah nggak tahan lagi cengar-cengir. Untungnya, sang sutradara mengerti dan mengganti fokus kamera ke saset jamu nista tadi.
"Orang bejo, minum Mintang Toejueh Masuk Angin."
[Jeng Jeng ver. Momoi cool class's Ingredient]
"Jeng Jeng presents, ingredient of a cool class."
Layar menunjukan setting ruangan kelas dimana ada seorang cewek berambut pink sedang duduk di kursinya sambil ngelus-ngelus mejanya seakan-akan nggak pernah punya meja.
"Meja baru." Terdengar suara misterius yang muncul entah dari mana. Momoi, cewek berambut pink tadi, yang kebingungan cuma noleh sana, noleh sini.
Kemudian dengan alaynya gadis itu menolehkan kepalanya ke kiri dan menemukan komputer pentium 4 berjejer di bawah jendela kelas.
"Komputer." suara itu kembli terdengar. 'Iye, gue juga tau itu komputer, kale!' batin Momoi, akhirnya cuma ngangguk-angguk sambil munyun-munyun (?) sendiri.
Lalu disaat di lagi dongkol-dongkolnya sama suara aneh itu, tiba-tiba seorang guru dateng. Tinggi, jangkung dan item, diperankan oleh Aomine.
"Guru yang ganteng." Kali ini, begitu mendengar suara itu, Momoi jadi makin dongkol. Plis, deh...masa si empunya suara tidak bisa membedakan antara cowok ganteng dan asinan tongkol?
"Morning class," ujar guru item itu sambil duduk di meja guru dengan gaya sok keren padahal mukanya udah kaya om-om mesum. Momoi ternganga dan bergumam, "Ah, shit." Dia berani bertaruh, bahasa inggris yang guru itu bisa ucapkan Cuma 'Morning clas' dan 'This is a pen' doang.
Lalu Momoi pura-pura acuh dengan memankan rambut pinknya, hingga tiba-tiba dateng lagi cowok dan duduk disebelahnya. Dia menoleh dan menemukan kapten tim Yosen, Kenichi Okumura, duduk disebelahnya sambil ngipas-ngipas pake kipas sate.
Sebagai cewek normal, Momoi langsung memalingkan kepalanya dan memasang tampang jijik. Kalau misalnya cuma cowok gendut aja nggak masalah. Lah, ini? Cowok bongsor, jelek, udah gitu baunya kaya comberan plus make kacamata item dan senyum-senyum nggak jelas.
"Ah, sayang belum komplit! Untung ada Jeng Jeng, lengkapi bahagiamu," suara nista itu kembali membahana. Si kapten Yosen ngeluarin sebungkus makanan ringan berwarna coklat dari saku belakang celananya dan memberikannya kepada Momoi. Entah karena kena santet ato apa, Momoi pun makan tu makanan dan jadi senyum-senyum sendiri sambil memandangi si kapten Yosen yang masih senyum-senyum nista.
"Jeng jeng, Unstoppable enjoyment"
[Piiiiiiipsonden ver. Sikat gigi malam bersama kang Akashi dan Murasakicchi]
"Piiiiiiipsonden mempersembahkan, kang Akashi dan Murasakicchi."
Disebuah kamar mandi, terdapat 2 orang cowok lagi asik ngaca sambil megang-megang sikat gigi. Yang satu pendek dengan rambut merah, dan yang satunya lagi jangkung, berambut ungu, make topeng dengan jubuah merah dan terpaksa nundukkin kepala saking tingginya. Kemudian, cowok tinggi itu, Murasakibara, memegang sikat giginya dengan kedua tangan dan mengayun-ayunkannya dengan bibir dimonyongkan.
"Tau, nggak, ksatria malem nggak bisa ngalahin monster yang makanin gigimu setiap malem," ujar Akashi, cowok cebol tadi. Si Murasakibara berhenti ngayun-ngayun sikat gigi dan terdiam, intropeksi diri.
"Yang bener, kang?" tanya Murasakibara entah kenapa percaya aja dengan ucapan Akashi.
"Beneeer, tapi kamu bisa bantu ngalahin mereka," balas Akashi. Dia menggoyang-goyangkan sikat giginya dan menggembungkan pipi dengan sok imut.
"Oke, aku akan kalahin semua!" teriak Murasakibara sambil mengacungkan sikat giginya ke depan kamera. Dia dengan sigap dan terlatih, mengambil odol dan mengolesinya pada sikat giginya.
"Ayo, sikta giginya!" balas Akashi, tak kalah semangat. Kedua makhluk nista itupun menyikat giginya bersama-sama. Kemudian tiba-tiba layar menunjukkan adegan dimana Akashi mengibas-ngibaskan jubah merah Murasakibara dengan semangat 45, matanya bakan melotot dan mengelurkan efek suara. Murasakibara sendiri ikut terbawa suasana, mengangkat tangannya dan berpose ala superman lagi terbang dengan sikat gigi yang masih nyantel dimulutnya.
Lalu adegan kembali berganti, kali ini memperlihatkan usaha nihil Akashi yang mau ngegendong Murasakibara. Dia sampe nahan nafas dan kembali memelototkan matanya. Dan akhirnya malah Murasakibara yang menggendong Akashi dipunggungnya dan dibawa lari-lari ngelilingin kamar mandi. Cowok berambut ungu itu lalu mengubah posisi gendongannya jadi seolah-olah Akashi kaya super hero yang terbang mengelilingi kamar mandi.
"Gyaaaa! Aaaa!" teriak Akashi antusias.
"Kang, jubahnya mana?" tanya Murasakibara. Akashi terdiam.
Dan adeganpun tiba-tiba berubah. Kali ini Akashi digendong keliling-keling lagi pake jubah merahnya Murasakibara yang kegedean.
Akhirnya, layarpun berganti. Menunjukkan sebuah odol dengan bungkus warna merah bertuliskan 'piiiiiiipsonden'.
"Sikat gigi pagi dan malam dengan piiiiiiipsonden"
Tsuzuku? / TBC? / Tubercolocis? / Bersambung / See you at next episode (?)
Nyehe~!
Sebenarnya, Mizutto punya niat besar menjadikan fic ini jadi Multi chapter. Tapi, jujur, Mizutto jarang banget nonton tivi. Kerjaannya cuma nontonin anime...#plak!
Apalagi kalo misalnya nonton tivi, kalo udah iklan biasanya Mizutto pindah stasiun tivi, nyari acara yang belum iklan. Jadi kurang update sama iklan yang sekarang...*digampar pake toa*
Makanya, kalo mau tetep lanjut, kasih Mizutto saran, ya, readers-tachi ^_^ Bahasa kerennya: ayo request iklan buat kelanjutan fic ini, yang nggak lucu juga boleh.
Boleh lewat review ato juga PM, ato kalo bisa telepati. Asal jangan gentayangin Mizutto aja kalo malem...
Mizutto tunggu, ya~! Demi kelangsungan Fic ini! Jya nee~
